Cobaan Rumah Tangga

Adryan seketika menghentikan langkah kakinya saat mendengar suara seorang wanita memanggil namanya dengan suara lantang. Dia pun menoleh dan mencari sumber suara lalu mendengus kesal saat melihat Amanda berjalan menghampiri dengan tersenyum begitu manisnya.

"Amanda? Ada apa lagi dia, astaga ..." Gumamnya mengusap wajahnya kasar.

"Kamu baru pulang?" Tanya Manda berdiri tepat di depan Adryan, postur tubuhnya yang tinggi dan langsing membuatnya sejajar dengan Adryan.

"Iya, saya baru saja mau pulang. Eu ... Saya duluan ya, Manda." Pamit Adryan mencoba untuk menghindar.

"Tunggu, ada yang ingin aku katakan sama kamu," cegah Manda meraih pergelangan tangan Adryan namun, segera di tepis oleh laki-laki itu.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, bukannya perjodohan kita sudah batal ya."

"Kata siapa?"

"Apa maksud kamu 'kata siapa?' bukannya kamu sudah jelas-jelas melihat dan bertemu dengan istri saya? Saya juga sudah punya satu orang putra lho?'' Tegas Adryan mengerutkan kening.

"Iya, aku tau. Tapi, keluarga kita belum memutuskan apakah perjodohan ini akan dilanjutkan atau tidak."

Adryan seketika mengusap wajahnya kasar lalu mendongakkan kepala mencoba menahan rasa kesal di dihatinya.

"Amanda, dengerin saya. Saya sudah beristri, mana mungkin kita masih meneruskan perjodohan kita ini? Apa kamu mau jadi istri ke dua? Tidak, kan?"

"Kata siapa tidak mau? Aku mau ko, lagipula kalian cuma nikah siri 'kan? Jadi kamu bisa ninggalin dia kapan saja."

"Gila kamu, Manda. Gilaaaaa ... Sampai kapanpun saya tidak akan pernah meninggalkan istri saya, karena apa? Karena saya mencintai dia, sangaaat. Satu lagi, saya akan segera mendaftarkan pernikahan kami secara negara agar tidak ada lagi yang mempertanyakan status pernikahan kami. Puas ..." Tegas Adryan penuh penekanan lalu pergi begitu saja meninggalkan Amanda dengan perasaan kesal.

'Dasar wanita gila,' (batin Adryan.)

Amanda mengepalkan kedua tangannya. Semakin laki-laki itu menolaknya maka semakin besar keinginannya untuk memiliki dia apapun yang terjadi. Selama ini, tidak ada satupun laki-laki yang berani menolak cintanya, apalagi menolak dinikahkan dengannya.

Sungguh sebuah penghinaan bagi seorang Amanda di tolak oleh laki-laki seperti Adryan. Apalagi, dia sudah terlanjur jatuh cinta kepada laki-laki itu membuatnya akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan Adryan tidak peduli meskipun dia harus menjadi seorang pelakor sekali pun.

"Lihat saja, Tuan Adryan yang terhormat. Aku akan segera menjadi istrimu yang sah, dan status pernikahan kamu dengan wanita itu akan selamanya berstatus siri. Aku akan melakukan segala cara agar perjodohan kita tidak akan pernah di batalkan." Gumamnya menatap geram punggung Adryan yang perlahan mulai menjauh benar-benar meninggalkan dirinya sekarang.

❤️❤️

Di perjalanan Adryan hanya diam termenung menatap ke arah luar jendela melayangkan tatapan kosong. Yuda sang supir pun nampak menatap wajah bosnya dari kaca spion dengan perasaan khawatir.

"Apa bos baik-baik saja?" Tanya Yuda tatapan matanya kembali menatap ke depan.

"Saya tidak baik-baik saya, Yud."

"Lho, kenapa? Seharusnya bos senang dong. Nyonya Kalista juga Den Putra sudah tinggal bersama bos sekarang. Bos tidak perlu lagi menempuh perjalan jauh lagi saat ingin ketemu sama mereka berdua.'' Tanya Yuda merasa heran.

"Entahlah, seharusnya saya tidak pernah membawa mereka ke sini. Tiba-tiba saja saya memiliki banyak kekhawatiran, dulu saya tidak se'khawatir ini lho. Sekarang saya justru merasa takut."

"Kenapa Tuan harus takut. Setiap rumah tangga pasti akan mendapatkan cobaannya masing-masing, tidak selalu datar-datar aja kayak jalan tol, ini adalah waktu yang tepat untuk Tuan membuktikan kepada Nyonya besar bahwa Tuan serius dengan pernikahan Tuan ini.''

Adryan kembali termenung menatap jalanan. Apa yang dikatakan oleh Yuda memanglah benar adanya. Selama ini, rumah tangga dirinya dengan sang istri yang telah dijalani selama 7 tahun lamanya memang mulus tanpa masalah sedikit seperti jalan tol tepat seperti apa yang dikatakan oleh supirnya itu.

Mungkin inilah ujian rumah tangga yang sesungguhnya? Inilah saatnya dia menunjukkan kepada dunia terutama kepada ibundanya bahwa, dirinya tidaklah salah dalam memilih seorang istri.

"Kamu pintar juga, Yuda. Padahal kamu belum menikah lho," puji Adryan tersenyum mengalihkan pandangan juga akhirnya kepada Yuda sang sopir.

"Saya memang belum menikah, Bos. Tapi saya tahu sedikit-sedikitlah tentang yang namanya pernikahan," jawab Yuda tersenyum seraya menggaruk kepala yang sebenarnya tidak merasa gatal sama sekali.

"Hmm ... Sepertinya kamu sudah cocok untuk memiliki seorang istri, kenapa sampai sekarang belum juga menikah?''

"Saya baru saja diputuskan sama pacar saya, bos."

"Lho, kenapa? Kamu laki-laki yang baik loh mapan lagi. Bodoh sekali tuh wanita mutusin kamu gitu aja."

"Entahlah Bos, katanya sih dia dijodohkan sama keluarganya. Tapi, saya rasa itu cuma alasan dia aja. Dia memang biasa gonta-ganti pacar, maklum dia wanita yang sangat cantik, bos. Hehehe ...''

"Ya sudah, saya doakan kamu cepat move on dari mantan pacar kamu itu, dan segera menemukan wanita lain yang lebih baik dari dia. Kamu tenang aja, Yuda. Kamu itu tampan loh pasti banyak lo cewek-cewek yang mau sama kamu." Hibur Adryan menatap wajah Yuda, pemuda berusia 29 tahun yang sudah bekerja selama tiga tahun dengan-nya.

"Amin, bos. Tapi--"

"Tapi apa?"

"Saya masih belum bisa melupakan dia sampai saat ini," lirihnya, dengan tatapan mata lurus ke depan sedangkan pikirannya melayang entah ke mana.

"Entahlah, cinta itu kejam bos dan patah hati itu menyakitkan.''

"Hahahaha ... Resiko, Yuda. Kamu berani jatuh cinta kamu juga harus siap untuk patah hati. Tapi, kalau kamu masih cinta dia kenapa tidak kamu kejar dia sampai dapat. Siapa tau dia juga masih cinta sama kamu lho."

"Hmm ... Saya takut kalau dia tidak akan menerima saja lagi, bos. Akh ... Sudahlah, biarkan cinta saya sama dia hanya saya simpan dalam hati saja." Jawab Yuda tersenyum hambar.

Adryan hanya tersenyum kecil, kepalanya kembali menatap keluar jendela dengan perasaan yang sudah lebih baik dari sebelumnya.

'Semoga saya bisa melewati setiap cobaan yang akan menghampiri rumah tangga saya kedepannya.' (batin Adryan.)

Akhirnya, mobil yang di kendarai oleh Yuda pun sampai di tempat tujuan yaitu, kediaman keluarga Adiwijaya salah satu konglomerat di negaranya.

Pintu pagar pun di buka lebar oleh Satpam yang memang selalu bertugas setiap harinya.

Ckiiit ....

Mobil pun berhenti tepat di depan terasa rumah, Adryan keluar dari dalam mobil dengan perasaan senang karena akan segera bertemu dengan istri dan juga sang putra.

Dengan tersenyum lebar dia pun mulai membuka pintu dan masuk ke dalam rumah.

''Adryan, kamu sudah pulang?'' tanya sang ibu yang saat ini sedang duduk di ruang tamu bersama dengan Nyonya Anita.

♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️

Terpopuler

Comments

Dara Muhtar

Dara Muhtar

Mending kamu pindah rumah Adryan biar ndak di atur sama Maa kamu yang berkelas itu

2023-01-13

0

Tiahsutiah

Tiahsutiah

kenapa ga dari dulu adryan daptar kan pernikahan nya,

2022-11-19

0

Umisah Asther

Umisah Asther

bodoh km Adryan kl masih di rumah itu karna keluarga mu akan hancur

2022-11-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!