Bulan Madu

Akhirnya Adryan memutuskan untuk berbulan madu, bukan ke luar negeri ataupun ke tempat wisata dimana kebanyakan sepasang suami-istri menghabiskan waktu bersama.

Tempat yang dipilih oleh mereka berdua adalah rumah lama mereka yang terletak di pinggiran kota, jauh dari hiruk pikuk kota, jauh dari suara bising kendaraan dan juga jauh dari keramaian tetangga.

Bukan tanpa alasan mereka lebih memilih tempat itu. Kerena mereka ingin kembali mengulang masa-masa saat mereka masih menjadi sepasang pengantin baru.

Bagi mereka, kebahagian tidak bisa diukur dengan kemewahan dan keindahan karena mereka sudah cukup bahagia setelah pernikahan mereka sah secara agama dan juga negara.

"Sayang ... Tolong ambilin Mas handuk," teriak Adryan dari dalam kamar mandi.

"Iya-iya Mas sebentar, lagian kamu mandi ko gak bawa handuk sih? Bukannya biasanya handuk udah ada di dalam ya?" Jawab Kalista menghampiri dengan membawa handuk berwarna putih.

Adryan yang hanya mengeluarkan kepalanya di balik pintu kamar mandi pun nampak tersenyum penuh kelicikan.

"Nih, handuknya. Lain kali kalau mandi bawa handuk ya. Kayak anak kecil saja si.'' Ucap Kalista mengulurkan tangannya.

Grep ....

Blug ....

Adryan segera meraih pergelangan tangan istrinya lalu membawanya masuk ke dalam kamar mandi dan segera menguncinya, begitupun dengan tubuh istrinya yang dia kunci di tembok memang sengaja ingin mengerjai sang istri.

"Mas? Apa-apaan sih? Kamu bohongin aku ya?''

"Iya, Mas memang sengaja. Mas pengen mandi bareng sama kamu, sayang." Jawab Adryan dengan tubuh polosnya.

"Astaga, Mas ini. Tinggal bilang aja 'kan? Aku gak bakalan nolak juga kalau Mas minta."

"Beneran? Tapi Mas pengennya kayak gini? Rasanya berbeda, sayang."

Adryan mulai mendaratkan ciu*an di bibir istrinya, ciu*an panas seraya mel*cuti satu-persatu pakaian sang istri yang masih melingkar di tubuhnya kini.

Beberapa menit kemudian, keduanya pun benar-benar mandi peluh dan keringat begitu meni*mati pendakian panjang yang mereka lakukan di dalam kamar mandi bahkan di bawah guyuran air shower yang menyatukan jiwa keduanya.

Dinginnya air yang membasuh kulit mereka pun terasa hangat seiringan dengan panasnya permainan yang mereka lakukan.

Sampai akhirnya, puncak itu berhasil merasa dapatkan secara berkali-kali dengan perasaan puas dan tentu saja dengan jiwa yang benar-benar terasa melayang ke angkasa lepas.

"Akh ... Mas, sayang." De*ah Kalista dengan raga yang gemetar hebat.

"Iya, sayang. Hmm ..." Jawab Adryan merasakan hal yang sama.

Napas mereka pun terdengar saling bersautan tidak beraturan kini.

"Lanjut mandi bareng ya."

Kalista menganggukkan kepalanya seraya tersenyum lebar.

❤️❤️

Keesokan harinya.

Kalista menggeliat panjang saat hangatnya sinar matahari pagi terasa hangat membasuh tubuhnya, kicauan burung serta Kokok ayam jantan terdengar begitu nyaring menandakan bahwa matahari sudah mulai naik kepermukaan siap untuk menerangi alam.

Dia pun mengusap wajahnya kasar lalu menarik kelopak matanya pelan dan benar-benar menyudahi mimpi panjangnya.

"Huaaaa ... Badanku seger sekali." Gumamnya, merentangkan kedua tangannya dan mencari keberadaan sang suami yang semula berada di sampingnya.

"Mas ... Mas Adryan?" Teriaknya panik, karena suaminya tidak ada lagi sampingnya kini.

Kalista pun bangkit lalu turun dari atas ranjang lalu berjalan keluar dari dalam kamar.

"Tumben pagi-pagi gini Mas Adryan sudah bangun," gumamnya, menuruni satu-persatu anak tangga dengan mata yang menatap sekeliling mencari sosok suaminya.

"Good morning honey ...!" Terdengar suara sang suami dari arah dapur, terlihat sedang menyiapkan sarapan di dapur mewah miliknya.

"Mas? Ko Mas yang siapin sarapan? Seharusnya aku yang siapin sarapan buat suami aku."

"Sekali-kali gak apa-apa, sayang. Mas 'kan gak kerja. Jadi gantian Mas yang buatkan sarapan buat kamu, sayang." Jawab Adryan tersenyum manis dengan celemek yang masih melingkar di tubuhnya terlihat lucu dan menggemaskan.

Dia pun menarikan kursi lalu meminta istrinya untuk duduk dan kenikmatan sarapan pagi yang dia buatkan.

Cup ....

Adryan bahkan mendaratkan kec*pan di kening istrinya mesra dan penuh kasih sayang.

"Kamu masak apa, Mas? Kelihatannya enak banget?"

"Mas masak nasi goreng cinta."

"Hah? Namanya lebai banget, masa nasi goreng cinta, hehehe ..." Kalista terkekeh.

"Ya karena Mas bikin nasi goreng ini dengan penuh rasa cinta, sayang."

"Hmm ... Aku cobain ya?"

"Tunggu, biar Mas yang suapin ya."

Kalista menganggukkan kepalanya seraya tersenyum bahagia.

"Aaaaa ..." Pinta Adryan membuka mulutnya dan refleks Kalista pun melakukan hal sama, dia membuka mulutnya lebar-lebar dan menerima suapan pertama dari suaminya.

"Gimana, enak?''

Kalista mengunyah makanan yang ada dalam mulutnya, merasakan rasa aneh yang perlahan mulai terasa di lidahnya kini. Perlahan, dia pun mengerutkan keningnya lalu meraih gelas minum.

"Enak?" Tanya Adryan lagi, menatap ekspresi wajah istrinya.

"Enak, Mas. Enak banget." Jawab Kalista berbohong, nyatanya rasa asin lebih mendominasi dan di dalam masakan tersebut.

"Tapi wajah kamu berbicara sebaliknya lho."

"Masa sih?"

"Coba Mas cicipi dikit."

"Emangnya tadi Mas gak cicipi dulu waktu Mas masak?"

Adryan menggelengkan kepalanya seraya meraih satu sendok nasi goreng lalu memasukan kedalam mulutnya.

"Hueeeek ... Enak apanya? Asin tau!" Gerutu Adryan segera meraih gelas dan meminum habis isinya.

"Hehehe ... Emang asin." Celetuk Kalista terkekeh.

"Kenapa kamu gak bilang kalau rasanya asin?"

"Gak tega aja, Mas udah capek-capek bangun pagi, siapin sarapan masa aku tega bilang kalau masakan Mas gak enak.''

"Ya, bukan ngehina juga si. Kamu cukup jujur aja rasanya seperti apa?"

"Ya udah, aku masakin yang baru buat Mas ya?''

"Tapi nasinya habis. Udah Mas goreng semua."

"Astaga, Mas ini. Kita sarapan apa dong pagi ini? Kalau menanak nasi dulu pasti lama deh.''

"Hmm ... Roti ada 'kan?"

"Kayaknya gak ada, kemarin 'kan kita belum sempat belanja."

"Susu aja kalau begitu."

"Gak ada juga. Hari ini 'kan kita rencananya baru mau belanja."

"Astaga, kita tidur lagi aja kalau gitu. Mas bisa minum susu yang ada aja."

"Hah?"

"Itu lho, susu putih yang gak habis-habis meskipun udah di hisap berkali-kali?"

"Astaga, Mas ini bisa aja. Hahaha ...''

Tanpa berpikir panjang lagi, Adryan segera menggendong tubuh istrinya dan hendak membawanya masuk ke dalam kamar.

"Mas yakin gak mau sarapan dulu?" Tanya Kalista melingkarkan tangannya di leher sang suami.

"Gak apa-apa, habis minum susu kembar kita belanja ke pasar. Oke?"

Kalista menganggukkan kepalanya seraya tersenyum senang.

Ting ... Tong ... Ting ... Tong ....

Tiba-tiba saja bel rumah pun berbunyi, Adryan pun seketika menghentikan langkah kakinya dengan perasaan heran.

"Siapa ya? Tidak biasanya ada tamu yang datang ke rumah ini." Gerutunya kesal lalu berjalan menuju pintu utama.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

HAI READER, MAMPIR DI JUGA DI KARYA TEMAN OTHOR YA. CERITANYA DI JAMIN SERU DAN MENEGANGKAN.

Terpopuler

Comments

Dara Muhtar

Dara Muhtar

Siapa yaa yang datang Putra sama Mama Rosa kali 😀

2023-01-13

0

Tiahsutiah

Tiahsutiah

selamat berbulan madu ya adryan kalista

2022-11-19

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

bulan madu kesempatan buat adryan biat adek tuk putra dikamar mulu😁😁

2022-11-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!