Tanpa curiga, Calina keluar dari bilik kamar mandi. Dengan menggunakan setelan piyama satin putih. Saat membuka pintu kamar mandi, tiba - tiba saja, Zio sudah berdiri di depan pintu.
Raut wajahnya tampak sangat dingin. Tak ada gurat senyuman apalagi ramah persahabatan. Tubuh pria itu hanya berdiri tegap seolah tak bernyawa seperti patung.
"Mas?" panggil Calina lirih dan ragu.
Nafas Calina berderu berat, sepasang mata Zio menyiratkan seolah ia ingin dimangsa oleh suaminya sendiri.
"Mas?" panggil Calina lagi. Namun Zio tetap tak bergerak.
Calina mulai was - was. Ia mulai merasa takut sendiri dengan suaminya. Zio tak seperti biasanya, yang kaku dan galak.
Calina mendekat pada dinding. Menempelkan punggungnya pada dinding dan merambat ke arah pintu. Namun sepasang mata Zio terus mengikuti arah gerak Calina. Membuat gadis itu seperti sedang menjadi sasaran sebuah anak panah.
Clark Clark!
Calina mencoba membuka pintu kamar Zio. Namun ternyata pintu itu sudah di kunci, dan entah dimana Zio membuang kunci kamarnya. Padahal saat mereka masuk pertama kali, pintu itu tidak dalam keadaan terkunci.
Clark Clark!
"Tolong!" teriak Calina tepat pada daun pintu. Sesekali ia menoleh pada Zio. Namun Zio semakin terlihat menakutkan, apalagi saat kaki pria itu mulai melangkah sedikit demi sedikit.
Clark Clark!
"Tolong! Ma! tolong!" Calina masih terus berusaha membuka pintu dan berteriak.
"Upph!"
Tiba - tiba saja, Zio sudah membekap mulut Calina dari belakang. Membuat gadis itu terhenyak dan tidak bisa lagi berteriak. Bahkan ia kesulitan untuk sekedar memberontak.
Zio mengunci erat tubuh kecil seorang Calina Agasta. Ekspresi wajahnya menyiratkan sesuatu yang sulit untuk di baca oleh Calina.
"Hepssshh!" Calina terus memberontak dan berusaha untuk bisa mengeluarkan suaranya.
"Pantas saja kau dandan sedemikian gila!" bisik Zio. "Ternyata itu bagian dari caramu menggoda seorang pria?" desis Zio dengan gigi yang mengerat, dan tepat di telinga Calina. Membuat gadis itu merinding oleh bibir Zio yang nyaris menyentuh daun telinganya.
"Jangan kau pikir aku tidak tau, kalau kau sedang mencari jalan untuk bisa menggoda seorang Kenzo Adhitama!" desis Zio lagi semakin bengis. "Kau pikir aku tidur? tidak Calina! Aku sadar! dan telinga ku juga mendengar dengan jelas, apa yang ingin kau gali dari supir pribadi Kenzo!"
"Ummp!" Calina kaget bukan kepalang, tapi ia tetap berusaha untuk berbicara. Memberi penjelasan yang sebenarnya. Ia melirik suaminya yang wajahnya seperti orang kerasukan setan.
Zio menarik tubuh Calina dengan paksa. Sedikit ia angkat tubuh ringkih itu dan menghadapkan pada cermin besar di almari kamarnya. Dari cermin, Calina bisa melihat jika wajah Zio semakin merah dan marah.
"Lihat dirimu! Dekil, jelek dan kampungan! Kau bukanlah level seorang Kenzo Adhitama, Calina!" ucap Zio dingin dan jelas. "Kau hanya pantas untuk menjadi istri sandiwaraku!"
"Umph!" Calina menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri. Sesungguhnya ia ingin memberi kode bahwa tubuh dan rahangnya terasa sangat sakit akibat ulah suaminya itu. Namun apalah daya, Zio yang emosi tak akan menggubris permintaan Calina.
"Apa yang kau inginkan dari Kenzo, hah?" tanya Zio sinis. "Harta? atau kau ingin mendapatkan Kenzo untuk bisa membalas kejahatan ku padamu?" tanya Zio semakin sinis.
Calina terus saja menggelengkan kepalanya. Seolah tak menyetujui argumen Zio yang sepihak.
Tersenyum sinis, "Jika bukan karena keduanya lalu apa?" tanya Zio culas.
Calina hanya terus menggelengkan kepalanya. Hingga beberapa bulir titik air turun dari sepasang matanya. Jatuh menetes hingga membentur tangan Zio yang masih membekap mulutnya erat.
Kembali tersenyum sinis, "Oh... aku tau! jika bukan karena keduanya, kau pasti menginginkan sentuhannya, bukan?" tanya Zio dengan nada yang sangat merendahkan Calina. "Aku lupa kalau kau menyukai sentuhan om - om kaya raya!"
Calina semakin menangis mendengar tuduhan tanpa bukti yang di layangkan Zio padanya.
"Aku bisa menyentuhmu lebih baik dari seorang Kenzo!" ucap Zio sombong. "Sesungguhnya kau ingin kenikmatan seperti yang di rasakan Naura, bukan?"
"Hahahaha!" Gelak tawa setengah mengejek Zio memenuhi gendang telinga Calina.
Zio melepas tangannya yang membekap mulut Calina. Kemudian menarik tubuh Calina dan menghempaskan tubuh Calina pada tempat tidur.
"Akh!" Calina yang sudah sakit akibat kuncian Zio, kini semakin sakit akibat hempasan Zio. Air mata semakin deras mengalir di pipinya.
"Aku tidak akan membuatmu semudah itu mendapatkan Kenzo, Calina!" ucap Zio dingin.
"Apa maksudmu, Mas!" tanya Calina menatap lekat suaminya. "Aku sama sekali tidak ingin menggoda siapapun!"
"Bohong!" hentak Zio. "Kalau tidak untuk menggoda Kenzo, untuk apa kau terlalu banyak tanya pada supirnya? hah?"
"Aku hanya seperti mengenalnya!" seru Calina membela diri.
"Kau pikir aku percaya?" Zio menatap tajam Calina. Tersenyum sinis, "Aku, Zio Alfaro! suami mu! tidak akan membuat mu semudah itu mendapatkan seorang Kenzo!" ucap Zio sembari melepas kancing kemejanya satu persatu. Aura dingin dengan senyuman sinis di wajahnya semakin menguar.
"Apa yang kamu lakukan, Mas!" tanya Calina mendelik. Melihat Zio yang mulai melepas kemejanya dan melempar ke segala arah. Seringai Zio membuat Calina bergidik ngeri.
"Kamu gila, Mas!" seru Calina.
Calina mencoba untuk bangkit dari tempat tidur, dan pintu kembali jadi sasaran utamanya.
Namun sayang, Zio berhasil menangkap tubuh Calina, bahkan hanya dengan satu tangan. Dan kembali mendorong Calina dan jatuh di atas tempat tidur.
"Jangan, Mas!" Calina berlinang air mata. "Jangan, Mas! tolong!" teriak Calina.
Tersenyum miring, "Teriaklah sampai kau puas! tidak akan ada yang bisa mendengar! kamar ini kedap suara!"
"Jangan, Mas!" mohon Calina ketakutan.
Zio tak peduli, kini Zio justru sudah berada di ranjang sama dengan Calina. Menyeringai, bersiap untuk melakukan apa yang ingin ia lakukan.
"Jangan memberontak, Calina..." ucap Zio lembut. Namun justru terdengar sangat menakutkan bagi Calina.
Hap!
Calina tetindih oleh tubuh Zio yang gagah. Kedua tangan Calina terkunci oleh tangan Zio, tepat di sisi kanan dan kiri kepalanya. Wajah mereka berhadapan, dengan jarak tak lebih dari 15 senti meter saja.
"Jangan, Mas..." rengek Calina dengan derai air mata.
"Apanya yang jangan, Calina?" tanya Zio lirih. "Aku suamimu! aku yang lebih berhak atas dirimu, bukan Kenzo!"
"Aku tidak menginginkan Kenzo, Mas! aku hanya tidak ingin kamu melakukan ini dalam keadaan mabuk!" ucap Calina menubruk hidung Zio menggunakan dahinya.
Sedikit sakit memang, tapi Zio tak menggubris rasa sakit di hidungnya.
"Kamu pikir aku mabuk?" tanya Zio datar. "Aku tidak mabuk, Calina..." desis Zio. "Aku sadar! aku hanya pura - pura mabuk."
Calina mendelik, keningnya berkerut. Padahal tadi Zio benar - benar terlihat mabuk. Karena Zio memang minum cukup banyak.
Sorot mata beradu. Sorot mata Zio yang semula tajam, perlahan mulai meredup. Menatap mata Calina yang masih basah oleh air mata.
Calina mencoba untuk kembali memberontak, namun Zio mencengkeram lebih kiat lagi. Hingga tangan Calina terasa semakin sakit. Ia mengaduh kesakitan.
"Kalau kamu tidak mau diam, maka aku akan membuat mu semakin sakit..." desis Zio.
Akhirnya di dalam ruang kamar itu hanya di penuhi isakan tertahan dari Calina. Sudah tidak ada pemberontakan dan saling meneriaki.
Lambat laun, Calina tak lagi memberontak. Ia hanya diam dan membuang muka dari Zio yang masih bertahan mengunci tubuhnya.
Melihat Calina yang tak lagi memberontak, Zio mendekatkan bibinya dengan gerakan sangat pelan. Sampai ia kecup lembut dahi Calina.
"Jangan memberontak, Calina..." lirih Zio.
Zio kembali menciumi wajah Calina dengan sangat lembut. Sontak Calina mendelik, menatap tak percaya pada Zio yang seperti orang asing baginya.
"Apa yang kamu lakukan, Mas?" tanya Calina, saat bibir Zio menyisir lehernya.
"Diam!” hentak Zio lirih namun tegas.
"Mas?"
Panggil Calina lagi saat satu tangan Zio membuka kancing baju Calina. Sedang tangan satu lagi mengunci dua pergelangan Calina di atas kepalanya.
"Semakin kamu memberontak, akan semakin sakit, Calina ..." lirih Zio yang kini sudah terbakar nafsu birahi.
Dan....
...🪴 Happy Reading 🪴...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
meE😊😊
kok ga rela ya klo smpe calina d jamah mskipun ma suami y sndri
2023-09-11
3
Samsia Chia Bahir
Daaannn.... akhirx dol jg 😄😄😄😄😄😃😃😃
2023-08-31
1
SRI WAHYUNI
lama2ga suka sm karakter s calina nyebelin
2023-05-25
1