Kalista seketika tersenyum kecut menatap wanita yang saat ini berdiri tepat di depan pintu. Wanita berpenampilan elegan, seksi, dan cantik layaknya kaum sosialita.
"Maaf, mau apa anda kemari?" Tanya Kalista menatap wajah Amanda dari ujung kaki hingga ujung rambut berdiri dengan penuh percaya diri.
"Saya mau ketemu sama Nyonya Rosa, ada?" Jawab Amanda tersenyum hambar.
"Kalau boleh saya tau, mau ada perlu apa anda bertemu dengan ibu mertua saya?"
"Ibu mertua? Kamu itu cuma istri sirinya Adryan ya, jangan menyombongkan diri dengan mengatakan bahwa beliau adalah ibu mertua kamu."
"Memang kenyataannya begitu? Apa bedanya istri siri atau bukan, toh saya tetap istrinya mas Adryan."
Amanda seketika mengepalkan kedua tangannya, matanya nampak menatap tajam wajah Kalista penuh kebencian.
"Dasar sombong, minggir saya mau ketemu sama calon mertua saya." Ketus Amanda berjalan hendak memaksa masuk ke dalam rumah.
Akan tetapi, tangan Kalista seketika meraih pergelangan tangan wanita itu kasar dan kembali menariknya keluar.
"Siapa yang anda sebut dengan calon ibu mertua? Keluarga ini tidak punya putra lain selain suami saya.'' Tegas Kalista membulatkan bola matanya.
"Sombong sekali anda, ucapan anda benar-benar terdengar seperti anda ini adalah istri sahnya Adryan. Sadar diri dan tau tempat dong, dasar wanita tidak tahu diri."
Kalista seketika tersulut amarah. Dia hampir saja melayangkan tangannya ke udara namun, segera dia tahan karena dia tidak ingin terlihat seperti wanita bar-bar.
"Apa anda tidak malu datang ke sini dan mengaku-ngaku mertua saya adalah calon mertua Anda? Apa anda tidak malu masih berharap kepada laki-laki yang sudah beristri? Sebagai wanita berkelas seperti anda, seharusnya anda bisa menahan diri dan mencari laki-laki lain yang masih perjaka. Apa anda mau punya gelar pelakor, alias perebut suami orang?"
Plak ....
Amanda tiba-tiba melayangkan tamparan keras di pipi Kalista membuat wanita itu meringis kesakitan.
"Argh ..." Ringis Kalista membulatkan bola matanya.
"Hati-hati kamu kalau bicara. Aku bukan pelakor ya. Tapi, aku akan merebut Adryan dari kamu segera dan status kamu akan tepat jadi istri siri bahkan akan segera dicampakkan oleh dia."
Plak ....
Kali ini giliran Kalista yang menampar keras pipi Amanda hingga kulit putihnya seketika memerah.
"Jangan harap kamu bisa melakukan hal itu, kami saling mencintai dan sudah berjanji akan selalu bersama sehidup semati." Tegas Kalista penuh penekanan.
"Hahahaha ... Jangan percaya diri dulu, wanita kampung. Laki-laki mana yang tidak akan merasa tergiur saat dihadapkan dengan tubuh wanita seperti aku? Jika aku sudah menanggalkan seluruh pakaian aku ini, aku yakin suami kamu tidak akan menolak untuk tidur sama aku." Suasana semakin memanas kini.
Kalista hampir saja kembali melayangkan tangannya ke udara jika dia tidak mendengar suara Nyonya Rosa sang mertua berjalan menghampiri.
"Cukup Kalista. Kamu bisa masuk sekarang." Pintanya menatap wajah menantunya.
"Tapi, Mom--"
"Mommy bilang masuk ya masuk, jangan sampai Mommy semakin menaikan suara Mommy dan terdengar oleh putra nanti."
Kalista pun tidak ada pilihan lain selain menuruti keinginan ibu mertuanya tersebut.
Setelah Kalista benar-benar masuk ke dalam, Nyonya Rosa pun tersenyum ramah menatap wajah Amanda yang sebenarnya adalah menantu idaman menurutnya.
"Amanda, bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol di luar? Udara pagi sepertinya masih segar di luar."
"Boleh, Tante."
Keduanya pun berjalan beriringan menuju kursi kayu yang ada di halaman, dimana rerumputan hijau membentang lengkap dengan bunga-bunga yang sedang bermekaran.
Semilir angin pun berhembus begitu menyegarkan, juga udara pagi yang terasa hangat membasuh kulit tubuh keduanya.
"Tante, wanita itu lancang sekali ngatai aku pelakor. Padahal dia 'kan cuma istri sirinya putra Tante. Kapan dia akan di tendang satu rumah ini, Tante?" Rengek Amanda manja sesaat setelah mereka duduk di kurus tersebut.
"Amanda, kamu itu cantik, Nak."
Amanda mengerutkan kening perasaannya mulai tidak enak.
"Kamu bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari putra Tante, apalagi kamu putri dari keluarga terpandang. Pasti ada banyak laki-laki pengusaha kaya raya yang akan bersedia menikahi kamu." Lirih Nyonya Rosa lembut tidak ingin sampai menyinggung perasaan putri dari sahabatnya itu.
"Maksud Tante apa? Jangan bilang kalau Tante udah nerima wanita itu jadi menantu sungguhan'nya Tante?" Tanya Amanda dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Nyonya Rosa seketika tersenyum kecil, tangannya meraih telapak tangan Amanda lalu mengusap punggung tangannya lembut dan penuh kasih sayang.
"Amanda, Tante sayang sama kamu. Kamu itu menantu idealnya Tante, cantik, elegan, penampilan kamu juga sangat berkelas dan Tante suka semua yang ada di diri kamu, sayang. Tapi--''
"Tapi apa, Tante? Jika aku memang menantu ideal Tante, kenapa Tante tidak menikahkan aku dengan putra Tante?"
"Kamu memang menantu ideal Tante. Tapi, bukan istri ideal bagi putra Tante, Tante sadar hanya Kalista yang dicintai oleh Adryan dan Tante sudah mencoba menentang hubungan mereka dari semenjak 7 tahun yang lalu, tapi apa? Mereka malah nikah diam-diam dan sama sekali tidak bisa dipisahkan meskipun Tante telah mengancam akan bunuh diri segala."
Amanda diam menundukkan kepalanya, dia memainkan ujung kuku jempolnya seraya sedikit terisak.
"Kamu mengerti apa yang Tante katakan?"
Amanda masih diam seribu bahasa, dadanya terasa sesak sekarang.
"Tante doakan semoga kamu bisa menemukan laki-laki yang lebih baik dari Adryan, dan Tante juga doakan semoga kamu bisa melupakan Adryan dan bahagia dengan siapapun kamu menikah nantinya.'' Lembut Nyonya Rosa masih mengusap punggung tangan Amanda.
"Saya permisi, Tante." Amanda berdiri lalu pergi begitu saja meninggalkan Nyonya Rosa.
Hati seorang Amanda benar-benar merasa hancur, dia berfikir hanya Nyonya Rosa satu-satunya orang yang bisa membantu dirinya dalam merebut hati Adryan setelah sang ibu menyatakan melarang dirinya untuk berharap kepada seorang laki-laki yang telah beristri.
Akan tetapi, karena sikapnya yang egois dan tidak suka dengan kekalahan, Amanda bertekad akan berusaha merebut Adryan bagaimanapun caranya tidak peduli meskipun dia harus menanggalkan seluruh pakaiannya di depan laki-laki itu.
Bruk ....
Tiba-tiba saja dia menabrak seseorang membuatnya terjatuh dan meringis kesakitan.
"Argh ... Kalau jalan liat-liat dong?" Ketus Amanda bangkit dan berdiri tegak. Tangannya nampak mengusap kedua lututnya yang kini terlihat kotor.
"Amanda? Sedang apa kamu di sini?" Tanya seorang pria yang bertabrakan dengan dirinya.
"Kamu?" Jawab Amanda membulatkan bola matanya.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Dara Muhtar
Pacarnya Amanda kali yang di tabrak...baguslah
2023-01-13
0
Tiahsutiah
wah siapa tuh yg tabrakan sama amanda🤔
2022-11-19
0
Puja Kesuma
hayoo siapa yg amanda tabrak..jgn jgn asistennya adryan...
2022-11-13
1