Makan, Tidur?

"Gombal ..." Kalista terkekeh mendengar suaminya mengucapkan rayuan gombal yang membuat jiwanya terasa melayang sebenarnya.

"Gombal? Hahahaha ... Sejak kapan Mas ngegombal, sayang? Mas memang selalu menghujani kamu dengan rayuan maut, tapi bukan rayuan gombal lho." Jawab Adryan tidak terima kalau kata pujiannya untuk sang istri dikatai gombal.

"Iya-iya Mas sayang. Gitu aja ko marah, lagian aku seneng lho kalau di gombalin sama Mas kayak gini, berasa kita ini masih muda."

"Iya 'kan? Memang rahasia awet muda itu saling menghujani pasangan kita dengan kata-kata gombal dan bermesraan seperti ini. Tapi, ada satu lagi yang akan membuat kita awet muda."

"Apa?"

"Ini?" Adryan meletakan tangannya di bagian in*i tubuh istrinya dengan wajah cengengesan.

"Dih, Maaaaas ... Mes*m akh ..." Kalista kembali terkekeh menurunkan telapak tangan suaminya.

"Kenapa? Mas suami kamu, milikmu halal untuk Mas sentuh bahkan Mas mainkan dalamnya sedemikian rupa juga tidak masalah 'kan? Mau Mas obok-obok, mau Mas hi*ap dan ji*at kayak iklan di TV itu, di putar di ji*at di masukin, hahahaha ..." Celetuk Adryan wajahnya terlihat begitu bahagia.

"Maaaaas ... Ikh ..." Teriak Kalista seketika membayangkan apa yang baru saja dikatakan oleh suaminya.

"Kenapa? Pengen ...?"

Kalista menganggukkan kepalanya seraya tersenyum cengengesan.

"Kalau itu Mas siap, hahahaha ..." Adryan pun semakin tertawa lebar dan memulai ritual yang tidak pernah bosan dia lakukan. Meskipun dari semenjak mereka menginjakkan kaki di rumah itu sudah tidak terhitung berapa kali mereka berdua melakukannya.

'Ya namanya juga bulan madu,' (batin Adryan)

Sepasang suami-istri itu benar-benar menikmati waktu yang mereka punya. Mereka begitu menikmati kebersamaan mereka yang tidak akan lama berada di sana karena Adryan sendiri harus kembali dan menunaikan pekerjaan sebagai seorang pengusaha dari perusahaan raksasa yang dia kelola.

Pagi hari yang seharusnya dihabiskan dengan berolahraga pagi dengan berlari atau berjemur, sepasang suami-istri ini menghabiskan waktu pagi mereka dengan olah raga di atas ranjang meskipun sama-sama bermandi peluh dan keringat tapi tetap saja, olahraga yang mereka lakukan bukanlah olahraga yang sesungguhnya.

"Maaaaas ..." De*ah Kalista saat tubuhnya mulai menegang, sesuatu di dalam sana benar-benar hendak meledak.

"Iya, sayang. Mari kita ledakan bersama."

Kalista menganggukkan kepalanya seraya menggit bibir bawahnya keras.

Sampai akhirnya, keduanya pun mengerang panjang saat apa yang mereka buru berhasil mereka dapatkan secara bersamaan dan tentu saja dengan keni*matan yang sempurna.

"Akkkh ... Sayang ..." Lirih Kalista, tubuhnya benar-benar mengej*ng diiringi dengan suara leng*han panjang.

"Iya, sayang. Hmm ..." Jawab Adryan merasakan hal yang sama.

Bruk ....

Keduanya pun berbaring lemas di atas ranjang dengan nafas yang masih terengah-engah dan dada yang terlihat naik turun. Tidak lupa, tubuh keduanya pun bermandikan keringat yang kini melebur menjadi satu.

Adryan pun tersenyum menatap wajah cantik istrinya, rambut panjangnya terlihat basah dengan keringat. Dia pun merapikan helaian rambut yang sedikit mengurai menutup wajah cantiknya kini.

"Habis ini kita mandi bareng terus sarapan ya. Mas lapar banget sebenarnya."

Kalista mengangguk seraya tersenyum kecil.

"Habis sarapan kita ngapain lagi ya?" Tanya Kalista menatap lekat wajah suaminya.

"Ngapain lagi, tidur 'lah."

"Hah?"

"Memangnya kenapa? Pokoknya kerjaan kita di sini cuma, tidur, makan, tidur lagi, makan lagi. Gitu aja sampai seminggu ke depan." Celetuk Adryan dengan begitu polosnya.

"Astaga, Mas ini. Memang gak pegal tidur, makan, tidur, makan, seperti itu."

"Ya nggak 'lah, nanti malahan pulang dari sini kamu gemukan."

"Hah?"

"Gemukan, alias ada adiknya Putra di dalam perut kamu ini."

Kalista seketika tersenyum senang. Rasanya dia pun sudah tidak sabar untuk memberi Putra seorang adik dan dia pasti akan sangat senang jika hal itu benar-benar terjadi.

"Amin, Mas. Mudah-mudahan kita bisa secepatnya memberikan dia adik." Jawab Kalista memeluk erat tubuh suaminya.

❤️❤️

Sementara itu, nan jauh di sana. Putra sepertinya sedang sangat merindukan ayah juga ibunya. Dua hari ditinggal oleh kedua orang tuanya membuat Putra tidak bersemangat melakukan apapun.

Ini adalah kali pertama dirinya di tinggal oleh sang ibu. Meskipun sudah terbiasa tidak bertemu dengan Adryan sang ayah, tapi tetap saja, kepergiannya keduanya secara bersamaan meninggalkan rasa rindu yang mendalam di hati seorang Putra.

"Sayang, makan dulu yu, Nak. Dari semalam kamu belum makan lho." Pinta Nyonya Rosa sang Nenek membujuk cucunya yang masih meringkuk di atas ranjang miliknya.

"Tidak mau, Oma. Aku mau Mommy sama Daddy." Jawab Putra merajuk.

"Mommy sama Daddy lagi bulan madu, sayang. Biarkan mereka berdua dulu sekarang. Putra 'kan ada Oma.''

"Kenapa Putra gak di ajak? Apa mereka sudah tidak sayang lagi sama putra?"

"Mana mungkin seperti itu. Mereka hanya ingin menghabiskan waktu berdua tidak ada yang mengganggu. Kamu tau, nanti pas mereka pulang kamu bakalan punya adik bayi, mau?"

Putra seketika tersenyum senang.

"Benarkah? Aku akan punya adik?"

"Tentu saja. Asal putra jangan gangguin mereka dulu. Sekarang kamu makan dulu ya, sayang. Aaaaaa ...''

"Aaaa ..." Putra pun akhirnya bangkit dan membuka mulutnya, satu suap nasi goreng pun akhirnya bisa mendarat di dalam mulutnya dan itu membuat Nyonya Rosa senang.

"Oma, kenapa Putra gak boleh ikut sama mereka? Putra 'kan juga ingin liat mereka buat adik. Pengen bantuin mereka bikin adik juga." Putra dengan begitu polosnya, membuat Nyonya Rosa seketika tertawa terbahak-bahak mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh cucu kesayangannya itu.

"Putra sayang. Bikin adik itu tidak bisa dilihat ataupun ikut bantuin bikin. Hahahaha ... Lucu banget si kamu, astaga ...''

"O ya? Kenapa? Memangnya bikin bayi itu caranya gimana Oma? Ajari aku dong."

Nyonya Rosa seketika mengangkat kedua alisnya.

"Hah? Maksud kamu, sayang?"

"Ajarin aku caranya bikin adik, aku mau tau Oma. Atau kalau tidak antar'kan aku ke Mommy dan Daddy, aku ingin bantuin mereka buatin aku adik."

Nyonya Rosa semakin di buat pusing dengan permainan sang cucu yang sangat tidak masuk akal.

"Oma ... Anterin aku ke sana, aku inginkan ketemu sama Daddy dan Mommy hiks hiks hiks ..." Putra tiba-tiba saja menangis tidak kuasa lagi menahan rasa rindunya kepada sang ibu.

"Ya ampun Putra, sayang. Cup ... Cup ... Cup ... Jangan nangis lagi ya."

"Gak mau, pokoknya aku mau ketemu Daddy dan Mommy sekarang juga. Antar aku ke sana sekarang juga Oma." Putra semakin berteriak histeris.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Hai Reader, mampir juga di karya teman Othor ya. Dijamin bikin kalian ketagihan ketika sudah membacanya. Ceritanya juga seru dan menegangkan lho. Di tunggu ya.

Terpopuler

Comments

Dara Muhtar

Dara Muhtar

Putra sayang Papa sama Mommy nggak butuh bantuan lho buat bikin dede bayi 😀 mereka bisa berdua kamu jangan ganggu yaa Nak ntar ndak jadi²lagi dede bayinya 🤣🤣🤣

2023-01-13

0

Tiahsutiah

Tiahsutiah

putra sayang sdh ya untuk sementara sama nenek dulu, bentar lsgi dady saa momy mu pulang😊

2022-11-19

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

😃😃😃😃✋putra klo kesana nanti dedek bayinya gak jadi jadi

2022-11-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!