Bab. 13 Yugi gelisah

Yugi diam. Wajahnya agak serius. Kemudian menghela napas.

 

“Sebenarnya apa yang kamu tanyakan?” Yugi melihat perempuan di depannya.

 

Sifa menyelipkan anak rambut yang jatuh di balik telinganya. “Aku tidak percaya kamu bisa menikah dengan cepat setelah gagal menikah dengan Vera. Itu ... Itu waktu yang singkat,” ujar Sifa.

 

“Kenapa?”

 

“Apa kamu tidak butuh waktu untuk berpikir dulu setelah tidak dengan Vera?” tanya Sifa membingungkan. Yugi diam. Seperti malas menjawab pertanyaan teman sekolahnya dulu.

 

“Sepertinya aku tidak perlu berpikir ulang untuk menikah dengannya, Sifa,” tegas Yugi. “Sebaiknya kamu segera bekerja jika tidak ada yang mau di bicarakan lagi.” Yugi sengaja mengatakan itu untuk mengusir perempuan ini. Sifa menghela napas.

 

“Ada laporan yang belum kamu lihat selama cuti. Meskipun bagian keuangan sudah menyetor laporan selama kamu cuti, aku tetap tinggalkan laporan ini di meja. Aku permisi.” Sifa meletakkan laporan di atas meja. Lalu keluar. Sepertinya wanita itu kurang senang atas pengusiran ini. Karena ia berdecak kesal seraya pergi.

 

...***...

Jam makan siang.

 

Ina dan Mila membuka bekal masing-masing. Namun hanya Nami yang tidak mengeluarkan bekalnya.

 

"Eh, Nami. Kenapa enggak menunjukkan bekalnya?" seru Ina saat melihat Nami santai saja. Mila ikut menoleh.

 

"Iya. Aku enggak bawa bekal," kata Nami.

 

"Enggak bawa bekal?" Mila heran.

 

"Kesiangan ya ...." Ina mulai menggoda.

 

"O ... pengantin baru ya. Sori, kepo nih kita," ujar Mila ikut menggoda Nami. Tentu saja ini membuat Nami menghela napas dan menipiskan bibir mendengar candaan teman-temannya.

 

"Aku enggak masak. Jadi aku enggak bawa bekal," kata Nami.

 

"Terus suami kamu gimana?" tanya Mila.

 

"Tadi aku ..."

 

"Tentu saja suami Nami enggak mau dong istrinya kecapekan. Makanya Nami enggak perlu masak atau melakukan apapun. Yang penting malamnya siap melayani," ujar Ina si paling aktif godain. Bahkan dia memotong kalimat Nami. Mila tergelak.

 

"Heeehhh kalian ini. Mikirnya kesana terus," protes Nami.

 

"Emang kamunya enggak?" balas Ina tidak mau kalah.

 

Nami pasti kalah soal ini. Karena dia memang tidak ada pikiran kesana. Malam pertama pun ia lewatkan dengan tidur nyenyak. Berbeda dengan pasangan pengantin pada umumnya. Bibir Nami tidak bisa menjawab.

 

"Aku mau beli makan dulu, lalu balik ke sini," kata Nami berinisiatif beli makan siang di kantin.

 

"Ehem." Terdengar deheman Rico di belakang mereka. Semua menoleh.

 

"Eh, Pak Rico. Mari makan siang, Pak." Mila mencoba bersopan-santun menawari atasan mereka.

 

"Ya, silakan." Rico mempersilakan mereka.

 

"Aku pergi dulu," kata Nami. Setelah mengangguk hormat pada Rico, Nami berjalan menjauh.

 

"Saya juga pergi," pamit Rico. Semua mengangguk. Ternyata Rico ingin mendekati Nami. Ia sengaja mensejajari langkah Nami. Perempuan ini tahu kalau Rico berjalan di sampingnya, tapi ia mencoba abaikan. "Kita makan siang bareng, Nami?" tawar Rico.

 

"Maaf, Rico. Aku sudah ada janji makan siang dengan ..." Ponsel Nami bergetar mengejutkan. Ia sampai tidak bisa menyelesaikan kalimatnya. Bola mata melirik ponselnya. Yugi? "Maaf. Saya ada janji makan siang dengan suami saya," kata Nami. Padahal ia akan menyebut nama teman-temannya. Namun ternyata, Yugi baru saja mengabari kalau berada di luar gedung untuk mengajaknya makan siang.

"Suami?" tanya Rico heran.

"Ya. Dia menungguku di luar." Nami menunjuk ke halaman.

"Oh, Oke. Ingat Nami, kamu tidak boleh melebihi jam makan siang," kata Rico seperti ingin membuat Nami tidak tenang. Nami berlalu dengan setengah menggeram.

***

Di kantor Yugi. Sebelum makan siang.

Pria ini berulang kali melihat ke arah layar gawai pipih di atas meja. Suara ketukan bolpoin yang ia pegang sejak tadi, makin menambah pikiran Yugi campur aduk. Ada yang sedang ia tunggu. Rasa tidak sabar mulai menyerangnya.

 

Setelah menghela napas, Yugi meraih ponsel dan mengetik sesuatu di layar ponsel.

 

"Apakah kamu ..." Kalimat terhenti. Jarinya menghapus lagi kalimat itu. Kemudian ia mencoba mengetik lagi. Setelah panjang melebihi kalimat yang tadi, ia hapus lagi. Yugi memilih urung melakukannya. Pria ini meletakkan kembali ponsel itu di atas meja.

 

Ia mencoba kembali fokus pada layar komputer. Melihat lagi laporan keuangan yang perlu ia periksa sendiri. Itu semua demi tidak adanya kecurangan di dalam perusahaannya.

 

Yugi menggeram gusar. Ia ambil lagi ponsel di atas meja. Menyentuh papan layar dan kembali mengetikkan sebuah kalimat di sana.

 

"Aku tidak ada teman makan siang. Kamu mau makan siang denganku?" ketik Yugi.

 

Setelah mengetikkan kalimat ajakan itu dan menekan tombol kirim. Yugi meletakkan kembali ponsel itu di atas meja. Ia kembali menatap layar komputer untuk melihat laporan yang sudah di kirim oleh bagian keuangan. Namun sayang, ia tidak bisa fokus. Bahkan itu terjadi sudah sejak tadi.

 

Bola mata Yugi melirik ke arah layar gawai pipih itu. Di sana, tidak ada tanda-tanda bakal ada seseorang yang akan mengiriminya pesan ataupun menelepon. Itu membuat Yugi makin tidak sabar. Ia matikan komputer lalu menyambar kunci mobil dan ponsel.

 

Saat itu, di depan pintu ada Sifa yang hendak mengetuk pintu. Namun dia terkejut saat pintu itu sudah terbuka sendiri. Padahal tangannya masih mengambang di depan pintu.

 

"Ah, Yugi. Kamu mengagetkan saja." Sifa berjingkat saat muncul Yugi di ambang pintu. Ia mengelus dada karena terkejut. Pria itu menutup pintu.

 

"Oh, kamu di sini? Aku akan keluar makan siang, Sifa." Yugi mengatakan itu sambil berjalan menjauh dari pintu.

 

"Makan siang? Aku ikut denganmu," kata Sifa seraya tersenyum tipis. Ia senang ternyata pemikirannya sepaham dengan pria itu. Yugi langsung menghentikan langkahnya. Itu membuat Sifa hampir saja menabraknya.

 

"Tidak. Aku akan makan siang dengan istriku,"  tolak Yugi terang-terangan. Sifa mengerjapkan mata karena tidak menduga jawaban Yugi seperti itu.

 

"Aku rasa ... istrimu tidak ada di kantor ini." Sifa mengedarkan pandangan ke penjuru kantor yang ia tempati sekarang. Dia yakin itu.

 

"Aku tahu. Aku yang akan menjemputnya, Sifa. Makan sianglah dengan Reno. Mungkin dia sudah ada di ruangannya. Aku pergi." Yugi berlalu meninggalkan Sifa yang menggeram di belakangnya.

 

"Berhenti menjodohkan aku dengan orang lain, Yugi!" teriak Sifa di dalam hatinya.

 

...***...

 

Nami merasa beruntung ada pesan dari Yugi. Itu membuatnya punya ide untuk makan siang bersama. Dan ide itu membuatnya terselamatkan dari Rico.

 

Yugi akan datang ke sini? Benarkah?

 

Nami berdiri dengan cemas di depan gedung. Ia dengan cemas menunggu pria itu muncul seperti apa yang di katakan lewat pesan tadi. Sepertinya Rico merasa Nami sengaja mengatakan itu untuk menghindarinya. Maka dari itu, ia tetap berdiri di lobi untuk mengawasi Nami.

 

Sialan. Rico sengaja masih berdiri di sana untuk membuktikan perkataan ku. Dia pasti akan mencemooh jika tahu aku hanya membual. Kemana Yugi?

...______...

Terpopuler

Comments

seru_seruan

seru_seruan

cinta segi berapa ini...?

2022-12-11

0

mintil

mintil

gak bisa nebak. blm cukup clue nya. baca aja nikmatin sambil nyemil 😁

2022-11-24

0

✨rossy

✨rossy

sifa suka yugi kayaknya

2022-10-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Keputusan sepihak
2 Bab. 2 Persekongkolan
3 Bab. 3 Menikah
4 Bab. 4 Malam pertama
5 Bab. 5 Pulang ke rumah mertua
6 Bab. 6 Masih di rumah mertua
7 Bab. 7 Berangkat kerja
8 Bab 8. Kisah itu
9 Bab. 9 Ternyata dia disana
10 Bab. 10 Pindah rumah
11 Bab. 11 : Sarapan pertama
12 Bab. 12 Mulai bekerja
13 Bab. 13 Yugi gelisah
14 Bab. 14 Aku tidak masalah
15 Bab. 15 Kata orang
16 Bab. 16 : Menungguku
17 Bab. 17 : Ingin tahu tentangku?
18 Bab. 18 Aku yang pertama
19 Bab. 19 : Tiba di rumah mama
20 Bab. 20 : Ada apa dengan semua ini?
21 Bab. 21 : Mulai menyadari
22 Bab. 22 : Pengkhianat dan penggoda
23 Bab. 23 : Dia suamiku
24 Bab. 24 : Meja makan
25 Bab. 25 : Aku memang bodoh
26 Bab. 26 : Cobaan
27 Bab. 27 : Ingin tahu
28 Bab. 28 : Tamu di rumah Yugi
29 Bab. 29 : Wajah bahagia Yugi
30 Bab. 30 : Gaun yang berbeda
31 Bab. 31 : Hati yang terkoyak
32 Bab. 32 : Yugi geram
33 Bab. 33 : Geram
34 Bab. 34 : Setelah menangis
35 Bab. 35 : Aku tahu
36 Bab. 36 : Gugup
37 Bab. 37 : Suasana syahdu di ruang makan
38 Bab. 38 : Menyatu
39 Bab. 39 : Sesudahnya
40 Bab. 40 : Bertemu Vera dan Rico
41 Bab. 41 : Masih dengan mereka berdua
42 Bab. 42 : Kabar baru di tempat kerja
43 Bab. 43 : Keluarga yang hangat
44 Bab. 44 : Nikmat bukan?
45 Bab. 45 : Aku menyesal
46 Bab. 46 : Gosip buruk di kantor
47 Bab. 47 : Fakta terungkap
48 Bab. 48 : Membela istri
49 Bab. 49 : Kejutan di Jamuan makan
50 Bab. 50 : Ini rencana kalian?
51 Bab. 51 : Kenapa aku baru tahu?
52 Bab. 52 : Aku tidak ada hubungannya dengan kalian
53 Bab. 53 : Kelabu untuk Rico
54 Bab. 54 : Marah yang salah
55 Bab. 55 : Orang gila
56 Bab. 56 : Keputusan Yugi
57 Bab. 57 : Awal yang baru
58 Bab. 58 : Kantor Yugi
59 Bab. 59 : Hamil?
60 Bab. 60 : Rekan bisnis
61 Bab. 61 : Keputusan Rico
62 Bab. 62 : Firasat tidak enak
63 Bab. 63 : Aib
64 Bab. 64 : Perempuan gila
65 Bab. 65 : Usir dia!
66 Bab. 66 : Janinku sayang.
67 Bab. 67 : Tawaran
68 Bab. 68 : Undangan
69 Bab. 69 : Istirahat dulu
70 Bab. 70 : Pantry
71 Bab. 71 : Mesra
72 Bab. 72 : Orang di lobi
73 Bab. 73 : Mengawasi Nami
74 Bab. 74 : Sungguh tidak tahu diri
75 Bab. 75 : Kencan bertiga
76 Bab. 76 : Nasehat dokter
77 Bab. 77 : Bincang mereka
78 Bab. 78 : Pertemuan yang menjengkelkan
79 Bab. 79 : Mereka tidak pernah merasa salah
80 Bab. 80 : Darurat
81 Bab. 81 : Suasana berubah
82 Bab. 82 : Masa tegang usai
83 Bab. 83 : Yugi mulai bergerak
84 Bab. 84 : Inkubator
85 Bab. 85 : Kabar baru
86 Bab. 86 : Bersiap
87 Bab. 87 : Keluarga tahu
88 Bab. 88 : Mengungkap fakta
89 Bab. 89 : Memastikan
90 Bab. 90 : Tidak sama dengan apa yang dikatakan mama
91 Bab. 91 : Nasehat ibu
92 Bab. 92 : Yana ingin tahu
93 Bab. 93 : Kisah Yugi
94 Bab. 94 : Mencoba membujuk
95 Bab. 95 : Masih mencoba
96 Bab. 96 : Permohonan restitusi
97 Bab. 97 : Minta tolong
98 Bab. 98 : Permintaan Rico
99 Bab. 99 : Mengaku salah
100 Bab. 100 : Bukan salah mu
101 Bab. 101 : Bagaimana keadaanmu, Vera?
102 Bab. 102 : Ada yang ingin bertemu denganmu
103 Bab. 103 : Boleh pulang
104 Bab. 104 : Sahabat sepanjang masa
105 Bab. 105 : Putusan hakim
106 Bab. 106 : Air mata
107 Bab. 107 : Sudah usai
108 Bab. 108 : Aku mencintai mu
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab. 1 Keputusan sepihak
2
Bab. 2 Persekongkolan
3
Bab. 3 Menikah
4
Bab. 4 Malam pertama
5
Bab. 5 Pulang ke rumah mertua
6
Bab. 6 Masih di rumah mertua
7
Bab. 7 Berangkat kerja
8
Bab 8. Kisah itu
9
Bab. 9 Ternyata dia disana
10
Bab. 10 Pindah rumah
11
Bab. 11 : Sarapan pertama
12
Bab. 12 Mulai bekerja
13
Bab. 13 Yugi gelisah
14
Bab. 14 Aku tidak masalah
15
Bab. 15 Kata orang
16
Bab. 16 : Menungguku
17
Bab. 17 : Ingin tahu tentangku?
18
Bab. 18 Aku yang pertama
19
Bab. 19 : Tiba di rumah mama
20
Bab. 20 : Ada apa dengan semua ini?
21
Bab. 21 : Mulai menyadari
22
Bab. 22 : Pengkhianat dan penggoda
23
Bab. 23 : Dia suamiku
24
Bab. 24 : Meja makan
25
Bab. 25 : Aku memang bodoh
26
Bab. 26 : Cobaan
27
Bab. 27 : Ingin tahu
28
Bab. 28 : Tamu di rumah Yugi
29
Bab. 29 : Wajah bahagia Yugi
30
Bab. 30 : Gaun yang berbeda
31
Bab. 31 : Hati yang terkoyak
32
Bab. 32 : Yugi geram
33
Bab. 33 : Geram
34
Bab. 34 : Setelah menangis
35
Bab. 35 : Aku tahu
36
Bab. 36 : Gugup
37
Bab. 37 : Suasana syahdu di ruang makan
38
Bab. 38 : Menyatu
39
Bab. 39 : Sesudahnya
40
Bab. 40 : Bertemu Vera dan Rico
41
Bab. 41 : Masih dengan mereka berdua
42
Bab. 42 : Kabar baru di tempat kerja
43
Bab. 43 : Keluarga yang hangat
44
Bab. 44 : Nikmat bukan?
45
Bab. 45 : Aku menyesal
46
Bab. 46 : Gosip buruk di kantor
47
Bab. 47 : Fakta terungkap
48
Bab. 48 : Membela istri
49
Bab. 49 : Kejutan di Jamuan makan
50
Bab. 50 : Ini rencana kalian?
51
Bab. 51 : Kenapa aku baru tahu?
52
Bab. 52 : Aku tidak ada hubungannya dengan kalian
53
Bab. 53 : Kelabu untuk Rico
54
Bab. 54 : Marah yang salah
55
Bab. 55 : Orang gila
56
Bab. 56 : Keputusan Yugi
57
Bab. 57 : Awal yang baru
58
Bab. 58 : Kantor Yugi
59
Bab. 59 : Hamil?
60
Bab. 60 : Rekan bisnis
61
Bab. 61 : Keputusan Rico
62
Bab. 62 : Firasat tidak enak
63
Bab. 63 : Aib
64
Bab. 64 : Perempuan gila
65
Bab. 65 : Usir dia!
66
Bab. 66 : Janinku sayang.
67
Bab. 67 : Tawaran
68
Bab. 68 : Undangan
69
Bab. 69 : Istirahat dulu
70
Bab. 70 : Pantry
71
Bab. 71 : Mesra
72
Bab. 72 : Orang di lobi
73
Bab. 73 : Mengawasi Nami
74
Bab. 74 : Sungguh tidak tahu diri
75
Bab. 75 : Kencan bertiga
76
Bab. 76 : Nasehat dokter
77
Bab. 77 : Bincang mereka
78
Bab. 78 : Pertemuan yang menjengkelkan
79
Bab. 79 : Mereka tidak pernah merasa salah
80
Bab. 80 : Darurat
81
Bab. 81 : Suasana berubah
82
Bab. 82 : Masa tegang usai
83
Bab. 83 : Yugi mulai bergerak
84
Bab. 84 : Inkubator
85
Bab. 85 : Kabar baru
86
Bab. 86 : Bersiap
87
Bab. 87 : Keluarga tahu
88
Bab. 88 : Mengungkap fakta
89
Bab. 89 : Memastikan
90
Bab. 90 : Tidak sama dengan apa yang dikatakan mama
91
Bab. 91 : Nasehat ibu
92
Bab. 92 : Yana ingin tahu
93
Bab. 93 : Kisah Yugi
94
Bab. 94 : Mencoba membujuk
95
Bab. 95 : Masih mencoba
96
Bab. 96 : Permohonan restitusi
97
Bab. 97 : Minta tolong
98
Bab. 98 : Permintaan Rico
99
Bab. 99 : Mengaku salah
100
Bab. 100 : Bukan salah mu
101
Bab. 101 : Bagaimana keadaanmu, Vera?
102
Bab. 102 : Ada yang ingin bertemu denganmu
103
Bab. 103 : Boleh pulang
104
Bab. 104 : Sahabat sepanjang masa
105
Bab. 105 : Putusan hakim
106
Bab. 106 : Air mata
107
Bab. 107 : Sudah usai
108
Bab. 108 : Aku mencintai mu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!