Bab. 9 Ternyata dia disana

Sore, jam pulang kerja.

Nami keluar bersama teman-temannya.

“Langsung pulang atau gimana Nami?” tanya Mila.

“Ya langsung pulang dong. Kan pengen segera ketemu sama suami,” ledek Ina. Nami hanya tersenyum tipis. Tidak ada bayangan apa-apa dalam benaknya. Ia benar-benar tidak bisa berpikir. Entah ia harus apa dan bagaimana.

Bahkan pulang kerja sekarang pun dia tidak tahu harus menunggu di jemput atau pulang sendiri naik ojek. Atau bahkan minta antar teman-temannya. Karena dia tidak tahu nomor ponsel Yugi. Pernikahan yang mendadak ini membuat Nami tidak mampu berpikir.

 

Mungkin saat bekerja tadi, dia masih bisa fokus. Karena pekerjaan tidak membuatnya sakit hati dan tertekan. Ya ... meskipun Rico sempat membuatnya gerah karena harus membahas masa yang sudah usai itu.

 

“Kalian mau nongkrong dulu kan?” tanya Nami. Mereka mengangguk. “Aku ikut kalian.”

 

“Beneran nih ikut kita? Kamu kan masih pengantin baru.” Yuli mengingatkan. Teman yang beda divisi dengan mereka.

 

“Ya,” sahut Nami sambil tersenyum. Entah apa yang sedang ia jalani sekarang? Menikah tapi tidak menikah. Menunggu tapi tidak tahu siapa yang di tunggu. Karena Yugi pasti tidak tahu kapan ia pulang. Jadi kemungkinan muncul sekarang juga sangat kecil. Lagipula kemana pria itu sekarang, Nami tidak tahu.

 

Mereka berempat masuk ke dalam cafe yang tidak jauh dari gedung perusahaan tempat mereka bekerja. Tempat nongkrong karyawan perusahaan.

 

Dari lantai atas tempat mereka nongkrong, Nami menemukan mobil yang tidak asing. Ia menduga itu mobil milik Yugi. Namun tidak mungkin, karena sejak tadi mobil itu sudah ada di sana. Saat mereka keluar dari perusahaan. Jika begitu, seharusnya pria itu muncul dan menghampirinya.

 

Ia mencoba mengabaikan. Dia kembali mencoba menikmati acara bersama teman-temannya. Mungkin dia tidak akan bisa keluar seperti ini karena tinggal dengan mertua. Meski terpaksa ia harus tahu sopan santun juga. Bukan bertingkah seenaknya sendiri.

 

“Eh, pria tampan itu melihat ke sini. Apa dia tertarik sama kita?” seru Ina tiba-tiba. Dia tampak percaya diri seraya tergelak. Mila ikut melihat ke seberang jalan.

 

“Iya. Pria itu tampan juga. Kayaknya sih lebih muda dari kita. Tunggu ... Apa kita pernah bertemu dengan pria itu? Kok aku merasa enggak asing?” Mila mengerutkan kening. Ingin lebih fokus pada pria di seberang yang masih melihat ke arah mereka.

 

“Emang bener? Masa sih? Kita ketemu pria tampan itu dimana?” Ina juga mengerutkan dahinya untuk fokus pada pria si seberang. Dia mencoba lebih memperhatikan.

 

Nami menyeruput minumannya. Lalu ia ikut melihat ke seberang jalan juga karena teman-temannya heboh. Saat itu, mata Nami menemukan Yugi disana. Keduanya saling memandang dari kejauhan. Nami mengerjapkan mata.

 

“Yugi ...” gumam Nami terkejut.

 

Ina dan Mila menoleh bersamaan. Yuli yang tadi menunduk, kini ikut melihat.

 

“Siapa, Mi? Kok kenal?” tanya Ina.

 

“Bukannya dia suaminya, Nami,” kata Yuli. Ina dan Mila langsung menoleh ke seberang lagi. Pria itu masih di sana.

 

“Eh, kalau di tamatin wajahnya, itu memang suaminya Nami.” Mereka pun sadar kalau itu Yugi. Nami mengerjapkan matanya lagi. Dia bingung. Tidak menduga pria itu ada di sana. Berarti mobil yang dia lihat tadi memang milik Yugi.

 

“Kok enggak turun, Nami? Bukannya suami kamu nunggu di sana?” tanya Yuli heran.

 

“Oh, itu. Ya. Mungkin saja dia bukan mencariku,” kata Nami membuat teman-temannya heran. Mereka menatap Nami bersamaan.

 

“Hee ... Memangnya siapa lagi yang dia cari kalau bukan kamu, Namiii ... Di sini yang jadi istrinya kan kamu,” tunjuk Ina langsung dengan suara menggelegar.

 

“Cepat turun gih! Kalau enggak, aku yang turun nih sambil narik kamu!” Mila mengancam. Mereka bertiga melihat ke arah Nami. Perempuan ini akhirnya berdiri.

 

“Aku turun ya. Nanti WA aja untuk biaya makannya,” kata Nami.

 

“Iya, iya. Sudah sana! Cepat susulin suami tercinta kamu,” kata mereka tanpa tahu bibir Nami menipis karena kesal. Nami turun dan berjalan menuju pintu keluar. Ketika Yugi sudah mau masuk ke dalam. Mereka bertemu tepat di ambang pintu.

 

“Permisi,” ujar sebuah suara membuat Nami yang sempat berhenti, terkejut. Yugi menarik tubuh Nami untuk geser. Memberi jalan pada pria yang baru saja lewat.

 

“Aku mau ke atas. Ternyata kamu sudah turun.” Yugi mengatakan niatnya.

 

“Kamu ada keperluan lain atau memang ...”

 

“Tentu saja menjemputmu,” kata Yugi memotong dugaan Nami. Kepala Nami mengangguk. Dia yang sempat kebingungan harus bagaimana tadi, kini sedikit lega. Statusnya jelas. Dia di jemput. “Enggak mau kembali ke atas?” tawar Yugi. “Sepertinya kamu sedang bersenang-senang. Aku tunggu kalau kamu masih ingin dengan teman-temanmu."

 

“Enggak,” sahut Nami singkat. Meskipun ingin, dia mencoba menghormati Yugi yang sudah berniat menjemputnya.

 

“Kalau begitu, kita pulang,” kata Yugi. Nami mengangguk. Kaki mereka pun mencoba bersiap untuk menyeberang. Nami bingung saat Yugi pindah tempat. Rupanya pria itu ingin Nami ada di dalam posisi aman. Jadi Yugi memposisikan dirinya berada di depan.

 

Sementara keduanya menunggu kendaraan yang lalu lalang sepi untuk menyeberang, ketiga wanita di lantai atas cafe di belakang mereka sibuk berkomentar.

 

“Eh, apa kalian enggak mikir agak aneh ya si Nami,” celetuk Mila.

 

“Eh, kamu berpikir gitu juga?” tunjuk Ina merasa sehati.

 

“Aneh gimana?” tanya Yuli yang memang jadi orang paling dewasa di antara mereka berempat.

 

“Hayo ... siapa dari kita bertiga yang tahu kalau Nami itu dekat sama Yugi?” tanya Mila. Yuli dan Ina menyimak.

 

“Enggak tahu,” sahut Ina. Yuli diam saja.

 

“Selama ini, kita selalu bercerita apapun berempat. Terus kenapa soal Yugi ini, Nami enggak cerita?” Mila mulai mengemukakan pemikirannya.

 

“Mungkin saja lupa,” kata Ina asal.

 

 “Yey, lupa kok sampai ke pelaminan. Awet bener enggak cerita apapun ke kita.” Mila tidak setuju.

 

“Yang penting enggak ngaruh ke kita ya sudah. Jangan memperbesar masalah yang sebenarnya hanya se-upil," kata Yuli.

 

Mereka berdua langsung kicep saat si ratu bijaksana bicara.

 

Sementara temannya sibuk bicara soal dirinya, Nami dan Yugi sudah sampai di seberang.

“Tunggu sebentar ya ... Kamu tetap di sini.,” ujar Yugi yang langsung melesat pergi membuat Nami terheran-heran. Pria itu berjalan ke pinggir jalan. Dimana ada kios rokok kecil. Seorang bapak tua menunggui kios itu. Pria itu terlihat tengah berbincang sejenak dengan si bapak tua.

“Oh, ini Mbak-nya yang di tungguin sama mas tadi?” tegur seseorang yang melintas di dekat mobil Yugi. Nami mengerjap. Dia tidak mengenal pria yang seumuran Yugi,  yang kini sedang menegurnya ini. “Akhirnya ketemu juga, Mbak?” tanya pria itu.

..._______...

Terpopuler

Comments

Mbah Edhok

Mbah Edhok

Yugi seperti banyak mengalah untuk Nami ... ini misteri Yugi sekeluarga...

2023-11-30

0

tististis

tististis

Yugi yg penuh misteri.

2022-12-09

0

Hesti Ariani

Hesti Ariani

yugi ini sabarnya ngadepi nami yg masih setengah menerima pernikahannya.
kapan2 buat pov yugi ya mbak lady. kenapa dia mau2 aja menikah dg nami

2022-11-01

2

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Keputusan sepihak
2 Bab. 2 Persekongkolan
3 Bab. 3 Menikah
4 Bab. 4 Malam pertama
5 Bab. 5 Pulang ke rumah mertua
6 Bab. 6 Masih di rumah mertua
7 Bab. 7 Berangkat kerja
8 Bab 8. Kisah itu
9 Bab. 9 Ternyata dia disana
10 Bab. 10 Pindah rumah
11 Bab. 11 : Sarapan pertama
12 Bab. 12 Mulai bekerja
13 Bab. 13 Yugi gelisah
14 Bab. 14 Aku tidak masalah
15 Bab. 15 Kata orang
16 Bab. 16 : Menungguku
17 Bab. 17 : Ingin tahu tentangku?
18 Bab. 18 Aku yang pertama
19 Bab. 19 : Tiba di rumah mama
20 Bab. 20 : Ada apa dengan semua ini?
21 Bab. 21 : Mulai menyadari
22 Bab. 22 : Pengkhianat dan penggoda
23 Bab. 23 : Dia suamiku
24 Bab. 24 : Meja makan
25 Bab. 25 : Aku memang bodoh
26 Bab. 26 : Cobaan
27 Bab. 27 : Ingin tahu
28 Bab. 28 : Tamu di rumah Yugi
29 Bab. 29 : Wajah bahagia Yugi
30 Bab. 30 : Gaun yang berbeda
31 Bab. 31 : Hati yang terkoyak
32 Bab. 32 : Yugi geram
33 Bab. 33 : Geram
34 Bab. 34 : Setelah menangis
35 Bab. 35 : Aku tahu
36 Bab. 36 : Gugup
37 Bab. 37 : Suasana syahdu di ruang makan
38 Bab. 38 : Menyatu
39 Bab. 39 : Sesudahnya
40 Bab. 40 : Bertemu Vera dan Rico
41 Bab. 41 : Masih dengan mereka berdua
42 Bab. 42 : Kabar baru di tempat kerja
43 Bab. 43 : Keluarga yang hangat
44 Bab. 44 : Nikmat bukan?
45 Bab. 45 : Aku menyesal
46 Bab. 46 : Gosip buruk di kantor
47 Bab. 47 : Fakta terungkap
48 Bab. 48 : Membela istri
49 Bab. 49 : Kejutan di Jamuan makan
50 Bab. 50 : Ini rencana kalian?
51 Bab. 51 : Kenapa aku baru tahu?
52 Bab. 52 : Aku tidak ada hubungannya dengan kalian
53 Bab. 53 : Kelabu untuk Rico
54 Bab. 54 : Marah yang salah
55 Bab. 55 : Orang gila
56 Bab. 56 : Keputusan Yugi
57 Bab. 57 : Awal yang baru
58 Bab. 58 : Kantor Yugi
59 Bab. 59 : Hamil?
60 Bab. 60 : Rekan bisnis
61 Bab. 61 : Keputusan Rico
62 Bab. 62 : Firasat tidak enak
63 Bab. 63 : Aib
64 Bab. 64 : Perempuan gila
65 Bab. 65 : Usir dia!
66 Bab. 66 : Janinku sayang.
67 Bab. 67 : Tawaran
68 Bab. 68 : Undangan
69 Bab. 69 : Istirahat dulu
70 Bab. 70 : Pantry
71 Bab. 71 : Mesra
72 Bab. 72 : Orang di lobi
73 Bab. 73 : Mengawasi Nami
74 Bab. 74 : Sungguh tidak tahu diri
75 Bab. 75 : Kencan bertiga
76 Bab. 76 : Nasehat dokter
77 Bab. 77 : Bincang mereka
78 Bab. 78 : Pertemuan yang menjengkelkan
79 Bab. 79 : Mereka tidak pernah merasa salah
80 Bab. 80 : Darurat
81 Bab. 81 : Suasana berubah
82 Bab. 82 : Masa tegang usai
83 Bab. 83 : Yugi mulai bergerak
84 Bab. 84 : Inkubator
85 Bab. 85 : Kabar baru
86 Bab. 86 : Bersiap
87 Bab. 87 : Keluarga tahu
88 Bab. 88 : Mengungkap fakta
89 Bab. 89 : Memastikan
90 Bab. 90 : Tidak sama dengan apa yang dikatakan mama
91 Bab. 91 : Nasehat ibu
92 Bab. 92 : Yana ingin tahu
93 Bab. 93 : Kisah Yugi
94 Bab. 94 : Mencoba membujuk
95 Bab. 95 : Masih mencoba
96 Bab. 96 : Permohonan restitusi
97 Bab. 97 : Minta tolong
98 Bab. 98 : Permintaan Rico
99 Bab. 99 : Mengaku salah
100 Bab. 100 : Bukan salah mu
101 Bab. 101 : Bagaimana keadaanmu, Vera?
102 Bab. 102 : Ada yang ingin bertemu denganmu
103 Bab. 103 : Boleh pulang
104 Bab. 104 : Sahabat sepanjang masa
105 Bab. 105 : Putusan hakim
106 Bab. 106 : Air mata
107 Bab. 107 : Sudah usai
108 Bab. 108 : Aku mencintai mu
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab. 1 Keputusan sepihak
2
Bab. 2 Persekongkolan
3
Bab. 3 Menikah
4
Bab. 4 Malam pertama
5
Bab. 5 Pulang ke rumah mertua
6
Bab. 6 Masih di rumah mertua
7
Bab. 7 Berangkat kerja
8
Bab 8. Kisah itu
9
Bab. 9 Ternyata dia disana
10
Bab. 10 Pindah rumah
11
Bab. 11 : Sarapan pertama
12
Bab. 12 Mulai bekerja
13
Bab. 13 Yugi gelisah
14
Bab. 14 Aku tidak masalah
15
Bab. 15 Kata orang
16
Bab. 16 : Menungguku
17
Bab. 17 : Ingin tahu tentangku?
18
Bab. 18 Aku yang pertama
19
Bab. 19 : Tiba di rumah mama
20
Bab. 20 : Ada apa dengan semua ini?
21
Bab. 21 : Mulai menyadari
22
Bab. 22 : Pengkhianat dan penggoda
23
Bab. 23 : Dia suamiku
24
Bab. 24 : Meja makan
25
Bab. 25 : Aku memang bodoh
26
Bab. 26 : Cobaan
27
Bab. 27 : Ingin tahu
28
Bab. 28 : Tamu di rumah Yugi
29
Bab. 29 : Wajah bahagia Yugi
30
Bab. 30 : Gaun yang berbeda
31
Bab. 31 : Hati yang terkoyak
32
Bab. 32 : Yugi geram
33
Bab. 33 : Geram
34
Bab. 34 : Setelah menangis
35
Bab. 35 : Aku tahu
36
Bab. 36 : Gugup
37
Bab. 37 : Suasana syahdu di ruang makan
38
Bab. 38 : Menyatu
39
Bab. 39 : Sesudahnya
40
Bab. 40 : Bertemu Vera dan Rico
41
Bab. 41 : Masih dengan mereka berdua
42
Bab. 42 : Kabar baru di tempat kerja
43
Bab. 43 : Keluarga yang hangat
44
Bab. 44 : Nikmat bukan?
45
Bab. 45 : Aku menyesal
46
Bab. 46 : Gosip buruk di kantor
47
Bab. 47 : Fakta terungkap
48
Bab. 48 : Membela istri
49
Bab. 49 : Kejutan di Jamuan makan
50
Bab. 50 : Ini rencana kalian?
51
Bab. 51 : Kenapa aku baru tahu?
52
Bab. 52 : Aku tidak ada hubungannya dengan kalian
53
Bab. 53 : Kelabu untuk Rico
54
Bab. 54 : Marah yang salah
55
Bab. 55 : Orang gila
56
Bab. 56 : Keputusan Yugi
57
Bab. 57 : Awal yang baru
58
Bab. 58 : Kantor Yugi
59
Bab. 59 : Hamil?
60
Bab. 60 : Rekan bisnis
61
Bab. 61 : Keputusan Rico
62
Bab. 62 : Firasat tidak enak
63
Bab. 63 : Aib
64
Bab. 64 : Perempuan gila
65
Bab. 65 : Usir dia!
66
Bab. 66 : Janinku sayang.
67
Bab. 67 : Tawaran
68
Bab. 68 : Undangan
69
Bab. 69 : Istirahat dulu
70
Bab. 70 : Pantry
71
Bab. 71 : Mesra
72
Bab. 72 : Orang di lobi
73
Bab. 73 : Mengawasi Nami
74
Bab. 74 : Sungguh tidak tahu diri
75
Bab. 75 : Kencan bertiga
76
Bab. 76 : Nasehat dokter
77
Bab. 77 : Bincang mereka
78
Bab. 78 : Pertemuan yang menjengkelkan
79
Bab. 79 : Mereka tidak pernah merasa salah
80
Bab. 80 : Darurat
81
Bab. 81 : Suasana berubah
82
Bab. 82 : Masa tegang usai
83
Bab. 83 : Yugi mulai bergerak
84
Bab. 84 : Inkubator
85
Bab. 85 : Kabar baru
86
Bab. 86 : Bersiap
87
Bab. 87 : Keluarga tahu
88
Bab. 88 : Mengungkap fakta
89
Bab. 89 : Memastikan
90
Bab. 90 : Tidak sama dengan apa yang dikatakan mama
91
Bab. 91 : Nasehat ibu
92
Bab. 92 : Yana ingin tahu
93
Bab. 93 : Kisah Yugi
94
Bab. 94 : Mencoba membujuk
95
Bab. 95 : Masih mencoba
96
Bab. 96 : Permohonan restitusi
97
Bab. 97 : Minta tolong
98
Bab. 98 : Permintaan Rico
99
Bab. 99 : Mengaku salah
100
Bab. 100 : Bukan salah mu
101
Bab. 101 : Bagaimana keadaanmu, Vera?
102
Bab. 102 : Ada yang ingin bertemu denganmu
103
Bab. 103 : Boleh pulang
104
Bab. 104 : Sahabat sepanjang masa
105
Bab. 105 : Putusan hakim
106
Bab. 106 : Air mata
107
Bab. 107 : Sudah usai
108
Bab. 108 : Aku mencintai mu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!