"Adryan?" Panggil wanita bernama Amanda seketika membuyarkan lamunannya, dia pun mengusap wajahnya kasar mencoba membenahi perasaannya yang sempat tidak karuan.
"Maaf, saya melamun tadi." Jawab Adryan menatap wajah Amanda dengan tatapan datar.
"Ngelamunin apa? Ngelamunin perjodohan kita?" Celetuk Amanda tersenyum manis.
"Apa kamu menerima begitu saja perjodohan yang diatur'kan oleh keluarga kita?''
Amanda seketika terdiam seraya menunduk merasa getir.
"Kenapa? Apa kamu sudah punya pacar? Mana mungkin wanita cantik dan berkelas seperti kamu tidak punya pacar sama sekali.''
Amanda kembali tersenyum hambar.
"Apa orang-orang seperti kita bisa memilih jodoh kita sendiri? Sudah menjadi tradisi bagi keluarga konglomerat seperti kita menerima perjodohan seperti ini.''
"Saya tidak setuju dengan apa yang baru saja kamu katakan ini. Kita punya hak untuk menentukan dengan siapa kita akan menikah, bukankah kita yang akan menjalaninya bukan orang tua kita?"
"Jadi, kamu akan menolak perjodohan ini, begitu?"
Adryan terdiam menundukkan kepalanya seraya tersenyum getir.
"Kenapa diam? Tadi kamu bilang bahwa kita berhak menentukan dengan siapa kita akan menikah? Itu artinya kamu--"
"Saya sudah menikah."
"Hah? Maksud kamu? Jangan bercanda Adryan, mana mungkin kita di jodohkan kalau kamu udah menikah?'' tegas Amanda merasa tidak percaya sekaligus terkejut sebenarnya.
"Saya tidak bercanda, kami memang sudah menikah tapi, kedua orang tua saya tidak tau akan hal itu. Saya terpaksa melakukannya karena Mommy tidak setuju dengan wanita pilihan saya.''
Amanda seketika termenung menatap wajah dewasa seorang Adryan.
"Sebenarnya, aku pun punya seorang kekasih yang sangat aku cintai dan baru saja aku putuskan kemarin." Lirihnya dengan suara lemah menahan rasa sakit.
"Kamu udah putusin dia? Kenapa?"
"Kenapa? Ya karena aku gak bisa menolak perjodohan kita, kedua orang tua aku mengancam kalau mereka bakalan menarik semua pasilitas yang selama ini aku pakai, mobil, black card, bahkan ponsel aku pun bakal di sita mereka jika aku tidak menerima perjodohan ini. Aku gak mau jatuh miskin dan tidak di anggap anak lagi sama mereka.''
Adryan mengusap wajahnya kasar, dia akhirnya bisa menebak seperti apa wanita yang dipilihkan oleh kedua orangtuanya itu. Amanda adalah tipe wanita yang tidak bisa hidup susah dan jatuh miskin.
Ya, meskipun Adryan sendiri tidak akan pernah jatuh miskin karena dia adalah salah satu pengusaha kaya raya dengan harta yang tidak akan pernah habis tujuh turunan.
Akan tetapi, baginya wanita bernama Amanda ini bukanlah tipe wanita idealnya. Starla, istri sirinya, wanita yang dia nikahi secara sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan orang tuanyalah wanita yang dia cintai dan wanita idamannya.
"Jadi, apa yang akan kamu lakukan sekarang?" Tanya Adryan menatap tajam wajah Amanda.
"Apa lagi, kita harus menikah."
"Tapi aku sudah punya istri."
"Tidak masalah, toh mereka tidak tau bahwa kamu sudah menikah bukan?"
Adryan seketika terdiam. Hatinya seketika berkecamuk merasa dilema.
"Kalau saya menolak gimana?"
"Kamu gak akan bisa menolak, Adryan. Kamu lupa dengan kehidupan orang-orang kaya seperti kita? Kita tidak akan pernah menikah dengan sah jika bukan dengan wanita pilihan mereka."
"Tapi, aku sama sekali tidak mencintai kamu karena aku mencintai istriku.''
"Tidak masalah, aku juga tidak cinta sama kamu. Anggap saja ini adalah pernihakan di atas perjanjian, kita menikah tapi mari kita bercerai setelahnya. Aku pun sudah bilang seperti itu sama pacar aku, kalau aku akan kembali sama dia setelah aku bercerai sama kamu," ucap Amanda dengan begitu santainya.
"Gila kamu, Amanda. Kamu pikir pernikahan itu sebuah permainan, hah? Seenaknya saja kita menikah lalu bercerai setelahnya?''
"Terus? Mau kamu gimana, Adryan? Apa kamu berani menolak perjodohan ini? Aku gak mau ya, kalau sampai semua pasilitas yang selama ini aku pakai di tarik begitu saja sama orang tua aku.'' Tegas Amanda penuh penekanan.
"Terus maksud kamu, saya harus meninggalkan istri saya lalu menikahi kamu dan kita bercerai lagi, begitu?"
"Siapa bilang kamu harus meninggalkan istri siri kamu itu? Kalau perlu, kamu kenalkan aku sama dia dan jujur sama istri kamu itu bahwa pernikahan kita hanyalah pernikahan bohongan."
"Nggak, saya gak mau. Dan maaf, bagi saya pernikahan itu adalah ikatan sakral yang tidak boleh di permainkan," tegas Adryan berdiri dan hendak pergi.
"Tunggu, Adryan. Kita belum selesai bicara." Cegah Amanda berdiri seketika.
Adryan mengusap wajahnya kasar lalu menghembuskan nafasnya kesal.
"Jangan sekarang, beri saya waktu untuk berfikir. Saya benar-benar bingung harus bagaimana?"
"Tapi ingat, aku gak mau gara-gara penolakan kamu semua kemewahan aku benar-benar di ambil paksa oleh orang tua aku ya."
"Itu bukan urusan saya, nona Amanda." Tegas Adryan berjalan meninggalkan wanita itu dengan perasaan kesal.
❤️❤️
Setelah mengakhiri pertemuan yang sebenarnya tidak ada gunanya bersama wanita bernama Amanda, Adryan pun mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Dia hendak menemui istri dan putranya yang selama ini dia sembunyikan keberadaannya, begitupun dengan status pernikahannya dengan Kalista wanita yang sangat dia cintai.
Tut ... Tut ... Tut ....
Adryan menekan tombol klason saat mobilnya mulai memasuki halaman luas rumah besarnya yang terletak jauh dari keramaian kota. Ya ... Dia memang sengaja memilih rumah yang jauh dari kediaman kedua orang tuanya agar bisa dengan leluasa bertemu dengan istri dan juga putranya.
"Daddy ...!" Putra berlari keluar dari dalam rumahnya dengan tersenyum senang menyambut kedatangan sang ayah yang memang tidak setiap hari pulang.
Ceklek ....
Adryan segera keluar dari dalam mobil dan menghampiri Putra lalu menggendongnya.
"Anak kesayangan Daddy. Apa kabar, sayang? Apa kamu baik-baik saja? Sudah makan?" Tanya Adryan mengecup pucuk kepala anak kesayangannya itu.
"Putra kangen sama Daddy, kenapa Daddy baru pulang?" Rengek'nya manja menatap wajah ayahnya itu.
"Maaf, sayang. Pekerjaan Daddy lagi banyak banget di kota.''
Putra hanya mengangguk lalu melingkarkan kedua tangannya di leher sang ayah.
Tidak lama kemudian, Kalista sang istri pun keluar dari dalam rumah dengan tersenyum merasa senang, karena akhirnya suaminya itu benar-benar pulang setelah satu bulan lamanya.
"Mas, akhirnya kamu pulang juga," sapa Kalista memeluk tubuh suaminya seketika meluapkan rasa rindu yang sebenarnya sudah tidak bisa lagi dia tahan.
"Sayang, istriku ..." Lirih Adryan mendekap erat istri serta anaknya, dua orang yang paling berharga di dalam hidupnya.
'Mas gak akan pernah meninggalkan kamu, sayang. Daddy juga gak akan pernah meninggalkan kamu, Putra.' (batin Adryan)
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Dara Muhtar
Jangan nikah sama Amanda Adryan
2023-01-12
1
Tiahsutiah
adryan kalau kamu sayang sama anak istri mu, jangan pernah kau menikahi amanda atau siapapun itu
2022-11-19
0
༄༅⃟𝐐ahNyaak moon.༐༐༅⃟𝓮𝓵
pertanyaan nya kamu punya kekuatan gak buat nolak kemauan orang tuamu ian..??
2022-11-04
2