Dua Wanita Paling Berharga

Meski ragu pada awalnya, akhirnya Kalista mengikuti mertuanya keluar dari dalam kamar, dan tentu saja diikuti oleh Adryan kemudian. Dia akan mengantarkan istrinya itu sampai ke kamar ibundanya dan akan memastikan bahwa Kalista akan baik-baik saja.

Ceklek ....

Pintu kamar pun di buka, Nyonya Rosa masuk ke dalam kamar besar miliknya bersama Putra di dalam gendongannya.

"Nah, ini kamar Oma, kamu baru pertama kali masuk ke kamar Oma ya?'' Ucap Nyonya Rosa ramah seraya mengendong cucunya ala bayi meksipun umurnya sudah menginjak usia 7 tahun.

Putra pun tersenyum senang di dalam gendongan Omanya seolah begitu nyaman di perlakukan seperti bayi, dan tentu saja hal itu membuat Kalista seketika tersenyum kecil karena dirinya pun sudah lama tidak pernah menggendong putra seperti itu.

"Waah ... Kamar Oma besar juga. Lebih besar dari kamar Daddy malahan," Celetuk Putra dengan senyuman yang mengembang begitu lebar dari kedua sisi bibir mungilnya.

"Kita istirahat sekarang ya, Oma juga lelah banget ini."

Putra menganggukkan kepalanya dan pasrah saat tubuhnya di baringkan di atas ranjang.

Akan tetapi, seketika dia pun kembali duduk lalu menatap sang ibu yang hanya berdiri tepat di depan pintu yang masih terbuka lebar.

"Mommy? Kenapa Mommy tidak masuk? Sini berbaring di samping aku,'' pinta Putra dan tentu saja hal itu membuatnya merasa gugup karena harus berbaring di ranjang milik mertuanya.

"Eu ... Anu, Nak. Mommy--"

"Sudah, jangan drama. Masuk aja, jangan biarkan cucu saya menunggu terlalu lama. Kamu tidak lihat dia sudah mengantuk seperti ini?" Ketus Nyonya Rosa seperti biasanya.

Putra pun menoleh ke arah Nyonya Rosa lalu menatapnya dengan tatapan tidak suka.

"Oma? Jangan seperti itu sama Mommy, kasian 'kan kalau dia di bentak-bentak kayak gitu." Celetuk Putra membuat Nyonya Rosa tersenyum datar lalu merubah ekspresi wajahnya menjadi sangat ramah.

"Kalista, sini masuk." Ramah Nyonya Rosa terlihat dipaksakan.

"Eu ... Baik, Mom." Jawab Kalista dengan perasaan canggung tentu saja.

Kalista pun berjalan mendekat lalu naik ke atas ranjang dan berbaring tepat di samping Putra.

"Nah begini 'kan enak. Kalian berdua itu wanita yang aku sayangi, jadi Oma jangan sekali-kali bentak-bentak Mommy seperti tadi ya. Aku tidak suka."

"Iya, sayang. Oma janji tidak akan membentak ibu kamu seperti itu lagi. Kamu tidur sekarang ya.''

Putra menganggukkan kepalanya seraya tersenyum senang, menatap secara bergantian wajah Ibu serta Oma yang saat ini mengapit tubuhnya.

"Kamu senang?" Tanya Kalista lembut.

"Senang, Mom. Senang banget, apa kalian tau? Dulu di sekolahku yang lama, teman-teman aku selalu menyombongkan diri dan bercerita tentang neneknya, dan aku hanya bisa berdiam diri tanpa ikut mengobrol sama mereka karena aku pikir aku tidak punya nenek seperti mereka. Tapi, aku sangat senang karena akhirnya aku bisa bersama Oma sekarang.'' Jawab Putra terlihat begitu bahagia.

Seketika keheningan pun tercipta. Baik Nyonya Rosa maupun Kalista memang terlihat memejamkan mata namun, pikirannya melayang entah kemana.

Nyonya Rosa, dia begitu menikmati kebersamaan dengan sang cucu yang selama ini dia dambakan. Akan tetapi, hatinya tiba-tiba dilanda rasa khawatir.

Bagaimana jika Adryan sang putra berpisah dengan istrinya? Apa yang akan terjadi dengan putra? Apakah dia akan ikut bersama Kalista? Tidak, dia tidak ingin berpisah dengan cucu satu-satunya itu.

Kalista, dia berdoa dan berharap semoga ketulusan Putra bisa membuka hati ibu mertuanya agar bisa menerima dirinya sebagai menantu keluarga ini.

Putra pun meletakan telapak tangan sang ibu dan juga Omanya tepat di atas perutnya sendiri seraya menggenggam erat telapak tangan kedua wanita yang paling dia sayangi.

'Apa bisa aku menerima wanita ini sebagai menantuku, demi Putra? Tidak, tidak mungkin. Aku harus singkirkan pikiran itu jauh-jauh,' (batin Nyonya Rosa.)

Sementara itu Adryan yang memang mengikuti istrinya namun, hanya bisa mengintip dari balik pintu, nampak tersenyum kecil penuh harap. Dia berharap semoga Putra benar-benar bisa meluluhkan hati ibundanya.

Dia pun menatap wajah istri dan juga ibundanya secara bergantian meskipun hanya dari balik pintu yang sedikit terbuka.

♥️♥️

Di tempat yang berbeda. Nyonya Anita nampak pulang ke rumahnya dengan perasaan kesal. Perkataan yang tadi dia dengar dari laki-laki bernama Adryan benar-benar telah melukai harga dirinya sebagai seorang wanita berkelas yang berasal dari kaum sosialita.

"Mommy? Gimana, udah ketemu sama Tante Rosa?" Tanya Amanda berjalan menghampiri sang ibu.

"Manda, dengerin Mommy. Sebaiknya kamu lupakan laki-laki itu, dia sudah punya istri. Kamu tidak mau 'kan di cap sebagai pelakor?" Tegas sang ibu penuh penekanan.

"Apa maksud Mommy? Mereka itu cuma nikah siri, Adryan bisa meninggalkan wanita itu kapan saja.''

"Iya, kalau dia mau ninggalin. Ini jelas-jelas Adryan cinta banget sama istrinya itu. Apalagi, pernikahan mereka akan segera di daftarkan secara resmi. Pokoknya, Mommy ingin kamu melupakan dia dan mencari laki-laki lain. Atau, Mommy akan carikan kamu laki-laki yang pantas dan tidak kalah tampannya dengan si Adryan itu?''

"Tidak, Mom. Aku gak mau, aku maunya dia."

"AMANDA! KAMU MAU DI SEBUT PELAKOR ALIAS PEREBUT SUAMI ORANG?"

Amanda diam tidak bergeming.

"KAMU TAU, KELUARGA KITA KELUARGA TERHORMAT. MOMMY TIDAK MAU SEBUTAN PELAKOR MELEKAT DI DALAM DIRI KAMU YA. KAMU ITU PUTRI MOMMY SATU-SATUNYA." Teriak Nyonya Anita merasa murka dengan sikap kerasa kepala sang putri.

"Mom ... Selama ini Mommy selalu menuruti dan mewujudkan apa yang aku inginkan. Mommy juga selalu merubah yang tidak mungkin menjadi mungkin dan yang tidak bisa menjadi bisa. Aku mohon kali ini juga wujudkan keinginan aku untuk menikah dengan Adryan." Rengek Amanda memelas.

"Tidak, Mommy tidak bisa. Masih banyak pengusaha kaya raya lainnya yang lebih tampan dari laki-laki songong itu. Mommy bisa bawakan laki-laki manapun dan kamu tinggal memilih saja, asalkan bukan Adryan. Mengerti?" Tegas sang ibu hendak pergi.

"Tunggu, Mom."

Nyonya Anita seketika menghentikan langkah kakinya.

"Mommy tau, kalau seumur hidup aku tidak pernah di tolak sama laki-laki apalagi menolak untuk dinikahkan dengan aku? Sementara laki-laki bernama Adrian itu menolak aku mentah-mentah dan aku merasa terhina dengan hal itu. Pokoknya, aku harus menikah dengan dia apapun yang terjadi,'' tegas Amanda dengan mata yang berapi-api penuh emosi.

Penolakan Adryan benar-benar telah melukai harga dirinya sebagai wanita yang selalu di puja banyak pria.

♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️

Terpopuler

Comments

Dara Muhtar

Dara Muhtar

Amanda perempuan serakah bin sirik

2023-01-13

0

༄༅⃟𝐐ahNyaak moon.༐༐༅⃟𝓮𝓵

༄༅⃟𝐐ahNyaak moon.༐༐༅⃟𝓮𝓵

itu hanya obsesi zeyenk.. 🤪🤪

2022-11-24

0

Tiahsutiah

Tiahsutiah

amanda kalau kau banyak d puja sama pria lain, kenapa ga pilih salah satu nya, malah kekeh mau nikah sama adryan, yg sdh jelas menolak mu

2022-11-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!