Bab. 12 Mulai bekerja

Setelah acara masak-memasak di dapur tamat, Nami membawa masakannya ke meja makan. Karena sudah mengusir pria itu agar menjauh dari dapur, Nami bertanggung jawab dengan membuat sarapan ini dua porsi.

 

Pria itu baru saja dari kamar mengambil ponsel. Lalu kembali duduk di meja makan.

 

“Harum,” puji Yugi.

 

“Tapi jangan berekspektasi tinggi. Aku bisa memasak, tapi untuk rasa aku tidak tahu,” kata Nami seraya duduk karena makanan sudah tersedia.

 

“Seharusnya masakan ini sepadan dengan kamu yang mengusirku.”

 

“Aku terpaksa melakukan itu karena sangat ribet jika kita harus memasak sendiri-sendiri seperti itu,” jelas Nami mengecam tindakan Yugi yang memaksa tetap memasak, meski Nami juga masih ada di sana. Padahal kompor hanya dua di tempat yang sama.

 

“Apa sebaiknya aku diam saja dan memperhatikanmu memasak dari sofa tadi? Sepertinya kamu bisa memasak untukku,” kata Yugi. Nami mengurungkan niat untuk makan dan menatap pria di depannya.

 

“Aku akan melakukannya jika mood ku baik, Yugi. Dan berhenti bersikap seperti itu. Apa kamu benar-benar menikmati pernikahan ini? Sepertinya kamu sendiri yang tidak punya beban. Padahal kamu gagal menikah dengan calon istrimu, bahkan kamu menikah dengan aku_mantan kakak ipar kamu. Bukankah itu sangat melenceng jauh?” Nami bicara dengan panjang dan lebar.

 

Anehnya Yugi tidak terganggu dengan itu. Raut wajah pria ini nampak biasa saja. Dia mendengarkan dengan baik apa yang di katakan Nami barusan.

 

“Ya. Akulah yang di khianati di sini. Jadi aku rasa aku bukan di posisi yang salah. Aku tidak perlu merasa terbebani karena Vera yang bersalah.” Yugi menjawab dengan enteng.

 

Nami mengerti. Saat ini semua kesalahan ada pada Vera_adiknya.

 

“Jadi kamu ingin membalas dendam padaku, karena aku kakak dari wanita yang sudah mengkhianati mu?” tanya Nami serius. Yugi diam.

 

“Apa aku terlihat seperti itu? Sedang melakukan balas dendam?” tanya Yugi. Nami menghela napas kesal.

 

Seperti menjadi kebiasaan Yugi. Dia selalu menjawab pertanyaan dengan pertanyaan. Seakan tidak akan pernah ada jawaban yang keluar dari mulut pria ini. Semua pertanyaan Nami tidak pernah di jawabnya. Yugi seperti membiarkan Nami mencari jawaban sendiri atau membenarkan semua yang di pikirkan Nami tentangnya.

 

“Apa kamu memang semenyebalkan ini?” Nami menunjukkan wajah serius akan pertanyaan yang terlontar dari mulutnya. Lalu dia jengah sendiri karena Yugi hanya tersenyum. Nami memilih menyuapkan nasi goreng dengan sosis dan sayuran hijau ke dalam mulutnya. Dia geram.

 

“Jadi kamu memang tidak pernah tahu tentang aku selama ini?” tanya Yugi.

 

“Tidak. Dan berhentilah bertanya,” desis Nami.

 

“Kenapa aku tidak boleh bertanya saat kamu terus saja bertanya padaku?” Yugi membalas Nami. Ini membuat Nami makin kesal.

 

“Karena kamu tidak pernah menjawab setiap pertanyaan ku. Justru kamu memberiku pertanyaan baru.” Nami menghentakkan sendoknya ke dasar piring. Yugi melirik ke arah sendok yang beradu dengan piring itu. Dia tersenyum. Sepertinya menggoda Nami menyenangkan baginya.

**

Setelah mengantarkan Nami, Yugi juga berangkat kerja. Dia adalah seorang pemilik dari perusahaan advertising. Namun sepertinya keluarga Nami belum tahu. Mungkin terlihat sepele, tapi klien perusahaan Yugi adalah brand-brand terkenal.

 

“Selamat pagi Pak Boss ...,” sambut mereka saat melihat Yugi muncul di pintu masuk.

 

“Selamat pagi,” sahut Yugi. Dia mengedarkan pandangan ke sekitar. Semua tengah berkumpul. Dia memicingkan mata. “Ada apa? Kenapa kalian berkumpul di depan?” tanya Yugi heran.

 

Tiba-tiba seorang karyawan perempuan memberikan buket bunga untuknya.

 

“Apa ini?” tanya Yugi menerima bunga itu dengan waspada.

 

“Selamat atas pernikahannya Pak ...,” ucap mereka bersamaan. Yugi tersenyum pada akhirnya.

 

“Ya. Ya. Terima kasih.” Kepala Yugi mengangguk-angguk.

 

Setelah semua kembali memberi ucapan menikah, Yugi segera menuju ke ruangannya. Saat itu dia melihat Sifa dan Reno ikut menyaksikan penyambutan yang begitu meriah.

 

“Kalian akan mengucapkan selamat juga padaku?” tanya Yugi pada dua orang kepercayaannya.

 

“Tidak. Aku tidak perlu melakukannya.” Sifa berkata dengan dingin. Sementara Reno tersenyum penuh arti pada pria ini. Dia mengalungkan lengannya pada leher Yugi. Mereka berjalan beriringan ke ruangan Yugi. Sifa mengikuti dari belakang.

 

“Sialan! Kenapa bisa mendahului ku, Bro,?” tanya Reno. Pria ini tertawa ringan.

 

“Itu berarti aku lebih pro dari mu, Reno,” ucap Yugi membuat Reno meninju perut Yugi pelan. Reno melepaskan tangannya dari Yugi saat pria itu hendak masuk ke dan ruangannya.

 

“Jadi ... Malam ini tidak bisa menemaniku ke klub?” tanya Reno. Dia dan Sifa masuk mengikuti Yugi.

 

“Tentu saja tidak. Aku harus di rumah,” jawab Yugi membuat Reno makin belingsetan.

 

“Sialan. Malam-malam ku makin sunyi dan sepi nih ... “ Reno menjatuhkan pantatnya di sofa seraya mengusap rambutnya.

 

“Ada Sifa. Kalian bisa keluar bersama. Bisa juga kalian berjodoh nantinya,” kata Yugi membuat Sifa melotot padanya. Reno melirik perempuan itu.

 

“Dia tidak tertarik denganku. Jadi jauh sekali jodoh di antara kita berdua,” ujar Reno.

 

“Berhenti menjodohkan orang.” Sifa tidak suka.

 

“Waw! nenek sihir mulai marah. Hati-hati Yugi, kamu bisa di kutuk menjadi kodok.” Reno mengejek. Sifa memukul Reno dengan bantal kursi di dekatnya.

 

Ponsel Reno berdering. Pria ini melirik ke arah layar ponselnya.

 

“Sepertinya aku harus keluar,” kata Reno.

 

“Ada hal penting?” tanya Yugi.

 

“Proyek baru yang aku sebutkan itu, Yugi,” kata Reno penuh misteri. Yugi menganggukkan kepala mengerti. Sifa mengerutkan kening.

 

“Kalian membicarakan proyek yang aku tidak tahu?” tegur Sifa merasa hanya dirinya yang yang tidak paham. Reno hanya tertawa. “Kamu juga tidak memberi tahuku, Yugi?” tanya Sifa.

 

“Itu proyek milik Reno. Dia mau bicara atau tidak, terserah. Aku tidak mengatakan padamu karena itu bukan proyek milikku. Dia mendapatkan itu sendiri," kata Yugi.

 

“Jadi sekarang kita main sendiri-sendiri nih? Kalau dapat proyek kita embat sendiri? Kalau begitu awas ya, kalau sampai minta tolong pada tim ku,” ancam Sifa. Reno tergelak lagi karena berhasil menggoda perempuan ini.

 

“Jangan cepat marah. Kamu bisa tua dan tidak segera menikah, Sifa,” ejek Reno seraya berdiri.

 

“Kurang ajar!” teriak Sifa kesal. Namun pria itu sudah melenggang dengan tenang keluar ruangan. Yugi tersenyum. Kepergian Reno membuat suasana ruang kerja ini sepi lagi. Yugi duduk di kursinya. Sifa masih di ruangan ini. Ia mendekat ke meja kerja Yugi. “Aku baru tahu kalau calon istri kamu bukan Vera,” kata Sifa.

 

Yugi mendongak dan tersenyum.

 

“Kenapa tiba-tiba menikah dengan orang lain? Kemana perempuan itu?" tanya Sifa menggali informasi.

 

“Aku tidak ingin membahas itu, Sifa,” kata Yugi dengan tegas.

 

“Jika memang kalian tidak cocok, kenapa tiba-tiba kamu menikah dengan wanita lain? Apakah begitu menyakitkan perpisahan kamu dengan Vera, sampai kamu langsung memilih menikah dengan perempuan ini?” Sifa masih berupaya mencari tahu.

...____...

Terpopuler

Comments

Mbah Edhok

Mbah Edhok

Ini Sifa apa perlu diwaspadai demi terjaganya stabilitas keamanan nasional kerumahtanggaan ? ... perlu diawasi ! ...

2023-11-30

0

seru_seruan

seru_seruan

si Riko,
udah celup² ama cewek lain.
masih aja PD deketin Nami.

2022-12-11

0

☠ᵏᵋᶜᶟ 🥚⃟♡ɪɪs▵꙰ᵃⁱˢ𝐘ᵃ🇭⃝⃟♡🍆

☠ᵏᵋᶜᶟ 🥚⃟♡ɪɪs▵꙰ᵃⁱˢ𝐘ᵃ🇭⃝⃟♡🍆

sifa kaya nya ada rasa sama yugi

2022-11-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Keputusan sepihak
2 Bab. 2 Persekongkolan
3 Bab. 3 Menikah
4 Bab. 4 Malam pertama
5 Bab. 5 Pulang ke rumah mertua
6 Bab. 6 Masih di rumah mertua
7 Bab. 7 Berangkat kerja
8 Bab 8. Kisah itu
9 Bab. 9 Ternyata dia disana
10 Bab. 10 Pindah rumah
11 Bab. 11 : Sarapan pertama
12 Bab. 12 Mulai bekerja
13 Bab. 13 Yugi gelisah
14 Bab. 14 Aku tidak masalah
15 Bab. 15 Kata orang
16 Bab. 16 : Menungguku
17 Bab. 17 : Ingin tahu tentangku?
18 Bab. 18 Aku yang pertama
19 Bab. 19 : Tiba di rumah mama
20 Bab. 20 : Ada apa dengan semua ini?
21 Bab. 21 : Mulai menyadari
22 Bab. 22 : Pengkhianat dan penggoda
23 Bab. 23 : Dia suamiku
24 Bab. 24 : Meja makan
25 Bab. 25 : Aku memang bodoh
26 Bab. 26 : Cobaan
27 Bab. 27 : Ingin tahu
28 Bab. 28 : Tamu di rumah Yugi
29 Bab. 29 : Wajah bahagia Yugi
30 Bab. 30 : Gaun yang berbeda
31 Bab. 31 : Hati yang terkoyak
32 Bab. 32 : Yugi geram
33 Bab. 33 : Geram
34 Bab. 34 : Setelah menangis
35 Bab. 35 : Aku tahu
36 Bab. 36 : Gugup
37 Bab. 37 : Suasana syahdu di ruang makan
38 Bab. 38 : Menyatu
39 Bab. 39 : Sesudahnya
40 Bab. 40 : Bertemu Vera dan Rico
41 Bab. 41 : Masih dengan mereka berdua
42 Bab. 42 : Kabar baru di tempat kerja
43 Bab. 43 : Keluarga yang hangat
44 Bab. 44 : Nikmat bukan?
45 Bab. 45 : Aku menyesal
46 Bab. 46 : Gosip buruk di kantor
47 Bab. 47 : Fakta terungkap
48 Bab. 48 : Membela istri
49 Bab. 49 : Kejutan di Jamuan makan
50 Bab. 50 : Ini rencana kalian?
51 Bab. 51 : Kenapa aku baru tahu?
52 Bab. 52 : Aku tidak ada hubungannya dengan kalian
53 Bab. 53 : Kelabu untuk Rico
54 Bab. 54 : Marah yang salah
55 Bab. 55 : Orang gila
56 Bab. 56 : Keputusan Yugi
57 Bab. 57 : Awal yang baru
58 Bab. 58 : Kantor Yugi
59 Bab. 59 : Hamil?
60 Bab. 60 : Rekan bisnis
61 Bab. 61 : Keputusan Rico
62 Bab. 62 : Firasat tidak enak
63 Bab. 63 : Aib
64 Bab. 64 : Perempuan gila
65 Bab. 65 : Usir dia!
66 Bab. 66 : Janinku sayang.
67 Bab. 67 : Tawaran
68 Bab. 68 : Undangan
69 Bab. 69 : Istirahat dulu
70 Bab. 70 : Pantry
71 Bab. 71 : Mesra
72 Bab. 72 : Orang di lobi
73 Bab. 73 : Mengawasi Nami
74 Bab. 74 : Sungguh tidak tahu diri
75 Bab. 75 : Kencan bertiga
76 Bab. 76 : Nasehat dokter
77 Bab. 77 : Bincang mereka
78 Bab. 78 : Pertemuan yang menjengkelkan
79 Bab. 79 : Mereka tidak pernah merasa salah
80 Bab. 80 : Darurat
81 Bab. 81 : Suasana berubah
82 Bab. 82 : Masa tegang usai
83 Bab. 83 : Yugi mulai bergerak
84 Bab. 84 : Inkubator
85 Bab. 85 : Kabar baru
86 Bab. 86 : Bersiap
87 Bab. 87 : Keluarga tahu
88 Bab. 88 : Mengungkap fakta
89 Bab. 89 : Memastikan
90 Bab. 90 : Tidak sama dengan apa yang dikatakan mama
91 Bab. 91 : Nasehat ibu
92 Bab. 92 : Yana ingin tahu
93 Bab. 93 : Kisah Yugi
94 Bab. 94 : Mencoba membujuk
95 Bab. 95 : Masih mencoba
96 Bab. 96 : Permohonan restitusi
97 Bab. 97 : Minta tolong
98 Bab. 98 : Permintaan Rico
99 Bab. 99 : Mengaku salah
100 Bab. 100 : Bukan salah mu
101 Bab. 101 : Bagaimana keadaanmu, Vera?
102 Bab. 102 : Ada yang ingin bertemu denganmu
103 Bab. 103 : Boleh pulang
104 Bab. 104 : Sahabat sepanjang masa
105 Bab. 105 : Putusan hakim
106 Bab. 106 : Air mata
107 Bab. 107 : Sudah usai
108 Bab. 108 : Aku mencintai mu
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab. 1 Keputusan sepihak
2
Bab. 2 Persekongkolan
3
Bab. 3 Menikah
4
Bab. 4 Malam pertama
5
Bab. 5 Pulang ke rumah mertua
6
Bab. 6 Masih di rumah mertua
7
Bab. 7 Berangkat kerja
8
Bab 8. Kisah itu
9
Bab. 9 Ternyata dia disana
10
Bab. 10 Pindah rumah
11
Bab. 11 : Sarapan pertama
12
Bab. 12 Mulai bekerja
13
Bab. 13 Yugi gelisah
14
Bab. 14 Aku tidak masalah
15
Bab. 15 Kata orang
16
Bab. 16 : Menungguku
17
Bab. 17 : Ingin tahu tentangku?
18
Bab. 18 Aku yang pertama
19
Bab. 19 : Tiba di rumah mama
20
Bab. 20 : Ada apa dengan semua ini?
21
Bab. 21 : Mulai menyadari
22
Bab. 22 : Pengkhianat dan penggoda
23
Bab. 23 : Dia suamiku
24
Bab. 24 : Meja makan
25
Bab. 25 : Aku memang bodoh
26
Bab. 26 : Cobaan
27
Bab. 27 : Ingin tahu
28
Bab. 28 : Tamu di rumah Yugi
29
Bab. 29 : Wajah bahagia Yugi
30
Bab. 30 : Gaun yang berbeda
31
Bab. 31 : Hati yang terkoyak
32
Bab. 32 : Yugi geram
33
Bab. 33 : Geram
34
Bab. 34 : Setelah menangis
35
Bab. 35 : Aku tahu
36
Bab. 36 : Gugup
37
Bab. 37 : Suasana syahdu di ruang makan
38
Bab. 38 : Menyatu
39
Bab. 39 : Sesudahnya
40
Bab. 40 : Bertemu Vera dan Rico
41
Bab. 41 : Masih dengan mereka berdua
42
Bab. 42 : Kabar baru di tempat kerja
43
Bab. 43 : Keluarga yang hangat
44
Bab. 44 : Nikmat bukan?
45
Bab. 45 : Aku menyesal
46
Bab. 46 : Gosip buruk di kantor
47
Bab. 47 : Fakta terungkap
48
Bab. 48 : Membela istri
49
Bab. 49 : Kejutan di Jamuan makan
50
Bab. 50 : Ini rencana kalian?
51
Bab. 51 : Kenapa aku baru tahu?
52
Bab. 52 : Aku tidak ada hubungannya dengan kalian
53
Bab. 53 : Kelabu untuk Rico
54
Bab. 54 : Marah yang salah
55
Bab. 55 : Orang gila
56
Bab. 56 : Keputusan Yugi
57
Bab. 57 : Awal yang baru
58
Bab. 58 : Kantor Yugi
59
Bab. 59 : Hamil?
60
Bab. 60 : Rekan bisnis
61
Bab. 61 : Keputusan Rico
62
Bab. 62 : Firasat tidak enak
63
Bab. 63 : Aib
64
Bab. 64 : Perempuan gila
65
Bab. 65 : Usir dia!
66
Bab. 66 : Janinku sayang.
67
Bab. 67 : Tawaran
68
Bab. 68 : Undangan
69
Bab. 69 : Istirahat dulu
70
Bab. 70 : Pantry
71
Bab. 71 : Mesra
72
Bab. 72 : Orang di lobi
73
Bab. 73 : Mengawasi Nami
74
Bab. 74 : Sungguh tidak tahu diri
75
Bab. 75 : Kencan bertiga
76
Bab. 76 : Nasehat dokter
77
Bab. 77 : Bincang mereka
78
Bab. 78 : Pertemuan yang menjengkelkan
79
Bab. 79 : Mereka tidak pernah merasa salah
80
Bab. 80 : Darurat
81
Bab. 81 : Suasana berubah
82
Bab. 82 : Masa tegang usai
83
Bab. 83 : Yugi mulai bergerak
84
Bab. 84 : Inkubator
85
Bab. 85 : Kabar baru
86
Bab. 86 : Bersiap
87
Bab. 87 : Keluarga tahu
88
Bab. 88 : Mengungkap fakta
89
Bab. 89 : Memastikan
90
Bab. 90 : Tidak sama dengan apa yang dikatakan mama
91
Bab. 91 : Nasehat ibu
92
Bab. 92 : Yana ingin tahu
93
Bab. 93 : Kisah Yugi
94
Bab. 94 : Mencoba membujuk
95
Bab. 95 : Masih mencoba
96
Bab. 96 : Permohonan restitusi
97
Bab. 97 : Minta tolong
98
Bab. 98 : Permintaan Rico
99
Bab. 99 : Mengaku salah
100
Bab. 100 : Bukan salah mu
101
Bab. 101 : Bagaimana keadaanmu, Vera?
102
Bab. 102 : Ada yang ingin bertemu denganmu
103
Bab. 103 : Boleh pulang
104
Bab. 104 : Sahabat sepanjang masa
105
Bab. 105 : Putusan hakim
106
Bab. 106 : Air mata
107
Bab. 107 : Sudah usai
108
Bab. 108 : Aku mencintai mu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!