Tok ... Tok ... Tok ....
Baru saja Adryan hendak membawa istrinya untuk menaiki tangga tiba-tiba saja pintu di ketuk dan tentu saja, hal itu membuat Adryan seketika menghentikan langkah kakinya dengan perasaan kesal.
"Tumben pagi-pagi udah ada tamu? Bukanya tidak banyak yang tahu tentang rumah ini?" Tanya Adryan dan hanya di jawab dengan bahu yang angkat oleh istrinya.
"Buka dulu, Mas. Siapa tahu penting,'' pinta Kalista sang istri.
"Dahlah, gak usah. Ganggu aja si, biarin aja nanti juga pergi sendiri.''
"Maaaas ... Gak boleh gitu lho. Nanti kalau itu tamu bawa kabar penting gimana?"
Adryan menarik napas berat lalu menghembuskan'nya kasar tidak bisa menolak keinginan istrinya untuk membukakan pintu. Dia pun memutar arah yang semula hendak menaiki tangga kini berbalik hendak menuju pintu utama.
"Akunya turunin dulu, Mas. Masa mau buka pintu sambil gendong aku kayak gini, malu 'kan?"
"Hadeuh ... Ribet banget si yang lagi bulan madu, tau gini mendingan pergi bulan madu ke Lombok aja sekalian udah pasti gada yang gangguin," gerutu Adryan rahangnya terlihat menahan rasa kesal.
Dia pun menurunkan sang istri pelan dan hati-hati dan berjalan ke arah pintu utama lalu membuka pintu.
Ceklek ....
Adryan membuka pintu rumahnya. Dia pun mengerutkan kening saat melihat kurir paket dengan membawa satu kardus besar berisi pesanan online.
"Permisi, Tuan. Saya mau mengantarkan pesanan atas nama Nyonya Kalista. Apa betul ini alamatnya?" Tanya Kurir tersebut ramah.
"Betul, tapi istri saya tidak belanja secara online. Ini udah di bayar apa sistem bayar di tempat?" Tanya Adryan mengerutkan kening karena sang istri tidak bercerita kalau dia sudah melakukan belanja online.
"Semuanya sudah di bayar, Tuan. Saya tinggal antar saja."
"Hmm ... Tunggu sebentar, saya panggilkan istri saya dulu." Pinta Adryan hendak memanggil Kalista sang istri.
Baru saja dirinya hendak memanggil, Kalista sudah terlebih dahulu menghampiri dan menanyakan apa yang terjadi.
"Siapa yang datang, Mas? Ko lama sekali."
"Ini sayang. Ada yang nganterin paketan banyak banget. Emangnya kamu habis belanja online?"
"Hah? Enggak, Mas. Aku gak habis belanja online, Mas kurirnya salah rumah kali." Jawab Kalista mengerutkan kening menatap kardus yang bawa oleh kurir tersebut.
"Di sini tertulis jelas alamat rumah ini dengan nama penerima Nyonya Kalista Prasetyo Hadiningrat. Itu nama Nyonya 'kan?"
"Iya betul, tunggu ... Nama panjang saya apa tadi?"
"Kalista Prasetyo Hadiningrat." Ulang kurir tersebut begitu pasih dan penuh penekanan.
"Mas, namaku tidak sepanjang ini lho?"
"Maaf Tuan, Nyonya. Berhubung paketnya sudah di bayar lunas, anda berdua tinggal terima saja. Dengan penuh rasa hormat saya mohon jangan mempersulit pekerjaan saya karena datang dan mencari alamat rumah ini yang terpencil dan juga jauh dari tetangga bukan hal mudah untuk dilakukan lho. Saya juga masih ada banyak paket yang harus saya antar'kan ini." Sang kurir sudah mulai kesal.
"Ya gak bisa gitu dong, Mas. Mana mungkin saya dan istri saya mau nerima paket yang tidak kami pesan, kalau isinya bom gimana? Kalau isinya mayat kucing gimana."
"Astaga, Tuan ini bagaimana si? Anda tidak lihat logo di dalam pekat ini? Di sini tertulis jelas Shoooooopri, kami ini situs belanja online no satu di negara ini, mana mungkin ada yang jualan hal mengerikan seperti itu. Jangan mengada-ngada ya Tuan." Kurir tersebut pun seketika terkekeh.
"Tunggu, Mas. Apa mungkin Mommy yang sengaja pesankan ini buat kita? Beliau 'kan tau kalau di sini tidak ada makanan, kita juga dadakan berangkat ke sini dan gak sempat belanja."
Adryan diam membisu, apa yang dikatakan oleh istrinya masuk akal juga.
"Ya sudah, Tuan sama Nyonya terima paketnya ya. Saya buru-buru ...''
"Tunggu, Mas kurir. Saya mau memastikannya dulu. Saya mau nelpon ibu saya dulu ya."
"Tidak usah, Tuan. Di sini ada tanda terima dari pemesanannya juga ko."
"Astaga, kenapa Mas kurir gak bilang dari tadi sih?"
"Ya, anda 'kan gak nanya.''
"Hmm ... Dasar. Coba sini saya lihat." Adryan pun meraih kardus tersebut lalu membaca tanda terima yang tertera di atas kardus.
"Pengirim : Nyonya Rosalina. Ini 'kan Mommy? Astaga ... Hahahaha ... Kenapa Mommy gak bilang kalau mau belanjain buat kita begini?" Tawa Adryan terlihat senang.
"Clear ya, Tuan. Saya permisi." Pamit Kurir tersebut terlihat terburu-buru.
"Tunggu Mas kurir. Tunggu sebentar, saya ada sesuatu untuk anda." Pinta Adryan berjalan masuk ke dalam rumah lalu kembali beberapa saat kemudian.
"Ini buat anda, sebagai ucapan terima kasih saya karena anda telah jauh-jauh mengantarkan pesanan ibu saya dengan selamat." Ucap Adryan menyerahkan beberapa lembar uang seratus ribuan.
"Wah ... Makasih, Tuan. Tapi, ini banyak sekali, Tuan." Jawab Kurir tersebut, tersenyum senang.
"Tidak apa-apa, Mas. Anggap saja ini sebagai permintaan maaf kami karena telah mempersulit pengirim anda."
"Terima kasih, Tuan, Nyonya. Terima kasih banyak. Saya permisi sekarang."
Adryan dan Kalista menganggukkan kepalanya seraya tersenyum.
Mereka berdua pun membawa lalu hendak membuka paket kardus tersebut di dalam ruangan. Kalista dengan membawa satu buah gunting hendak membuka perekat di dalam kardus tersebut. Namun, Adryan tiba-tiba saja meraih pergelangan tangan istrinya itu dan meraih gunting kecil dari tangannya.
"Kamu mau apa, sayang?'' Tanya Adryan meletakan gunting di atas meja.
"Mau buka paket ini 'lah, apa lagi?"
"Ish ... Apa kamu lupa tadi kita mau ngapain?"
Kalista mengerutkan kening tidak mengerti.
"Sayang, ada hal lain yang lebih penting dari kardus ini. Kamu lupa tadi Mas mau minum susu?"
"Hah?"
"Astaga ... Sejak kapan istri Mas jadi oon gini, sudah-sudah buka kardusnya nanti saja. Mas butuh sarapan susu, kalau kamu masih gak ngerti juga Mas bakalan minum susunya di sini sekarang juga. Mau?"
"Tidak Mas, ampun."
"Ya udah, kamu cukup diam dan nikmati saja, oke."
Kalista menganggukkan kepalanya seraya tersenyum cengengesan.
Tanpa berpikir panjang lagi Adryan kembali menggendong tubuh istrinya lalu membawanya naik ke lantai dua dimana kamarnya berada.
"Ini masih pagi lho Mas." Tanya Kalista melingkarkan tangan di leher suaminya.
"Apa salahnya, namanya juga pengantin baru.''
"Baru di daftarin maksudnya?"
"Iya, hehehehe ... Tapi, tetep saja rasanya kita ini benar-benar jadi pengantin baru lho. Pengennya anu-anu terus ..."
"Hmm ... Dasar ..."
Ceklek ....
Pintu kamar pun di buka. Adryan membawa masuk tubuh sang istri lalu membaringkan tubuhnya di atas ranjang.
''Mas sayang sama kamu, Kalista. Kamu adalah satu-satunya wanita yang Mas cintai dari dulu sampai sekarang."
''Gombal banget si."
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Selamat siang Reader. Jangan lupa mampir juga di karya teman Othor ya, di jamin ceritanya bagus dan tidak membosankan. Sehat selalu buat kalian semua🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Dara Muhtar
Minum susu terus Adryan biar cepat besar 🤭🤣🤣🤣
2023-01-13
0
Tiahsutiah
sweet,,, banget sih adryan😘
2022-11-19
0
Puja Kesuma
alah gombal..klo ada maunya mmg gitu sok.so sweet😃😃😃
2022-11-18
1