"JANGAN SENTUH AKU!" teriak Calina menyingkirkan kasar tangan Zio yang hampir saja melepas kuncian handuknya.
Sepasang mata Calina melotot tajam pada Zio, meskipun beberapa bulir air mata masih membasahi pipinya. Dadanya kembang kempis menahan amarah. Ingin rasanya ia merobek - robek mulut Zio yang sudah mengatai dirinya sedemikian kotor dan menjijikkan.
Juga mematahkan tangan Zio yang sudah berusaha menyentuhnya dengan cara yang menjijikkan.
"Aku tidak sudi di sentuh pria tidak punya hati seperti mu!" seru Calina kembali saat Zio yang reflek mundur satu langkah akibat hentakan Calina yang cukup kuat.
Zio yang merasa di tolak tanpa sopan santun pun semakin tersulut emosi.
"Aku suamimu! aku berhak menyentuhmu jika aku ingin!" ucap Zio tegas.
"Suami?" tanya Calina tersenyum sinis, di antara derai air mata yang kembali ia tahan. "Sejak kapan suami ku ingin menyentuhku?" tanya Calina mengejar. "Tidak pernah sekalipun suami ku ingin menyentuh diri ini! Satu tahun!" Calina mengacungkan satu jari telunjuknya di hadapan Zio. "Satu tahun aku di nikahi seorang pria, tapi selama itu pula aku seperti gadis liar yang tak pernah sekalipun mendapatkan hak ku sebagai seorang istri!"
"Dan sekarang, di saat kamu merendahkan diri ini kamu bilang kamu berhak atas diriku?" tanya Calina menyebikkan bibirnya culas. "Jangan mimpi, Tuan! sampai aku mati, aku tidak akan ikhlas di sentuh dengan cara menjijikkan macam caramu barusan" teriak Calina menggebu.
"Berani sekali kau membentak ku!" desis Zio menatap kejam pada istri keduanya. Zio maju kembali, meraih lengan Calina dengan kasar, menarik lengan kecil itu dan menghempaskannya di atas tempat tidur Calina.
"Auh!" pekik Calina saking kerasnya Zio menghempaskan lengannya, hingga tubuhnya terjerembab di atas tempat tidurnya dan terpantul beberapa kali.
"Apa sebegitu jijiknya kau padaku?" tanya Zio menatap kejam Calina. "Atau karena kau lebih terbiasa di sentuh laki - laki di luar sana, sampai kau enggan untuk di sentuh suamimu sendiri?" tanya Zo mencibir. "Dan selama ini yang kau katakan berusaha untuk merebut perhatianku adalah alasan bagimu supaya kau terlihat seperti istri menyedihkan?"
Calina setengah berbaring di atas tempat tidur, menatap kecewa pada suaminya. Setiap kata yang di lontarkan Zio sangat tidak pantas untuk di ucapkan untuk istri yang selama ini menantikan cintanya.
"Aku bukan jijik dengan mu, Mas! tapi kalimat mu, cara mu menyentuhku! sangat menjijikkan!" ucap Calina, "Seolah aku ini hanya sampah yang gak berguna!"
Tersenyum smirk, Zio menaiki tempat tidur, menundukkan kepalanya untuk bisa sejajar dengan kepala Calina.
"Lalu, kau ingin aku menyentuhmu seperti aku menyentuh Naura?" tanya Zio dengan gigi yang mengerat. "Jadilah seperti Naura!" ucap Zio kemudian. "Anggun, cantik, putih, menarik dan tidak liar seperti mu!" seru Zio tepat di depan wajah Calina yang matanya seketika terpejam karena merasa di banding - bandingkan.
Zio beranjak dan meninggalkan kamar Calina. Menghempaskan pintu kamar Calina dengan sebuah bantingan yang cukup keras. Hingga Calina tersentak kaget.
Sepeninggal Zio, Calina duduk di tepi ranjang. Menunduk dengan air mata yang membasahi pipi. Bulir - bulir beningnya beberapa kali berjatuhan di atas pangkuannya.
Dunia tak mungkin sesempit ini, bukan? Ia juga ingin bahagia seperti Naura. Meskipun entah dimana dan kapan ia akan menemukannya.
Setiap kata yang terlontar dari mulut pedas Zio, sangat menusuk hati Calina. Terus saja terngiang. Betapa ia memang sangat berbeda dengan seorang Naura Azalea.
Dengan sesenggukan, Calina berdiri, mendekati cermin besar di almari kamarnya. Menatap tubuhnya yang berbalut handuk putih.
Di banding dengan Naura, dia mungkin hanya setengahnya saja. Naura selalu anggun dengan dress dan pakaian kekinian lainnya. Sedang dirinya, selalu dengan celana untuk pulang pergi kerja. Kemudian di rumah hanya dengan pakaian sederhana tanpa dress model terbaru.
Ia tatap lekat wajahnya, di depan cermin. Menyisir setiap inchi dari kulitnya yang sebenarnya terlihat manis meskipun bekas merah masih tersisa di pipi kiri. Hanya saja di mata Zio semua itu tidak berharga. Tak sebanding dengan kesempurnaan seorang Naura Azalea.
Calina meraih kembali baju yang tadi hendak ia gunakan. Menghapus air mata deritanya malam ini, kemudian memakai satu set baju tidur berbahan spandex korea.
Hingga larut malam, sepasang mata Calina masih sulit terpejam. Ia terus berfikir, apa yang harus ia lakukan kedepannya?
Pergi meninggalkan Zio?
Atau kembali berusaha merebut cinta seorang Zio Alfaro.
Pergi? tidak akan menyelesaikan masalah. Mendekati Zio kembali? serasa tak punya muka lagi untuk muncul di hadapan Zio.
"Tolong aku, Tuhan..." lirihnya di tengah malam gelap. Menatap atap kamar berwarna lavender berpadu dengan warna emas di sekitarnya.
***
Sedangkan Zio, setelah membanting pintu kamar Calina, ia menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya.
Nafasnya masih terasa berat. Ia membuka kasar pakaian yang masih melekat di tubuhnya. Membuangnya pada keranjang baju kotor di kamar mandi.
Menghadap cermin di wastafel, ia tatap tubuhnya bagian atas yang tak tertutup kain.
"Beraninya kau menghina Naura!" desisnya geram. "Aku benar - benar ingin merobek mulut mu itu!"
Beberapa menit berlalu dnegan keadaan yang sama, ia tatap keranjang kotor di kamar mandi. Setiap pulang ke rumah itu, ia selalu meletakkan baju kotornya di sana. Tapi saat ia kembali datang, keranjang itu selalu kosong. Padahal pembantu hanya seminggu dua kali datang.
"Apa aku terlalu kasar dengan gadis itu?" ucapnya kemudian, seolah merasa bersalah sudah menampar gadis itu sedemikian keras. Seumur hidup baru kali ini ia menampar seorang wanita.
Ia angkat tangan kanannya, menatap telapak tangan yang ikut memerah setelah menampar istri keduanya.
"Tapi gadis sialan itu pantas mendapatkannya!" ucapnya kemudian. "Wanita murahan! berani sekali membawa pria asing ke rumahku!" ucapnya meninju meja wastafel. "Aku berhak menghukum mu!"
***
Pagi telah tiba, Calina yang menangis semalaman, hanya tidur beberapa jam saja. Pagi ini ia sudah siap dengan pakaian kerjanya.
Celana hitam yang biasa ia gunakan untuk berangkat kerja naik motor, pagi itu sengaja tidak ia gunakan. Ia langsung memakai rok kerjanya. Ingin tau, apa reaksi Zio melihat dirinya dengan rok kerja seperti Naura.
Rambut ia gerai dengan indahnya, sebuah jepit rambut kecil berada di sisi kiri. Mengunci poni panjang agar tidak mengganggu di wajahnya.
Tampaknya Calina tidak semudah itu menyerah untuk mendapatkan perhatian suaminya.
' Aku adalah istri sah di mata hukum dan negara! harusnya aku yang bahagia! '
Ucap Calina di dalam hati. Menyemangati dirinya. Mencoba melupakan tamparan semalam, serta penghinaan yang ia dengar panjang lebar.
Calina kembali menata sarapan yang ia buat beberapa saat lalu. Sederhana, hanya nasi goreng telur dan udang.
Ia juga menyiapkan sebuah kotak hadiah anniversary yang kemarin ia beli. Sebuah jam tangan bermerk, yang cukup bagus untuk sebuah hadiah pernikahan.
Beberapa kali Calina mendongak keatas, menunggu suaminya yang tam kunjung turun dari kamarnya.
Hingga suara pintu terbuka terdengar oleh Calina. Ia segera bersiap menyambut pria yang selalu menorehkan kekecewaan di hatinya.
' Aku harus berusaha dan terus berusaha, sampai aku benar - benar menemukan alasan yang tepat! jika kami memang harus berpisah! Aku tak ingin perpisahan hanya karena hal seperti ini! Ini pasti bisa di perbaiki! '
' Pa, Calina yakin, sekarang Papa tau, seperti apa kehidupan Calina di kota. Tinggal bersama suami yang Papa pilihkan. Papa jangan khawatir, diri ini akan menjadi baja untuk saat ini. '
Suara langkah menuruni tangga semakin terdengar di telinga Calina. Calina mulai bisa melihat sepasang kaki bersepatu dan bercelana hitam menginjak anak tangga bergantian.
"Mas?" panggil Calina setengah datar. Saat pria ia tunggu sudah sampai di anak tangga terakhir.
...🪴 Happy reading 🪴...
Hai kakak kakak...
boleh dong tinggalkan bintang, hadiah dan vote nya 🤩🤩🤩
Biar Othor receh ini semangat 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
meE😊😊
hisss ku fikir calina akn mnyerah stlh kjdian smlm.. klo g mau ningglin pling ngga abaikan sja
2023-09-11
2
Samsia Chia Bahir
😄😄😄😄😄 akoh tetawa jahat for calina, perempuan kok goblok amat 😂😂😂😂😂😂
2023-08-31
1
ani surani
kasar pake bgt. awas ntar kalo bucin loh 😏😏😏
2023-07-08
1