"Nama Yugi itu mirip sama nama suaminya Nami ya. Agak pasaran juga nama suami kamu," ejek Ina bermaksud bercanda. Berbanding terbalik dengan Nami yang menatap Ina yang ada di depannya dengan tegang.
"Enggak apa-apa pasaran. Yang penting ganteng. Iya kan Nami?" bela Mila. Nami memaksakan senyum untuk menanggapi Mila. Sementara Yuli tetap diam.
"Benar. Padahal waktu reuni itu, dia kan bawa perempuan cantik itu. Siapa namanya?" Orang-orang di meja sebelah kembali berbincang.
"Emm ... Ve, Ve siapa gitu. Vera kalau enggak salah."
"Ya, ya, itu sepertinya. Vera. Mereka itu jadi pasangan serasi waktu itu kan? Aku pikir Yugi nikahnya sama itu. Ternyata enggak."
"Ya. Yugi juga terlihat cinta banget sama kekasihnya itu. Wajar sih, ya ... Perempuan itu cantik dan menarik. Aku sampai ngiri juga. Hahaha ..."
Ketiga orang ini terkejut. Karena ada dua nama yang familiar di telinga mereka.
Nami terdiam. Sepertinya orang-orang itu adalah teman kuliah atau SMA Yugi. Sementara itu Yuli ganti melirik Nami yang diam. Dia mulai mengerti.
"Apa nama yang diomongin mereka itu sama dengan nama yang aku tahu?" tanya Ina mulai menyadari. Karena selain nama Yugi, muncul nama Vera. Dimana yang mereka tahu bahwa itu adik Nami.
Nami menengok dengan cepat. Ina tidak sedang melihatnya, tapi mengajak Mila berdiskusi. Yuli ikut melihat ke arah mereka. Namun kemudian dia melihat Nami yang tampak tegang. Ada sesuatu di sini.
"Nami, yang di bicarakan mereka itu Yugi suami kamu bukan?" tanya Mila konfirmasi ke orang yang ada hubungannya dengan dua nama tersebut.
Nami diam. Semua orang melihat Nami ingin mendapat jawaban.
"Di dunia ini nama Yugi bukan hanya suami Nami. Mungkin saja itu orang lain," ujar Yuli langsung mengambil kesimpulan.
"Nama itu memang mungkin bukan nama suaminya Nami, Yul, tapi nama Yugi dan Vera ... Dua nama itu kan memang bukan nama asing lagi. Kayak kebetulan banget kalau ternyata dua nama yang dikenal ..." Mila menjelaskan.
"Ya. Sepertinya itu Vera dan Yugi yang kalian tahu," jawab Nami jujur. Yuli dan Ina menoleh ke Nami. Mila yang sudah melihat ke arah Nami sejak tadi langsung tertegun.
"Itu Vera adikmu kan?" tanya Mila menegaskan. Kepala Nami mengangguk pelan.
"Jadi Yugi itu ... " Ina menahan untuk melanjutkan kalimatnya karena Yuli memukul lengannya. Yuli merasa tidak nyaman.
"Calon suami adikku," ucap Nami meneruskan kalimat Ina. Semua tertegun. Nami mendengus setelah mengatakan itu. Lalu minum dari gelas di depannya.
"Kamu merebut kekasih adikmu?" Mila ingin memperjelas. Ina mengerjapkan mata. Yuli tetap menatap Nami.
“Bukan itu. Aku tidak mungkin seperti itu," seloroh Nami cepat. Semua tahu itu. Namun apa yang sebenarnya terjadi pada Nami sekarang, mereka ingin tahu. Nami menghela napas berat. "Mama menikahkan aku dengan Yugi menggantikan Vera,” ungkap Nami. Bola mata Mila melebar. Ina menutup mulutnya terkejut. Yuli membeku sekejap, lalu memalingkan wajah dengan menghela napas.
Nami memilih menyeruput minumannya. Dia langsung memalingkan wajah pada gelas do tangannya. Membuang sesak di dada yang kembali menyapa. Ternyata mengaku pada semua orang itu berat. Karena tatapan iba dan tidak mengerti mereka makin membuat Nami tertekan.
"Kenapa bisa begitu? Memangnya Vera kenapa?" tanya Ina langsung protes. Nami mendongak. Mila menyodok lengan Ina.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Yuli yang lebih ingin tahu keadaan Nami daripada alasan Vera tidak menikah. Nami menoleh ke Yuli. Tidak menjawab pertanyaan Ina.
"Tidak, tapi aku rasa Yugi yang lebih sakit hati daripada aku. Dia korban sesungguhnya," kata Nami seakan menghibur diri.
"Kalian berdua korban," kata Yuli. Mila dan Ina manggut-manggut setuju.
"Tunggu. Jika sebenarnya calon Yugi adalah Vera, bagaimana tanggapan dia saat di nikahkan dengan kamu?" tanya Mila.
"Iya. Bagaimana dia saat tahu kalian yang akhirnya menikah ya ..." Ina mencondongkan tubuhnya ingin tahu.
"Apa kalian enggak terlalu ingin tahu jika bertanya seperti itu?" tanya Yuli kurang setuju. "Saat ini hati Nami pasti kacau karena kalian terus menanyakan hal yang sebenarnya membuat dia sedih. Bukankah di jodohkan dengan orang yang tidak kita cintai itu menyakitkan?" Perempuan ini mengingatkan lagi teman-temannya demi Nami.
Mila dan Ina diam. Nami pun diam. Sebenarnya dia enggak bicara soal ini, tapi ia berusaha mengabaikan hatinya yang sakit.
Dering ponsel di atas meja, membuat mereka semua melirik. Karena itu milik Nami.
"Kamu masih ada di luar?" tanya Yugi di seberang.
"Ya. Aku bersama teman-temanku," ujar Nami. Dugaan mereka bahwa yang menelepon adalah Yugi, benar. Mereka berusaha diam, agar Nami tidak terganggu saat bicara. "Aku di coffeeshop daerah kampus."
"Baiklah. Aku akan menjemputmu di sana."
"Tidak. Mereka mau mengantarkan aku pulang. Jadi tidak perlu menjemput aku. Sebentar lagi aku pulang," kata Nami mengejutkan teman-temannya.
"Oh, baiklah."
Setelah percakapan Nami selesai, Yuli langsung menodong dengan pertanyaan. "Kenapa bilang kita mau mengantar kamu pulang?"
Mendengar pertanyaan Yuli ... Mila dan Ina melihat Nami. Bola mata perempuan ini mengerjap.
"Ya ... Aku minta kalian mengantar aku pulang nanti." Nami mengatakannya dengan jenaka.
"Kamu mau menghindari Yugi, ya?" tanya Mila. Nami menghentikan senyuman di bibirnya.
"Emm ... Itu."
"Karena kamu sudah mengungkap semua ke kita soal pernikahan terpaksa ini, jadi kamu merasa bebas bersikap tidak peduli? Begitu?" tegur Yuli. Dia tidak suka sikap Nami.
"Jangan ah, Nami. Meskipun kamu enggak mencintai dia, tapi kan rugi banget kalau kamu bersikap begitu pada suami kamu. Dia kan tampan. Jadi gemes." Ina ikut-ikutan tidak mendukungnya. Mila bersedekap menatapnya.
"Kalian enggak bantu aku untuk ..."
"Enggak," kata mereka kompak.
"Aku enggak pernah mengalaminya sendiri menikah di paksa seperti kamu, tapi jika kamu bersikap begitu, aku enggak setuju. Karena apa, karena saat kita melihat Yugi ... dia kelihatan enggak jahat kan ke kamu," kata Yuli.
"Ya. Iyain aja di jemput. Lagian itu artinya dia peduli kan meskipun nikahnya di paksa," imbuh Mila. "Kan yang sakit hati bukan hanya kamu, tapi Yugi juga."
Nami diam. Kemudian menghela napas sebelum bicara.
"Aku paham, tapi aku sudah terlanjur bilang enggak usah di jemput. Maaf kalau aku egois dan sok sakit hati seperti yang kalian bilang. Namun saat menjalani pernikahan ini juga kadang membuat aku marah. Pernikahan kan hanya sekali, tapi aku sudah langsung menikah dengan orang yang tidak aku inginkan. Lagian ini hanya soal menjemput. Kenapa kalian jadi jahat ke aku, sih?" protes Nami.
Yang lainnya saling bertatapan. Mereka merasa aneh juga sampai menyerang Nami bersamaan hanya karena perempuan ini tidak mau di jemput Yugi.
...______...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Azhure
ini baru temenan sm circle yg sehat, ga ada yg toxic 🤭🤭🤭
2023-10-12
1
Thyka
kok krakter cweknya kyak msah bdoh ,ngak dewasa pdhl umur sdh tua tpi kelakuan kyak nak kcil ,wlapun lho di jdohkan tpi stidaknya lho hargain suami lho
2023-03-18
0
seru_seruan
masih untung Nami ada temen yg pengertian.
2022-12-11
1