Tubuh telah kaku akibat netra yang menemukan sesuatu yang menyayat hati. Berusaha untuk tetap bisa tegar berdiri di kakinya, Calina menurut ketika Mereen mengajaknya untuk pergi. Menjauh dari sepasang suami istri yang saling mencintai.
Namun saat kaki melangkah, menjauh dari kenyataan pahit. Samar - samar suara Naura dari kejauhan membuat Calina hampir berhenti.
"Calina!"
Namun Calina enggan berhenti saat itu. Mencoba untuk berpura tak mendengarkan panggilan.
"Calina!"
Suara itu semakin dekat, mau tak mau membuat Calina dan Mereen berhenti melangkah. Namun keduanya tak segera menoleh ke belakang.
Sepasang mata telah basah oleh sisa - sisa linangan air mata. Menoleh ke belakang bukankah sama artinya menunjukkan sisi rapuh dirinya?
"Kau wanita kuat!" bisik Mereen.
Calina mengusap kedua mata, lalu membalikkan tubuhnya. Tepat satu meter di depannya, Naura dan Zio berdiri. Naura dengan senyum manis dan elegan miliknya.
Zio tampak menggenggam posesif jemari tangan kiri Naura. Di tangan kanannya ada sebuah paper bag putih berukuran sedang. Bisa di tebak itu paper bag berisi barang milik siapa.
Naura menggunakan dress hitam selutut berlengan panjang. Make up tipis yang tampak begitu rapi. Rambut hitam bergelombang di gerai rapi, dengan sebuah jepit rambut kecil di belakang telinga. Sebuah tas kecil dengan tali panjang menggantung di pundak kirinya.
' Meskipun pulang kerja begini, Naura tetap terlihat cantik dan elegan.. pantas saja Mas Zio tergila - gila padanya. Tidak seperti aku yang sudah acak - acakkan! '
Calina merasa tidak percaya diri dengan dirinya. Yang kini berpakaian kerja, celana panjang dan tas ransel kecil. Rambut hitam di ikat ke atas agar tidak berantakan. Make up tipisnya sudah tak semulus tadi pagi.
"Eh, Naura!" sapa Calina pura - pura tak tau sebelumnya, tanpa menoleh mata Zio.
"Hai!" Naura tersenyum ramah. "Ini teman kamu?" menunjuk Mereen.
"Iya, namanya Mereen!" jawab Calina merangkul lengan Mereen.
"Hai, Mereen!" sapa Naura mengulurkan tangan pada Mereen. "Kenalkan aku Naura!"
Terlihat senyum Naura adalah senyum ketulusan. Tapi entah bagaimana Mereen nantinya akan mengartikan senyum Naura.
"Salam kenal, Naura!" sambut Mereen tersenyum smirk.
"Sedang belanja apa?" tanya Naura melihat paper bag hitam kecil di tangan Calina.
"Oh.." Calina mengangkat paper bag nya. "Jam tanganku rusak, jadi aku beli yang baru!" jawab Calina berbohong. Tak mungkin ia mengatakan bahwa itu bukan jam tangan. Karena jelas - jelas di kedua sisi paper bag terdapat sablon merek jam tangan yang cukup terkenal.
"Oh.." Naura mengangguk. "Eh, mumpung kita di mall ramai - ramai, bagaimana kalau kita nonton bareng?" tawar Naura. "Atau makan malam bersama?"
"Aa..."
Seketika Calina di buat bimbang. Makan bersama? pasti akan melihat keduanya saling menyuapi? Bermesraan, seperti yang beberapa kali ia lihat jika Naura sedang bermain ke rumah nya bersama Zio.
Jika begitu, dunia bisa jungkir balik di hadapan Calina. Karena ini tempat umum, dan Mereen tau jika Zio adalah suaminya. Pasti sahabatnya akan semakin membenci suaminya.
"Tapi Cal, kamu bilang mau nemenin aku beli baju buat Mama!" sahut Mereen asal. Karena sebelumnya tak ada acara untuk Mereen membelikan Mama nya baju.
"Iya..iyaa! aku tau!" jawab Calina paham maksud Mereen. "Maaf ya, Ra! Mereen juga pasti sudah di tunggu Mamanya!" jawab Calina pada Naura.
"Oh..." Naura tampak kecewa. "Kalau gitu kapan - kapan kita jalan bersama, ya?"
"Semoga saja!" sahut Mereen spontan saat Calina belum bisa menjawab ajakan Naura.
Calina melirik Mereen sekilas, karena nada sahutan Mereen yang sedikit ketus.
"Ya sudah ya, Ra! kami...pergi dulu!" pamit Calina pada Naura.
"Ya, Cal! see you!" jawab Naura melambaikan tangan dengan seulas senyuman.
Sebagai bentuk sopan santun pada suaminya, Calina menoleh Zio lalu mengangguk hormat tanpa melihat wajah suaminya. Ia sadar, ia tak akan mungkin mendapatkan raut wajah sumringah dari suaminya.
Zio sendiri yang diperlakukan seperti itu, hanya diam saja. Menatap datar pada istri keduanya. Tak ada sedikitpun perasaan tersentuh akan apapun yang di lakukan Calina.
Mereen menarik tangan Calina untuk segera menjauh dari hadapan Zio dan Naura. Ia ikut panas melihat sikap Zio yang sangat tidak adil pada sahabatnya.
Calina berjalan lunglai meninggalkan suami dengan istri pertamanya. Tatapannya kosong ke depan, kepala pun tak bisa berdiri tegak. Ia terus menggandeng lengan Mereen. Jika tidak, mungkin ia akan nyasar atau menabrak sesuatu. Mereen paham akan hal itu.
Sesekali kepalanya ingin menoleh ke belakang, melihat bagaimana ekspresi mereka saat ia pergi dengan membawa luja yang tak terlihat. Membawa rasa iri yang tak bisa di ungkapkan. Namun ia tau, hanya luka yang akan ia dapat jika menoleh ke belakang.
"Jika bukan karena Naura yang mengajak, aku yakin Mas Zio tidak akan mau menghampiriku!" gerutu Calina kemudian.
"Aku tau!" sahut Mereen ketus.
Menghela nafas, "dia bahkan melihatku seperti bukan istrinya!"
"Aku tau!" sahut Mereen lagi.
"Kapan aku bisa merasakan apa yang di rasakan Naura, Mer?" tanya Calina lemas. "Ditemani suami belanja... di berikan senyuman yang indah setiap hari dan setiap saat!"
"Kalau kamu menceraikan suamimu, kemudian menikah dengan pria lain yang mencintai kamu!" jawab Mereen cepat, tegas dan tanpa peduli perasaan sahabatnya. Ya.. mungkin karena Mereen terlalu lelah melihat sahabatnya yang malang.
Calina tersenyum getir. Perceraian adalah hal yang tidak di inginkan olehnya. Impiannya dalam berumah tangga hanyalah menikah satu kali seumur hidup. Yang masih ia pikirkan sampai saat ini hanyalah bagaimana bisa mendapatkan cinta sang suami.
***
"Mas, apa kamu nggak ingin, sesekali menemani Calina belanja?" tanya Naura pada Zio.
"Untuk apa?" tanya Zio cuek.
"Mas... Calina juga kan istri kamu.."
"Kamu kan tau, Sayang! aku menikah dengannya karena terpaksa... biar Papa bahagia!"
"Tapi Mas! dia juga punya hak atas dirimu. Dia berhak atas pernikahan yang bahagia..."
"Aku tidak memaksanya untuk mau menikah denganku!" jawab Zio datar sembari terus melajukan mobilnya.
"Kasian dia, Mas!" ucap Naura. "Aku yakin dia juga bertahan dengan sejauh ini karena terpaksa. Demi hubungan keluarga kalian tetap baik!"
"Aku tidak peduli!" jawab Zio acuh.
"Mas, bisakah kamu belajar mencintai dia juga?" tanya Naura ragu. Karena ia pun takut kehilangan suaminya tentu saja.
"Aku tidak bisa, Sayang!" jawab Zio menoleh Naura sekilas. "Aku hanya mencintaimu, mana mungkin aku membaginya untuk wanita lain!"
"Dia bukan wanita lain, Mas! Dia istrimu! istri sah kamu!" keukeh Naura. "Wanita yang wajib kamu berikan kebahagiaan!"
"Sayaang... aku sudah memberinya uang yang setara dengan gajinya! Tanpa aku meminta hak ku sebagai seorang suami. Bukankah itu sudah sangat menguntungkan untuk dia?" tanya Zio. "Dia hanya perlu berpura - pura manis padaku jika di hadapan Papa dan Mama saja!"
"Apa kamu tidak pernah berfikir, dia juga butuh bahagia. Dia juga seorang wanita yang ingin dicintai suaminya!" ucap Naura. "Jika kamu seperti ini, dia akan seperti di penjara! dia tidak bisa menerima cinta pria lain karena status dia adalah istrimu!"
"Aku membebaskan dia untuk jatuh cinta pada siapapun, aku tidak peduli! pria manapun yang ingin mendekatinya aku juga tidak peduli!" jawab Zio enteng. "Selama keluarga kami tidak mengetahui, itu bukan masalah!" lanjut Zio mencubit manja pipi istrinya.
"Tapi mereka tidak akan bisa menikah, jika Calina tetap terikat pernikahan denganmu!" ujar Naura. "Mereka akan seperti pasangan selingkuh!"
"Sudahlah, Sayang! jangan membahas gadis itu jika kita sedang berdua. Aku tidak suka!"
Naura menghela nafas. Zio memang pria keras kepala. Apa yang ia ingin harus ia dapatkan. Tanpa peduli perasaan orang lain.
...🪴 Happy reading 🪴...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
meE😊😊
menurutku calina bodoh n zio egois.. bnrr yg d ucapin naura ..mana mngkn wanita baik2 mau mnjlin hbungn dgn llaki lain sdfkn dia msih sah sbg seorang istri..mka y udh lu ceraikn sja zi g mngkn jg calina yg mnt cerai duluan
2023-09-11
1
Samsia Chia Bahir
Goblok goblok, calina memprtahan prkawinan seumur hidup i2 yg prkawinan bmana, klo semcm kmu i2 bodoh nama diprtahankn 😣😣😣😣😣
2023-08-31
1
epifania rendo
jangan terlalu bodoh celin
2023-05-12
1