Plak ....
Nyonya Rosa tiba-tiba saja menampar pipi Kalista keras membuatnya seketika merasa terkejut dan juga meringis kesakitan, begitupun dengan Adryan yang menyaksikan hal itu yang kini membulatkan bola matanya seketika merasa murka.
"Dasar wanita tidak tau diri. Gara-gara kamu jeng Anita sek--"
"CUKUP ...! MOM ... APA YANG MOMMY LAKUKAN?" Adryan seketika mengangkat tangannya ke udara namun, segera dia tahan.
"Apa? Kamu mau menampar Mommy, hah? Sudah berani kamu bersikap durhaka kepada ibu kamu sendiri, hanya gara-gara wanita ini?"
"Wanita ini adalah istri saya, menantu Mommy sendiri. Kenapa Mommy tega menampar dia di hadapan saya, suaminya? Mommy benar-benar keterlaluan, saya kecewa sama Mommy.'' Adryan berteriak kencang benar-benar merasa murka.
"Jadi kamu lebih memilih perempuan ini daripada Mommy, ibu kamu sendiri? Apa kamu lupa kalau Mommy yang mengandung dan melahirkan kamu, mengurus sampai kamu sebesar seperti ini? sekarang, kamu bersikap tidak sopan bahkan berteriak dan marah-marah kepada Mommy.''
''Kamu benar-benar keterlaluan, Adryan. Mommy yang kecewa sama kamu. Semenjak kamu mengenal wanita ini, kamu menjadi anak durhaka dan tidak tahu diri." Nyonya Rosa balas berteriak kencang dengan bola mata yang membulat sempurna.
Adryan hendak berteriak membalas ucapan sang ibu, akan tetapi Kalista segera mengusap lembut punggung suaminya mencoba untuk menenangkan.
"Cukup Mas, kamu jangan seperti ini sama ibu kamu sendiri aku mohon." Lembut Kalista seraya memegangi pipinya yang terasa panas kini.
"Bagaimana Mas bisa diam saja melihat kamu di tampar seperti ini, sayang? Ya Tuhan pasti sakit sekali rasanya, pipi kamu sampai bengkak seperti ini,'' lembut Adryan dengan mata yang terlihat berkaca-kaca, hatinya bagai tereris pisau tajam melihat dan menyaksikan sendiri istrinya diperlakukan seperti ini.
"Cukup Adryan, cukup. Mommy tidak suka melihat kamu terlalu perhatian sama wanita ini. Sekarang kamu pilih, kamu mau mempertahankan rumah tangga kamu sama wanita ini atau, kamu Mommy coret dari kartu keluarga kita," tegas Nyonya Rosa penuh penekanan.
Adryan hanya bisa mendengus kesal mencoba menahan rasa emosi yang sebenarnya siap untuk diledakkan. Dia pun mengusap wajahnya kasar tidak tahu harus bagaimana dan berkata apa lagi.
Belum sempat Adryan menjawab pertanyaan ibunya, tiba-tiba saja pintu kamar pun dibuka dan Putra masuk ke dalam kamar dengan tersenyum ceria, tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam sana.
Ceklek ....
"Eh, ada Oma di sini. Oma, Daddy, Mommy, kalian sedang apa?" Tanya Putra dengan begitu polosnya.
Kalista pun segera mengusap wajahnya lembut, mencoba membersihkan lelehan air mata yang membasahi wajahnya kini. Hal yang sama pun lakukan oleh Adryan sang suami, dia menarik nafasnya panjang lalu menghembuskannya secara perlahan setelah itu, dia pun merubah ekspresi wajahnya menjadi ceria tidak ingin terlihat kalau mereka sedang bertengkar hebat.
"Sayang, sudah mainnya?" Tanya Adryan tersenyum dan segera menggendong Putra.
"Sudah, Dad. Aku lelah banget, Dad." Jawab Putra menyandarkan kepalanya di pundak sang ayah.
"Ya sudah, istirahat dulu ya. Mau Daddy temani?"
Putra menggelengkan kepalanya.
"Lho, kenapa? Biasanya kamu senang kalau Daddy temani tidur?"
"Mau Mommy temani? Mommy bakalan bacain kamu buku cerita yang kamu suka? Gimana?"
Putra kembali menggelengkan kepalanya, membuat Adryan dan juga Kalista seketika saling menatap satu sama lain merasa tidak mengerti dengan apa yang diinginkan oleh putra.
"Aku mau bobo sama Oma," jawabnya menoleh menatap wajah Nyonya Rosa.
"Boleh, sayang. Mari kita ke kamar Oma sekarang." Lembut Nyonya Rosa yang juga telah merubah raut wajahnya ramah tidak seperti sebelumnya.
Akan tetapi, putra masih saja menggelengkan kepalanya membuat semua yang ada di sana semakin merasa heran.
"Terus, kamu maunya bagaimana, sayang? Bukannya tadi kamu bilang mau bobo sama Oma?"
Putra terdiam lalu menatap wajah Oma dan juga ibunya secara bergantian.
"Sayang?" Lembut Kalista meraih tubuh Putra dari sang suami dan menggendongnya.
"Mom." Rengek'nya.
"Kenapa, sayang? Kamu mau apa, bilang saja Mommy pasti turutin ko."
"Aku mau bobo sama Mommy dan juga Oma. Boleh?" Rengek Putra mengalihkan pandangannya kepada Nyonya Rosa sang Oma.
Keheningan pun seketika tercipta, keinginan Putra benar-benar di luar dugaan dan sesuatu yang mustahil dilakukan menurut Nyonya Rosa, mana mungkin dia bersedia berada satu ranjang dengan menantu yang sangat Dia benci ini?
"Mom, Oma. Kenapa kalian diam saja?"
"Eu ... Sayang, kamu serius ingin bobo dengan mereka berdua?" Tanya Adryan seketika merasa khawatir istrinya akan diperlakukan seperti dari.
"Iya, Dad. Boleh ya? Dari semenjak aku tinggal di sini, aku belum pernah tidur dengan mereka berdua, Mommy sama Oma itu dua orang yang paling berharga dalam hidup aku, Dad."
Nyonya Rosa seketika merasa terhenyak dengan apa yang baru saja dikatakan oleh cucu kesayangannya.
"Hmm ... Begitu? Jadi cuma mereka yang saling berharga dalam hidup kamu? Daddy, tidak termasuk?'' Adryan dengan sedikit bercanda.
"Hehehehe ... Daddy juga ko, Daddy dan Opa juga berharga buat aku dong. Aku sayang sama kalian semua. Mommy, Oma, Daddy, dan juga Opa adalah keluarga yang aku punya dan aku tidak ingin berpisah dengan kalian semua." Jawab Putra membuat hati Nyonya Rosa kembali merasa terhenyak sekaligus tersentuh dengan apa yang baru saja diucapkan oleh cucu kesayangannya itu.
"Sayang, sini Oma gendong. Kita ke kamar Oma ya." Lembut Nyonya Rosa meraih dan menggendong tubuh Putra.
"Tunggu, Oma. Mommy gimana?''
"Memangnya Mommy kamu anak kecil yang harus di gendong segala? Biarkan dia berjalan sendiri ke kamar Oma." Celetuk Nyonya Rosa melirik tajam ke arah Kalista.
'Ya Tuhan, apakah ini jalan darimu agar ibu mertuaku ini bisa menerima aku?' (batin Kalista sedikit tersenyum.)
'Ya Tuhan, apakah Putra adalah pembuka jalan di hati ibuku untuk bisa menerima Kalista sebagai menantunya? Saya benar-benar tidak sanggup apabila harus memilih salah satu di antara mereka.' (batin Adryan.)
Adryan pun menatap sayu wajah istrinya lalu menganggukkan kepalanya seraya tersenyum kecil seolah memberi izin kepada sang istri untuk menemani Putra di bersama Omanya.
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Mutia 1964
Emangnya Putra udah brp thn ya, kn msh digendong, apa gak berat tu...
2025-02-04
0
Dara Muhtar
Semoga awal yang baik Kalista buat kamu di sukai sama Mertua kamu yang berkelas
2023-01-13
0
༄༅⃟𝐐ahNyaak moon.༐༐༅⃟𝓮𝓵
semoga saja.. 😌😌
2022-11-24
0