Alasan

"Jadi karena itu kamu nekat menikah diam-diam dibelakang kami?" Tanya Tuan Adiwiguna menatap wajah Adryan sang putra dan istrinya secara bergantian.

"Daddy tidak tau kalau 7 tahun yang lalu saya membawa Kalista ke sini dan mengenalkannya kepada Mommy?" Jawab Adryan mengerutkan kening.

"Tidak, Daddy sama sekali tidak tau. Mommy kamu ini juga tidak mengatakan apapun tentang hal itu?"

Nyonya Rosa seketika terdiam menundukkan kepala.

"Istriku? Kenapa kamu sama sekali tidak bilang apapun sama Mas tantang hal itu?''

Nyonya Rosa diam tidak bergeming, dia tau betul bahwa suaminya itu memiliki sifat yang sama persis dengan Adryan sang putra yang tidak pernah mengkelaskan Drajat manusia.

"Sayang, kenapa kamu diam? Kamu tau, akibat perbuatan kamu ini, putra kita sampai menikah diam-diam bahkan memiliki seorang putra, cucu kita. Yang lebih parahnya lagi, dia sempat di kira tidak normal karena mengira masih melajang sampai sekarang." Tegas Tuan Adiwiguna penuh penekanan.

"Ya, itu karena aku gak suka dengan wanita bernama Kalista itu." Nyonya Rosa akhirnya mengeluarkan suara.

"Kenapa memangnya, seperti apa wanita bernama Kalista itu di mata kamu? Mas tidak tau karena Mas belum pernah ketemu sama dia."

"Mas tau, dia hanya wanita biasa yang tidak memiliki pendidikan yang tinggi, sangat berbeda dengan putra kita yang merupakan pengusaha kaya raya, tampan, lulusan Universitas ternama di luar negeri pula."

"Astaga, istriku. Mas baru tau kalau kamu mengkelaskan manusia seperti itu. Kamu sungguh luar biasa, sayang. Mas kecewa sama kamu, yang namanya seorang istri itu tidak penting dia harus berasal dari kalangan manapun, mau pendidikannya tinggi atau tidak yang penting dia bisa mengurus putra kita dengan baik."

"Dan yang lebih penting dari semua itu adalah, putra kita mencintai dia begitupun sebaliknya. Apa jadinya rumah tangga mereka jika tidak ada cinta di antara mereka." Tegas Tuan Adiwiguna penuh penekanan.

"Apa Mas lupa kalau kita menikah karena di jodohkan juga? Apa Mas mencinta aku ketika kita menikah dulu?"

Tuan Adiwiguna terdiam tidak bergeming.

"Cukup, Mom, Dad? Nasi sudah jadi bubur sekarang, Kalista istri saya dan akan selalu jadi istri saya. Jadi maaf, saya akan menolak mentah-mentah perjodohan yang telah Mommy dan Daddy aturkan." Tegas Adryan tidak ingin melihat kedua orang tuanya bertengkar di hadapannya.

"Tidak, Mommy akan meneruskan perjodohan ini. Pokoknya, sampai kapanpun Mommy tidak akan pernah menerima wanita itu sebagai menantu Mommy." Nyonya Rosa menolak dengan keras.

"Lalu bagaimana dengan Putra? Dia darah daging saya. Apa Mommy akan menolak dia sebagai cucu Mommy juga?''

Nyonya Rosa diam membisu. Mana mungkin dia menolak cucu yang selama ingin dia impikan. Apalagi, Putra begitu lucu, tampan dan juga menggemaskan.

"Kenapa Mommy diam?"

"Ya, itu hal yang berbeda dong. Putra tetap cucu Mommy dan Mommy akan mengakui dia sebagai cucu, tapi--''

"Cukup, kalau Mommy mengakui Putra sebagai cucu Mommy, maka Kalista pun harus Mommy akui sebagai menantu Mommy juga." Tegas Adryan menyela lalu berdiri dan hendak pergi. Akan tetapi, Adryan tiba-tiba saja menghentikan langka kakinya lalu menatap wajah Nyonya Rosa sang ibu.

"O Iya, Mom. Keputusan saya tidak bisa di ganggu gugat, jika dulu Mommy mengancam akan bunuh diri, maka sekarang saya yang akan pergi dari rumah ini jika Mommy masih menolak Istri saya sebagai menantu Mommy," tegasnya lagi lalu kembali melanjutkan langka kakinya.

Nyonya Rosa seketika membulatkan bola matanya merasa terkejut, sejak kapan sang putra yang selama ini selalu jadi anak yang patuh dan selalu mengikuti apa yang dia perintahnya menjadi anak yang pembangkang bahkan terang-terangan mengamcam dirinya.

'Semua ini gara-gara wanita tidak tahu diri itu,' (batin Nyonya Rosa.)

'Maaf karena saya terpaksa mengatakan semua ini, walau bagaimanapun saya juga harus melindungi istri saya, karena saya sudah berjanji sama dia akan melindungi dia di rumah ini,' (batin Adryan.)

Dengan langkah kaki gontai, Adryan berjalan menuju kamarnya dimana istri dan juga sang putra berada. Walau bagaimanapun, ini adalah pertama kalinya dia berbicara keras kepada sang ibu.

Selama ini, dia memang selalu menjadi putra yang berbakti dan patuh kepada orang tuanya, terutama sang ibu, wanita yang telah mengandung dan melahirkan dirinya ke dunia ini. Dan apa yang baru saja dia lakukan dan katakan kepada ibundanya itu sedikit banyaknya membuat hatinya merasa terluka.

Ceklek ....

Adryan membuka pintu kamar lalu masuk kedalamnya dengan perasaan kacau sebenarnya. Tapi, dia segera mengubah raut wajahnya menjadi ceria saat melihat sang istri masih terjaga dan berdiri tepat di depan jendela yang memang masih terbuka.

"Sayang? Kamu belum tidur?" Tanya Adryan berjalan menghampiri dengan tersenyum.

"Gimana, Mas. Apa kata Nyonya Rosa? Apa dia--" Kalista tidak meneruskan ucapannya karena Adryan sang suami tiba-tiba memeluknya erat kini.

"Jangan bertanya apapun dulu, sayang. Malam ini kita istirahat saja dulu, Mas yakin kamu lelah banget sekarang." Jawab Adryan membenamkan wajahnya di tengkuk sang istri.

"Mas baik-baik saja?"

"Tentu saja, Mas baik-baik saja. Justru Mas senang banget karena kalian berdua ada di sini setelah tujuh tahun tinggal berpisah." Jawab Adryan berbohong.

"Syukurlah, aku takut Mas bertengkar sama Nyonya Rosa dan juga Om Adiwiguna."

"Hey, jangan panggil mereka dengan panggilan Om apalagi Nyonya. Mereka mertua kamu sekarang, panggil Mommy dan Daddy, mereka juga ayah dan ibu kamu lho." Pinta Adryan mengurai pelukan lalu tersenyum kecil menatap wajah Kalista.

"Eu ... Ya karena aku belum terbiasa memanggil mereka dengan panggilan seperti itu."

"Mulai sekarang cobalah untuk membiasakannya, oke?"

Kalista menganggukkan kepalanya seraya tersenyum kecil.

"O iya, sayang. Kamu tau kalau wanita yang tadi bersama Mommy itu adalah--"

"Iya, aku tau, Mas." Sela Kalista mengurai jarak lalu kembali menatap keluar jendela.

"Kamu tidak cemburu 'kan?" Tanya Adryan memeluk sang istri dari arah belakang, meletakkan kepalanya di pundak Kalista.

"Nggak, aku gak merasa cemburu sama sekali. Hanya saja, aku merasa tidak ada apa-apanya dibandingkan wanita itu. Dia cantik, se*si, berkelas, jauh berbeda sama aku.''

"Hey, kata siapa dia berbeda sama kamu. Kamu lupa siapa Mas? Kamu adalah istrinya Mas, istri dari Adryan pengusaha kaya raya dan terhormat. Gelar kamu sekarang adalah Nyonya Adryan, dan itu lebih terhormat dari siapapun. Kalau Mas bawa kamu ke kantor, karyawan Mas akan membungkukkan tubuhnya memberi hormat sama kamu."

"Jadi, buang jauh-jauh rasa tidak percaya diri kamu itu Nyonya Adryan. Berdirilah dengan tegak, angkat kepala kamu dan berjalanlah dengan penuh rasa percaya diri sebagai istri dari pengusaha kaya dan sukses seperti Mas ini." Tegas Adryan membuat Kalista seketika tersenyum lalu berbalik menatap wajah suaminya.

"Iya-iya Mas Adryan yang terhormat, aku akan berusaha dan mencoba melakukan apa yang Mas katakan tadi." Jawab Kalista tersenyum manis.

"Harus ... Itu adalah sebuah keharusan, kamu harus tunjukan kepada dunia, terutama sama Mommy dan juga wanita pilihan dia bahwa kamu adalah wanita yang cocok dan layak menjadi istri dari Tuan Adryan."

♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️

Terpopuler

Comments

Hot Red Gingger

Hot Red Gingger

lagian ngapain jauh² tinggalnya sampai 6 jam perjalanan. ditaruh di bogor jg ga bakal ketahuan. jkt bogor kan ga jauh.

2023-01-29

0

Dara Muhtar

Dara Muhtar

Pak Adi ternyata ndak milih² buat jadi menantunya beda dengan Bu Rosa

2023-01-12

0

Tiahsutiah

Tiahsutiah

semangat adryan kalista semoga nyonya rosa cpat merestui pernikahan kalian

2022-11-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!