Menikah Dengan Calon Suami Adikku

Menikah Dengan Calon Suami Adikku

Bab. 1 Keputusan sepihak

Rambut Nami masih basah. Dia baru saja membersihkan diri setelah pulang dari kerja satu jam yang lalu. Tangannya juga masih menggosok rambutnya dengan handuk agar rambut itu segera kering. Saat itu suara mama terdengar sedang memanggilnya.

 

“Nami," panggil perempuan paruh baya itu.

 

“Ya, Ma.” Nami mendekat ke asal suara yang kian mendekat. Rupanya mama berjalan mendekat ke arahnya.

 

“Mama ingin bicara dengan mu. Mama tunggu di ruang tengah, Nami.” Setelah mengatakan itu, mama berjalan mendahului kesana. Tangannya masih sibuk menggosok rambutnya yang basah. Nami berjalan mengikuti beliau dari belakang dengan bingung. Ada apa?

 

“Ada apa, Ma?” tanya Nami setelah sampai di ruang tengah. Mama yang sudah duduk terlebih dahulu menghela napas.

 

“Kamu duduklah, dulu,” pinta mama dengan raut wajah tertekan. Nami bingung melihat ekspresi itu. Namun dia duduk terlebih dahulu seperti pinta mama. Setelah melihat putrinya duduk, mama langsung menatap lurus putrinya. “Mama ingin bicara serius denganmu.”

 

Nami mengerjapkan mata. Ini tampak aneh. Raut wajah mama tampak tidak baik. Namun Nami tidak ingin mencoba menerka-nerka.

 

“Soal apa?” tanya Nami lambat. Dia juga akhirnya terbawa suasana tidak nyaman yang membuat cara bicaranya menjadi hati-hati.

 

“Adikmu. Vera," kata Mama mulai bicara.

 

“Soal pernikahannya?” Nami sedikit tenang karena sudah mendapat kata kunci apa yang akan di bicarakan mamanya. Namun saat mendengar apa yang di katakan mama selanjutnya, Nami kembali di liputi rasa was-was.

 

“Ya, tapi mama juga ingin membicarakan kamu.”

 

“Aku? Ada apa dengan Nami, Ma?” tanya Nami heran. Setahu dia, dirinya tidak punya masalah serius. Hanya belum menikah saat umurnya sudah 29 tahun. Ya ... Mungkin bagi mama ini masalah serius. Apalagi dia mau di langkahi oleh Vera adiknya yang masih berusia 22 tahun.

 

“Mama akan bicara soal Vera terlebih dulu,” kata mama. Nami mengangguk. Dia berusaha mendengarkan baik-baik apa yang akan di katakan mamanya. “Vera hamil, Nami.” Deg!

 

“Apa?! Hamil?!” Mata Nami membulat. Tangannya yang sejak tadi mengusap rambutnya agar kering, mulai diam. Mengambang.

 

“Ya,” sahut mama pelan. Otak Nami berputar-putar sejenak. Kemudian turun ke atas pangkuan.

 

“Oke. Hamil di luar nikah itu memang tidak baik, tapi bukankah Vera akan menikah dengan Yugi? Jadi ... kehamilannya akan tersamarkan,” kata Nami berusaha bersikap biasa. Meskipun itu sangat mengejutkan baginya. Sangat! “Mama tidak akan terkena masalah,” lanjut Nami merasa kalimatnya tidak masuk akal.

 

“Masalahnya bukan hanya itu.” Mama seakan-akan tidak sanggup mengatakannya. Matanya mulai berkaca-kaca. Rasa was-was kembali menyerang Nami. “Masalahnya Vera hamil dengan pria lain.”

 

Deg!

 

Kembali jantung Nami terpukul dengan keras. Tangannya menutup mulut kemudian karena sangat terkejut dengan kabar ini.

 

Hamil dengan pria lain? Bukan dengan Yugi calon suaminya? Otak Nami kembali berputar-putar. Kali ini lebih dahsyat daripada yang tadi. Dia pusing.

 

Mama terlihat menunduk setelah mengatakan itu. Lalu mama menangis.

 

“L-lalu, bagaimana dengan pernikahan mereka? Apakah terpaksa batal?” tanya Nami terbata-bata.

 

“Tidak. Mama sudah mengatakannya pada pihak keluarga Yugi. Mereka ingin pernikahan ini tetap berlangsung,” jawab mama dengan isak tangis.

 

“Jadi Yugi mau menerima walaupun bayi yang ada di dalam rahim Vera, bukan anaknya?” tanya Nami heran.

 

“Tidak.”

 

“Lalu?” tanya Nami tidak sabar. Mama seakan-akan mengulur-ulur waktu untuk mengungkap semuanya. Itu membuat Nami makin tidak sabar.

 

“Mama menawarkan pernikahan ini untukmu. Menikahlah dengan Yugi,” kata mama langsung membuat mulut Nami kembali menganga. Beberapa detik hening. Nami masih perlu mengumpulkan jiwanya yang melayang sejenak barusan.

 

“Aku?! Mama bilang, aku yang menikah dengan Yugi?!” tanya Nami dengan nada tinggi. Perempuan ini bahkan berdiri dan meninggalkan handuknya di kursi. Nami langsung frustasi seketika. “Ba-bagaimana bisa aku yang menikah dengan Yugi, Ma?” tanya Nami terbata-bata. Dia tidak habis pikir dengan ide ini.

 

“Keluarga Yugi setuju,” kata mama mendesak.

 

“Setuju? Meskipun keluarga Yugi setuju, apakah mama tidak perlu menanyakan bagaimana perasaanku lebih dulu?” tanya Nami tidak percaya. Wajahnya mengiba. Mama diam. Nami menelan ludah. Dia membuang muka ke arah lain. Mama memang tidak ingin bertanya padanya, setuju atau tidak. Mama sengaja mengambil keputusan tanpa peduli dengan dirinya.

 

Sejak kecil, Vera kesayangan mamanya. Dan perlakuan istimewa ini mungkin terus berlanjut hingga papa meninggal. Pun soal pernikahan yang terancam gagal ini. Mama rela menjadikan Nami tumbal agar pernikahan tetap terjadi. Lalu itu akan menyelamatkan wajah semua orang tanpa memedulikan hati dan perasaannya.

 

“Dengan umurmu itu, bukannya memang kamu harus menikah lebih dulu dari Vera,  Nami?” tanya mama mulia menyinggung dirinya yang melajang. Tangan beliau menyeka air mata yang membasahi pipinya.

 

“Jangan membahas soal itu, Ma.” Nami lelah dengan pertanyaan kapan nikah dan nikah. Apalagi sekarang, mama sengaja bertanya untuk menyudutkannya.

 

“Mama harus bahas. Karena memang waktunya mama membahas soal pernikahan denganmu.” Mama mulai kekeh untuk memaksa Nami. Itu terlihat dari sorot mata mama sekarang. Beliau serius. Nami berdecih dalam hati.

 

“Kenapa pembicaraan ini jadi berganti soal aku ...” keluh Nami sedih.

 

“Yugi itu baik. Keluarganya juga baik. Bahkan masih setuju pernikahan ini berlanjut meskipun tahu soal skandal Vera.”

 

“Kalau memang setuju lanjut, kenapa tidak dengan Vera saja?! Bukannya mereka baik?! Jadi mereka pasti menerima Vera, meskipun dengan skandal seperti itu. Lagipula sejak awal, mereka berdualah yang menjalani hubungan cinta ini. Bukan aku.” Nami mengutarakan apa yang ada di pikirannya sekarang.

 

“Kamu harus melakukan ini, Nami! Selain untuk dirimu yang belum mendapat jodoh bahkan saat umur kamu hampir kepala tiga, semuanya juga demi mama. Demi nama keluarga ini,” desak mama tidak sabar. Mama mulai frustasi.

 

Bukan belum mendapat jodoh. Ada hal yang membuatku juga gagal ke arah sana, batin Nami.

 

“Dalam kasus ini, yang harus berkorban untuk menjaga nama baik keluarga ini adalah Vera sendiri, Ma. Bukan aku.” Berulang kali Nami mengingatkan bahwa yang salah disini adalah Vera. Jadi yang harus bertanggung jawab adalah adiknya.

 

“Mama pusing. Lebih baik kamu dengarkan mama dan persiapkan dirimu,” kata mama memilih pergi seraya menutup bibirnya karena Isak tangis makin keras. Beliau  melimpahkan tanggung jawab nama baik keluarga padanya yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan semua ini.

 

Nami tertegun di kursi. Sementara mamanya pergi menjauh darinya. Ia terpukul. Sorot matanya terus saja tertuju pada satu titik. Sorot mata itu tidak fokus. Dia masih teringat-ingat dengan pembicaraan dengan mama tadi. Itu tidak mungkin. Tidak mungkin ia menikah dengan pria yang menjadi calon adik iparnya.

..._____...

...

Terpopuler

Comments

MA⏤͟͟͞RGIE💖💞

MA⏤͟͟͞RGIE💖💞

akhirnya sambil menunggu Lisa ketemu Nami deh my lady...
heeemmm menikah'dengan calon adik ipar,calon suami adx...kok Vera bisa hamil bukan dengan calon suami nya.. Sungguh rumit

2023-01-08

1

🥀Acihlicious 🥀

🥀Acihlicious 🥀

aku baru mampir thoor heee di dah bab 50 GK mau ketigalan dengan karya "mu thoor

2022-12-30

1

tististis

tististis

selalu mengikuti semua karna othor di sini.

2022-12-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Keputusan sepihak
2 Bab. 2 Persekongkolan
3 Bab. 3 Menikah
4 Bab. 4 Malam pertama
5 Bab. 5 Pulang ke rumah mertua
6 Bab. 6 Masih di rumah mertua
7 Bab. 7 Berangkat kerja
8 Bab 8. Kisah itu
9 Bab. 9 Ternyata dia disana
10 Bab. 10 Pindah rumah
11 Bab. 11 : Sarapan pertama
12 Bab. 12 Mulai bekerja
13 Bab. 13 Yugi gelisah
14 Bab. 14 Aku tidak masalah
15 Bab. 15 Kata orang
16 Bab. 16 : Menungguku
17 Bab. 17 : Ingin tahu tentangku?
18 Bab. 18 Aku yang pertama
19 Bab. 19 : Tiba di rumah mama
20 Bab. 20 : Ada apa dengan semua ini?
21 Bab. 21 : Mulai menyadari
22 Bab. 22 : Pengkhianat dan penggoda
23 Bab. 23 : Dia suamiku
24 Bab. 24 : Meja makan
25 Bab. 25 : Aku memang bodoh
26 Bab. 26 : Cobaan
27 Bab. 27 : Ingin tahu
28 Bab. 28 : Tamu di rumah Yugi
29 Bab. 29 : Wajah bahagia Yugi
30 Bab. 30 : Gaun yang berbeda
31 Bab. 31 : Hati yang terkoyak
32 Bab. 32 : Yugi geram
33 Bab. 33 : Geram
34 Bab. 34 : Setelah menangis
35 Bab. 35 : Aku tahu
36 Bab. 36 : Gugup
37 Bab. 37 : Suasana syahdu di ruang makan
38 Bab. 38 : Menyatu
39 Bab. 39 : Sesudahnya
40 Bab. 40 : Bertemu Vera dan Rico
41 Bab. 41 : Masih dengan mereka berdua
42 Bab. 42 : Kabar baru di tempat kerja
43 Bab. 43 : Keluarga yang hangat
44 Bab. 44 : Nikmat bukan?
45 Bab. 45 : Aku menyesal
46 Bab. 46 : Gosip buruk di kantor
47 Bab. 47 : Fakta terungkap
48 Bab. 48 : Membela istri
49 Bab. 49 : Kejutan di Jamuan makan
50 Bab. 50 : Ini rencana kalian?
51 Bab. 51 : Kenapa aku baru tahu?
52 Bab. 52 : Aku tidak ada hubungannya dengan kalian
53 Bab. 53 : Kelabu untuk Rico
54 Bab. 54 : Marah yang salah
55 Bab. 55 : Orang gila
56 Bab. 56 : Keputusan Yugi
57 Bab. 57 : Awal yang baru
58 Bab. 58 : Kantor Yugi
59 Bab. 59 : Hamil?
60 Bab. 60 : Rekan bisnis
61 Bab. 61 : Keputusan Rico
62 Bab. 62 : Firasat tidak enak
63 Bab. 63 : Aib
64 Bab. 64 : Perempuan gila
65 Bab. 65 : Usir dia!
66 Bab. 66 : Janinku sayang.
67 Bab. 67 : Tawaran
68 Bab. 68 : Undangan
69 Bab. 69 : Istirahat dulu
70 Bab. 70 : Pantry
71 Bab. 71 : Mesra
72 Bab. 72 : Orang di lobi
73 Bab. 73 : Mengawasi Nami
74 Bab. 74 : Sungguh tidak tahu diri
75 Bab. 75 : Kencan bertiga
76 Bab. 76 : Nasehat dokter
77 Bab. 77 : Bincang mereka
78 Bab. 78 : Pertemuan yang menjengkelkan
79 Bab. 79 : Mereka tidak pernah merasa salah
80 Bab. 80 : Darurat
81 Bab. 81 : Suasana berubah
82 Bab. 82 : Masa tegang usai
83 Bab. 83 : Yugi mulai bergerak
84 Bab. 84 : Inkubator
85 Bab. 85 : Kabar baru
86 Bab. 86 : Bersiap
87 Bab. 87 : Keluarga tahu
88 Bab. 88 : Mengungkap fakta
89 Bab. 89 : Memastikan
90 Bab. 90 : Tidak sama dengan apa yang dikatakan mama
91 Bab. 91 : Nasehat ibu
92 Bab. 92 : Yana ingin tahu
93 Bab. 93 : Kisah Yugi
94 Bab. 94 : Mencoba membujuk
95 Bab. 95 : Masih mencoba
96 Bab. 96 : Permohonan restitusi
97 Bab. 97 : Minta tolong
98 Bab. 98 : Permintaan Rico
99 Bab. 99 : Mengaku salah
100 Bab. 100 : Bukan salah mu
101 Bab. 101 : Bagaimana keadaanmu, Vera?
102 Bab. 102 : Ada yang ingin bertemu denganmu
103 Bab. 103 : Boleh pulang
104 Bab. 104 : Sahabat sepanjang masa
105 Bab. 105 : Putusan hakim
106 Bab. 106 : Air mata
107 Bab. 107 : Sudah usai
108 Bab. 108 : Aku mencintai mu
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab. 1 Keputusan sepihak
2
Bab. 2 Persekongkolan
3
Bab. 3 Menikah
4
Bab. 4 Malam pertama
5
Bab. 5 Pulang ke rumah mertua
6
Bab. 6 Masih di rumah mertua
7
Bab. 7 Berangkat kerja
8
Bab 8. Kisah itu
9
Bab. 9 Ternyata dia disana
10
Bab. 10 Pindah rumah
11
Bab. 11 : Sarapan pertama
12
Bab. 12 Mulai bekerja
13
Bab. 13 Yugi gelisah
14
Bab. 14 Aku tidak masalah
15
Bab. 15 Kata orang
16
Bab. 16 : Menungguku
17
Bab. 17 : Ingin tahu tentangku?
18
Bab. 18 Aku yang pertama
19
Bab. 19 : Tiba di rumah mama
20
Bab. 20 : Ada apa dengan semua ini?
21
Bab. 21 : Mulai menyadari
22
Bab. 22 : Pengkhianat dan penggoda
23
Bab. 23 : Dia suamiku
24
Bab. 24 : Meja makan
25
Bab. 25 : Aku memang bodoh
26
Bab. 26 : Cobaan
27
Bab. 27 : Ingin tahu
28
Bab. 28 : Tamu di rumah Yugi
29
Bab. 29 : Wajah bahagia Yugi
30
Bab. 30 : Gaun yang berbeda
31
Bab. 31 : Hati yang terkoyak
32
Bab. 32 : Yugi geram
33
Bab. 33 : Geram
34
Bab. 34 : Setelah menangis
35
Bab. 35 : Aku tahu
36
Bab. 36 : Gugup
37
Bab. 37 : Suasana syahdu di ruang makan
38
Bab. 38 : Menyatu
39
Bab. 39 : Sesudahnya
40
Bab. 40 : Bertemu Vera dan Rico
41
Bab. 41 : Masih dengan mereka berdua
42
Bab. 42 : Kabar baru di tempat kerja
43
Bab. 43 : Keluarga yang hangat
44
Bab. 44 : Nikmat bukan?
45
Bab. 45 : Aku menyesal
46
Bab. 46 : Gosip buruk di kantor
47
Bab. 47 : Fakta terungkap
48
Bab. 48 : Membela istri
49
Bab. 49 : Kejutan di Jamuan makan
50
Bab. 50 : Ini rencana kalian?
51
Bab. 51 : Kenapa aku baru tahu?
52
Bab. 52 : Aku tidak ada hubungannya dengan kalian
53
Bab. 53 : Kelabu untuk Rico
54
Bab. 54 : Marah yang salah
55
Bab. 55 : Orang gila
56
Bab. 56 : Keputusan Yugi
57
Bab. 57 : Awal yang baru
58
Bab. 58 : Kantor Yugi
59
Bab. 59 : Hamil?
60
Bab. 60 : Rekan bisnis
61
Bab. 61 : Keputusan Rico
62
Bab. 62 : Firasat tidak enak
63
Bab. 63 : Aib
64
Bab. 64 : Perempuan gila
65
Bab. 65 : Usir dia!
66
Bab. 66 : Janinku sayang.
67
Bab. 67 : Tawaran
68
Bab. 68 : Undangan
69
Bab. 69 : Istirahat dulu
70
Bab. 70 : Pantry
71
Bab. 71 : Mesra
72
Bab. 72 : Orang di lobi
73
Bab. 73 : Mengawasi Nami
74
Bab. 74 : Sungguh tidak tahu diri
75
Bab. 75 : Kencan bertiga
76
Bab. 76 : Nasehat dokter
77
Bab. 77 : Bincang mereka
78
Bab. 78 : Pertemuan yang menjengkelkan
79
Bab. 79 : Mereka tidak pernah merasa salah
80
Bab. 80 : Darurat
81
Bab. 81 : Suasana berubah
82
Bab. 82 : Masa tegang usai
83
Bab. 83 : Yugi mulai bergerak
84
Bab. 84 : Inkubator
85
Bab. 85 : Kabar baru
86
Bab. 86 : Bersiap
87
Bab. 87 : Keluarga tahu
88
Bab. 88 : Mengungkap fakta
89
Bab. 89 : Memastikan
90
Bab. 90 : Tidak sama dengan apa yang dikatakan mama
91
Bab. 91 : Nasehat ibu
92
Bab. 92 : Yana ingin tahu
93
Bab. 93 : Kisah Yugi
94
Bab. 94 : Mencoba membujuk
95
Bab. 95 : Masih mencoba
96
Bab. 96 : Permohonan restitusi
97
Bab. 97 : Minta tolong
98
Bab. 98 : Permintaan Rico
99
Bab. 99 : Mengaku salah
100
Bab. 100 : Bukan salah mu
101
Bab. 101 : Bagaimana keadaanmu, Vera?
102
Bab. 102 : Ada yang ingin bertemu denganmu
103
Bab. 103 : Boleh pulang
104
Bab. 104 : Sahabat sepanjang masa
105
Bab. 105 : Putusan hakim
106
Bab. 106 : Air mata
107
Bab. 107 : Sudah usai
108
Bab. 108 : Aku mencintai mu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!