Bab 8. Kisah itu

“Ke rumah mama akan memakan waktu lebih lama. Ini sudah agak siang. Kamu bisa terlambat,” kata Yugi sembari melihat ke arah arloji berwarna hitam itu.

 

Nami melihat ke layar ponsel. Jam digital di sana menunjukkan waktu yang tidak banyak.

“Ayo masuk,” ajak Yugi setelah mereka keluar dari mobil. Di dalam butik, Yugi di sambut oleh seorang wanita. Mungkin seumuran dengan Nami. Karena terlihat lebih tua jika di bandingkan dengan Yugi.

 

Setelah berbincang sebentar dan pelan, wanita itu melihat ke arah Nami. Seakan baru saja mereka membicarakan dirinya. Namun sepertinya memang iya. Karena setelah itu, wanita itu mendekati Nami dan tersenyum ramah.

 

“Aku Anita.” Wanita itu memperkenalkan dirinya sendiri tanpa di minta. Nami menoleh pada Yugi yang tidak mendekat pada mereka. Pria itu justru duduk di sofa dan menunduk. Melihat ponsel di tangannya. “Kamu bisa mengandalkan aku untuk menemanimu mencari baju yang cocok.”

 

“Aku hanya ingin mencari baju untuk kerja, bukan pesta.”

 

“Aku tahu, Yugi bilang kamu meninggalkan baju kamu di rumah tanpa bisa mengambilnya karena kalian tinggal di rumah keluarga Yugi.” Anita menoleh pada Yugi, tapi pria itu hanya tersenyum.

 

“Aku hanya butuh rok dan blus,” sebut Nami untuk pakaian yang akan ia kenakan hari ini.

 

“Silakan. Untuk perempuan yang berada di tempat istimewa bagi Yugi, aku berikan gratis,” bisik Anita sambil tersenyum penuh arti.

Siapa perempuan ini? Nami belum mengenal banyak orang di sekitar Yugi.

"Dia masih saudara jauh. Makanya kita bisa dapat gratis," kata Yugi saat mobil melaju menuju ke tempat kerja Nami. Dia tahu Nami melihat dengan aneh pada perempuan tadi.

 

"Oh, ya." Nami terkejut Yugi tahu apa yang sedang ia pikirkan tadi. Pria ini ingin menjelaskan rupanya.

 

"Pakaian itu cocok," ujar Yugi yang melirik ke samping. Rupanya ia sudah memperhatikan Nami sejak tadi. Nami hanya mengerjapkan mata, tetapi tidak menyahut. Entah itu pujian atau apa. Akhirnya mereka sampai di depan gedung perusahaan Nami.

 

...***...

 

Kemunculan Nami di kantornya mendapat sambutan heboh. Ini buah hasil dari pernikahan dadakannya.

 

Saat datang dan hendak memasuki ruangan, sebuah teriakan sudah menggema menahan langkahnya.

 

“Nami!” Perempuan ini menoleh ke asal suara. Itu Ina. Juga ada Mila di sebelahnya. Mereka langsung berlari ke arah Nami dengan bahagia. Wajah mereka lebih ceria daripada Nami yang menjadi pengantin baru.

 

“Ih, ni orang. Beruntung betul dapat laki ganteng,” Ina gemas.

 

“Iya nih ... Jadi penasaran. Kapan dapatnya? Kok kita temannya enggak tahu.” Mila mulai membicarakan hal yang sensitif bagi Nami. Perempuan ini menyampirkan anak rambut yang jatuh mengenai pipinya, ke belakang telinganya.

 

“Memang dapatnya tiba-tiba. Setelah dapat langsung nikah," ujar Nami. Dia tidak berbohong soal ini. Dia jujur. Namun tentu saja dua temannya ini tidak percaya. Itu sangat mustahil bagi mereka.

 

“Gaya banget. Mentang-mentang berhasil dapat suami, jadi belagu nih di depan teman.” Ina menyenggol lengan Nami dengan alis bergerak-gerak menggoda. Nami tersenyum.

 

Suara langkah terdengar dari pintu masuk. Sepertinya ada seseorang penting di belakang mereka. Karena atmosfir di sekitar mereka jadi berat. Ina dan Mila membalikkan badan. Ternyata dia, Rico. Manajer mereka.

 

Dua manusia itu langsung menutup mulut dan membungkuk. Memberi hormat pada atasan mereka. Nami juga melakukan hal yang sama seperti mereka.

 

“Nami, ikut ke ruangan ku,” perintah Rico tiba-tiba. Ina dan Mila saling berpandangan.

 

“Ya,” sahut Nami. Dia langsung mengusir kedua temannya. Kemudian bergegas menuju ke ruangan Rico. Tok! Tok! Setelah mengetuk pintu sebagai ucapan permisi, Nami masuk.

 

Rico sudah menunggu Nami di kursinya. Perempuan ini mendekat ke meja.

 

“Selamat atas pernikahanmu,” ucap Rico.

 

“Ya. Terima kasih," sahut Nami datar.

 

“Maaf, aku enggak bisa datang.”

 

“Tidak apa-apa. Anda tidak perlu sungkan,” sahut Nami. Rico mengulurkan sebuah tas. Sepertinya kado.

 

“Ini kado untuk pernikahan kalian.”

 

“Tidak perlu repot, Pak.” Nami tidak mengambil pemberian pria itu.

 

“Kamu harus mau menerimanya, Nami. Aku sengaja membelikan itu untukmu.” Rico memaksa Nami untuk menerima. Nami diam. “Kado itu murni untuk pernikahanmu.”

 

“Baik. Terima kasih.” Nami meraih kado itu.

 

“Apa setelah menikah kamu tidak akan memanggilku seperti biasa? Apa kita tidak bisa berteman?” tanya Rico menyinggung suatu hal yang tidak ingin Nami bicarakan.

 

“Apa yang Bapak bicarakan?” tanya Nami.

 

“Oke. Aku tahu kamu marah karena aku dengan wanita lain, aku ...”

 

“Jika tidak ada pembicaraan yang lain, saya permisi," potong Nami enggan membicarakan apa yang sudah berlalu. Kepala Nami mengangguk dan memutar badan untuk menuju ke pintu keluar.

 

Sungguh mengejutkan, pria ini mengejarnya. Bahkan menahannya dengan meraih tangan Nami. Perempuan ini terkejut. Setelah melihat tangan Rico yang memegang tangannya, langsung mendongak dan menatap pria itu lurus-lurus.

 

“Saat itu aku mabuk, Nami. Aku tidak melakukannya karena ingin, tapi karena pengaruh alkohol. Seharusnya kamu mendengarkan dengan baik-baik penjelasan ku.” Rico mencoba menjelaskan sesuatu.

 

“Jangan bicarakan hal yang sudah berlalu Rico. Aku ini sudah menjadi istri orang. Tindakanmu ini sangat tidak pantas.” Bola mata Nami menunjuk ke arah tangan Rico. Pria ini pun melepas tangannya. “Lebih baik cerita kita di kubur dalam-dalam. Kamu sendiri yang menginginkan hubungan kita tersembunyi. Kini, saat itu sudah tidak ada lagi, kenapa harus di bahas? Lebih baik tetap seperti semula. Tidak ada yang tahu kalau kita pernah menjadi sepasang kekasih," kata Nami.

 

Setelah itu Nami berjalan keluar ruangan. Ia harus segera kembali ke ruangannya. Dia tidak ingin berlama-lama di sini.

 

...***...

 

“Eh, itu apa? Kado dari Pak Rico?” tanya Ina yang melihat Nami muncul. Ina mendorong kursinya mendekat ke meja Nami.

 

“Ya,” sahut Nami datar. Dia meletakkan kado itu ke dalam laci bawah.

 

“Memangnya pak Rico enggak datang ya waktu itu?” tanya Mila yang mendengar mereka membicarakan pria itu.

 

“Sepertinya enggak. Aku lupa,” sahut Nami. Dia bukan lupa. Pikirannya waktu itu tentu hanya di isi dengan marah dan sakit hati. Sampai-sampai dia tidak menunggu kawan-kawannya datang. Sakit hati yang bertumpuk-tumpuk. Karena Rico, juga keluarganya.

 

Tidak sengaja melakukan? Cih!

 

Nami ingat lagi kejadian beberapa waktu yang lalu. Saat dirinya masih menjalin hubungan dengan Rico. Pria yang menjadi atasannya.

 

Kakinya melangkah dengan semangat menuju apartemen pria itu. Tangannya membawa sebuah kotak berisi kue tart. Itu hari ulang tahun Rico. Sebagai kekasih, dia ingin memberi kejutan. Namun yang ia lihat adalah, pria itu tengah tidur dengan seorang wanita. Mereka pasti telanjang karena semua pakaian mereka berserakan di lantai kamar.

 

Nami belum tahu siapa wanita itu. Yang jelas, ia langsung berjalan keluar, setelah menjatuhkan sekotak kue tart untuk kekasihnya. Panggilan Rico saat itu tidak lagi di gubrisnya. Ia tidak ingin berlama-lama di sana.

...____...

Terpopuler

Comments

Eny Hidayati

Eny Hidayati

🤔🤔🤔 ... apa iya itu cewek yang tidur dengan Rico ... jangan-jangan ?! ...

2023-11-30

0

Azhure

Azhure

sengaja atau tidak, siapa jg yg mau nerima orang yg dah jelas2 tidur dgn wanita lain, apapun alasanya dan penjelasanya tetap saja itu menjijikkan, dan tak ada toleransi lagi, karen jelas dia bukanlah pria baik, karena orang yg baik bisa menjaga diri dan pergaulannya entah itu pria atau wanita, kaaaaaannn aku jd emosi kalau liat cerita beginian 😩😩😩😩

2023-10-12

3

tististis

tististis

waah ternyata pacar nya diembat adeknya dewek.

2022-12-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Keputusan sepihak
2 Bab. 2 Persekongkolan
3 Bab. 3 Menikah
4 Bab. 4 Malam pertama
5 Bab. 5 Pulang ke rumah mertua
6 Bab. 6 Masih di rumah mertua
7 Bab. 7 Berangkat kerja
8 Bab 8. Kisah itu
9 Bab. 9 Ternyata dia disana
10 Bab. 10 Pindah rumah
11 Bab. 11 : Sarapan pertama
12 Bab. 12 Mulai bekerja
13 Bab. 13 Yugi gelisah
14 Bab. 14 Aku tidak masalah
15 Bab. 15 Kata orang
16 Bab. 16 : Menungguku
17 Bab. 17 : Ingin tahu tentangku?
18 Bab. 18 Aku yang pertama
19 Bab. 19 : Tiba di rumah mama
20 Bab. 20 : Ada apa dengan semua ini?
21 Bab. 21 : Mulai menyadari
22 Bab. 22 : Pengkhianat dan penggoda
23 Bab. 23 : Dia suamiku
24 Bab. 24 : Meja makan
25 Bab. 25 : Aku memang bodoh
26 Bab. 26 : Cobaan
27 Bab. 27 : Ingin tahu
28 Bab. 28 : Tamu di rumah Yugi
29 Bab. 29 : Wajah bahagia Yugi
30 Bab. 30 : Gaun yang berbeda
31 Bab. 31 : Hati yang terkoyak
32 Bab. 32 : Yugi geram
33 Bab. 33 : Geram
34 Bab. 34 : Setelah menangis
35 Bab. 35 : Aku tahu
36 Bab. 36 : Gugup
37 Bab. 37 : Suasana syahdu di ruang makan
38 Bab. 38 : Menyatu
39 Bab. 39 : Sesudahnya
40 Bab. 40 : Bertemu Vera dan Rico
41 Bab. 41 : Masih dengan mereka berdua
42 Bab. 42 : Kabar baru di tempat kerja
43 Bab. 43 : Keluarga yang hangat
44 Bab. 44 : Nikmat bukan?
45 Bab. 45 : Aku menyesal
46 Bab. 46 : Gosip buruk di kantor
47 Bab. 47 : Fakta terungkap
48 Bab. 48 : Membela istri
49 Bab. 49 : Kejutan di Jamuan makan
50 Bab. 50 : Ini rencana kalian?
51 Bab. 51 : Kenapa aku baru tahu?
52 Bab. 52 : Aku tidak ada hubungannya dengan kalian
53 Bab. 53 : Kelabu untuk Rico
54 Bab. 54 : Marah yang salah
55 Bab. 55 : Orang gila
56 Bab. 56 : Keputusan Yugi
57 Bab. 57 : Awal yang baru
58 Bab. 58 : Kantor Yugi
59 Bab. 59 : Hamil?
60 Bab. 60 : Rekan bisnis
61 Bab. 61 : Keputusan Rico
62 Bab. 62 : Firasat tidak enak
63 Bab. 63 : Aib
64 Bab. 64 : Perempuan gila
65 Bab. 65 : Usir dia!
66 Bab. 66 : Janinku sayang.
67 Bab. 67 : Tawaran
68 Bab. 68 : Undangan
69 Bab. 69 : Istirahat dulu
70 Bab. 70 : Pantry
71 Bab. 71 : Mesra
72 Bab. 72 : Orang di lobi
73 Bab. 73 : Mengawasi Nami
74 Bab. 74 : Sungguh tidak tahu diri
75 Bab. 75 : Kencan bertiga
76 Bab. 76 : Nasehat dokter
77 Bab. 77 : Bincang mereka
78 Bab. 78 : Pertemuan yang menjengkelkan
79 Bab. 79 : Mereka tidak pernah merasa salah
80 Bab. 80 : Darurat
81 Bab. 81 : Suasana berubah
82 Bab. 82 : Masa tegang usai
83 Bab. 83 : Yugi mulai bergerak
84 Bab. 84 : Inkubator
85 Bab. 85 : Kabar baru
86 Bab. 86 : Bersiap
87 Bab. 87 : Keluarga tahu
88 Bab. 88 : Mengungkap fakta
89 Bab. 89 : Memastikan
90 Bab. 90 : Tidak sama dengan apa yang dikatakan mama
91 Bab. 91 : Nasehat ibu
92 Bab. 92 : Yana ingin tahu
93 Bab. 93 : Kisah Yugi
94 Bab. 94 : Mencoba membujuk
95 Bab. 95 : Masih mencoba
96 Bab. 96 : Permohonan restitusi
97 Bab. 97 : Minta tolong
98 Bab. 98 : Permintaan Rico
99 Bab. 99 : Mengaku salah
100 Bab. 100 : Bukan salah mu
101 Bab. 101 : Bagaimana keadaanmu, Vera?
102 Bab. 102 : Ada yang ingin bertemu denganmu
103 Bab. 103 : Boleh pulang
104 Bab. 104 : Sahabat sepanjang masa
105 Bab. 105 : Putusan hakim
106 Bab. 106 : Air mata
107 Bab. 107 : Sudah usai
108 Bab. 108 : Aku mencintai mu
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab. 1 Keputusan sepihak
2
Bab. 2 Persekongkolan
3
Bab. 3 Menikah
4
Bab. 4 Malam pertama
5
Bab. 5 Pulang ke rumah mertua
6
Bab. 6 Masih di rumah mertua
7
Bab. 7 Berangkat kerja
8
Bab 8. Kisah itu
9
Bab. 9 Ternyata dia disana
10
Bab. 10 Pindah rumah
11
Bab. 11 : Sarapan pertama
12
Bab. 12 Mulai bekerja
13
Bab. 13 Yugi gelisah
14
Bab. 14 Aku tidak masalah
15
Bab. 15 Kata orang
16
Bab. 16 : Menungguku
17
Bab. 17 : Ingin tahu tentangku?
18
Bab. 18 Aku yang pertama
19
Bab. 19 : Tiba di rumah mama
20
Bab. 20 : Ada apa dengan semua ini?
21
Bab. 21 : Mulai menyadari
22
Bab. 22 : Pengkhianat dan penggoda
23
Bab. 23 : Dia suamiku
24
Bab. 24 : Meja makan
25
Bab. 25 : Aku memang bodoh
26
Bab. 26 : Cobaan
27
Bab. 27 : Ingin tahu
28
Bab. 28 : Tamu di rumah Yugi
29
Bab. 29 : Wajah bahagia Yugi
30
Bab. 30 : Gaun yang berbeda
31
Bab. 31 : Hati yang terkoyak
32
Bab. 32 : Yugi geram
33
Bab. 33 : Geram
34
Bab. 34 : Setelah menangis
35
Bab. 35 : Aku tahu
36
Bab. 36 : Gugup
37
Bab. 37 : Suasana syahdu di ruang makan
38
Bab. 38 : Menyatu
39
Bab. 39 : Sesudahnya
40
Bab. 40 : Bertemu Vera dan Rico
41
Bab. 41 : Masih dengan mereka berdua
42
Bab. 42 : Kabar baru di tempat kerja
43
Bab. 43 : Keluarga yang hangat
44
Bab. 44 : Nikmat bukan?
45
Bab. 45 : Aku menyesal
46
Bab. 46 : Gosip buruk di kantor
47
Bab. 47 : Fakta terungkap
48
Bab. 48 : Membela istri
49
Bab. 49 : Kejutan di Jamuan makan
50
Bab. 50 : Ini rencana kalian?
51
Bab. 51 : Kenapa aku baru tahu?
52
Bab. 52 : Aku tidak ada hubungannya dengan kalian
53
Bab. 53 : Kelabu untuk Rico
54
Bab. 54 : Marah yang salah
55
Bab. 55 : Orang gila
56
Bab. 56 : Keputusan Yugi
57
Bab. 57 : Awal yang baru
58
Bab. 58 : Kantor Yugi
59
Bab. 59 : Hamil?
60
Bab. 60 : Rekan bisnis
61
Bab. 61 : Keputusan Rico
62
Bab. 62 : Firasat tidak enak
63
Bab. 63 : Aib
64
Bab. 64 : Perempuan gila
65
Bab. 65 : Usir dia!
66
Bab. 66 : Janinku sayang.
67
Bab. 67 : Tawaran
68
Bab. 68 : Undangan
69
Bab. 69 : Istirahat dulu
70
Bab. 70 : Pantry
71
Bab. 71 : Mesra
72
Bab. 72 : Orang di lobi
73
Bab. 73 : Mengawasi Nami
74
Bab. 74 : Sungguh tidak tahu diri
75
Bab. 75 : Kencan bertiga
76
Bab. 76 : Nasehat dokter
77
Bab. 77 : Bincang mereka
78
Bab. 78 : Pertemuan yang menjengkelkan
79
Bab. 79 : Mereka tidak pernah merasa salah
80
Bab. 80 : Darurat
81
Bab. 81 : Suasana berubah
82
Bab. 82 : Masa tegang usai
83
Bab. 83 : Yugi mulai bergerak
84
Bab. 84 : Inkubator
85
Bab. 85 : Kabar baru
86
Bab. 86 : Bersiap
87
Bab. 87 : Keluarga tahu
88
Bab. 88 : Mengungkap fakta
89
Bab. 89 : Memastikan
90
Bab. 90 : Tidak sama dengan apa yang dikatakan mama
91
Bab. 91 : Nasehat ibu
92
Bab. 92 : Yana ingin tahu
93
Bab. 93 : Kisah Yugi
94
Bab. 94 : Mencoba membujuk
95
Bab. 95 : Masih mencoba
96
Bab. 96 : Permohonan restitusi
97
Bab. 97 : Minta tolong
98
Bab. 98 : Permintaan Rico
99
Bab. 99 : Mengaku salah
100
Bab. 100 : Bukan salah mu
101
Bab. 101 : Bagaimana keadaanmu, Vera?
102
Bab. 102 : Ada yang ingin bertemu denganmu
103
Bab. 103 : Boleh pulang
104
Bab. 104 : Sahabat sepanjang masa
105
Bab. 105 : Putusan hakim
106
Bab. 106 : Air mata
107
Bab. 107 : Sudah usai
108
Bab. 108 : Aku mencintai mu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!