Keringat mulai mengucur, hasil dari tenaga yang ia keluarkan untuk mendorong motor kesayangannya. Banyak sekali pengendara, tapi tak satupun yang berhenti untuk menolongnya. Sampai satu kilo jauhnya Calina masih mendorong motornya sendirian.
' Calina! ' pekik Zio dalam hati, saat tau siapa yang mendorong motor itu. Zio berulang kali melirik spion dan menoleh ke belakang untuk memastikan yang ia lihat adalah benar.
"Ada apa, Sayang?" tanya Naura ikut menoleh ke belakang. Namun ia tak tau apa yang di lihat suaminya itu.
"Oh... tidak ada, Sayang!" jawab Zio kembali fokus ke depan.
' Biar dia tau rasa mendorong motor sampai rumah! siapa suruh pulang kerja tidak langsung pulang! sok - sok an jalan - jalan dulu! tidak izin pula! '
Zio tersenyum samar. Seolah menyoraki Calina yang ia anggap sedang terkena karma.
Zio terus saja melajukan mobilnya untuk mengantar istri pertamanya pulang. Hingga keduanya sampai di perumahan sebelah rumah utama Zio. Di depan rumah dua lantai, Zio memarkirkan mobilnya. Kemudian turun berdua, memasuki rumah yang di tempati Naura.
"Kamu pulang atau menginap di sini, Mas?" tanya Naura sembari membuka kunci pintu rumahnya.
"Aku selalu ingin menginap di rumah mu, Sayang!" jawab Zio merangkul istrinya memasuki rumah.
"Tapi malam ini waktunya kamu menginap di rumah Calina, Sayang!"
"Kalau begitu kenapa kamu menanyai aku pulang atau menginap di sini!" keluh Zio menjatuhkan diri di sofa.
"Hihihihi!" Naura ikut duduk di sofa. Menempel erat dengan tubuh suaminya. "Aku pun ingin kamu selalu ada bersama ku, Sayang! Tapi aku sadar, kamu bukan hanya milikku!" lanjut Naura mengecup pipi Zio. "Malam mu harus di bagi rata!" lanjut Naura.
"Aku tau, Sayang!" jawab Zio merangkul Naura. "Tapi berikan aku vitamin dulu sebelum pulang, OK!"
"Kamu nggak coba minta Calina?" tanya Naura.
Menghela nafas, "Ayolah, Sayaang... mana mungkin aku minta sama dia!" ucap Zio bernada merajuk.
"Memangnya kenapa?"
"Kan dia...." Zio menggantung kalimatnya. Ia hampir keceplosan. Bisa - bisa Naura akan memintanya untuk kembali kalau sampai dia bilang Calina sedang mendorong motornya.
"Kenapa Calina?" serang Naura.
"Kan aku tidak ingin menyentuhnya, Sayang!" Zio beralasan. "Aku tidak mencintainya!"
' Hampir saja keceplosan! BTW seperti apa wajahnya sekarang? pasti penuh keringat dan semakin jelek! hahaha! '
Tawa Zio dalam hati.
"Kalau kamu membuka hatimu, Mas, kamu akan tau, kalau Calina adalah perempuan yang cantik!"
"Bagiku cuma kamu yang cantik dan seksi, Sayang!"
"Kamu bahkan tidak pernah melihat Calina secara keseluruhan! bisa - bisa nya kamu bilang cuma aku yang paling cantik dan seksi!"
"Sudahlah, Sayang! jangan bahas dia. Beri aku vitamin sebelum tidur, ya!"
Tersenyum simpul, "Mau dimana?" tanya Naura menggoda.
"Di sini saja! aku ingin sensasi yang berbeda, Sayang!" jawab Zio mulai meringsek istrinya. Membuka satu persatu kancing baju Naura.
Zio kembali memadu kasih dengan istri pertamanya. Rutinitas yang hampir setiap hari mereka lakukan. Tanpa mengingat jika ada istri lain yang menginginkan hal serupa.
Bahkan Zio tak mengingat seperti apa nasib Calina saat ini. Masihkah ia mendorong motor? ataukah menemukan seseorang berhati mulia?
Zio masih asyik dengan kegiatan pelepasan sebelum tidur.
Sedangkan di jalanan kota, seorang gadis desa tanpa sanak saudara di kota, duduk termenung di tepi jalan. Ia kelelahan dan memilih untuk istirahat di trotoar.
Calina memarkir motornya yang kempes di pinggir jalan. Ia duduk sendirian, tanpa tau harus menghubungi siapa. Dunia serasa sangat sepi untuknya saat ini.
Di tengah keputusasaan, sebuah motor besar berwarna merah berhenti tepat di belakang motornya. Cahaya lampu dari motor itu menyilaukan mata Calina. Membuat Calina memicingkan mata. Ia ingin tau siapa gerangan yang berhenti di belakang motornya.
Dewa penyelamat kah? atau justru laki - laki iseng yang ingin mengganggunya? Calina mulai was - was.
Laki - laki berusia sekitar 30 tahun, memakai jaket kulit hitam dan helm teropong turun dari motor merah itu setelah memarkirkan motornya.
"Ban mu bocor?" tanya pria itu tanpa melepas helmnya.
"Em... i..iyaa!" jawab Calina ragu dan takut. Seketika ia berdiri untuk bersikap sopan.
Hanya sepasang mata pria yang bisa di lihat Calina. Tangan pun tertutup oleh sarung tangan berwarna hitam. Hanya jari - jarinya saja yang terlihat, putih dan bersih.
"Dimana rumahmu?" tanya laki - laki itu.
"Perumahan Grand Cemara Asri, Mas!" jawab Calina.
"Kamu bisa bawa motor ini?" tanya laki - laki itu menunjuk motornya sendiri.
Calina ragu untuk menjawab, mulutnya terbuka tapi belum juga sepatah kata keluar.
"Saya bisa kalau jalanan sepi, kalau jalanan ramai seperti ini saya takut!"
"Kamu pasti bisa!" laki - laki itu meyakinkan Calina, bahwa dia bisa melakukan apa yang ia bilang tidak bisa.
"Tapi, Mas..."
Laki - laki itu mendorong pundak Calina untuk mendekati motornya.
"Naiklah! bawa motorku!" titah laki - laki asing itu. "Aku yang akan mendorong motormu!"
"Apa!" pekik Calina menoleh laki - laki itu.
"Sudah! cepatlah, untuk seorang gadis ini sudah malam, bukan?"
"Aa...i..iiyaa.." jawab Calina ragu.
Calina ragu untuk membawa motor besar milik laki - laki asing itu. Sebagai perempuan normal, tentu saja ada rasa takut. Bagaimana jika laki - laki itu hanya menjebaknya?
Calina masih menatap ragu motor merah itu. Namun saat menoleh kembali laki - laki itu, laki - laki itu sudah mendorong motornya ke depan.
"Laah!" pekik Calina segera naik ke motor merah milik pria itu. "Bagaimana ini?" gumamnya mulai menyalakan mesin.
Sekali sentuhan motor merah itu berhasil menyala.
"Motor ini kan berat, mahal pula!" gerutunya. "Bagaimana kalau aku menabrak motor orang!" lanjutnya berfikir. "Bisa - bisa aku ganti rugi banyak! duh!!"
Calina mulai menaikkan motor ke jalanan beraspal dengan sangat pelan. Ia pernah menggunakan motor seperti itu milik sepupunya. Hanya saja di jalanan sepi, di kampungnya. Bukan di jalanan rawan macet seperti ini.
Tak di sangka laki - laki itu mendorong begitu cepat. Bahkan Calina harus tertinggal karena harus adaptasi dengan kopling yang tak biasa di tangan kirinya. Sehingga ia hanya melajukan motor dengan sangat pelan.
"Capek juga bawa motor begini!" gumamnya. "Tapi benar kata laki - laki itu! aku pasti bisa bawa motor begini di jalan raya seperti ini!"
' Siapa dia? bagaikan malaikat yang jatuh dari langit! menolongku di saat aku sudah lelah, saat semua orang hanya melihat dan melewati ku saja! '
Bibir Calina tersenyum. Menatap punggung bidang laki - laki yang mendorong motornya beberapa meter di depannya.
' Andai aku memiliki suami seperti dia! '
Lanjut Calina melamun.
' Yaa Tuhan, apa yang aku pikirkan! Maafkan aku Papa, aku sudah memikirkan hal bodoh dengan ingin menukar suamiku dengan pria itu! Padahal belum tentu juga pria itu akan baik padaku! Maafkan anakmu ini, Pa! '
Calina kembali fokus pada jalanan dan motor besar yang ia tunggangi. Sampai akhirnya mereka sampai di depan perumahan yang di maksud Calina.
"Di mana gang rumah mu?" tanya laki - laki itu.
"Jalan Strawberry no. 217, Mas!" jawab Calina.
"Ok!" jawab pria itu kembali mendorong motor Calina.
"Eh, Mas! Mas!" panggil Calina memajukan motor merah pria itu.
"Kenapa?" tanya nya tanpa berhenti.
"Sudah, sampai sini saja! rumahku sudah dekat!" ujar Calina.
"Tidak masalah! jalan saja di depan, aku akan mengikuti mu!"
"Tapi, Mas! aku serius! sampai sini saja!"
"Aku juga serius!" jawab pria itu tak ingin di bantah. "Cepatlah!"
"Hem.. iya!"
' Waduh! semoga saja Mas Zio belum pulang! '
Gumamnya dalam hati.
***
Sementara Zio sendiri sudah mengakhiri sesi bercintanya bersama Naura. Mereka mandi berdua, mengembalikan kesegaran tubuh mereka.
"Sampai jumpa besok, Sayang!" pamit Zio sembari memasuki mobilnya.
"OK, Sayang!" jawab Naura melambaikan tangan.
Begitulah hari - hari yang di lakoni Zio. Satu malam di rumah Naura, satu malam berikutnya di rumah Calina. Hanya saja tetap Naura yang mendapat nafkah batin.
Sementara Calina?
Ya.. begitulah ..
...🪴 Happy reading 🪴...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
guntur 1609
laki2 anjing
2023-09-18
2
meE😊😊
aamiin paling knceng smoga cwo itu yg jd suami mu..tp klo bner2 baik yaa🤭
2023-09-11
1
Samsia Chia Bahir
ayahx calina pasti sakit lihat dr sana anakx dibikin tdk adil diduniañ 😣😣😣
2023-08-31
1