Bab. 7 Berangkat kerja

Yugi mendongak.

 

“Mbak Nami enggak bisa santai ya?” tanya Yugi justru bertanya. Nami mendengus. "Maaf, aku lupa kalau Mbak Nami canggung."

 

“Berhenti memanggilku, Mbak. Aku bukan Mbak kamu,” perintah Nami kesal. Ia sedang ingin mengusik Yugi untuk menenangkan dirinya sendiri. Bukan benar-benar ingin mengganggu.

 

“Oh, iya. Maaf aku baru sadar. Sekarang Mbak Nami bukan Mbak ipar ku, tapi istriku ya ...,” kata Yugi membuat Nami terkejut. Dia menatap pria yang lebih muda darinya ini lurus-lurus. Nami ingin membantah. Dia ingin mengatakan tidak. Namun apa yang di katakan Yugi benar. Itu kenyataan.

 

Nami tidak bisa berkata-kata lagi. Mendadak ia membeku. Yugi sendiri tidak mengatakan apapun atau mengalihkan pandangan ke arah lain. Pria itu tetap menatapnya. Ini makin membuat Nami kalah telak. Membuat perempuan ini memilih mengalah dengan melihat ke arah lain daripada harus beradu padangan.

***

Empat hari cuti menikah.

Setelah membantu memasak, Nami ingin segera ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Meskipun tadi pagi sempat mandi bebek, cipuk-cipuk saja ... Kini ia harus mandi dengan benar.

 

“Kenapa terburu-buru mau mandi? Yugi enggak apa-apa kok, meskipun kamu enggak mandi,” goda mertua. Nami terkejut. Lagi-lagi godaan untuk pengantin baru.

 

“E ... Itu Bun. Aku mau berangkat kerja.”

 

“Kerja? Nami?” tanya Bunda sangat terkejut. Karena ini baru empat hari setelah pernikahan. Bagaimana mungkin menantunya sudah mau berangkat kerja?

 

“Ya. Nami harus bekerja, Bun,” kata Nami.

 

“Aduh ... Kenapa harus masuk kerja? Kalian kan baru 4 hari menikah. Seharusnya masih bisa santai,” kata Bunda menyayangkan.

 

“Kantor Nami punya prosedur dalam cuti menikah, Bun.” Yugi yang baru muncul, bantu menjawab. Mereka berdua sudah merencanakan ini sebelum menikah. Nami tidak mau memperpanjang cuti. Dia harus segera masuk kerja demi kewarasan pikirannya. Yugi setuju. Bahkan pria itu memberi kebebasan Nami soal itu. Dia tidak menuntut dan mempermasalahkannya.

 

“Kenapa tidak bekerja di tempat kamu saja, Yugi? Atau kalau enggak, berhenti saja. Kan ada Yugi yang bekerja. Suami kan tugasnya mencari nafkah buat istrinya.” Bunda begitu bersemangat ingin menantunya tetap di rumah.

 

Nami kebingungan. Dia tidak bisa menjawab. Menurutnya tidak ada penjelasan yang masuk akal soal keadaan pernikahan terpaksa ini. Ayah tidak banyak ikut bicara. Mungkin beliau sepemikiran dengan putranya. Semuanya terserah Nami yang menjalani.

 

“Biarkan Nami menjalani pekerjaannya seperti biasa Bunda. Soal pindah dan sebagainya itu bisa di bicarakan lagi nantinya.” Yugi memberi pengertian.

 

Ternyata di balik umur Yugi yang lebih muda darinya, sikap pria ini bijaksana.

 

“Aduh sayang sekali ... Apa kalian enggak ingin berlibur kemana gitu ...” Bunda masih berat membiarkan menantunya bekerja.

 

“Soal liburan juga enggak harus sekarang Bunda. Kami bisa merencanakan itu lain hari meskipun bukan cuti. Jadi biarkan Nami bersiap untuk berangkat kerja.” Yugi berusaha membuat Nami lepas dari Bunda.

 

“Iya, Bunda akan membiarkan menantu Bunda bekerja,” kata mertua menyerah. Yugi memberi kode Nami untuk segera pergi.

 

Thanks Yugi, batin Nami yang segera melesat ke kamar untuk bersiap.

 

“Bunda jangan membuat Nami bingung,” protes Yugi.

 

“Iya. Bunda tahu.” Akhirnya mertua Nami tidak lagi membicarakan soal menantunya yang mau bekerja.

 

...***...

 

Nami masih memakai pakaian biasa. Semua bajunya masih ada di rumah mama. Padahal dia sudah merencanakan akan segera bekerja, tapi entah kenapa hal yang penting justru tertinggal untuk di persiapkan. Contoh ; pakaian kerjanya. Untungnya ponsel selalu ia bawa.

 

Saat Nami sudah berjalan keluar, ia di kejutkan oleh Yugi yang berdiri di dekat mobilnya. Pria itu tampak mengobrol dengan bapak yang mengurusi taman. Nami masih belum hapal siapa namanya.

 

Merasa ada Nami, Yugi menoleh. Lalu meminta ijin untuk menghentikan obrolan. Bapak itu pergi menjauh setelah mengangguk memberi hormat pada Nami yang jadi menantu keluarga majikannya.

 

“Aku antar,” kata Yugi.

 

“Oh, tidak ...” Nami hendak menolak. Namun Yugi langsung memotong.

 

“Kita ini menikah meskipun seperti kata kamu, hanya terpaksa.” Yugi seakan menggaris bawahi dan mempertebal kata terpaksa itu. Dan ... Ada yang tidak biasa di telinga Nami. Ada yang aneh. Kening Nami berkerut.

 

“Aku mendengar ada yang aneh dengan cara bicara mu,” ujar Nami menemukan sesuatu.

 

“Aneh?” Yugi ikut mengerutkan kening. Nami masih berpikir. Mencari tahu apa itu.

 

“Kamu tidak lagi memanggilku, Mbak.” Nami lega berhasil menemukan apa yang aneh dari cara bicara pria di depannya.

 

“Oh, itu.” Yugi menggaruk dagunya pelan. “Aku hanya mengikuti keinginan Mbak yang tidak mau di panggil seperti itu. Dan aku rasa ... itu lebih baik. Karena jarak antara kita berdua lebih pendek. Mungkin jika begitu ... Aku jadi tahu apa yang sebenarnya ada di dalam pikiran kamu.”

 

Nami bungkam. Dia terpana dengan kalimat panjang pria ini. Dan itu tidak biasa. Itu sangat luar biasa.

 

“Kita berangkat?” tawar Yugi membuat Nami mengerjapkan mata karena dirinya sempat membeku sebentar. Jiwanya sempat berkeliaran saking terkejutnya dengan kalimat panjang pria muda ini.

 

“Aku masih harus ke rumah mama untuk ambil baju kerja.” Nami mengatakan rencana pagi ini pada Yugi.

 

“Oke. Ayo masuk ke mobil,” pinta Yugi. Nami berjalan memutar. Sempat kaget saat Yugi ikut memutar dengannya.

 

“Ada apa?” tanya Nami heran.

 

“Kamu tidak ingin aku membuka pintu?” tanya Yugi.

 

“Enggak,” jawab Nami.

 

“Oh, aku pikir kamu ingin aku membukakan pintu untukmu.” Ternyata perkiraan Yugi salah.

 

“Apa adikku seperti itu?” tanya Nami dengan wajah mencemooh. Yugi menaikkan alisnya.

 

“Ayo masuklah. Kamu nanti terlambat.” Yugi mengalihkan pembicaraan. Dia tidak menjawab. Nami menghela napas. Kemudian masuk. Setelah itu Yugi juga masuk lewat pintu yang lain.

 

Mungkin tidak mudah melupakan wanita yang pernah di cintai. Bahkan tinggal selangkah lagi menjadi istrinya. Meskipun akhirnya Yugi tidak jadi menikah karena adiknya sudah hamil dengan pria lain, sepertinya cinta itu akan tetap ada.

Ya. Ini pernikahan paksaan. Karena hanya ingin menyelamatkan wajah dan nama keluarga, dua orang ini jadi korban.

 

...***...

 

Mobil Yugi tidak berjalan ke arah rumah keluarga Nami. Bahkan jauh dari arah rumah itu. Ini membuat Nami heran.

“Bukankah sudah aku katakan aku mau pulang ke rumah mama untuk ambil baju kerja. Kenapa mobil ini tidak ke arah jalan yang benar?” tanya Nami menguji daya ingat pria ini.

 

“Aku tahu.”

 

“Jika kamu tahu, kenapa kita tidak ke rumah mama?” tanya Nami gusar.

 

“Kita bisa berhenti di sini.” Yugi menghentikan mobilnya tepat di sebuah butik. Kecil. Nami tidak mempersoalkan ukurannya, tapi dia memang tidak ingin membeli baju. Dia punya banyak baju kerja untuk di pakai.

... ______...

Terpopuler

Comments

Mbah Edhok

Mbah Edhok

usia tua tidak menjamin bisa berpikir secara dewasa ...

2023-11-30

0

@arieyy

@arieyy

apakah yugi mencintai dalam diam selama ini?? 🤔🤔

2023-03-13

0

tististis

tististis

Yugi,
misterius.
jangan² buruknya Yugi.

2022-12-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Keputusan sepihak
2 Bab. 2 Persekongkolan
3 Bab. 3 Menikah
4 Bab. 4 Malam pertama
5 Bab. 5 Pulang ke rumah mertua
6 Bab. 6 Masih di rumah mertua
7 Bab. 7 Berangkat kerja
8 Bab 8. Kisah itu
9 Bab. 9 Ternyata dia disana
10 Bab. 10 Pindah rumah
11 Bab. 11 : Sarapan pertama
12 Bab. 12 Mulai bekerja
13 Bab. 13 Yugi gelisah
14 Bab. 14 Aku tidak masalah
15 Bab. 15 Kata orang
16 Bab. 16 : Menungguku
17 Bab. 17 : Ingin tahu tentangku?
18 Bab. 18 Aku yang pertama
19 Bab. 19 : Tiba di rumah mama
20 Bab. 20 : Ada apa dengan semua ini?
21 Bab. 21 : Mulai menyadari
22 Bab. 22 : Pengkhianat dan penggoda
23 Bab. 23 : Dia suamiku
24 Bab. 24 : Meja makan
25 Bab. 25 : Aku memang bodoh
26 Bab. 26 : Cobaan
27 Bab. 27 : Ingin tahu
28 Bab. 28 : Tamu di rumah Yugi
29 Bab. 29 : Wajah bahagia Yugi
30 Bab. 30 : Gaun yang berbeda
31 Bab. 31 : Hati yang terkoyak
32 Bab. 32 : Yugi geram
33 Bab. 33 : Geram
34 Bab. 34 : Setelah menangis
35 Bab. 35 : Aku tahu
36 Bab. 36 : Gugup
37 Bab. 37 : Suasana syahdu di ruang makan
38 Bab. 38 : Menyatu
39 Bab. 39 : Sesudahnya
40 Bab. 40 : Bertemu Vera dan Rico
41 Bab. 41 : Masih dengan mereka berdua
42 Bab. 42 : Kabar baru di tempat kerja
43 Bab. 43 : Keluarga yang hangat
44 Bab. 44 : Nikmat bukan?
45 Bab. 45 : Aku menyesal
46 Bab. 46 : Gosip buruk di kantor
47 Bab. 47 : Fakta terungkap
48 Bab. 48 : Membela istri
49 Bab. 49 : Kejutan di Jamuan makan
50 Bab. 50 : Ini rencana kalian?
51 Bab. 51 : Kenapa aku baru tahu?
52 Bab. 52 : Aku tidak ada hubungannya dengan kalian
53 Bab. 53 : Kelabu untuk Rico
54 Bab. 54 : Marah yang salah
55 Bab. 55 : Orang gila
56 Bab. 56 : Keputusan Yugi
57 Bab. 57 : Awal yang baru
58 Bab. 58 : Kantor Yugi
59 Bab. 59 : Hamil?
60 Bab. 60 : Rekan bisnis
61 Bab. 61 : Keputusan Rico
62 Bab. 62 : Firasat tidak enak
63 Bab. 63 : Aib
64 Bab. 64 : Perempuan gila
65 Bab. 65 : Usir dia!
66 Bab. 66 : Janinku sayang.
67 Bab. 67 : Tawaran
68 Bab. 68 : Undangan
69 Bab. 69 : Istirahat dulu
70 Bab. 70 : Pantry
71 Bab. 71 : Mesra
72 Bab. 72 : Orang di lobi
73 Bab. 73 : Mengawasi Nami
74 Bab. 74 : Sungguh tidak tahu diri
75 Bab. 75 : Kencan bertiga
76 Bab. 76 : Nasehat dokter
77 Bab. 77 : Bincang mereka
78 Bab. 78 : Pertemuan yang menjengkelkan
79 Bab. 79 : Mereka tidak pernah merasa salah
80 Bab. 80 : Darurat
81 Bab. 81 : Suasana berubah
82 Bab. 82 : Masa tegang usai
83 Bab. 83 : Yugi mulai bergerak
84 Bab. 84 : Inkubator
85 Bab. 85 : Kabar baru
86 Bab. 86 : Bersiap
87 Bab. 87 : Keluarga tahu
88 Bab. 88 : Mengungkap fakta
89 Bab. 89 : Memastikan
90 Bab. 90 : Tidak sama dengan apa yang dikatakan mama
91 Bab. 91 : Nasehat ibu
92 Bab. 92 : Yana ingin tahu
93 Bab. 93 : Kisah Yugi
94 Bab. 94 : Mencoba membujuk
95 Bab. 95 : Masih mencoba
96 Bab. 96 : Permohonan restitusi
97 Bab. 97 : Minta tolong
98 Bab. 98 : Permintaan Rico
99 Bab. 99 : Mengaku salah
100 Bab. 100 : Bukan salah mu
101 Bab. 101 : Bagaimana keadaanmu, Vera?
102 Bab. 102 : Ada yang ingin bertemu denganmu
103 Bab. 103 : Boleh pulang
104 Bab. 104 : Sahabat sepanjang masa
105 Bab. 105 : Putusan hakim
106 Bab. 106 : Air mata
107 Bab. 107 : Sudah usai
108 Bab. 108 : Aku mencintai mu
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab. 1 Keputusan sepihak
2
Bab. 2 Persekongkolan
3
Bab. 3 Menikah
4
Bab. 4 Malam pertama
5
Bab. 5 Pulang ke rumah mertua
6
Bab. 6 Masih di rumah mertua
7
Bab. 7 Berangkat kerja
8
Bab 8. Kisah itu
9
Bab. 9 Ternyata dia disana
10
Bab. 10 Pindah rumah
11
Bab. 11 : Sarapan pertama
12
Bab. 12 Mulai bekerja
13
Bab. 13 Yugi gelisah
14
Bab. 14 Aku tidak masalah
15
Bab. 15 Kata orang
16
Bab. 16 : Menungguku
17
Bab. 17 : Ingin tahu tentangku?
18
Bab. 18 Aku yang pertama
19
Bab. 19 : Tiba di rumah mama
20
Bab. 20 : Ada apa dengan semua ini?
21
Bab. 21 : Mulai menyadari
22
Bab. 22 : Pengkhianat dan penggoda
23
Bab. 23 : Dia suamiku
24
Bab. 24 : Meja makan
25
Bab. 25 : Aku memang bodoh
26
Bab. 26 : Cobaan
27
Bab. 27 : Ingin tahu
28
Bab. 28 : Tamu di rumah Yugi
29
Bab. 29 : Wajah bahagia Yugi
30
Bab. 30 : Gaun yang berbeda
31
Bab. 31 : Hati yang terkoyak
32
Bab. 32 : Yugi geram
33
Bab. 33 : Geram
34
Bab. 34 : Setelah menangis
35
Bab. 35 : Aku tahu
36
Bab. 36 : Gugup
37
Bab. 37 : Suasana syahdu di ruang makan
38
Bab. 38 : Menyatu
39
Bab. 39 : Sesudahnya
40
Bab. 40 : Bertemu Vera dan Rico
41
Bab. 41 : Masih dengan mereka berdua
42
Bab. 42 : Kabar baru di tempat kerja
43
Bab. 43 : Keluarga yang hangat
44
Bab. 44 : Nikmat bukan?
45
Bab. 45 : Aku menyesal
46
Bab. 46 : Gosip buruk di kantor
47
Bab. 47 : Fakta terungkap
48
Bab. 48 : Membela istri
49
Bab. 49 : Kejutan di Jamuan makan
50
Bab. 50 : Ini rencana kalian?
51
Bab. 51 : Kenapa aku baru tahu?
52
Bab. 52 : Aku tidak ada hubungannya dengan kalian
53
Bab. 53 : Kelabu untuk Rico
54
Bab. 54 : Marah yang salah
55
Bab. 55 : Orang gila
56
Bab. 56 : Keputusan Yugi
57
Bab. 57 : Awal yang baru
58
Bab. 58 : Kantor Yugi
59
Bab. 59 : Hamil?
60
Bab. 60 : Rekan bisnis
61
Bab. 61 : Keputusan Rico
62
Bab. 62 : Firasat tidak enak
63
Bab. 63 : Aib
64
Bab. 64 : Perempuan gila
65
Bab. 65 : Usir dia!
66
Bab. 66 : Janinku sayang.
67
Bab. 67 : Tawaran
68
Bab. 68 : Undangan
69
Bab. 69 : Istirahat dulu
70
Bab. 70 : Pantry
71
Bab. 71 : Mesra
72
Bab. 72 : Orang di lobi
73
Bab. 73 : Mengawasi Nami
74
Bab. 74 : Sungguh tidak tahu diri
75
Bab. 75 : Kencan bertiga
76
Bab. 76 : Nasehat dokter
77
Bab. 77 : Bincang mereka
78
Bab. 78 : Pertemuan yang menjengkelkan
79
Bab. 79 : Mereka tidak pernah merasa salah
80
Bab. 80 : Darurat
81
Bab. 81 : Suasana berubah
82
Bab. 82 : Masa tegang usai
83
Bab. 83 : Yugi mulai bergerak
84
Bab. 84 : Inkubator
85
Bab. 85 : Kabar baru
86
Bab. 86 : Bersiap
87
Bab. 87 : Keluarga tahu
88
Bab. 88 : Mengungkap fakta
89
Bab. 89 : Memastikan
90
Bab. 90 : Tidak sama dengan apa yang dikatakan mama
91
Bab. 91 : Nasehat ibu
92
Bab. 92 : Yana ingin tahu
93
Bab. 93 : Kisah Yugi
94
Bab. 94 : Mencoba membujuk
95
Bab. 95 : Masih mencoba
96
Bab. 96 : Permohonan restitusi
97
Bab. 97 : Minta tolong
98
Bab. 98 : Permintaan Rico
99
Bab. 99 : Mengaku salah
100
Bab. 100 : Bukan salah mu
101
Bab. 101 : Bagaimana keadaanmu, Vera?
102
Bab. 102 : Ada yang ingin bertemu denganmu
103
Bab. 103 : Boleh pulang
104
Bab. 104 : Sahabat sepanjang masa
105
Bab. 105 : Putusan hakim
106
Bab. 106 : Air mata
107
Bab. 107 : Sudah usai
108
Bab. 108 : Aku mencintai mu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!