Mengenalkan

Ceklek ....

Adryan membuka pintu rumahnya dengan tersenyum lebar, wajahnya pun terlihat ceria karena istri dan juga Putra pasti sedang menunggu kepulangan dirinya.

"Adryan? Kamu sudah pulang?" Tanya sang Ibu yang sedang duduk di ruang tamu bersama Nyonya Anita.

Adryan pun menatap wajah Nyonya Anita dan tidak tahu sama sekali jika wanita yang seumuran dengan ibundanya itu adalah ibu dari Amanda, wanita yang dijodohkan dengan dirinya.

"Iya, Mom." Jawab Adryan tersenyum ramah lalu menyalaminya begitupun dengan Nyonya Anita.

"Wah, tampan juga ya kamu Adryan. Saya tidak menyangkan kalau putri saya akan dijodohkan dengan laki-laki tampan dan mapan seperti kamu."

Deg ....

Adryan seketika melepaskan genggaman tangan Nyonya Anita lalu menatapnya penuh tanda tanya.

"Maaf, maksud anda?"

"Saya ibundanya Amanda, calon mertua kamu."

Adryan menarik napas panjang seraya memejamkan mata.

'Ya Tuhan, apa lagi ini? Tadi putrinya sekarang ibunya?' (batin Adryan.)

"Maaf, Tante. Saya sudah menikah, mertua saya sudah lama tiada. Mana mungkin saya punya calon mertua lainnya?" Jawab Adryan datar.

Nyonya Anita seketika melirik ke arah Nyonya Rosa seraya mengedipkan mata.

"Hahahaha ... Kamu jangan bercanda, Adryan." Tanya Nyonya Rosa tertawa ringan.

"Saya tidak bercanda, Mom. Apa-apaan ini, saya jelas-jelas sudah punya istri dan Amanda pun tau bahkan pernah bertemu dengan istri saya. Apa anda juga ingin bertemu dengan istri saya supaya anda tidak berniat lagi menjodohkan putri anda dengan saya?" Ketusnya lagi lalu berjalan lebih dalam memasuki rumah besarnya.

"SAYANG ... KALISTA, KAMU DIMANA, SAYANG?'' Teriak Adryan memanggil istrinya benar-benar akan mengenalkan'nya kepada Nyonya Anita.

Tergopoh-gopoh, Kalista pun berjalan menghampiri suaminya dengan celemek yang menutupi bagian depan tubuhnya kini.

"Kamu sudah pulang, Mas?" Tanya Kalista menyalami Adryan yang saat ini menatapnya dengan tatapan kesal.

"Sayang? Apa ini? Celemek? Kamu lagi melakukan tugas pembantu?"

"Eu ... Anu, Mas. Tadi aku cuma bantu-bantu bibi di dapur."

"Astaga, Kalista. Kamu itu Nyonya Adryan, mana boleh kamu bantu-bantu bibi di dapur segala.'' Adryan benar-benar merasa kesal.

"Maaf, Mas. Di rumah kita yang dulu aku memang biasa seperti ini, jadi--"

Adryan menatap tajam wajah istrinya dengan kedua tangan yang diletakan di kedua sisi bahunya.

"Sayang, dengarkan Mas. Di rumah ini kamu adalah Nyonya besar, jadi jangan disamakan seperti waktu kamu masih tinggal di rumah lama kita. Mas mohon sama kamu, bersikaplah seperti Nyonya besar, jangan seperti ini." Lembut Adryan, suaranya pelan namun, tetap saja terasa sedikit menusuk hati seorang Kalista.

Bersikap seperti Nyonya besar? Maksudnya, sikapnya selama ingin tidak seperti Nyonya besar, begitu? Kalista seketika menundukkan kepalanya dengan wajah muram.

"Maaf, kalau ucapan Mas sedikit menyinggung perasaan kamu, sayang. Mas cuma--" Adryan tidak meneruskan ucapannya, kedua tangannya diturunkan begitu saja oleh Kalista sang istri.

"Aku minta maaf, Mas. Aku memang tidak pantas jadi Nyonya besar seperti yang baru saja Mas katakan,'' lembut Kalista seperti biasanya.

"Bukan seperti itu maksud Mas, sayang."

"Aku akan berusaha, Mas. Mas tidak usah khawatir, meskipun aku tidak pantas dan tidak terbiasa dengan sebutan Nyonya besar. Tapi, aku akan bersikap sepantasnya mulai sekarang."

Adryan seketika memeluk tubuh istrinya.

"Mas minta maaf, sayang. Mas benar-benar minta maaf. Sekarang, lepaskan celemek ini ya, Mas akan mengenalkan kamu sama seseorang."

Kalista hanya mengangguk datar dan pasrah saat suaminya mulai membuka celemek yang dia kenakan.

Adryan pun berjalan dengan menggenggam mesra jemari istrinya menuju ruang tamu dimana Nyonya Anita berada.

"Kenalkan, Tante. Dia istri saya." Ucap Adrian menatap tajam wajah Nyonya Anita.

"Hmm ... Jadi ini Istri siri yang selama ini kamu sembunyikan?" Tanya Nyonya Anita menatap Kalista dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Kalista yang tiba-tiba diperkenalkan kepada orang lain pun hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Angkat kepala kamu, sayang. Tunjukan betapa cantiknya wajah kamu," pinta Adryan dan sang istri pun mengikuti keinginan suaminya.

"Adryan? Apa-apaan kamu, hah? Bikin malu saja," bentak Nyonya Rosa seketika merasa kesal.

"Mommy yang apa-apaan? Tante juga apa-apaan? Apa Tante tidak malu menjodohkan putri Tante dengan laki-laki beristri? Meskipun dia hanya istri siri saya, tapi saya akan segera mendaftarkan pernikahan kami di Kantor Urusan Agama dan pernikahan kami akan segera sah secara negara.''

Nyonya Anita seketika mendengus kesal memutar bola matanya ke samping.

"Jeng Rosa, apa ini? Katanya mereka akan segera berpisah? Saya tidak terima dengan penghinaan ini ya. Keluarga saya adalah keluarga terhormat,'' ketus Nyonya Anita merasa murka.

"Tunggu, jeng Anita. Adryan cuma becanda tadi. Iya 'kan sayang?'' jawab Nyonya Rosa mengalihkan pandangannya kepada Adryan sang putra seraya mengedipkan mata.

"Tidak, saya tidak bercanda. Kalau keluarga anda adalah keluarga terhormat, sebaikanya anda batalkan dan jangan pernah berharap saya akan jadi menantu anda. Satu lagi, di luaran sana masih banyak pengusaha-pengusaha sukses yang sama terhormatnya dengan keluarga anda dan tentu saja masih lajang yang lebih pantas menjadi menantu anda,'' tegas Adryan lalu pergi begitu saja bersama sang istri.

Kalista hanya diam membisu, dia tidak tahu harus berkata apa lagi. Sifatnya yang lembut dan pendiam membuatnya tidak bisa berbicara setegas Adryan sang suami.

Adryan pun membawa istrinya ke dalam kamar, masih dengan tangan yang ditakutkan kuat begitupun sebaliknya.

Ceklek ....

Blug ....

Pintu di buka lalu di tutup seketika.

Grep ....

Adryan segera memeluk tubuh istrinya seolah ingin menenangkan perasaan sang istri yang tentunya sangat terluka sekarang.

"Mas baik-baik saja?" Tanya Kalista menyandarkan kepala di dada bidang suaminya.

"Seharusnya Mas yang tanya sama kamu, sayang. Apa kamu baik-baik saja?" Adryan balas bertanya.

"Aku baik-baik saja, Mas."

Adryan mulai mengurai pelukan lalu menatap sayu wajah istrinya.

"Yakin?"

Kalista menganggukkan kepalanya dengan senyuman yang dipaksakan.

"Kalista, dengerin Mas. Sepertinya mulai sekarang, rumah tangga yang selama ini kita jalani dengan mulus tanpa ada masalah sedikitpun akan berbeda kedepannya. Akan ada masalah yang akan menghantam rumah tangga kita ini, Mas minta sama kamu, tetap genggam erat tangan Mas ini jangan sedikitpun kamu lepaskan, sanggup?''

Kalista menganggukkan kepalanya tersenyum penuh keyakinan.

Adryan pun kembali memeluk istrinya lalu mengecup pucuk kepalanya lembut dan penuh kasih sayang.

Ceklek ....

Tiba-tiba saja pintu kamar pun di buka tanpa di ketuk terlebih dahulu, Nyonya Rosa dengan tatapan tajam dan perasaan kesal masuk ke dalam kamar menghampiri putra dan juga menantunya.

Sedetik kemudian ....

Plak ....

Nyonya Rosa menarik tangan Kalista lalu menamparnya keras membuat Adryan seketika terkejut dan juga murka.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Dara Muhtar

Dara Muhtar

Nyonya Rosa yang terhormat Ndak punya hati dan Etika...begitu yaa orang kaya sebagian

2023-01-13

0

jhon teyeng

jhon teyeng

ya daftarkan saja langsung tunggu apa lagi, dan beli rumah lagi kan bisa tdk perlu hrs satu rumah dg orang tua, gmn sih adrian ini

2022-12-12

0

Tiahsutiah

Tiahsutiah

huh nyonya rosa kau itu dari kalangan atas, tp ga punya etika

2022-11-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!