Mobil putih melaju di antara keramaian ibukota. Seorang pria 29 tahun mengemudikan mobilnya dengan jas resmi yang membuatnya terlihat gagah pada malam pesta kali ini.
Di sampingnya, ada seorang wanita 26 tahun yang tak lain adalah istrinya. Lebih tepatnya istri kedua. Gaun cantik yang membalut tubuhnya, memperlihatkan lekuk ramping yang jarang diperlihatkan. Dialah Calina Agasta.
Calina menatap kosong tepi jalan yang ramai oleh para penjual kaki lima dan para pemuda pemudi yang bersiap menghabiskan malam minggu.
Cafe - cafe yang menawarkan menu dan nuansa unik pun tak kalah ramai oleh para pemuda. Terutama oleh pasangan kekasih yang ingin bermalam minggu.
Sesuai kata pepatah, malam minggu adalah malam yang panjang. Maka malam ini mungkin akan terasa jauh lebih panjang untuk Calina.
Apalagi mereka akan menghabiskan malam ini di sebuah pesta perusahaan yang tentu akan sangat meriah. Karena beberapa artis ibukota sudah tercatat sebagai pengisi acara malam ini. Membuat para tamu undangan akan lupa waktu.
Mobil putih Zio berhenti di persimpangan lampu merah. Tidak sampai satu kilo meter lagi, maka keduanya akan sampai di perusahaan dimana Zio bekerja.
Calina mengalihkan pandangan ke arah depan. Terlihat sepasang muda - mudi naik motor berdua, terlihat sangat romantis. Canda tawa keduanya terlihat dari gerak tubuh mereka.
Hati Calina terenyuh. Ia tak pernah merasakan semua itu. Dulu mimpinya ia ingin langsung menikah tanpa berpacaran. Tapi siapa sangka, hal itu justru membuatnya bak jatuh di lubang sumur.
"Awas saja kalau kau sengaja mengerjai ku lagi!"
Suara manusia terdengar untuk pertama kali di dalam mobil itu. Membuat Calina sontak menoleh. Ia tatap lekat pria itu. Sebelum ia pikir, Zio akan marah besar karena ulahnya. Tapi ternyata pria itu hanya menegur dengan teguran yang tidak ada artinya. Seulas senyum terbit dari si gadis desa.
Calina kembali menatap jalanan di depan. Menyandarkan punggungnya sembari tangan terlilit di depan dada.
"Kapan lagi aku bisa membuat kamu menurut padaku!" ujar Calina tanpa ragu.
"Kamu!" hentak Zio menoleh Calina dengan benci, menatap garis wajah Calina dari samping. Dan kemudian tatapan benci itu berubah menjadi tatapan datar. Lebur sudah tatapan kebencian yang hampir setiap hari dia tunjukkan pada Calina.
Zio kembali menatap ke arah depan. Kembali melajukan mobilnya untuk melewati lampu hijau yang sudah menyala.
"Di kantor nanti, kau harus berlaku seperti tahun lalu. Akan ada CEO baru yang di perkenalkan secara resmi!" ucap Zio menjelaskan. "Sebagai istriku, kau harus berlaku sopan padanya! Namanya Pak Kenzo! beliau baru tiga bulan ini berada di kantor! Meskipun tidak setiap hari datang!" jelas Zio.
"Hemm... baiklah! aku paham!" jawab Calina cuek.
Mobil Zio memasuki parkiran perusahaan. Sudah ada banyak sekali mobil - mobil dengan berbagai merk dan tipe yang terparkir. Juga ada banyak kendaraan roda dua yang berjajar.
Waktu menunjukkan tepat pukul 8 malam. Itu artinya acara akan segera di mulai.
Zio turun dari mobil, di ikuti oleh Calina dari sisi sebrang. Keduanya berjalan beriringan dengan jarak dengan yang hanya tersisa 5 senti meter saja.
Tampan dan cantik! malam ini keduanya terlihat sangat serasi. Hanya saja hati Zio tidak di peruntukkan Calina yang sesungguhnya mencintai Zio.
Zio berhenti tepat di depan lobby. Reflek Calina pun melakukan hal yang sama.
"Kenapa, Mas?" tanya Calina tak mengerti. Karena semua karyawan langsung masuk setelah menunjukkan kartu undangan mereka.
"Nunggu Naura!" jawab Zio singkat.
Lagi - lagi Calina hanya menarik nafas dalam, dan membuangnya dengan berat. Menemani suaminya berdiri menggunakan high heels, untuk menunggu istrinya yang lain? tidak hanya melelahkan, tapi juga menyebalkan.
Beberapa karyawan menyapa Zio dengan hormat. Mengingat jabatan Zio cukup tinggi di perusahaan itu.
Beberapa dari mereka juga menoleh Calina. Hingga suara kasak kusuk dari mereka, terdengar sampai ke telinga Calina dan Zio.
"Istri Pak Zio cantik, ya?"
"Iya! aku juga baru tau!" sahut lainnya.
Calina yang mendengar hanya bisa menghela nafas. Satu sisi ia bangga di bilang sebagai istri Zio yang cantik, tapi di sisi lain ada kesedihan yang tak bisa ia ungkapkan.
Ya, itu karena dia hanya istri yang tak di anggap. Istri yang hanya dijadikan status di buku nikah saja.
Sebuah mobil berwarna silver berhenti tepat di depan lobby. Zio memicingkan matanya, rasanya itu mobil Gr*b yang ia pesan untuk Naura.
Dan benar, Naura turun dari pintu mobil bagian belakang. Ia terlihat sangat cantik, dengan gaun berwarna grey. Bagian dada terlihat sedikit terbuka. Memperlihat sebuah kalung putih yang sangat cantik. High heels berwarna senada membalut kakinya. Sebuah tas kecil yang hanya muat untuk ponsel dan dompet kecil ia tenteng di tangan kiri. Rambut hitam di gerai bergelombang, dengan sebuah jepit perak bermotif bunga - bunga teratai di kepala.
Zio tersenyum samar dan mata tak bisa berkedip begitu melihat Naura mulai melangkahkan kakinya mendekati Zio dan Calina.
Calina melirik ekspresi suaminya, setelah melihat betapa sempurna penampilan Naura malam ini. Hatinya tersenyum culas. Hal yang biasa untuk dia lihat.
"Calina!" sapa Naura sembari memberi pelukan hangat dan cipika - cipiki sekilas.
Dan seperti biasa, di kantor Naura dan Zio berlaku layaknya atasan dan bawahan. Naura mengangguk pelan untuk menyapa Zio.
"Ayo masuk! ini sudah lewat jam 8!" ajak Zio pada dua istrinya.
"Ya, Mas!" jawab Calina segera berbalik. Kali ini ia dengan berani tanpa ragu, merengkuh lengan Zio mesra.
Sementara seketika tubuh Zio meremang. Bagaimana tidak, istri yang ia cintai justru berjalan di belakang mereka.
Naura yang mengikuti langkah keduanya, justru terlihat tersenyum. Ia senang melihat suaminya memperkenalkan Calina di hadapan publik. Ia tak peduli dengan dirinya yang memang tak bisa muncul di kantor sembari merengkuh lengan suaminya sendiri.
Zio dan dua istrinya memasuki lift, bersama dua orang karyawan lainnya. Karena acara ada di lantai 3. Sepanjang itu pula Calina tak melepas lengan Zio.
"Pak Zio dan istrinya romantis ya, Ra" ucap salah seorang wanita yang di kenal Naura menjabat sebagai sekretaris.
"Iya!" sahut satu lagi.
Naura tersenyum tulus, "Tentu saja, Lil. Mereka sangat cocok, bukan?" jawab Naura.
"Iya!" jawab perempuan yang bernama Lila itu.
Calina yang merasa tengah di bicarakan, menoleh ke belakang sekilas, untuk menyapa ramah dua perempuan yang baru saja memujinya itu dengan seulas senyum manis.
Mereka sampai di lantai 3, dimana lantai itu hanya ada Aula untuk kegiatan perusahaan.
"Calina, Pak Zio aku mau gabung dengan Lila dan yang lain ya?" pamit Naura. Ia tak ingin mengganggu Calina yang sedang memiliki kesempatan untuk bermesraan dengan suaminya itu.
"Iya, Ra." jawab Calina mengangguk.
"Iya.." jawab Zio datar. Sebenarnya ia cukup berat melepas istrinya tercinta untuk berjauhan dengan dirinya. Tapi mau bagaimana lagi. Ini di kantor, daripada semua harus menjadi rumit.
"Kursi ku ada di depan!" ucap Zio datar. Mengajak Calina untuk mendekati kursinya yang berada di barisan kedua.
Mereka duduk melingkar di meja berbentuk lingkaran bersama dua pasang lainnya yang posisinya setara dengan Zio. Mereka bersama menikmati dessert yang di sediakan di atas meja, sembari mengobrol santai.
Suara MC sudah memenuhi sound di aula itu. Artis ibukota pun beberapa sudah di munculkan untuk menghidupkan acara malam ini.
Sampai semua mata tertuju pada pintu masuk. Dimana kedatangan seseorang yang sontak menjadi pusat perhatian.
Tubuh tegap, gagah, dengan kulit putih berbalut jas hitam mahal, memasuki aula. Sontak semua berdiri.
Di sampingnya ada lelaki berusia sekitar 60 tahun, dengan seorang wanita berusia sekitar 55 tahun.
Putra mahkota bersama sang pendiri perusahaan telah hadir, membuat semua orang berdiri serentak dengan sorot mata mengarah ke arah yang sama.
"Itu Pak Adhitama dan Pak Kenzo!" ucap Zio pada rekan - rekannya.
"Ayo!" rekan Zio mengajak Zio untuk menyambut kedatangan CEO dan Presdir mereka.
Enam orang di meja itu berdiri bersamaan. Berbaris rapi menyambut kehadiran 3 orang dengan kedudukan tertinggi di kantor itu.
"Itu Pak Kenzo! CEO baru!" bisik Zio pada Calina.
"Iya, tau! yang paling tampan dan yang paling muda! sesuai dengan namanya!" ucap Calina kemudian.
Sontak Zio menoleh pada istri keduanya. Menatap tak percaya paca Calina. Kenapa semua mengatakan hal yang sama?
...🪴 Happy Reading 🪴...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
meE😊😊
kenzo /gilang.. clon suami calina.. aamiin😁😁
2023-09-11
2
ani surani
😅😅😅😅
2023-07-08
1
Dinda Putri
llanjut thoor buat Valina pisah Ama suaminya dong Gedeg aku
2022-11-21
1