Bab. 2 Persekongkolan

Menikah? Aku memang punya rencana menikah. Namun ada masalah yang tidak bisa di abaikan. Aku tidak bisa mentolerir sesuatu itu demi menikah. Hingga akhirnya aku seperti sekarang. Haruskah aku menikah dengan rencana yang sangat menyakitkan ini? Menikah dengan calon suami adikku.

Setelah mendapat mandat dari mama untuk menikah dengan calon adik iparnya, Nami mencari adiknya. Ia ingin mengungkapkan kemarahan dan protesnya pada gadis yang _ oh tidak, dia bukan gadis lagi karena tengah hamil. Ia ingin tahu lebih jelas soal dirinya yang menjadi pengganti. Kenapa dan kenapa?

 

Nami tidak tahu kemana mama pergi setelah memberikan kabar tidak menyenangkan itu. Namun sekarang dia bisa menemukan adiknya. Dia baru saja muncul dari pintu utama rumah ini.

 

“Vera!” panggil Nami. Adiknya itu menoleh. Sepertinya Vera baru saja dari jalan-jalan. Terlihat dari pakaiannya yang mencolok. Begitu mewah hingga Nami sendiri merasa Vera bukan bagian dari keluarga ini yang tidak seberapa kaya. Hanya mengandalkan pensiunan papa yang tidak terlalu banyak.

 

“Oh, Mbak Nami.”

 

“Apa yang sedang terjadi?” tanya Nami membuat Vera mengerutkan keningnya karena tidak paham. “Dengan pernikahanmu dan Yugi. Kenapa bisa batal?" Nami langsung menyebut itu saat melihat adiknya bingung.

 

“Itu ... “ Vera ragu. Bola matanya beredar kebingungan. Ia tidak ingin membicarakan dirinya yang sudah membuat kesalahan besar.

 

“Kamu hamil? Kamu mengkhianati Yugi?” tanya Nami beruntun. Vera langsung beringsut. Ia menunduk dan meremas tasnya.

 

“M-maafkan aku Mbak. Aku sudah menodai wajah keluarga kita,” kata Vera tersendat. Dia mau menangis.

 

“Bukan itu Ver, tapi soal aku yang harus menikah dengan kekasihmu itu. Yugi,” tepis Nami seakan soal wajah keluarga sudah tidak peduli lagi. Ia hanya ingin memperjuangkan dirinya yang akan di jadikan tumbal karena kesalahan yang tidak diperbuatnya.

 

“Itu ... Aku tidak tahu Mbak,” kata Vera. Sepertinya Vera ingin menyembunyikan soal kehamilan itu.

 

“Kenapa tidak tahu? Bukannya kamu yang sebenarnya harus menikah dengan Yugi kan? Lalu kenapa tiba-tiba aku yang akan menggantikan?” tanya Nami tidak terima.

 

“Mama yang memutuskan, bukan aku.” Akhirnya Vera buka suara. Raut wajahnya berubah. Dia tidak jadi menangis.

 

“Aku tahu, tapi apa kamu tidak ingin menolaknya?”

 

“Aku tidak bisa menolak, Mbak. Kan mama yang membuat keputusan.” Tampak Vera tidak mau di salahkan. Wajah sedih adiknya tadi berganti ekspresi begitu cepat. Sekarang raut wajah itu terlihat kesal karena di tuduh peluh Nami.

 

“Yugi itu kan kekasihmu, Ver. Apa kamu ... tidak ada bayangan apa-apa kalau akhirnya Yugi akan menikah denganku?” tanya Nami lambat.

 

“Bayangan apa?” tanya Vera tampak tidak peduli. Wajah menunduk karena merasa bersalah lenyap. Dia tampak bertingkah.

 

 “Kita berdua tidak saling mencintai, Ver. Kamu pasti bisa membayangkan bagaimana aku dan Yugi jika menikah nanti.” Belum menikah saja Nami bisa membayangkan kehidupan pernikahannya tidak karu-karuan.

 

“Mbak ini mau menyuruh aku untuk membatalkan pernikahan itu ya?” tanya Vera dengan sikap angkuh. Nami mengernyitkan dahi. Sikap itu membuatnya tidak nyaman. “Maaf ya Mbak. Aku itu enggak bisa membatalkan pernikahan ini. Kasihan mama kalau sampai batal. Mama kan sudah pesan WO buat acara itu. Sudah kasih uang ke mereka.”

 

Nami memang ingin Vera meminta pada mama untuk membatalkan pernikahan ini. Karena bagaimana pun ini bukan pesta untuknya. Ini milik Vera adiknya. Namun setelah melihat sikap dan ekspresi wajah gadis di depannya, Nami urung mengatakan iya.

 

Mendadak Vera bertingkah seolah tidak bersalah. Gadis ini bersikap sedikit kurang ajar padanya. Itu benar-benar tidak terduga. Nami sempat terkejut dengan perubahan sikap itu.

 

Apa yang mendasari gadis ini hingga bisa bersikap seperti itu padanya?

 

“Jadi kamu membiarkan aku tetap menikah dengan Yugi?” tanya Nami dengan amarah yang tertahan.

 

“Ya. Mau bagaimana lagi,” jawab Vera santai. Nami tertegun. Bocah ini tidak merasa bersalah. Sungguh sikapnya itu sangat kurang ajar dan seperti tidak pernah punya tata krama. Apa Vera memang seperti itu sikapnya?

 

“Ada apa Vera?” tanya mama muncul di belakang. Gadis itu segera berlari ke arah mama dan memeluknya dengan manja.

 

“Enggak ada apa-apa kok, Ma,” kata Vera seraya melirik ke arah Nami sebentar. Sementara perempuan ini masih membeku di tempatnya.

 

“Benar, enggak ada apa-apa?” tanya mama ikut melihat Nami sebentar lalu berganti melihat putri bungsunya lagi.

 

“Benar, kok.” Vera tampak bermanja-manja di pelukan mama. Namun sepertinya mama tidak percaya. Beliau menatap Nami dengan tatapan curiga.

 

“Kamu bukan sedang memarahi adikmu soal pernikahan itu kan?” tegur mama yang membuat Nami makin tertegun. Mama memilih ingin memarahinya, daripada tidak membahas persoalan itu.

 

Tampak di matanya, dua orang itu bersekongkol menjerumuskan dirinya pada pernikahan yang tidak diinginkannya. Mama mendukung Vera yang sebenarnya adalah biang permasalahan dari semua ini.

 

“Ya, tapi aku tidak berhasil,” jawab Nami mengaku. Itu membuat mama dan adiknya terkejut. Mereka berpikir mungkin Nami akan diam, tapi ternyata tidak.

 

“Itu keputusan Mama, Nami. Adikmu hanya mengikuti keinginan Mama!" Mama tampak tidak senang mendengar pengakuan Nami yang sengaja memarahi adiknya karena pernikahan yang di limpahkan padanya. Vera makin mendekatkan diri pada mamanya. "Kamu itu kan sudah berumur hampir tiga puluh, jadi pantaslah kalau kamu itu menikah lebih dulu dari Vera. Lagipula kamu itu seharusnya merasa beruntung mendapat suami tanpa repot-repot mencari. Ya ... meskipun Yugi hanya seorang karyawan biasa. Kamu itu ..."

 

“Ya. Maaf, Ma," potong Nami. "Aku memang tidak bisa membantah mama. Tidak apa-apa. Aku akan bertanggung jawab dengan kesalahan yang tidak aku perbuat. Aku akan menikah. Memaksa untuk menolak juga percuma. Mama sudah membuat keputusan karena memperhatikan nama keluarga.” Nami langsung menyetujui tanpa membantah. Kalimatnya sangat dingin.

 

"Baguslah kalau kamu mengerti. Kamu kan anak pertama, mama tahu kamu pasti bisa membanggakan keluarga," kata perempuan itu masih memeluk Vera yang tersenyum tipis.

 

Nami mendengus mendengar ia bisa membanggakan keluarga. Bukan bangga yang ia rasakan nanti, tapi sakit hati di manfaatkan oleh mereka berdua. Namun entah kenapa, Nami tidak bisa membantah. Semua penolakan tertahan di tenggorokan.

 

“Benar. Nama keluarga lebih penting ...” dari perasaanku putrinya, lanjut Nami dalam batinnya.

 

Kata-kata terakhir terucap hanya di dalam batinnya. Dia tahu ini tidak adil, tapi dia tidak bisa berontak. Nami harus patuh demi berbakti kepada orang tua. Dia yang sudah dewasa di bandingkan Vera, tentu tahu harus bagaimana.

 

Tanpa bicara lagi, Nami menjauh dari mereka. Kemana? Kemana lagi kalau tidak masuk ke kamar. Menangis sepuasnya di sana. Tempat paling damai dalam situasi seperti ini. Tidak terlihat mereka berdua yang sepertinya tidak peduli dengannya.

..._______...

Terpopuler

Comments

Mbah Edhok

Mbah Edhok

kemungkinan vera membatalkan pernikahanya dengan Yugi karena Yudi pegawai biasa seperti tercetus dari mulut mama ... kurang wow ... alur di part awal sudah bikin gregetan karena ulah Vera dan Mama ...

2023-11-30

0

tististis

tististis

masih untung banget Nami nya baik ama emaknya.
kalo ini dikehidupan nyata, mboh lah.
bisa ngamok² orang yg Nami.
tapi herannya,
kelakuan Pera yg naudzubillah gini kok emaknya bisa santai² aja y.
malah ngebelain.

2022-12-09

0

✨rossy

✨rossy

terus itu yg udah hamil gimana????

2022-10-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Keputusan sepihak
2 Bab. 2 Persekongkolan
3 Bab. 3 Menikah
4 Bab. 4 Malam pertama
5 Bab. 5 Pulang ke rumah mertua
6 Bab. 6 Masih di rumah mertua
7 Bab. 7 Berangkat kerja
8 Bab 8. Kisah itu
9 Bab. 9 Ternyata dia disana
10 Bab. 10 Pindah rumah
11 Bab. 11 : Sarapan pertama
12 Bab. 12 Mulai bekerja
13 Bab. 13 Yugi gelisah
14 Bab. 14 Aku tidak masalah
15 Bab. 15 Kata orang
16 Bab. 16 : Menungguku
17 Bab. 17 : Ingin tahu tentangku?
18 Bab. 18 Aku yang pertama
19 Bab. 19 : Tiba di rumah mama
20 Bab. 20 : Ada apa dengan semua ini?
21 Bab. 21 : Mulai menyadari
22 Bab. 22 : Pengkhianat dan penggoda
23 Bab. 23 : Dia suamiku
24 Bab. 24 : Meja makan
25 Bab. 25 : Aku memang bodoh
26 Bab. 26 : Cobaan
27 Bab. 27 : Ingin tahu
28 Bab. 28 : Tamu di rumah Yugi
29 Bab. 29 : Wajah bahagia Yugi
30 Bab. 30 : Gaun yang berbeda
31 Bab. 31 : Hati yang terkoyak
32 Bab. 32 : Yugi geram
33 Bab. 33 : Geram
34 Bab. 34 : Setelah menangis
35 Bab. 35 : Aku tahu
36 Bab. 36 : Gugup
37 Bab. 37 : Suasana syahdu di ruang makan
38 Bab. 38 : Menyatu
39 Bab. 39 : Sesudahnya
40 Bab. 40 : Bertemu Vera dan Rico
41 Bab. 41 : Masih dengan mereka berdua
42 Bab. 42 : Kabar baru di tempat kerja
43 Bab. 43 : Keluarga yang hangat
44 Bab. 44 : Nikmat bukan?
45 Bab. 45 : Aku menyesal
46 Bab. 46 : Gosip buruk di kantor
47 Bab. 47 : Fakta terungkap
48 Bab. 48 : Membela istri
49 Bab. 49 : Kejutan di Jamuan makan
50 Bab. 50 : Ini rencana kalian?
51 Bab. 51 : Kenapa aku baru tahu?
52 Bab. 52 : Aku tidak ada hubungannya dengan kalian
53 Bab. 53 : Kelabu untuk Rico
54 Bab. 54 : Marah yang salah
55 Bab. 55 : Orang gila
56 Bab. 56 : Keputusan Yugi
57 Bab. 57 : Awal yang baru
58 Bab. 58 : Kantor Yugi
59 Bab. 59 : Hamil?
60 Bab. 60 : Rekan bisnis
61 Bab. 61 : Keputusan Rico
62 Bab. 62 : Firasat tidak enak
63 Bab. 63 : Aib
64 Bab. 64 : Perempuan gila
65 Bab. 65 : Usir dia!
66 Bab. 66 : Janinku sayang.
67 Bab. 67 : Tawaran
68 Bab. 68 : Undangan
69 Bab. 69 : Istirahat dulu
70 Bab. 70 : Pantry
71 Bab. 71 : Mesra
72 Bab. 72 : Orang di lobi
73 Bab. 73 : Mengawasi Nami
74 Bab. 74 : Sungguh tidak tahu diri
75 Bab. 75 : Kencan bertiga
76 Bab. 76 : Nasehat dokter
77 Bab. 77 : Bincang mereka
78 Bab. 78 : Pertemuan yang menjengkelkan
79 Bab. 79 : Mereka tidak pernah merasa salah
80 Bab. 80 : Darurat
81 Bab. 81 : Suasana berubah
82 Bab. 82 : Masa tegang usai
83 Bab. 83 : Yugi mulai bergerak
84 Bab. 84 : Inkubator
85 Bab. 85 : Kabar baru
86 Bab. 86 : Bersiap
87 Bab. 87 : Keluarga tahu
88 Bab. 88 : Mengungkap fakta
89 Bab. 89 : Memastikan
90 Bab. 90 : Tidak sama dengan apa yang dikatakan mama
91 Bab. 91 : Nasehat ibu
92 Bab. 92 : Yana ingin tahu
93 Bab. 93 : Kisah Yugi
94 Bab. 94 : Mencoba membujuk
95 Bab. 95 : Masih mencoba
96 Bab. 96 : Permohonan restitusi
97 Bab. 97 : Minta tolong
98 Bab. 98 : Permintaan Rico
99 Bab. 99 : Mengaku salah
100 Bab. 100 : Bukan salah mu
101 Bab. 101 : Bagaimana keadaanmu, Vera?
102 Bab. 102 : Ada yang ingin bertemu denganmu
103 Bab. 103 : Boleh pulang
104 Bab. 104 : Sahabat sepanjang masa
105 Bab. 105 : Putusan hakim
106 Bab. 106 : Air mata
107 Bab. 107 : Sudah usai
108 Bab. 108 : Aku mencintai mu
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab. 1 Keputusan sepihak
2
Bab. 2 Persekongkolan
3
Bab. 3 Menikah
4
Bab. 4 Malam pertama
5
Bab. 5 Pulang ke rumah mertua
6
Bab. 6 Masih di rumah mertua
7
Bab. 7 Berangkat kerja
8
Bab 8. Kisah itu
9
Bab. 9 Ternyata dia disana
10
Bab. 10 Pindah rumah
11
Bab. 11 : Sarapan pertama
12
Bab. 12 Mulai bekerja
13
Bab. 13 Yugi gelisah
14
Bab. 14 Aku tidak masalah
15
Bab. 15 Kata orang
16
Bab. 16 : Menungguku
17
Bab. 17 : Ingin tahu tentangku?
18
Bab. 18 Aku yang pertama
19
Bab. 19 : Tiba di rumah mama
20
Bab. 20 : Ada apa dengan semua ini?
21
Bab. 21 : Mulai menyadari
22
Bab. 22 : Pengkhianat dan penggoda
23
Bab. 23 : Dia suamiku
24
Bab. 24 : Meja makan
25
Bab. 25 : Aku memang bodoh
26
Bab. 26 : Cobaan
27
Bab. 27 : Ingin tahu
28
Bab. 28 : Tamu di rumah Yugi
29
Bab. 29 : Wajah bahagia Yugi
30
Bab. 30 : Gaun yang berbeda
31
Bab. 31 : Hati yang terkoyak
32
Bab. 32 : Yugi geram
33
Bab. 33 : Geram
34
Bab. 34 : Setelah menangis
35
Bab. 35 : Aku tahu
36
Bab. 36 : Gugup
37
Bab. 37 : Suasana syahdu di ruang makan
38
Bab. 38 : Menyatu
39
Bab. 39 : Sesudahnya
40
Bab. 40 : Bertemu Vera dan Rico
41
Bab. 41 : Masih dengan mereka berdua
42
Bab. 42 : Kabar baru di tempat kerja
43
Bab. 43 : Keluarga yang hangat
44
Bab. 44 : Nikmat bukan?
45
Bab. 45 : Aku menyesal
46
Bab. 46 : Gosip buruk di kantor
47
Bab. 47 : Fakta terungkap
48
Bab. 48 : Membela istri
49
Bab. 49 : Kejutan di Jamuan makan
50
Bab. 50 : Ini rencana kalian?
51
Bab. 51 : Kenapa aku baru tahu?
52
Bab. 52 : Aku tidak ada hubungannya dengan kalian
53
Bab. 53 : Kelabu untuk Rico
54
Bab. 54 : Marah yang salah
55
Bab. 55 : Orang gila
56
Bab. 56 : Keputusan Yugi
57
Bab. 57 : Awal yang baru
58
Bab. 58 : Kantor Yugi
59
Bab. 59 : Hamil?
60
Bab. 60 : Rekan bisnis
61
Bab. 61 : Keputusan Rico
62
Bab. 62 : Firasat tidak enak
63
Bab. 63 : Aib
64
Bab. 64 : Perempuan gila
65
Bab. 65 : Usir dia!
66
Bab. 66 : Janinku sayang.
67
Bab. 67 : Tawaran
68
Bab. 68 : Undangan
69
Bab. 69 : Istirahat dulu
70
Bab. 70 : Pantry
71
Bab. 71 : Mesra
72
Bab. 72 : Orang di lobi
73
Bab. 73 : Mengawasi Nami
74
Bab. 74 : Sungguh tidak tahu diri
75
Bab. 75 : Kencan bertiga
76
Bab. 76 : Nasehat dokter
77
Bab. 77 : Bincang mereka
78
Bab. 78 : Pertemuan yang menjengkelkan
79
Bab. 79 : Mereka tidak pernah merasa salah
80
Bab. 80 : Darurat
81
Bab. 81 : Suasana berubah
82
Bab. 82 : Masa tegang usai
83
Bab. 83 : Yugi mulai bergerak
84
Bab. 84 : Inkubator
85
Bab. 85 : Kabar baru
86
Bab. 86 : Bersiap
87
Bab. 87 : Keluarga tahu
88
Bab. 88 : Mengungkap fakta
89
Bab. 89 : Memastikan
90
Bab. 90 : Tidak sama dengan apa yang dikatakan mama
91
Bab. 91 : Nasehat ibu
92
Bab. 92 : Yana ingin tahu
93
Bab. 93 : Kisah Yugi
94
Bab. 94 : Mencoba membujuk
95
Bab. 95 : Masih mencoba
96
Bab. 96 : Permohonan restitusi
97
Bab. 97 : Minta tolong
98
Bab. 98 : Permintaan Rico
99
Bab. 99 : Mengaku salah
100
Bab. 100 : Bukan salah mu
101
Bab. 101 : Bagaimana keadaanmu, Vera?
102
Bab. 102 : Ada yang ingin bertemu denganmu
103
Bab. 103 : Boleh pulang
104
Bab. 104 : Sahabat sepanjang masa
105
Bab. 105 : Putusan hakim
106
Bab. 106 : Air mata
107
Bab. 107 : Sudah usai
108
Bab. 108 : Aku mencintai mu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!