Bab. 6 Masih di rumah mertua

Semua susunan acara setelah pernikahan adalah murni ide dari Yugi. Nami tidak ikut andil sama sekali tentang hal itu. Karena dia tidak ingin melakukan apa-apa. Bahkan Nami tidak peduli dengan itu semua.

 

Akhirnya, tidur dalam satu kamar pun terjadi lagi. Karena tidak mungkin mereka beda kamar tidur. Itu akan membuat keluarganya kebingungan. Akhirnya mereka menempati kamar yang di pakai Yugi saat masa lajang dulu. Seperti di rumah Nami.

 

“Aku sudah menyiapkan semuanya untuk Mbak Nami. Kalau ada yang kurang cocok, Mbak Nami bisa bilang ke aku,” kata Yugi.

 

Nami hanya mendengarkan saja. Dia tidak menanggapi.

 

“Di lemari itu ada bajuku dan beberapa baju buat Mbak.” Yugi menunjuk ke arah lemari warna cokelat khas kayu jati.

 

“Aku enggak mau pakai baju milik adikku,” sergah Nami ketus. Yugi mengerjapkan mata. Sepertinya pria ini terkejut saat Nami mengatakan itu.

 

“Adik? Vera maksud Mbak Nami?" tanya Yugi bingung. Nami diam meski tebakan Yugi benar. "Hhh ... Baju wanita yang ada di dalam lemari bukan milik siapa-siapa. Juga bukan milik Mbak Yana. Itu baru. Bunda sama Mbak Yana yang memilih,” jelas Yugi. Nami menoleh cepat.

 

Bunda dan Mbak Yana? Sampai segitunya mereka sama perempuan yang jadi istri Yugi. Kalau mereka baik, kenapa Vera tega mengkhianati?

 

“Mbak bisa ganti baju pakai itu.”

 

Nami mengerjapkan mata. Dia tidak menduga kalau itu pilihan mertua dan kakak iparnya. Kakinya berjalan menuju ke lemari pakaian yang ada di sebelah kanan kamar ini. Perlahan ia membuka pintu lemari yang besar dan tinggi itu.

 

"Yang pintu kanan ..." ujar Yugi berniat mencegah. Namun terlambat, Nami sudah terlanjur membuka pintu lemari sebelah kanan dan tidak sengaja menyentuh pakaian dalam yang ada di sana. Yugi mendesis pelan.

 

Mata Nami mendelik hebat. Karena terkejut, dia lemparkan cellana dalam pria itu sembarangan. Alhasil cellana dalam pria itu tergeletak di lantai dengan tidak berdaya. Ini sungguh memalukan.

 

Yugi menghela napas. “Maaf, sisi kanan itu berisi semua pakaianku.”

 

“Maaf,” kata Nami yang langsung menyingkir dari sana. Dia sudah sempat merasa aneh tadi dengan itu. Namun tangannya sangat penasaran. Kakinya berjalan menjauh dari cellana dalam pria itu.

 

Yugi tersenyum tipis kemudian seraya membungkukkan badan mengambil cellana dalam miliknya. Dia meletakkan cellana dalam yang terlanjur terekspos itu ke dalam lemari. Lalu Yugi menutup lagi pintu lemari. Kemudian membukakan pintu sebelah kiri untuk Nami.

 

"Ini untuk Mbak Nami." Yugi menunjukkan lemari yang berisi beberapa pakaian untuknya. Nami melirik. Memang ada beberapa pakaian. Tidak banyak. "Aku mau keluar jika Mbak mau ganti baju."

 

"Ya," sahut Nami pelan.

 

...***...

 

Biasanya Nami bangun pagi. Namun saat menyadari bahwa dia sedang berada di rumah mertua, ia malas bangun. Saat menoleh ke samping, pria itu sudah tidak ada. Itu berarti dia harus bangun juga. Mbak Yana dan suaminya sudah pulang tadi malam.

 

Nami menggeliat di atas ranjang dengan menggerutu. Ia masih gusar dengan pernikahan ini. Namun sungguh tidak sopan jika ia masih di atas ranjang saat pria yang menjadi suaminya itu sudah beraktifitas.

 

Setelah mandi, Nami segera turun ke bawah. Di dapur, mertuanya sudah melakukan aktifitas memasak. Nami panik karena ia baru saja bangun.

 

“Oh, Nami. Sini, ikut riweh di dapur.” Mertua mengajak Nami. Pastinya menyuruh membantu masak. Bukan karena Nami tidak bisa, tapi gugup karena dia baru saja bangun saat mertua sudah ribet sama pekerjaan di dapur.

 

Kegugupan Nami terbaca oleh mertua. Ini langsung membuat Bunda Yugi menegur pelan.

 

“Ada apa?” tanya mertua membuat Nami terkejut. Ternyata, meskipun umurnya lebih tua dari Yugi, dia tetap bagai bocah saat berhadapan dengan mertua. Kepala Nami menggeleng kikuk.

 

“Mungkin dia canggung karena bangun siang, Bun,” celetuk Yugi membuat Nami mendelik seraya menoleh ke arah pria itu. Entah darimana pria ini tadi, sekarang sudah muncul dengan tiba-tiba. Pun mengucapkan kalimat yang tidak perlu. Meskipun benar adanya.

 

Mertua yang ikut menoleh ke arah Yugi, mendadak tersenyum.

 

“Oohh ... Karena bangun siang.” Mertua tersenyum misterius. “Enggak apa-apa Nami ... Bunda ngerti kok. Namanya juga pengantin baru. Jadi pasti kesiangan,” ujar mertua ternyata berpikirnya ke arah sana.

 

Nami menoleh ke Yugi lagi untuk mendelik marah. Sepertinya pria itu juga tidak menduga bahwa bunda malah menuju ke arah sana. Pria itu mengerjapkan mata. Namun kemudian memasang wajah tidak peduli.

 

Apa yang ada di dalam pikirannya sih?Meskipun mendadak ganti calon istri saat akan menikah, dia terlihat biasa saja. Bahkan meski tahu kalau kekasihnya gagal dinikahinya karena telah dihamili pria lain, dia juga tidak merespon. Apakah dia psikopat?  Hii ... Mungkinkah dia semengerikan itu?

 

Nami bergidik. Lalu dia memilih segera membantu mertua dan tidak memedulikan Yugi.

 

...***...

 

Setelah makan pagi bersama, ayah berangkat ke kantor. Beliau adalah pegawai negeri. Sementara Bunda ke ruang tengah untuk nonton tv. Sebenarnya beliau sudah mengajak Nami untuk bergabung, tapi Yugi segera mencari alasan untuk menghindarkan perempuan ini dari kewajiban memenuhi permintaan orang tua.

 

“Biarkan Nami denganku, Bun,” ujar Yugi segera mendahului menjawab sebelum Nami mengiyakan ajakan mertua.

 

Nami? Ternyata di depan keluarganya, dia tidak memanggilku dengan embel-embel Mbak.

 

“Biarkan? Kamu ingin menguasai istrimu sendirian?” tanya bunda jenaka.

 

“Ini masih suasana bulan madu. Meskipun kita tidak memilih berlibur ke suatu tempat untuk melakukannya, ini masih momen bulan madu kita berdua. Jadi biarkan Nami berdua denganku saja, Bun.” Yugi betul-betul pintar berkata-kata. Pria ini terdengar pintar dengan segala kalimat bantahan yang tidak terdengar kasar.

 

Apa karena ini, adikku jatuh cinta padanya? Atau justru karena kalimat indah itu hanya ada di ujung bibir, hingga menutupi sifat asli sebenarnya, dia memilih pria lain.

 

Nami menghela napas pelan. Otaknya terus saja berkelana mencari tahu apa penyebab adiknya mengkhianatinya. Bahkan hamil dengan pria lain.

 

“Baiklah, baik. Bunda akan memberikan istrimu padamu. Bunda tidak akan mengajaknya kemana-mana dulu kalau masih dalam momen bulan madu.” Bunda mengalah.

Ini membuat Nami tidak enak hati juga malu karena kata bukan madu. Meskipun tadinya ia begitu senang Yugi memberi alasan dan itu menyelamatkannya, tapi setelah tahu raut wajah ibu mertua yang terlihat kecewa, dia jadi kebingungan sendiri. Bunda Yugi benar-benar ingin menonton tv dengannya.

“Tidak perlu mengatakan maaf. Aku sudah membuat Bunda memaklumi jika Mbak Nami enggak ikut Bunda nonton tv.” Yugi tahu kalau Nami tidak enak hati.

“Kamu terlihat sangat santai menghadapi semuanya ya ...” kata Nami yang terlihat ingin mengusik Yugi yang tengah mengutak-atik ponselnya dan minum segelas teh hangat. Ini terlalu minim drama.

...____...

Terpopuler

Comments

Mbah Edhok

Mbah Edhok

sampai part ini masih penuh misteri ... Author hebat ...

2023-11-30

0

Yati Rosmiyati

Yati Rosmiyati

Nami mungkin dari dulu yugi sukanya sama kamu

2023-08-16

0

@arieyy

@arieyy

masih tebak tebak

2023-03-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Keputusan sepihak
2 Bab. 2 Persekongkolan
3 Bab. 3 Menikah
4 Bab. 4 Malam pertama
5 Bab. 5 Pulang ke rumah mertua
6 Bab. 6 Masih di rumah mertua
7 Bab. 7 Berangkat kerja
8 Bab 8. Kisah itu
9 Bab. 9 Ternyata dia disana
10 Bab. 10 Pindah rumah
11 Bab. 11 : Sarapan pertama
12 Bab. 12 Mulai bekerja
13 Bab. 13 Yugi gelisah
14 Bab. 14 Aku tidak masalah
15 Bab. 15 Kata orang
16 Bab. 16 : Menungguku
17 Bab. 17 : Ingin tahu tentangku?
18 Bab. 18 Aku yang pertama
19 Bab. 19 : Tiba di rumah mama
20 Bab. 20 : Ada apa dengan semua ini?
21 Bab. 21 : Mulai menyadari
22 Bab. 22 : Pengkhianat dan penggoda
23 Bab. 23 : Dia suamiku
24 Bab. 24 : Meja makan
25 Bab. 25 : Aku memang bodoh
26 Bab. 26 : Cobaan
27 Bab. 27 : Ingin tahu
28 Bab. 28 : Tamu di rumah Yugi
29 Bab. 29 : Wajah bahagia Yugi
30 Bab. 30 : Gaun yang berbeda
31 Bab. 31 : Hati yang terkoyak
32 Bab. 32 : Yugi geram
33 Bab. 33 : Geram
34 Bab. 34 : Setelah menangis
35 Bab. 35 : Aku tahu
36 Bab. 36 : Gugup
37 Bab. 37 : Suasana syahdu di ruang makan
38 Bab. 38 : Menyatu
39 Bab. 39 : Sesudahnya
40 Bab. 40 : Bertemu Vera dan Rico
41 Bab. 41 : Masih dengan mereka berdua
42 Bab. 42 : Kabar baru di tempat kerja
43 Bab. 43 : Keluarga yang hangat
44 Bab. 44 : Nikmat bukan?
45 Bab. 45 : Aku menyesal
46 Bab. 46 : Gosip buruk di kantor
47 Bab. 47 : Fakta terungkap
48 Bab. 48 : Membela istri
49 Bab. 49 : Kejutan di Jamuan makan
50 Bab. 50 : Ini rencana kalian?
51 Bab. 51 : Kenapa aku baru tahu?
52 Bab. 52 : Aku tidak ada hubungannya dengan kalian
53 Bab. 53 : Kelabu untuk Rico
54 Bab. 54 : Marah yang salah
55 Bab. 55 : Orang gila
56 Bab. 56 : Keputusan Yugi
57 Bab. 57 : Awal yang baru
58 Bab. 58 : Kantor Yugi
59 Bab. 59 : Hamil?
60 Bab. 60 : Rekan bisnis
61 Bab. 61 : Keputusan Rico
62 Bab. 62 : Firasat tidak enak
63 Bab. 63 : Aib
64 Bab. 64 : Perempuan gila
65 Bab. 65 : Usir dia!
66 Bab. 66 : Janinku sayang.
67 Bab. 67 : Tawaran
68 Bab. 68 : Undangan
69 Bab. 69 : Istirahat dulu
70 Bab. 70 : Pantry
71 Bab. 71 : Mesra
72 Bab. 72 : Orang di lobi
73 Bab. 73 : Mengawasi Nami
74 Bab. 74 : Sungguh tidak tahu diri
75 Bab. 75 : Kencan bertiga
76 Bab. 76 : Nasehat dokter
77 Bab. 77 : Bincang mereka
78 Bab. 78 : Pertemuan yang menjengkelkan
79 Bab. 79 : Mereka tidak pernah merasa salah
80 Bab. 80 : Darurat
81 Bab. 81 : Suasana berubah
82 Bab. 82 : Masa tegang usai
83 Bab. 83 : Yugi mulai bergerak
84 Bab. 84 : Inkubator
85 Bab. 85 : Kabar baru
86 Bab. 86 : Bersiap
87 Bab. 87 : Keluarga tahu
88 Bab. 88 : Mengungkap fakta
89 Bab. 89 : Memastikan
90 Bab. 90 : Tidak sama dengan apa yang dikatakan mama
91 Bab. 91 : Nasehat ibu
92 Bab. 92 : Yana ingin tahu
93 Bab. 93 : Kisah Yugi
94 Bab. 94 : Mencoba membujuk
95 Bab. 95 : Masih mencoba
96 Bab. 96 : Permohonan restitusi
97 Bab. 97 : Minta tolong
98 Bab. 98 : Permintaan Rico
99 Bab. 99 : Mengaku salah
100 Bab. 100 : Bukan salah mu
101 Bab. 101 : Bagaimana keadaanmu, Vera?
102 Bab. 102 : Ada yang ingin bertemu denganmu
103 Bab. 103 : Boleh pulang
104 Bab. 104 : Sahabat sepanjang masa
105 Bab. 105 : Putusan hakim
106 Bab. 106 : Air mata
107 Bab. 107 : Sudah usai
108 Bab. 108 : Aku mencintai mu
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab. 1 Keputusan sepihak
2
Bab. 2 Persekongkolan
3
Bab. 3 Menikah
4
Bab. 4 Malam pertama
5
Bab. 5 Pulang ke rumah mertua
6
Bab. 6 Masih di rumah mertua
7
Bab. 7 Berangkat kerja
8
Bab 8. Kisah itu
9
Bab. 9 Ternyata dia disana
10
Bab. 10 Pindah rumah
11
Bab. 11 : Sarapan pertama
12
Bab. 12 Mulai bekerja
13
Bab. 13 Yugi gelisah
14
Bab. 14 Aku tidak masalah
15
Bab. 15 Kata orang
16
Bab. 16 : Menungguku
17
Bab. 17 : Ingin tahu tentangku?
18
Bab. 18 Aku yang pertama
19
Bab. 19 : Tiba di rumah mama
20
Bab. 20 : Ada apa dengan semua ini?
21
Bab. 21 : Mulai menyadari
22
Bab. 22 : Pengkhianat dan penggoda
23
Bab. 23 : Dia suamiku
24
Bab. 24 : Meja makan
25
Bab. 25 : Aku memang bodoh
26
Bab. 26 : Cobaan
27
Bab. 27 : Ingin tahu
28
Bab. 28 : Tamu di rumah Yugi
29
Bab. 29 : Wajah bahagia Yugi
30
Bab. 30 : Gaun yang berbeda
31
Bab. 31 : Hati yang terkoyak
32
Bab. 32 : Yugi geram
33
Bab. 33 : Geram
34
Bab. 34 : Setelah menangis
35
Bab. 35 : Aku tahu
36
Bab. 36 : Gugup
37
Bab. 37 : Suasana syahdu di ruang makan
38
Bab. 38 : Menyatu
39
Bab. 39 : Sesudahnya
40
Bab. 40 : Bertemu Vera dan Rico
41
Bab. 41 : Masih dengan mereka berdua
42
Bab. 42 : Kabar baru di tempat kerja
43
Bab. 43 : Keluarga yang hangat
44
Bab. 44 : Nikmat bukan?
45
Bab. 45 : Aku menyesal
46
Bab. 46 : Gosip buruk di kantor
47
Bab. 47 : Fakta terungkap
48
Bab. 48 : Membela istri
49
Bab. 49 : Kejutan di Jamuan makan
50
Bab. 50 : Ini rencana kalian?
51
Bab. 51 : Kenapa aku baru tahu?
52
Bab. 52 : Aku tidak ada hubungannya dengan kalian
53
Bab. 53 : Kelabu untuk Rico
54
Bab. 54 : Marah yang salah
55
Bab. 55 : Orang gila
56
Bab. 56 : Keputusan Yugi
57
Bab. 57 : Awal yang baru
58
Bab. 58 : Kantor Yugi
59
Bab. 59 : Hamil?
60
Bab. 60 : Rekan bisnis
61
Bab. 61 : Keputusan Rico
62
Bab. 62 : Firasat tidak enak
63
Bab. 63 : Aib
64
Bab. 64 : Perempuan gila
65
Bab. 65 : Usir dia!
66
Bab. 66 : Janinku sayang.
67
Bab. 67 : Tawaran
68
Bab. 68 : Undangan
69
Bab. 69 : Istirahat dulu
70
Bab. 70 : Pantry
71
Bab. 71 : Mesra
72
Bab. 72 : Orang di lobi
73
Bab. 73 : Mengawasi Nami
74
Bab. 74 : Sungguh tidak tahu diri
75
Bab. 75 : Kencan bertiga
76
Bab. 76 : Nasehat dokter
77
Bab. 77 : Bincang mereka
78
Bab. 78 : Pertemuan yang menjengkelkan
79
Bab. 79 : Mereka tidak pernah merasa salah
80
Bab. 80 : Darurat
81
Bab. 81 : Suasana berubah
82
Bab. 82 : Masa tegang usai
83
Bab. 83 : Yugi mulai bergerak
84
Bab. 84 : Inkubator
85
Bab. 85 : Kabar baru
86
Bab. 86 : Bersiap
87
Bab. 87 : Keluarga tahu
88
Bab. 88 : Mengungkap fakta
89
Bab. 89 : Memastikan
90
Bab. 90 : Tidak sama dengan apa yang dikatakan mama
91
Bab. 91 : Nasehat ibu
92
Bab. 92 : Yana ingin tahu
93
Bab. 93 : Kisah Yugi
94
Bab. 94 : Mencoba membujuk
95
Bab. 95 : Masih mencoba
96
Bab. 96 : Permohonan restitusi
97
Bab. 97 : Minta tolong
98
Bab. 98 : Permintaan Rico
99
Bab. 99 : Mengaku salah
100
Bab. 100 : Bukan salah mu
101
Bab. 101 : Bagaimana keadaanmu, Vera?
102
Bab. 102 : Ada yang ingin bertemu denganmu
103
Bab. 103 : Boleh pulang
104
Bab. 104 : Sahabat sepanjang masa
105
Bab. 105 : Putusan hakim
106
Bab. 106 : Air mata
107
Bab. 107 : Sudah usai
108
Bab. 108 : Aku mencintai mu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!