Meyakini jika pria dengan motor merah di depan rumahnya tadi adalah seseorang yang menolong Calina sampai di rumah, amarahnya tak dapat lagi di sembunyikan.
Zio mungkin memang tidak mencintai Calina. Tapi melihat ada laki - laki lain yang mendatangi rumahnya untuk Calina, membuat dirinya merasa tak di hargai.
Jika saja pria itu berpakaian layaknya tukang bengkel, atau tukang tambal ban, atau pekerja apapun yang berhubungan dengan apa yang di butuhkan Calina tadi. Mungkin Zio tidak akan marah.
Tapi pria itu jelas, pria yang masih muda dan terlihat cukup kaya, juga terlihat keren dengan motor seharga puluhan juta miliknya.
Rumah dua lantai itu adalah miliknya. Bagi Zio tak boleh sekalipun Calina memasukkan pria lain ke rumah itu walau sampai halaman rumah saja.
Berhasil memasuki kamar Calina setelah terjadi aksi dorong - dorongan pintu, membuat Zio tersenyum menang.
"Hah!" tersenyum culas. "Apa dengan tubuh itu kau berhasil membawa pria lain ke rumahku?"
Calina terbelalak sembari menggelengkan kepalanya tak percaya dengan ucapan Zio.
"Apa maksudmu, Mas?" tanya Calina.
"Kau pulang dengan di antar seorang pria, bukan?"
Wait, dari mana suaminya itu tau! pikir Calina.
"Jangan bohong!" bentak Zio.
"Dia hanya membantu mendorong motorku, Mas!" jawab Calina. "Ban motor ku bocor! Dan aku tidak menemukan tukang tambal ban. Karena aku kelelahan, aku istirahat di tepi jalan. Sampai pria itu datang dan menawarkan bantuan untuk mendorong motorku!" Calina mencoba menjelaskan dengan detail, untuk menghindari kesalahpahaman.
"Sampai rumah?" tanya Zio sinis.
"Iya, karena aku kelelahan, Mas!"
"Pantaskah seorang perempuan bersuami di antar pulang pria lain yang bukan muhrimnya?"
"Aku tau itu tidak benar, Mas! tapi ini darurat! aku tidak tau harus meminta tolong pada siapa!" Cara bicara Calina mulai menghentak sedikit demi sedikit. "Meminta tolong kamu juga tidak mungkin, bukan?"
"Ada banyak orang di luar sana! kenapa kamu memilih yang masih muda dan kaya?"
Calina mulai tak habis pikir dengan jalan pikiran Zio. Benar - benar tidak masuk akal.
"Di luar memang banyak sekali orang, Mas! Tapi kamu pasti tau, kalau tidak semua orang ringan tangan. Tidak semua orang mau membantu orang lain yang kesusahan!"
"Kau terlalu banyak alasan!" bentak Zio melangkah maju ke depan.
Reflek Calina mundur ke belakang.
"Aku tidak beralasan, Mas!"
"Kau bisa minta tolong teman mu itu, untuk menemani mu sampai ke rumah! aku juga tidak akan melarang kalau dia bermalam di rumah ini!"
"Tapi kami beda arah, Mas!" jawab Calina tegas. "Lagi pula tidak mungkin aku meminta bantuan seorang wanita!" hentak Calina mulai tak sabar. Rasanya semua ini sangat tidak adil untuknya. "Kami akan sama - sama kesulitan kalau sama - sama perempuan!"
"Kau terlalu banyak alasan, Calina!" desis Zio berjalan pelan, mengikis jarak antara dirinya dengan Calina. "Bilang saja kau mulai berusaha mencari kesenangan dengan pria lain di luar sana!" tuduh Zio membuat Calina mendelik.
Darah serasa mendidih di anggap sedemikian kotor oleh suaminya sendiri. Kesenangan macam apa yang dia maksud? Sudah tak lagi mampu menahan gejolak amarah yang ia tahan, Calina menarik nafas panjang dan menghelanya dengan berat.
"Memangnya kenapa kalau aku mencari kesenangan ku sendiri?" tanya Calina seolah menantang untuk bertengkar dengan Zio. "Toh kamu tidak pernah memberiku kebahagiaan!" sembur Calina. "Asal kamu tau, Tuan Zio Alfaro! Hidupku di rumah ini terasa lebih buruk dari seorang pembantu!" lanjut Calina menggebu dan setengah berteriak. "Lebih tidak berguna dari sebuah pajangan dinding! Lebih menyakitkan dari pada terbakar api!"
Zio menghentikan langkah saat sisa jarak hanya satu meter saja. Menatap sinis pada Calina yang punggungnya sudah menempel pada almari di kamarnya. Seulas senyuman sinis setengah mengejek terbit dari bibirnya.
"Aku tidak pernah memaksamu untuk bersedia masuk ke dalam hidupku!" ucap Zio dingin. "Dari awal kau pun sudah tau jika aku selalu berpura - pura manis di hadapan Papa dan Mama... lalu untuk apa kau menuntut kebahagiaan dari ku?" tanya Zio. "Harusnya kau menolak sebuah perjodohan dari awal"
"Mana aku tau kalau kau ternyata batu yang tidak bisa di ubah menggunakan cara apapun!"
"Setelah tau begini, apa mau mu?" tanya Zio. "Meminta berpisah denganku? mintalah! bicara pada Papa dan Mama ku!"
"Maksudmu supaya keluarga ku terlihat buruk di depan keluargamu? karena aku yang meminta?" tanya Calina sinis. "Dari awal kamu pun tidak bisa menolak perjodohan ini, bukan? harusnya jika begitu, kita bisa saling mengisi kekosongan! bukan hidup seperti ini! Kamu bisa berbahagia dengan Naura! sedangkan aku?" tanya Calina menggebu. Bibirnya tak henti untuk berucap. Mengeluarkan setiap amarah yang tersimpan di lubuk hatinya. "Ketika aku kesusahan, kamu tidak peduli! ketika aku sakit pun kau tak mau tau!"
"Saat aku sakit, aku tidak pernah meminta mu untuk merawat ku, bukan?" sahut Zio. "Jadi untuk apa aku merawat mu!"
"Itu karena kau punya istri lain!" seru Calina. "Kalau saja sejak awal kamu bicara tentang Naura! mungkin aku tidak akan sesakit ini, Mas! Aku akan mencari alasan untuk tidak menikah dengan mu tanpa memberi tau mereka tentang keberadaan Naura!" lanjut Calina. "Tapi permainan mu sungguh manis! kau menjeratku dengan kepura - puraanmu! Lalu membuatku sulit melepaskan diri dari semua ini!"
"Hahaha!" Zio tergelak sinis. "Sampai kapanpun aku akan lebih pintar darimu, Calina! Tidak akan semudah itu untuk kau bisa keluar dari rumah ini, dan membuat nama ku buruk di hadapan orang tuaku!"
"Dasar gila! Egois! Kau benar - benar lebih buruk dari binatang!" teriak Calina tepat di hadapan Zio. "Kamu dan Naura memang pantas bersanding, Mas! sama - sama bermuka dua! sama - sama brengsek!"
Plaakk!
Sebuah tamparan mendarat di pipi Calina dengan sedemikian keras. Nafas menderu, dada Zio kembang kempis setelah melayangkan tangan kekarnya.
Reflek, Calina memegangi pipinya yang terasa sedemikian panas. Warna merah menjalar memenuhi kulit putih pipinya. Kepala menunduk, mata terpejam. Menahan agar bulir air matanya tidak jatuh begitu saja.
"Kau bisa mengatakan aku anjing sekalipun! tapi jangan pernah kau mengatakan hal buruk tentang Naura!" desis Zio dengan gigi yang mengerat, tangan terkepal dan dada yang masih bergemuruh.
"Apa kau tidak tau, Naura begitu tulus meminta ku untuk berbuat adil padamu!" ucap Zio. "Tapi aku yang sama sekali tidak ingin mengkhianati dia! Aku yang tidak sudi menyentuh wanita lain! Apalagi wanita murahan seperti dirimu!" bentak Zio tepat di depan wajah Calina. "Mengaku saja, kalau kau sebenarnya sudah tidak suci! Katakan! Berapa banyak pria yang sudah meniduri mu!" ucap Zio tanpa berfikir. "Apa kau juga pernah membawa pria itu masuk ke kamar ini, hah!" kejar Zio. "Dasar Pelac*r! cih!"
Air mata yang sedari Calina tahan, akhirnya jatuh begitu saja. Hatinya hancur remuk oleh kumpulan kata pedas yang di lontarkan suaminya sendiri.
Dia memang bukan gadis berhijab dan Sholeha, yang menjadi incaran banyak laki - laki. Tapi tak sekalipun tubuhnya pernah di sentuh pria yang bukan muhrimnya selain sebuah jabatan tangan.
Dan rangkaian kata yang baru saja di lontarkan oleh Zio, berhasil memporak porandakan hatinya yang sebenarnya sudah rapuh sejak hampir setahun ini. Sudah siap untuk hancur dan memberontak.
"Seperti apa mereka menyentuhmu?" tanya Zio dengan nada rendah namun terdengar sangat merendahkan. "Seperti ini?" tanya Zio menggerakkan tangan kanannya menyentuh lengan Calina yang belum sempat memakai baju. Menggerakkan keatas, meraba dengan lembut hingga pundak.
Air mata Calina semakin tak tertahan. Ia merasa jijik dengan apa yang dilakukan Zio. Ia gerakkan pundaknya sembari dengan sesenggukan.
Zio tersenyum culas, tangannya semakin turun, menyentuh kuncian handuk yang berada tepat di atas dada sebelah kiri. Dan...
...🪴 Happy reading 🪴...
Kita berjumpa lagi, setelah 3 hari vakum 🥰😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
meE😊😊
bner2 pria sintinggg... aprti tsi naura jg emg bneran brmuka dua sprti ap yg calina ucapkn d dpn lu aja pura2 care sma calina.. n d dpan calina jg so baik pdhl rmg sngja pamer kmesraan biar si calina mkin trluka
2023-09-11
1
Samsia Chia Bahir
Akoh g kasian ma calina krn dia perempuan bodoh 😄😄😄😄😄😄
2023-08-31
1
ani surani
Calina Cerdas 👍
2023-07-08
1