Cinta Yang Tak Ku Rindukan
"Mas!" seru Calina mencoba mengejar langkah cepat suaminya yang meninggalkan ruang tengah.
Pria bernama Zio Alfaro itu tak memperdulikan panggilan istrinya. Ia langsung masuk ke dalam mobil begitu sampai di garasi rumahnya.
Membiarkan istrinya yang akhirnya hanya bisa berdiri terpaku di pintu menuju garasi.
📞 "Pagi, Sayang!"
📞 "Pagi, Mas! kamu belum berangkat ke kantor?"
📞 "Ini aku sudah di mobil!"
📞 "Jemput aku, ya? aku males bawa motor ini!
📞 "Ya, Sayang!"
📞 "Ok! see you, Darling!"
📞 "See you too, Honey!"
Zio mengakhiri panggilan di ponselnya dengan seulas senyuman tipis, sembari melempar ponsel ke jok di sampingnya. Dan kemudian memundurkan mobilnya, untuk meninggalkan rumah dua lantai yang ia tempati bersama sang istri, Calina Agasta.
Calina yang masih berdiri di ambang pintu, tentu dapat melihat senyuman itu dengan jelas dari kaca mobil bagian depan.
Saat mobil itu berjalan mundur, jelas terlihat jika sang pengemudi tak meliriknya sama sekali. Yang artinya ia bukanlah sesuatu yang berharga untuk sekedar di lirik saja.
Dengan menelan kekecewaan yang sudah setahun ini ia rasakan, Calina kembali masuk ke dalam rumah. Duduk di meja makan seorang diri, menatap nanar pada masakan yang sudah ia siapkan sejak subuh.
Untuk yang ke 364 kalinya ia sarapan seorang diri dalam kurun waktu menjelang 1 tahun pernikahan. Bukan hanya sarapan, tapi juga di waktu makan lainnya.
Menyedihkan 😪
Kembali mengambil nasi dan lauk pauk yang sebenarnya sudah ia selipkan do'a, agar sang suami bersedia untuk memakannya. Namun apalah daya, 364 kali ia memasak untuk sarapan, 364 kali juga masakannya tak mendapat respon baik dari suaminya.
Jangankan disentuh, dilirik pun tidak.
"Selamat makan..." lirihnya menatap kursi kosong yang tak pernah ada siapapun duduk bersamanya untuk menikmati hasil masakannya.
Selesai berkemas, Calina segera berangkat menuju tempatnya bekerja. Mengendarai motor matic yang ia miliki sejak belum menikah. Motor matic yang menemani hari - harinya sebagai perawan bersuami.
Ya! perawan bersuami. Karena sampai sampai detik ini, ia masih perawan.
Cincin pernikahan melingkar di jari manis, tapi tak ada perlakuan ataupun kewajiban khusus yang harus ia kerjakan sebagai seorang istri.
Hari - hari ia lalui bagai sebuah radio, dibiarkan bicara tanpa ada yang mendengar. Membersihkan rumah tanpa ada yang memujinya. Memasak tanpa ada yang memakan selain dirinya sendiri.
Memasuki sebuah gedung perusahaan besar, Calina sudah mengganti celana hitamnya dengan rok selutut dan membalut kakinya dengan sepatu kerja berwarna hitam. Sebagai seragam kerja yang wajib ia pakai. Rambut pun sudah ia sanggul dengan rapi dan cantik.
"Pagi, Mereen!" menyapa teman satu posisinya di kantor.
"Hai! pagi, Calina!" balas Mereen yang juga baru datang.
Mereka duduk di balik meja resepsionis. Berdua sepanjang hari, bekerja untuk meraup rezeki.
"Ini untuk mu!" Calina menyerahkan satu lunch box untuk Mereen, dan satu lagi ia simpan untuk dirinya sendiri.
"Wah! hampir setiap hari aku makan siang buatan mu!"
Calina hanya tersenyum kecut. Dari pada masakannya di buang, mending di bawa bekerja untuk makan siang bersama sahabatnya, bukan?
"Tak mau makan lagi?"
"Iya!" jawab Calina cuek. Menyembunyikan kecewa yang sudah sepenuh dada.
"Kenapa sih kamu masih bertahan?"
Menghela nafas setelah menyalakan komputernya, "Spesial untuk satu tahun pernikahan ku besok, aku akan menjawab pertanyaan mu!" ucap Calina. "Aku pernah berjanji pada mendiang ayah, bahwa pernikahan ku ini akan menjadi pernikahan pertama dan terakhir! Aku akan menjadikan pria yang ia pilihkan sebagai imam ku satu - satunya dan selamanya!"
"Meskipun menyakitkan?"
Calina setengah menunduk, membuang muka dari sahabatnya sejak pertama menjejakkan kaki di perusahaan itu, 4 tahun silam.
"Ya, mau bagaimana lagi..."
"Calina..Calina.. padahal suami mu punya istri lain di luar sana, tapi hati mu masih sebesar itu mau menerima dan masih saja berjuang untuk mendapatkan cintanya!" ucap Mereen setengah kesal. "Padahal dari awal aku yakin, pria seperti Zio tak akan semudah itu dapat diluluhkan! dan kamu tidak pernah peduli dengan peringatan ku setahun lalu!"
"Itu karena dia pria yang setia! hanya mencintai satu wanita di dalam hidupnya!"
"Dan sayangnya itu bukan istri sahnya!"
"Naura juga istri sahnya, Mereen!" sahut Calina. "Bahkan istri pertama!"
"Hanya sah secara agama! dan itupun tanpa sepengetahuan keluarga kalian! tidak ada harganya!" jawab Mereen tegas dan jelas.
"Tetap saja mereka sah melakukan apa saja!"
"Dan kamu adalah satu - satunya istri sah secara agama dan negara di dunia, yang masih perawan ting - ting sampai satu tahun pernikahan! Menyedihkan!"
Calina kembali tersenyum miris. Olokan itu sudah biasa ia dengar dari sahabatnya yang tukang nyerocos itu. Tapi tak pernah ia ambil hati. Karena memang benar. Dan maksud sahabatnya adalah ingin ia lepas dari derita pernikahan ini.
***
Di waktu yang sama, pria bernama Zio itu baru saja melepas hasrat bersama istri pertamanya. Istri yang ia nikahi secara agama tanpa sepengetahuan keluarganya. Istri yang ia nikahi sebelum menikah dengan Calina.
"Kaan, aku jadi harus mandi lagi..." keluh manja wanita anggun, cantik, berambut hitam legam dan lurus bernama Naura Azalea.
"Kamu sangat menggairahkan pagi ini, Sayang!" ucap Zio yang masih berdiri sembari membersihkan sisa - sisa pelepasan menggunakan tisu.
"Sesekali lah, kamu lakukan juga dengan Calina. Biar adil!"
"Dia sama sekali tidak membuatku bergairah, Sayang!" jawab Zio dengan entengnya. "Cuma kamu yang bisa bikin adikku ini berdiri!"
"Kamu benar - benar keterlaluan, Sayang!"
"Padahal aku tidak rela membagi juniorku dengan wanita lain. Tapi kamu justru memaksaku untuk berbagi!"
"Kalau pada wanita lain tentu aku tidak mau! tapi kalau pada Calina, aku tidak masalah! kan dia istri kamu!"
"Tetap saja aku tidak ingin menodai cinta kita, Sayang!" jawab Zio. "Ayo mandi bersama!" Zio mengangkat tubuh ramping Naura di depan. Dan membawanya ke kamar mandi yang ada di kamar itu.
Kembali rapi setelah berbagi sabun dan air untuk mandi bersama, kini Zio dan Naura sudah keluar dari rumah dua lantai yang di beli Zio untuk Naura tinggal sejak mereka menikah hampir dua tahun yang lalu.
"Calina berangkat sendiri?"
"Ya iyalah! memangnya dengan siapa?"
"Sesekali kamu antar dong, Mas!"
"Nggak ah! lebih baik aku antar kamu!"
"Dasar!"
Mobil yang di bawa Zio memasuki sebuah gedung menjulang. Bersama Naura di sampingnya. Turun berdua, namun tak ada yang tau jika mereka adalah suami istri. Karena di perusahaan itu tak boleh ada yang menikah dalam satu gedung.
"Thanks tumpangannya ya, Pak Zio!" ucap Naura saat seorang pria keluar juga dari mobil di sebelah mobil Zio.
"Sama - sama, Naura!" jawab Zio mengangguk.
"Selamat pagi, Pak Beni!" sapa Naura pada pria yang keluar dari mobil.
"Pagi..." balas Beni. "Pagi, Pak Zio!" sapa Beni pada Zio.
"Pagi juga, Pak Beni!" balas Zio.
Mereka memasuki gedung perusahaan bersama - sama. Dengan Naura yang berjalan beberapa langkah di belakang mereka.
"Apa istri anda tidak cemburu, anda memberi tumpangan pada seorang perempuan?"
"Kami tetangga! mana mungkin istri saya cemburu! malah dia yang meminta saya untuk memberi tumpangan pada Naura! soalnya motor Naura mogok!"
"Oh..." Beni mengangguk paham.
Zio memasuki ruang bertuliskan General Manager, dimana dirinya berposisi di perusahaan itu.
Sedangkan Beni, pria berusia 30 tahun itu berposisi sebagai manager keuangan.
Sedangkan Naura sendiri, memasuki lantai yang sama dengan mereka. Dimana ia berada di divisi pemasaran.
"Naura! Jam 10 nanti bawa laporan hari kemarin ke ruangan saya, ya!" ucap Zio pada Naura yang baru saja duduk di kursinya.
"Siap, Pak!" jawab Naura mengangguk hormat.
Di kantor, mereka akan bertingkah layaknya atasan dan bawahan. Memerintah dan menjalankan perintah sesuai aturan perusahaan.
***
Waktu terus berlalu, jam yang diminta Zio telah tiba. Setelah menyiapkan laporan yang di minta Zio, maka Naura segera membawanya ke ruangan dimana Zio berada.
Tok tok tok!
"Masuk!" suara Zio terdengar lantang dari dalam.
Naura masuk dengan membawa berkas yang di minta Zio dan kembali menutup pintu.
"Ini, Mas!" ucap Naura meletakkan berkas di atas meja Zio.
"Sayaang..." ucap Zio bangkit dari kursinya. Berjalan mendekati Naura. Meraih pinggang ramping itu untuk kemudian ia dekap hingga tak ada jarak.
"Mas, kalau ada yang masuk, bahaya!"
"Semua yang masuk ke sini pasti mengetuk pintu dahulu!" jawab Zio sembari mengendus - endus leher jenjang Naura.
"Kecuali Pak Kenzo!"
"Ya iyalah! kalau Pak Kenzo kan CEO sekaligus putra mahkota perusahaan ini!" jawab Zio. "Tapi kan hari ini beliau tidak datang!" Zio menjulurkan lidahnya, seolah mengejek pernyataan Naura.
"Oh, ya?"
"Iyaa..." jawab Zio santai.
"Kenapa?"
"Karena beliau sedang berlibur ke luar negeri!"
"Em... Sayaang.. aku juga mau di bawa berlibur!"
"Em... kapan - kapan kita cuti bersama!" jawab Zio. "Sepertinya kita memang harus berbulan madu, Sayang!"
"Ajak Calina, ya?"
Ekspresi Zio seketika berubah. Mendengar berlibur membawa nama itu saja rasanya sudah membosankan. Apalagi membawa orangnya.
"No! kita pergi berdua!"
"Sayaang...."
"Aku tidak suka di bantah!" tegas Zio justru menghujani wajah cantik Naura dengan ciuman bertubi - tubi.
Tanpa pernah berfikir atau sekedar mengingat, ada hati yang terluka. Ada cinta tulus yang tak terbalas. Ada jantung yang denyutnya tak di hargai. Ada pengorbanan yang tak pernah terlihat.
"Aku pun ingin di cintai sama seperti Naura, Mas!"
Kalimat yang sering di ucapkan Calina di hadapan cermin. Cermin meja rias yang selalu menjadi temannya bercerita.
...🪴 Happy reading 🪴...
Hai..hai..haiii...
Sebenarnya Author tidak berencana untuk menulis Novel lagi. Karena mood untuk menulis kadang bagus, kadang buruk.
But, berhenti menulis rasanya berat juga...
Jadi Othor ingin menulis Novel dengan nuansa berbeda. Dimana ide cerita bermula muncul saat melihat link lomba menulis dengan tema Air Mata Pernikahan.
Tentu kita semua tidak pernah ingin merasakan hal itu. Termasuk Othor. Dan cerita dalam novel ini hanyalah fiktif belaka. Othor cuma ngarang, untuk mendapatkan receh tambahan.
Terima kasih, semoga suka dengan jalan ceritanya.
Salam hangat,
Lovallena ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Riesdiani Lian
aduuh msles baca cerita yg perempuannya modelan pengemis cinta gini, cuma berhubung koin lagi abis, apa boleh buat, drpd gak baca/Smile/
2024-02-14
0
Fania kurnia Dewi
mampir
2024-02-08
1
nenk 'yLa
jejak dlu yaa.
itu krkter si naura bnern peduli ma calina ap cuma modus tuh kn jrg bgd tuh dlm sjarah klo istri muda n tua akur aplg dlm dunia prnovelan🤣🤣
2023-09-11
1