Di tengah rasa kesal, suara barinton terdengar jelas dari arah belakang. Membuat Calina sontak menoleh ke sumber suara.
"Saya tidak bisa bawa mobil, Pak Kenzo!" jawab Calina.
Kenzo beserta asistennya berhenti tepat di samping Calina dan Zio. Kenzo menatap Zio dengan heran.
Melihat Kenzo yang sangat dingin beserta asistennya yang juga terlihat sangat ketus, membuat Calina ragu untuk bertanya tentang nama Gilang yang pernah ia kenal. Justru kini ia merinding, karena pria itu berdiri seperti batu karang, namun wajahnya seperti singa kelaparan.
Seorang pria paruh baya datang dari balik kemudi sebuah mobil alp*rd putih yang sejak tadi parkir di depan lobby. Mendekati Kenzo dengan berjalan sedikit menunduk.
"Den Kenzo pulang sekarang?" tanyanya pada Kenzo.
"Mang Heru, antarkan mereka pulang! aku akan pulang bersama Venom!" titah Kenzo pada seseorang yang bisa di duga sebagai supir pribadi Kenzo itu.
"Begitu ya, Den? baiklah!" jawab Mang Heru.
"Maaf, Pak! Tidak usah repot - repot!" sahut Calina menatap Kenzo. Sorot mata mereka bertemu, membuat jantung Calina nyaris berhenti berdetak. "Saya tunggu sampai ada taksi online yang bisa menjemput kami saja!"
Tanpa menjawab satu kalimat pun, Kenzo justru membuang pandangan serta mukanya ke arah depan. Berjalan begitu saja, meninggalkan Calina dan Zio. Sedang Venom sang asisten, mengikuti langkahnya di belakang.
Calina membeku menatap punggung tegap berbalut jas mahal itu. Pria itu terlihat sangat tegas dan pantas dengan karakter dingin yang dia bangun.
' Aku yakin dia gilang! '
Batin Calina terus meyakini Kenzo adalah Gilang yang menyelamatkan dirinya.
"Neng, pulang sekarang?" pertanyaan Mang Heru membangunkan lamunan Calina. "Den Kenzo tidak suka di bantah!"
Sontak perempuan yang malam ini tampil begitu anggun itu menoleh Mang Heru.
"Eh, iya Pak!" jawab Calina tersandar. "Tapi... apa Bapak tidak merasa direpotkan?"
"Selama Den Kenzo yang menyuruh, apapun tidak akan membuat saya repot!" jawab Mang Heru yakin. "Mari saya bantu!"
Atas bantuan Mang Heru kini Zio sudah tertidur di salah satu kursi bagian tengah mobil mewah yang di kemudikan Heru. Sedang Calina di kursi sebelahnya.
"Pak Heru sudah lama bekerja untuk Pak Kenzo?" tanya Calina, setelah beberapa menit mobil melaju.
"Saya sudah bekerja di rumah Tuan Adhitama sejak umur 17 tahun, Neng. Saat itu saya butuh biaya tambahan untuk bayar sekolah. Beruntung, Tuan Adhitama sangat baik, menerima saya yang statusnya masih pelajar. Dari sekedar tukang kebun, sampai akhirnya di jadikan supir pribadi istri beliau, setelah beliau menikah dengan Nyonya Adhitama."
"Berarti Pak Heru sudah mengenal Pak Kenzo sejak beliau baru lahir?" tanya Calina.
"Ya, Neng.. Tentu saja!" jawab Mang Heru. "Saya menyayangi Den Kenzo layaknya anak saya sendiri! Namun saya sadar, saya harus tetap menaruh hormat padanya!"
Calina mengangguk, ia menyadari posisi Mang Heru di keluarga Kenzo.
"Pak, kalau boleh tau, apa Pak Kenzo itu suka naik motor?" tanya Calina pada inti tujuannya. Yakni mencari informasi tentang Kenzo.
"Saat remaja memang Den Kenzo suka sekali naik motor! Kemanapun dia lebih suka bawa motor besarnya sendiri. Bahkan Den Kenzo mengikuti balapan liar. Melepaskan diri dari gelarnya sebagai putra keluarga Adhitama." jelas Mang Heru. "Sampai akhirnya kejadian naas terjadi..."
"Kejadian apa, Pak?"
"Saat balapan liar, motor Den Kenzo oleng dan menabrak jembatan!" lanjut Mang Heru. "Sejak saat itu Tuan dan Nyonya melarang Den Kenzo naik motor! Rasanya... sampai sekarang saya tidak melihat Den Kenzo punya motor, Neng!"
"Pak Heru yakin? Pak Kenzo tidak punya motor?"
"Setau saya sih tidak, Neng!" jawab Mang Heru tampak sangat jujur. "Karena Nyonya melarang keras Den Kenzo naik motor!"
Calina menggigit ujung jarinya. Menatap ke luar jendela. Dimana jalanan mulai sepi. Hanya beberapa anak muda laki - laki saja yang masih bertahan. Meski malam minggu telah usai. Dimana jam dinding menunjukkan waktu untuk mengisi daya lagi.
' Aku yakin Pak Kenzo adalah Gilang. Tapi kenapa tidak punya motor? '
Gumam Calina dalam hati.
' Bisa saja kan, dia minjem motor temannya? eh! masa orang kaya minjem? '
"Pak Kenzo tinggal di rumah Pak Adhitama juga ya, Pak?" Calina terus saja berusaha menggali informasi tentang Kenzo.
"Iya, Neng! hanya saja sejak pulang dari luar negeri Pak Kenzo lebih sering menginap di apartemennya!"
"Ohh.. sudah lama ya, Pak Kenzo kembali dari luar negeri?"
"Sekitar enam bulan lalu, Neng! tapi Pak Kenzo baru mau masuk ke perusahaan sekitar tiga bulan lalu lah, Neng!"
"Beliau kuliah di luar negeri?"
"Tentu tidak, Neng! Den Kenzo selesai kuliah sejak 5 tahun lalu. Den Kenzo di Australia untuk mengurus perusahaan Tuan yang ada di sana!"
"Wow! pak Adhitama punya perusahaan di sana juga?"
"Ya, Ibu Tuan Adhitama berasal dari Sidney, Australia!"
"Lalu sekarang siapa yang mengurus?"
"Adik Pak Kenzo!"
"Pak Kenzo punya adik?"
"Iya, Laki - laki juga! tahun lalu selesai kuliah, dan sekarang di percaya untuk memegang perusahaan nenek beliau! Meskipun usia mereka beda empat tahun, tapi mereka memiliki postur tubuh yang sama. Bahkan wajah mereka pun hampir mirip!"
' Apa mungkin dia yang namanya Gilang? '
"Siapa namanya?" tanya Calina tak sabar.
"Den Gilang Adhitama!"
Duaarr!
Jantung Calina berdetak lebih cepat. Untung saja tadi dia tidak langsung menyerang Kenzo dengan pertanyaan soal Gilang.
"Sekarang ada di mana, Pak?" tanya Calina semakin ingin tau.
"Baru tadi pagi, beliau kembali ke Australia!"
Deg!
Calina semakin di landa kegalauan. Kenyataan tentang Kenzo dan Gilang membuatnya seperti orang limbung.
Berarti benar, bisa jadi yang menolongnya malam itu adalah Gilang Adhitama, bukan Kenzo Adhitama.
Tanpa terasa mobil yang ia tumpangi sampai di depan rumah Zio atas arahan petunjuk Calina.
"Terima kasih ya, Pak!" ucap Calina setelah berhasil membawa Kenzo ke sofa ruang tamu dengan bantuan Mang Heru. "Maaf kami merepotkan."
"Sama - sama, Neng. Saya pamit dulu!"
"Ya, Pak!" Calina mengangguk. Mengantar Mang Heru sampai keluar dari gerbang rumahnya.
Calina kembali masuk ke dalam rumah. Ternyata sudah ada Mama Reni yang duduk di samping Zio.
Zio beberapa kali masih tampak bergumam di luar alam bawah sadarnya. Entahlah apa yang di ucapkan pria itu. Mungkin mencari istri pertamanya.
"Zio mabuk, Cal?" tanya Mama Reni setelah mencium bau alkohol menyengat.
"Iya, Ma! karena Calina tidak bisa bawa mobil. Jadi di antar supir bos." jawab Calina sembari duduk di sofa sebrang.
"Ya, sudah! ayo Mama bantu masuk ke kamar kalian!"
"Ya, Ma!" jawab Calina.
***
Zio sudah terbaring di tempat tidurnya dengan jas dan sepatu yang sudah di lepas. Kini Calina bingung ia harus tidur di mana. Menatap sekitar, dan akhirnya berniat untuk tidur di sofa saja.
Calina mengganti gaun pestanya dengan setelan piyama berwarna putih dengan bunga - bunga kecil di dalam kamar mandi. Setelah membersihkan make up nya, Calina membuka pintu kamar mandi untuk bisa segera tidur, namun ...
...🪴 Happy Reading 🪴...
📝 Maafkan Author yang jarang Up ini ya kakak - kakak 🙏
Author nay super sibuk. Di dunia nyata serta dua novel yang sama - sama masih berjalan jauh.😉
Salam manis, Lovallena ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
meE😊😊
tp kok ykin y itu ttp kenzo ya bkn gilang asli
. bs aja itu kenzo yg ngaku2 jd gilang scra kn kenzo udh g boleh lgi bwa motor sma ortu y
2023-09-11
1
ani surani
ntar Kenzo naksir Calina nih 😁😁😁
2023-07-08
1
epifania rendo
kaya nya kenzo yang bantu
2023-05-13
1