Bab. 3 Menikah

Sungguh mengejutkan bahwa akhirnya Nami menyetujui pernikahan dirinya dan Yugi. Meskipun hatinya sakit, tapi demi nama keluarga, Nami maju menjadi dinding pelindung bagi keluarganya.

 

Kini nama Yugi di sandingkan dengan nama Nami dalam satu frame undangan. Lalu di sebarkan. Semua teman sempat terkejut dan heran saat melihat nama calon istri Yugi adalah orang lain. Karena yang mereka tahu, perempuan yang jadi kekasih Yugi adalah Vera.

 

Meskipun ada banyak keheranan yang muncul, pernikahan tetap di lakukan.

 

Sah!

 

Dalam sekejap saja Yugi dan Nami sah menjadi suami istri dalam sebuah akad pernikahan. Semuanya bagai mimpi yang masih belum bisa di percaya oleh wanita ini. Setelah acara akad selesai dan istirahat, acara di lanjutkan dengan resepsi di gedung.

 

Nampak kedua mempelai duduk di atas pelaminan dengan cantik dan tampan. Namun hari bahagia ini terasa berbanding terbalik dengan raut wajah mempelai. Nami sungguh tidak bisa berpura-pura bahagia. Dia marah, sedih, kecewa dan terluka. Pernikahan yang diinginkannya bukanlah seperti ini.

 

“Kita harus berdiri karena ada tamu, Mbak,” kata Yugi mengejutkan. Nami yang melamun sedikit terhenyak. Kemudian ia menipiskan bibir ingin menolak ajakan Yugi. Nami tidak merespon, tapi saat dia melihat ke arah pintu masuk, terlihat semua teman kantornya datang. Rupanya Yugi meminta Nami memperbaiki sikapnya karena mereka. Bukan tamu dari keluarga dia, tapi tamu dari pihaknya.

 

“Namiiii ...,” seru Ina segera memeluk Nami. Tak dielakkan lagi suasana haru terjadi. “Aku enggak nyangka kamu bakal segera menikah duluan. Padahal kamu bilang masih tidak ada pikiran soal menikah. Masih jauh. Tapi lihat, apa yang aku lihat sekarang?” Ina menjauhkan tubuhnya dari Nami seraya mengamati temannya. “Menikah? Dan suamimu tampan,” bisik Ina membuat Nami menipiskan bibir.

 

Yugi tersenyum ramah, saat mereka melihat pria ini dengan tatapan takjub.

 

“Semangat dong,” ujar Mila kasih semangat. “Masa nikah wajahnya mendung. Ini bukan pernikahan paksaan kan?” tanya Mila bermaksud bercanda. Namun karena faktanya adalah seperti itu, Nami terkejut mendengar tebakan Mila. Dia agak gugup. “Ayolah ... Bikin geregetan aja.” Mila gemas mencubit pipi Nami. "Eh, enggak luntur kan?" Yang lainnya tergelak.

 

Nami sekali lagi hanya tersenyum tipis. Berusaha menunjukkan kalau dia baik-baik saja.

 

Para pria yang menemani mereka di pesta ini, menowel dan memberi kode pada pasangannya berkali-kali, untuk segera berfoto dan turun dari panggung pelaminan. Mereka pun berhenti berbincang dengan Nami dan melanjutkan sesi salaman dan foto dengan pengantin.

 

Setelah teman-teman dan beberapa tamu yang ada di atas pelaminan pulang, mereka kembali duduk.

 

“Aku tidak tahu apa yang kamu pikirkan, Yugi. Padahal pernikahan ini terlalu aneh, kenapa kamu terlihat setenang itu? Aku bukan calon istrimu yang sebenarnya. Aku bukan kekasihmu yang selama ini kamu bayangkan untuk jadi istrimu. Kenapa kamu bisa dengan mudah menerima pernikahan yang di tawarkan ini?” tanya Nami dengan marah yang tertahan.

 

“Apa yang perlu di ributkan, Mbak? Toh aku akan menikah nantinya. Entah itu dengan Mbak atau siapa saja,” jawab Yugi enteng.

 

Mata Nami mendelik. Dia tidak terima kalimat pria yang lebih muda empat tahun di bawahnya ini terkesan meremehkan.

 

“Kamu ...,” desis Nami ingin mencakar-cakar wajah pria ini.

 

“Mungkin aku bisa sedikit lega karena pengganti Vera adalah Mbak Nami. Itu saja,” imbuh Yugi. Ini membuat Nami menoleh seraya mengerutkan kening tidak mengerti. Sementara Yugi melihat ke depan. Membiarkan Nami bertarung dengan pikirannya sendiri.

 

Akhirnya Nami memilih melihat ke depan juga karena takut emosinya memuncak. Dia berusaha mengambil napas panjang untuk menenangkan diri. Harus tenang ... Harus tenang ...

 

Pesta pernikahan masih akan berlanjut hingga tamu kedua mempelai datang semua. Ini akan lama. Nami harus bisa mengontrol diri.

 

Dari kursi pelaminan yang berada lebih tinggi dari para tamu, Nami bisa melihat mama di sana. Wanita itu tersenyum bahagia melihat pernikahan berjalan lancar.

 

Sebahagia itukah mama? Padahal aku di sini tersiksa? Aku yang seharusnya masih bisa bebas kesana-kemari, bahkan mungkin bisa menemukan jodohku yang sesungguhnya, harus duduk di kursi pelaminan yang sama sekali tidak ku inginkan. Hatiku sakit, Ma. Haruskah mama menunjukkan senyum bahagia itu sekarang?

 

Bahkan Vera_adiknya juga terlihat bahagia di sana. Padahal perempuan itulah yang menjadi awal bencana dari semua ini. Vera yang melakukan kesalahan, tapi dirinyalah yang bertanggung jawab. Nami di jadikan tumbal untuk menutupi kesalahan dan membuat Vera tampak bersih. Bibir Vera tertawa dan tersenyum.

 

Mata Nami panas. Nanar. Seakan-akan ingin mengeluarkan semua air mata yang ada di dalam kelopak matanya. Yugi melirik. Tangan Nami *******-***** pakaian nikahnya dengan amarah. Lalu pria ini mencoba mengikuti arah mana yang sedang di lihat Nami sekarang.

 

“Tahan sebisa mungkin air mata Mbak tidak meleleh. Mbak enggak pantas menangis untuk Vera. Dia tidak terlalu berharga untuk ditangisi,” kata Yugi memberi nasehat.

 

Nami menoleh dengan cepat ke arah Yugi yang menoleh ke samping. Mungkin dugaan Nami bahwa pria ini tetap tenang-tenang saja, keliru. Ia lupa akan satu hal. Orang yang paling di sakiti di sini adalah Yugi. Dia dan keluarganya sudah di khianati. Bahkan masih bisa damai. Meskipun akhirnya mengorbankan Nami.

 

“Aku hanya memberi nasehat saja. Terserah Mbak Nami mau melakukan apa sebenarnya. Hanya mengingatkan. Takutnya nanti menyesal. Menangis di depan banyak orang dan jadi viral, itu enggak enak. Jejak digital lebih menakutkan bukan?” kata Yugi sedikit ada harapan di sorot matanya. “Lagipula kesan Mbak Nami yang kuat, cuek dan mandiri akan luruh seketika jika Mbak Nami melakukannya.”

 

Nami mengerjapkan mata. Menipiskan bibir kesal.

 

"Sok tahu," ujar Nami. Yugi hanya menyunggingkan senyum tipis mendengarnya.

 

Walaupun begitu, kalimat Yugi ternyata mampu mengena di benak Nami. Kalau dia menangis itu akan memalukan. Dia akan jadi bahan olok-olokan semua orang. Nami menghela napas panjang. Membuang sesak di dalam rongga dadanya.

 

“Aku bukan kamu. Lalu aku juga hanya wanita biasa. Kamu belum tahu siapa aku sebenarnya. Jadi apapun yang ada di dalam pikiranmu tentangku sekarang, mungkin salah,” tepis Nami.

 

“Mungkin saja.” Yugi merespon dengan mengangkat bahu. Pria muda ini begitu tenang dan santai. Kenapa bisa?

 

Namun berkat kalimat-kalimat Yugi, Nami bisa menghapus amarah dan kesedihannya yang akan berujung dengan tangisan. Hati Nami tidak lagi terasa sesak seperti tadi. Perasaannya plong meskipun sakit hati dengan mama dan adiknya masih ada.  Setidaknya tidak separah tadi. Dimana ia ingin merusak acara pernikahan ini dengan berlari dan kabur. Padahal ia sendiri tidak bisa menolak.

...______...

Terpopuler

Comments

Mbah Edhok

Mbah Edhok

Nami ... kesadaranmu harus meningkat seribu persen karena kamu harus tetap waras menghadapi keluargamu sendiri, yang menurutku jauh dari kata waras ... semangat Nam ! ...

2023-11-30

0

tististis

tististis

semoga Yugi bener bener bener laki laki terbaik di antara yg baik.

2022-12-09

1

☠ᵏᵋᶜᶟ 🥚⃟♡ɪɪs▵꙰ᵃⁱˢ𝐘ᵃ🇭⃝⃟♡🍆

☠ᵏᵋᶜᶟ 🥚⃟♡ɪɪs▵꙰ᵃⁱˢ𝐘ᵃ🇭⃝⃟♡🍆

iya ya kenapa bisa atau yugi emang ada rasa sama nami

2022-11-16

2

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Keputusan sepihak
2 Bab. 2 Persekongkolan
3 Bab. 3 Menikah
4 Bab. 4 Malam pertama
5 Bab. 5 Pulang ke rumah mertua
6 Bab. 6 Masih di rumah mertua
7 Bab. 7 Berangkat kerja
8 Bab 8. Kisah itu
9 Bab. 9 Ternyata dia disana
10 Bab. 10 Pindah rumah
11 Bab. 11 : Sarapan pertama
12 Bab. 12 Mulai bekerja
13 Bab. 13 Yugi gelisah
14 Bab. 14 Aku tidak masalah
15 Bab. 15 Kata orang
16 Bab. 16 : Menungguku
17 Bab. 17 : Ingin tahu tentangku?
18 Bab. 18 Aku yang pertama
19 Bab. 19 : Tiba di rumah mama
20 Bab. 20 : Ada apa dengan semua ini?
21 Bab. 21 : Mulai menyadari
22 Bab. 22 : Pengkhianat dan penggoda
23 Bab. 23 : Dia suamiku
24 Bab. 24 : Meja makan
25 Bab. 25 : Aku memang bodoh
26 Bab. 26 : Cobaan
27 Bab. 27 : Ingin tahu
28 Bab. 28 : Tamu di rumah Yugi
29 Bab. 29 : Wajah bahagia Yugi
30 Bab. 30 : Gaun yang berbeda
31 Bab. 31 : Hati yang terkoyak
32 Bab. 32 : Yugi geram
33 Bab. 33 : Geram
34 Bab. 34 : Setelah menangis
35 Bab. 35 : Aku tahu
36 Bab. 36 : Gugup
37 Bab. 37 : Suasana syahdu di ruang makan
38 Bab. 38 : Menyatu
39 Bab. 39 : Sesudahnya
40 Bab. 40 : Bertemu Vera dan Rico
41 Bab. 41 : Masih dengan mereka berdua
42 Bab. 42 : Kabar baru di tempat kerja
43 Bab. 43 : Keluarga yang hangat
44 Bab. 44 : Nikmat bukan?
45 Bab. 45 : Aku menyesal
46 Bab. 46 : Gosip buruk di kantor
47 Bab. 47 : Fakta terungkap
48 Bab. 48 : Membela istri
49 Bab. 49 : Kejutan di Jamuan makan
50 Bab. 50 : Ini rencana kalian?
51 Bab. 51 : Kenapa aku baru tahu?
52 Bab. 52 : Aku tidak ada hubungannya dengan kalian
53 Bab. 53 : Kelabu untuk Rico
54 Bab. 54 : Marah yang salah
55 Bab. 55 : Orang gila
56 Bab. 56 : Keputusan Yugi
57 Bab. 57 : Awal yang baru
58 Bab. 58 : Kantor Yugi
59 Bab. 59 : Hamil?
60 Bab. 60 : Rekan bisnis
61 Bab. 61 : Keputusan Rico
62 Bab. 62 : Firasat tidak enak
63 Bab. 63 : Aib
64 Bab. 64 : Perempuan gila
65 Bab. 65 : Usir dia!
66 Bab. 66 : Janinku sayang.
67 Bab. 67 : Tawaran
68 Bab. 68 : Undangan
69 Bab. 69 : Istirahat dulu
70 Bab. 70 : Pantry
71 Bab. 71 : Mesra
72 Bab. 72 : Orang di lobi
73 Bab. 73 : Mengawasi Nami
74 Bab. 74 : Sungguh tidak tahu diri
75 Bab. 75 : Kencan bertiga
76 Bab. 76 : Nasehat dokter
77 Bab. 77 : Bincang mereka
78 Bab. 78 : Pertemuan yang menjengkelkan
79 Bab. 79 : Mereka tidak pernah merasa salah
80 Bab. 80 : Darurat
81 Bab. 81 : Suasana berubah
82 Bab. 82 : Masa tegang usai
83 Bab. 83 : Yugi mulai bergerak
84 Bab. 84 : Inkubator
85 Bab. 85 : Kabar baru
86 Bab. 86 : Bersiap
87 Bab. 87 : Keluarga tahu
88 Bab. 88 : Mengungkap fakta
89 Bab. 89 : Memastikan
90 Bab. 90 : Tidak sama dengan apa yang dikatakan mama
91 Bab. 91 : Nasehat ibu
92 Bab. 92 : Yana ingin tahu
93 Bab. 93 : Kisah Yugi
94 Bab. 94 : Mencoba membujuk
95 Bab. 95 : Masih mencoba
96 Bab. 96 : Permohonan restitusi
97 Bab. 97 : Minta tolong
98 Bab. 98 : Permintaan Rico
99 Bab. 99 : Mengaku salah
100 Bab. 100 : Bukan salah mu
101 Bab. 101 : Bagaimana keadaanmu, Vera?
102 Bab. 102 : Ada yang ingin bertemu denganmu
103 Bab. 103 : Boleh pulang
104 Bab. 104 : Sahabat sepanjang masa
105 Bab. 105 : Putusan hakim
106 Bab. 106 : Air mata
107 Bab. 107 : Sudah usai
108 Bab. 108 : Aku mencintai mu
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab. 1 Keputusan sepihak
2
Bab. 2 Persekongkolan
3
Bab. 3 Menikah
4
Bab. 4 Malam pertama
5
Bab. 5 Pulang ke rumah mertua
6
Bab. 6 Masih di rumah mertua
7
Bab. 7 Berangkat kerja
8
Bab 8. Kisah itu
9
Bab. 9 Ternyata dia disana
10
Bab. 10 Pindah rumah
11
Bab. 11 : Sarapan pertama
12
Bab. 12 Mulai bekerja
13
Bab. 13 Yugi gelisah
14
Bab. 14 Aku tidak masalah
15
Bab. 15 Kata orang
16
Bab. 16 : Menungguku
17
Bab. 17 : Ingin tahu tentangku?
18
Bab. 18 Aku yang pertama
19
Bab. 19 : Tiba di rumah mama
20
Bab. 20 : Ada apa dengan semua ini?
21
Bab. 21 : Mulai menyadari
22
Bab. 22 : Pengkhianat dan penggoda
23
Bab. 23 : Dia suamiku
24
Bab. 24 : Meja makan
25
Bab. 25 : Aku memang bodoh
26
Bab. 26 : Cobaan
27
Bab. 27 : Ingin tahu
28
Bab. 28 : Tamu di rumah Yugi
29
Bab. 29 : Wajah bahagia Yugi
30
Bab. 30 : Gaun yang berbeda
31
Bab. 31 : Hati yang terkoyak
32
Bab. 32 : Yugi geram
33
Bab. 33 : Geram
34
Bab. 34 : Setelah menangis
35
Bab. 35 : Aku tahu
36
Bab. 36 : Gugup
37
Bab. 37 : Suasana syahdu di ruang makan
38
Bab. 38 : Menyatu
39
Bab. 39 : Sesudahnya
40
Bab. 40 : Bertemu Vera dan Rico
41
Bab. 41 : Masih dengan mereka berdua
42
Bab. 42 : Kabar baru di tempat kerja
43
Bab. 43 : Keluarga yang hangat
44
Bab. 44 : Nikmat bukan?
45
Bab. 45 : Aku menyesal
46
Bab. 46 : Gosip buruk di kantor
47
Bab. 47 : Fakta terungkap
48
Bab. 48 : Membela istri
49
Bab. 49 : Kejutan di Jamuan makan
50
Bab. 50 : Ini rencana kalian?
51
Bab. 51 : Kenapa aku baru tahu?
52
Bab. 52 : Aku tidak ada hubungannya dengan kalian
53
Bab. 53 : Kelabu untuk Rico
54
Bab. 54 : Marah yang salah
55
Bab. 55 : Orang gila
56
Bab. 56 : Keputusan Yugi
57
Bab. 57 : Awal yang baru
58
Bab. 58 : Kantor Yugi
59
Bab. 59 : Hamil?
60
Bab. 60 : Rekan bisnis
61
Bab. 61 : Keputusan Rico
62
Bab. 62 : Firasat tidak enak
63
Bab. 63 : Aib
64
Bab. 64 : Perempuan gila
65
Bab. 65 : Usir dia!
66
Bab. 66 : Janinku sayang.
67
Bab. 67 : Tawaran
68
Bab. 68 : Undangan
69
Bab. 69 : Istirahat dulu
70
Bab. 70 : Pantry
71
Bab. 71 : Mesra
72
Bab. 72 : Orang di lobi
73
Bab. 73 : Mengawasi Nami
74
Bab. 74 : Sungguh tidak tahu diri
75
Bab. 75 : Kencan bertiga
76
Bab. 76 : Nasehat dokter
77
Bab. 77 : Bincang mereka
78
Bab. 78 : Pertemuan yang menjengkelkan
79
Bab. 79 : Mereka tidak pernah merasa salah
80
Bab. 80 : Darurat
81
Bab. 81 : Suasana berubah
82
Bab. 82 : Masa tegang usai
83
Bab. 83 : Yugi mulai bergerak
84
Bab. 84 : Inkubator
85
Bab. 85 : Kabar baru
86
Bab. 86 : Bersiap
87
Bab. 87 : Keluarga tahu
88
Bab. 88 : Mengungkap fakta
89
Bab. 89 : Memastikan
90
Bab. 90 : Tidak sama dengan apa yang dikatakan mama
91
Bab. 91 : Nasehat ibu
92
Bab. 92 : Yana ingin tahu
93
Bab. 93 : Kisah Yugi
94
Bab. 94 : Mencoba membujuk
95
Bab. 95 : Masih mencoba
96
Bab. 96 : Permohonan restitusi
97
Bab. 97 : Minta tolong
98
Bab. 98 : Permintaan Rico
99
Bab. 99 : Mengaku salah
100
Bab. 100 : Bukan salah mu
101
Bab. 101 : Bagaimana keadaanmu, Vera?
102
Bab. 102 : Ada yang ingin bertemu denganmu
103
Bab. 103 : Boleh pulang
104
Bab. 104 : Sahabat sepanjang masa
105
Bab. 105 : Putusan hakim
106
Bab. 106 : Air mata
107
Bab. 107 : Sudah usai
108
Bab. 108 : Aku mencintai mu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!