Bab. 14 Aku tidak masalah

Nami tidak sabar. Dia gelisah. Meskipun dia tetap berdiri di tempatnya, kakinya sejak tadi bergerak tidak jelas. Rasa gelisah tengah menyerangnya.

 

Ini pertama kalinya ia sangat berharap Yugi segera muncul. Ia sudah tidak tahan ingin bertemu pria itu dan pergi dari sini. Bukan rindu, tapi ingin di selamatkan dari Rico.

 

Saat menunduk, ia melihat tali gesper sepatu kerjanya lepas. Ia ingin membungkuk dan ... ternyata cincin pernikahan yang di paksa melingkar di jari manisnya jatuh menggelinding.

 

Bola mata Nami melebar. Meski tidak suka dengan pernikahan ini, dia tetap harus menjaga cincin itu. Karena itu lambang kalau mereka berdua sudah menikah.

 

Nami mengejar. Namun seorang pria menghentikan laju cincin itu. Nami mendongak. Ternyata dia Yugi. Nami menghela napas lega. Pria itu memungut cincin dan mendekati Nami.

 

"Walaupun tidak menyukai pernikahan ini, kamu tidak boleh melepaskan tanggung jawab pada cincin kecil ini, Nami," kata Yugi.

 

Nami menipiskan bibir. Telapak tangannya terbuka meminta cincin itu. Dia tidak peduli Rico di dalam gedung tengah mengamatinya. Yugi tidak segera mengulurkan tangan, ia justru menarik tangan Nami. Ini membuat perempuan ini terkejut.

 

“Daripada hanya menyerahkan begitu saja, lebih baik aku pasang cincin ini dengan baik.” Yugi memasukkan cincin itu pada jari manis Nami. Perempuan ini hanya menghela napas. Setelah selesai, Nami segera menarik tangannya.

 

“Sebaiknya kita segera makan siang. Atasanku hanya memberi waktu sedikit. Jadi kita hanya bisa makan di tempat yang dekat-dekat saja.” Nami memberitahu. Yugi menoleh ke dalam gedung. Ia melihat ada seorang pria yang tengah mengamati. Itu pasti atasan Nami.

 

“Kalau begitu, kita makan siang di depan saja. Tempat kamu dengan teman-temanmu waktu itu,” kata Yugi langsung mendapat tempat untuk makan. Nami mengangguk setuju.

 

Rico yang sejak tadi mengawasi mengerjapkan mata melihat pasangan suami istri yang baru menikah itu. Sejak tadi, ia tak henti-hentinya melihat ke arah mereka berdua.

 

“Jadi Nami sudah melupakan aku ya ... Dia sudah mencintai pria lain rupanya,” gumam Rico. Dia mengambil kesimpulan seperti itu. “Aku rasa ... Pria itu tidak pantas untuk Nami. Dia masih bocah.” Rico juga membaca wajah Yugi yang nyatanya memang masih muda di bawah Nami.

 

Di kantor. Tempat Nami dan rekannya bekerja. Ina dan Mila menunggu hingga makanan merasa sudah habis.

 

“Kemana si Nami? Katanya dia mau beli makanan di kantin, terus makan bareng kita? Mana?” tagih Mila yang bekalnya sudah hampir habis. Tinggal dua suap saja.

 

“Aku juga kan enggak tahu. Apa itu orang makan sendirian di sana?” kata Ina. “Atau jangan-jangan dia makan siang dengan Pak Rico. Tadi kan Nami jalan bareng Pak Rico.”

 

“Ehh, jangan sembarangan bicara. Nami kan sudah punya suami sempurna,” Mila menekan tengkuk Ina hingga perempuan itu menunduk menghindari rasa geli yang di timbulkan oleh tangan temannya.

 

Sementara itu, Nami makan siang dengan tanpa beban. Karena ingin lepas dari Rico, Nami fokus pada Yugi yang baru saja menolongnya. Jadi ia lupa kalau ada janji dengan teman-teman. Bahkan tidak memberi kabar untuk mereka berdua. Nami benar-benar melupakan mereka.

Makan siang mereka hanya di sebuah cafe di depan tempat kerja Nami.

 

Yugi meneguk minuman sambil memperhatikan perempuan yang makan di depannya. Nami tengah menyuapkan makanan ke dalam mulutnya dengan pandangan menunduk ke arah piringnya.

 

Sejak tadi perempuan itu tidak mengeluarkan kata-kata sama sekali. Hanya sibuk makan dan minum dengan pelan.

 

"Bagaimana pekerjaan kamu?" tanya Yugi sengaja mencari bahan pembicaraan.

 

"Seperti biasa."

 

"Berbeda sekali denganku yang tidak biasa," kata Yugi. Nami masih fokus pada makanannya. Dia mendengarkan tapi tidak memperhatikan. "Sejak tadi aku sibuk menunggu kabar darimu. Menunggu handphone ku berbunyi dan itu pesan dari kamu."

 

Mendengar itu, Nami berhenti makan dan mendongak. Menatap Yugi yang juga melihat ke arahnya.

 

"Karena rasa tidak sabar ku, aku memilih datang saja ke tempat mu bekerja," lanjut Yugi dengan senyuman. Bola mata Nami sempat tertegun sejenak. Namun ia menunduk kemudian. "Padahal ini hari pertamaku bekerja, tapi aku langsung ingin pulang karena tahu akan bertemu denganmu. Namun aku salah. Aku bukan orang sabaran menunggu jam pulang kerja. Inginku langsung bertemu siang ini."

 

Meski terkesan tidak mendengarkan, sebenarnya Nami pontang-panting di dalam hatinya. Pria muda ini berbicara dengan santai. Padahal itu pembicaraan yang membuat dada Nami berdebar tadi.

 

"Uhuk!" Karena tangan, hati, dan pikiran tidak sinkron ... Nami tersedak.

 

"Nami ..." Yugi segera meraih air putih di sebelahnya. Menyerahkan pada Nami. "Ayo minum dulu." Nami patuh. Ia meneguk air yang di berikan Yugi. Setelah itu barulah ia bisa menghela napas lega. "Makan pelan-pelan saja," nasehat Yugi.

 

Nami melirik Yugi tajam. Apa Yugi tidak sadar kalau Nami tersedak karena semua kalimatnya?

Bukan. Yugi tahu Nami terusik oleh kalimatnya. Pun perihal perempuan ini yang berpura-pura tidak mendengarkannya.

 

"Aku harus segera kembali. Waktu istirahat ku hampir habis," kata Nami seraya melihat ke arloji di pergelangan tangannya.

 

"Oke. Kita bisa bertemu sepulang kerja nanti. Aku jemput ya, Nami. Tunggu aku jika aku belum muncul," kata Yugi memberi pesan.

 

"Ya," sahut Nami pelan.

 

...***...

 

Dengan minuman dingin di tangannya, Nami kembali ke tempat kerja. Ia berjalan masuk dengan sesekali melihat ke arah arloji. Saat itu, ada seorang perempuan muda yang tak asing baginya.

 

Vera?

 

Perempuan itu baru keluar dari gedung perusahaannya. Nami mengerjapkan mata bermaksud membuat jernih matanya. Karena ia tidak yakin dengan apa yang di lihatnya barusan.

 

Saat mengucek mata dan mengerjap lagi, ia tidak bisa menemukan perempuan yang ia pikir itu adiknya.

 

Apa aku salah lihat?

 

"Hei! Kenapa kebingungan seperti itu?" tegur Yuli yang melintas. Nami membalikkan badan.

 

"Oh, Yuli. Enggak kok. Enggak apa-apa," kilah Nami. Walaupun begitu ia masih mencoba melihat ke sekitar.

 

"Kok sendirian, mana yang lain?" tegur Yuli heran melihat perempuan ini di lobi sendirian.

 

"Ada. Mereka makan di ruangan."

 

"Lalu kamu? Aku lihat kamu barusan dari luar." Bola mata Yuli melihat ke arah pintu keluar.

 

"Ya, itu aku makan di luar," jawab Nami masih sibuk bingung dengan orang yang ia yakini itu Vera.

 

"Tumben enggak sama yang lain? Sama siapa?" tanya Yuli. Nami diam. Dia enggan menjawab. "Bukan sama Pak Rico kan?" selidik Yuli mengejutkan.

 

"Bukan. Aku tidak mungkin dengannya Yuli," kata Nami mendelik. Rupanya Yuli tahu soal kisah asmara Nami dan atasan mereka.

 

"Ya. Aku bersyukur kamu enggak jadi sama Pak Rico." Yuli menyuarakan isi hatinya. "Mila dan Ina belum tahu soal Pak Rico?" tanya Yuli saat mereka berjalan kembali ke ruangan.

 

"Aku tidak perlu memberi tahu mereka berdua.  Bisa-bisa mereka heboh setengah mati saat tahu aku pacaran sama Rico," sahut Nami.

 

Sepertinya aku salah lihat. Tidak mungkin Vera ada di gedung ini. Dia pasti tidak peduli denganku.

...______...

Terpopuler

Comments

Mbah Edhok

Mbah Edhok

vera ada di gedung perusahaan tempat nami bekerja ... apa kecurigaanku benar, ya, ?

2023-11-30

0

seru_seruan

seru_seruan

penasaran ama Yugi.

2022-12-11

0

Diahayu Ayu

Diahayu Ayu

sampe di bab ini ak baru ngeh lo klo nama nami itu artinya ya nama😁
ak wong jowo lho thor...tepangake nami kulo mak ayu🤭😂🙈
weesss mboh kono lanjuttt pokok e🤣

2022-12-03

2

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Keputusan sepihak
2 Bab. 2 Persekongkolan
3 Bab. 3 Menikah
4 Bab. 4 Malam pertama
5 Bab. 5 Pulang ke rumah mertua
6 Bab. 6 Masih di rumah mertua
7 Bab. 7 Berangkat kerja
8 Bab 8. Kisah itu
9 Bab. 9 Ternyata dia disana
10 Bab. 10 Pindah rumah
11 Bab. 11 : Sarapan pertama
12 Bab. 12 Mulai bekerja
13 Bab. 13 Yugi gelisah
14 Bab. 14 Aku tidak masalah
15 Bab. 15 Kata orang
16 Bab. 16 : Menungguku
17 Bab. 17 : Ingin tahu tentangku?
18 Bab. 18 Aku yang pertama
19 Bab. 19 : Tiba di rumah mama
20 Bab. 20 : Ada apa dengan semua ini?
21 Bab. 21 : Mulai menyadari
22 Bab. 22 : Pengkhianat dan penggoda
23 Bab. 23 : Dia suamiku
24 Bab. 24 : Meja makan
25 Bab. 25 : Aku memang bodoh
26 Bab. 26 : Cobaan
27 Bab. 27 : Ingin tahu
28 Bab. 28 : Tamu di rumah Yugi
29 Bab. 29 : Wajah bahagia Yugi
30 Bab. 30 : Gaun yang berbeda
31 Bab. 31 : Hati yang terkoyak
32 Bab. 32 : Yugi geram
33 Bab. 33 : Geram
34 Bab. 34 : Setelah menangis
35 Bab. 35 : Aku tahu
36 Bab. 36 : Gugup
37 Bab. 37 : Suasana syahdu di ruang makan
38 Bab. 38 : Menyatu
39 Bab. 39 : Sesudahnya
40 Bab. 40 : Bertemu Vera dan Rico
41 Bab. 41 : Masih dengan mereka berdua
42 Bab. 42 : Kabar baru di tempat kerja
43 Bab. 43 : Keluarga yang hangat
44 Bab. 44 : Nikmat bukan?
45 Bab. 45 : Aku menyesal
46 Bab. 46 : Gosip buruk di kantor
47 Bab. 47 : Fakta terungkap
48 Bab. 48 : Membela istri
49 Bab. 49 : Kejutan di Jamuan makan
50 Bab. 50 : Ini rencana kalian?
51 Bab. 51 : Kenapa aku baru tahu?
52 Bab. 52 : Aku tidak ada hubungannya dengan kalian
53 Bab. 53 : Kelabu untuk Rico
54 Bab. 54 : Marah yang salah
55 Bab. 55 : Orang gila
56 Bab. 56 : Keputusan Yugi
57 Bab. 57 : Awal yang baru
58 Bab. 58 : Kantor Yugi
59 Bab. 59 : Hamil?
60 Bab. 60 : Rekan bisnis
61 Bab. 61 : Keputusan Rico
62 Bab. 62 : Firasat tidak enak
63 Bab. 63 : Aib
64 Bab. 64 : Perempuan gila
65 Bab. 65 : Usir dia!
66 Bab. 66 : Janinku sayang.
67 Bab. 67 : Tawaran
68 Bab. 68 : Undangan
69 Bab. 69 : Istirahat dulu
70 Bab. 70 : Pantry
71 Bab. 71 : Mesra
72 Bab. 72 : Orang di lobi
73 Bab. 73 : Mengawasi Nami
74 Bab. 74 : Sungguh tidak tahu diri
75 Bab. 75 : Kencan bertiga
76 Bab. 76 : Nasehat dokter
77 Bab. 77 : Bincang mereka
78 Bab. 78 : Pertemuan yang menjengkelkan
79 Bab. 79 : Mereka tidak pernah merasa salah
80 Bab. 80 : Darurat
81 Bab. 81 : Suasana berubah
82 Bab. 82 : Masa tegang usai
83 Bab. 83 : Yugi mulai bergerak
84 Bab. 84 : Inkubator
85 Bab. 85 : Kabar baru
86 Bab. 86 : Bersiap
87 Bab. 87 : Keluarga tahu
88 Bab. 88 : Mengungkap fakta
89 Bab. 89 : Memastikan
90 Bab. 90 : Tidak sama dengan apa yang dikatakan mama
91 Bab. 91 : Nasehat ibu
92 Bab. 92 : Yana ingin tahu
93 Bab. 93 : Kisah Yugi
94 Bab. 94 : Mencoba membujuk
95 Bab. 95 : Masih mencoba
96 Bab. 96 : Permohonan restitusi
97 Bab. 97 : Minta tolong
98 Bab. 98 : Permintaan Rico
99 Bab. 99 : Mengaku salah
100 Bab. 100 : Bukan salah mu
101 Bab. 101 : Bagaimana keadaanmu, Vera?
102 Bab. 102 : Ada yang ingin bertemu denganmu
103 Bab. 103 : Boleh pulang
104 Bab. 104 : Sahabat sepanjang masa
105 Bab. 105 : Putusan hakim
106 Bab. 106 : Air mata
107 Bab. 107 : Sudah usai
108 Bab. 108 : Aku mencintai mu
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab. 1 Keputusan sepihak
2
Bab. 2 Persekongkolan
3
Bab. 3 Menikah
4
Bab. 4 Malam pertama
5
Bab. 5 Pulang ke rumah mertua
6
Bab. 6 Masih di rumah mertua
7
Bab. 7 Berangkat kerja
8
Bab 8. Kisah itu
9
Bab. 9 Ternyata dia disana
10
Bab. 10 Pindah rumah
11
Bab. 11 : Sarapan pertama
12
Bab. 12 Mulai bekerja
13
Bab. 13 Yugi gelisah
14
Bab. 14 Aku tidak masalah
15
Bab. 15 Kata orang
16
Bab. 16 : Menungguku
17
Bab. 17 : Ingin tahu tentangku?
18
Bab. 18 Aku yang pertama
19
Bab. 19 : Tiba di rumah mama
20
Bab. 20 : Ada apa dengan semua ini?
21
Bab. 21 : Mulai menyadari
22
Bab. 22 : Pengkhianat dan penggoda
23
Bab. 23 : Dia suamiku
24
Bab. 24 : Meja makan
25
Bab. 25 : Aku memang bodoh
26
Bab. 26 : Cobaan
27
Bab. 27 : Ingin tahu
28
Bab. 28 : Tamu di rumah Yugi
29
Bab. 29 : Wajah bahagia Yugi
30
Bab. 30 : Gaun yang berbeda
31
Bab. 31 : Hati yang terkoyak
32
Bab. 32 : Yugi geram
33
Bab. 33 : Geram
34
Bab. 34 : Setelah menangis
35
Bab. 35 : Aku tahu
36
Bab. 36 : Gugup
37
Bab. 37 : Suasana syahdu di ruang makan
38
Bab. 38 : Menyatu
39
Bab. 39 : Sesudahnya
40
Bab. 40 : Bertemu Vera dan Rico
41
Bab. 41 : Masih dengan mereka berdua
42
Bab. 42 : Kabar baru di tempat kerja
43
Bab. 43 : Keluarga yang hangat
44
Bab. 44 : Nikmat bukan?
45
Bab. 45 : Aku menyesal
46
Bab. 46 : Gosip buruk di kantor
47
Bab. 47 : Fakta terungkap
48
Bab. 48 : Membela istri
49
Bab. 49 : Kejutan di Jamuan makan
50
Bab. 50 : Ini rencana kalian?
51
Bab. 51 : Kenapa aku baru tahu?
52
Bab. 52 : Aku tidak ada hubungannya dengan kalian
53
Bab. 53 : Kelabu untuk Rico
54
Bab. 54 : Marah yang salah
55
Bab. 55 : Orang gila
56
Bab. 56 : Keputusan Yugi
57
Bab. 57 : Awal yang baru
58
Bab. 58 : Kantor Yugi
59
Bab. 59 : Hamil?
60
Bab. 60 : Rekan bisnis
61
Bab. 61 : Keputusan Rico
62
Bab. 62 : Firasat tidak enak
63
Bab. 63 : Aib
64
Bab. 64 : Perempuan gila
65
Bab. 65 : Usir dia!
66
Bab. 66 : Janinku sayang.
67
Bab. 67 : Tawaran
68
Bab. 68 : Undangan
69
Bab. 69 : Istirahat dulu
70
Bab. 70 : Pantry
71
Bab. 71 : Mesra
72
Bab. 72 : Orang di lobi
73
Bab. 73 : Mengawasi Nami
74
Bab. 74 : Sungguh tidak tahu diri
75
Bab. 75 : Kencan bertiga
76
Bab. 76 : Nasehat dokter
77
Bab. 77 : Bincang mereka
78
Bab. 78 : Pertemuan yang menjengkelkan
79
Bab. 79 : Mereka tidak pernah merasa salah
80
Bab. 80 : Darurat
81
Bab. 81 : Suasana berubah
82
Bab. 82 : Masa tegang usai
83
Bab. 83 : Yugi mulai bergerak
84
Bab. 84 : Inkubator
85
Bab. 85 : Kabar baru
86
Bab. 86 : Bersiap
87
Bab. 87 : Keluarga tahu
88
Bab. 88 : Mengungkap fakta
89
Bab. 89 : Memastikan
90
Bab. 90 : Tidak sama dengan apa yang dikatakan mama
91
Bab. 91 : Nasehat ibu
92
Bab. 92 : Yana ingin tahu
93
Bab. 93 : Kisah Yugi
94
Bab. 94 : Mencoba membujuk
95
Bab. 95 : Masih mencoba
96
Bab. 96 : Permohonan restitusi
97
Bab. 97 : Minta tolong
98
Bab. 98 : Permintaan Rico
99
Bab. 99 : Mengaku salah
100
Bab. 100 : Bukan salah mu
101
Bab. 101 : Bagaimana keadaanmu, Vera?
102
Bab. 102 : Ada yang ingin bertemu denganmu
103
Bab. 103 : Boleh pulang
104
Bab. 104 : Sahabat sepanjang masa
105
Bab. 105 : Putusan hakim
106
Bab. 106 : Air mata
107
Bab. 107 : Sudah usai
108
Bab. 108 : Aku mencintai mu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!