All I Want Is You
Jakarta, 2007
Sepasang manusia, laki-laki dan perempuan tengah asik menonton serial film romansa. Si perempuan bersandar di bahu si laki-laki.
"Sayang.."
"Iya, ada apa Dar?"
"Nggak papa, hehe. Cuma mau manggil aja."
Si laki-laki pun menggeleng kemudian mencubit hidung si perempuan saking gemasnya.
Dar adalah nama panggilan dari Dara Lazora. Ia dan Cakka Haztoro, laki-laki yang dipanggil 'sayang' oleh Dara sudah berpacaran sejak kelas 2 SMA. Kini mereka baru saja lulus dari SMA dan sedang merayakan kelulusan di rumah Dara.
"Kamu haus nggak?" tawar Dara.
"Nggak kok."
"Bener nih? Biar sekalian aku ambilin soalnya. Ini aku mau ke dapur."
"Nggak usah sayang."
"Oke."
Dara pun pergi ke dapur mengambil satu botol teh dingin. Tak lama kemudian ia pun sudah kembali duduk di samping Cakka. Mereka berdua kembali fokus menonton.
Tiba-tiba di akhir film tersebut, terdapat adegan ranjang si pemain utama. Cakka yang melihat itu pun menjadi panas dingin. Ia langsung mengambil sebotol teh yang dibawa Dara. Padahal tadi ia sempat menolak saat Dara menawarkannya untuk diambilkan teh.
Sial! Harusnya aku cari tau dulu sinopsisnya sebelum nonton film ini. Bahaya banget ini mah.
Cakka pun melihat ke arah Dara. Dara menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Syukurlah, Dara tidak melihat adegan ranjang tersebut. Bisa-bisa nanti aku dimarahi olehnya.
Cakka meraih Dara dan membawanya ke pelukannya. Ia pun segera mem-pause film tersebut dan menyudahi acara menonton mereka.
"Udah aku matikan Dar. Sorry aku nggak tau kalau ada adegan seperti itu." Dara hanya mengangguk pertanda tidak apa-apa.
Kemudian Cakka memberikan ide untuk masak bersama. Dara pun menyetujuinya. Waktu berlalu sudah 20 menit. Baik Dara maupun Cakka mereka sibuk dengan bagian masing-masing.
Cakka melihat keringat yang mengucur di pelipis wajah Dara. Ia pun menghentikan kegiatannya dan mengelap keringat Dara.
"Makasih," ucap Dara sambil tersenyum.
Bukannya menjawab 'sama-sama', Cakka malah terus memandang wajah Dara begitu intens. Dara yang dipandang seperti itu jadi merasa tidak tenang.
"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Dara.
"Aku jelek ya kalau sedang masak?" timpal Dara lagi.
"Nggak, justru kamu semakin cantik, Dar."
"Halah, gombal, hahaha."
"Aku nggak gombal, Dar."
Dara melihat keseriusan ucapan Cakka, ia memang tidak menggombal. Namun, rasanya aneh bagi Dara. Tidak biasanya Cakka memuji dirinya.
"Dar ...," panggil Cakka.
"Hm?" jawab Dara. "Kenapa lagi? Kamu udah lapar ya?" tanya Dara memastikan.
"Dar ...," panggil Cakka lagi sambil melingkarkan tangannya di pinggang Dara.
"Ada apa?"
"Look at me!"
Dara pun menuruti perintah Cakka. Ia melihat ke wajah Cakka. Kemudian memegang wajah Cakka dengan kedua tangannya.
"Kamu kenapa?" tanya Dara lagi.
"Aku cinta kamu, Dar. Cuma kamu yang aku inginkan."
"Aku tau, aku juga cinta kamu, Cakka. Makanya kita sekarang bisa menjalin hubungan. Ya, karena kita saling mencintai."
Cakka terdiam mendengar jawaban Dara. Entah kenapa di dalam dirinya ada gejolak hasrat yang membara. Apalagi setelah melihat Dara berkeringat seperti tadi. Itu mengingatkan Cakka dengan film yang tadi mereka tonton.
"Dar, aku pusing." Setelah mengucapkan kata itu Cakka lalu menumpahkan kepalanya di bahu Dara dengan tangannya yang masih melingkar di pinggang Dara.
"Sebentar, aku selesaikan dulu masaknya. Habis itu, aku antar kamu ke kamarku. Biar kamu istirahat." Cakka mengangguk.
Selesai masak, dengan susah payah Dara memapah Cakka ke kamarnya kemudian membaringkan Cakka di ranjangnya. Saat Dara ingin pergi keluar, Cakka menarik Dara ke dalam pelukannya.
"Aku pusing, kamu jangan pergi. Disini aja, temani aku."
"Iya aku temani, tapi bisa nggak pelukannya dilepas dulu?"
Cakka pun melepaskan pelukannya. Dara akhirnya mencoba bangun dari tubuh Cakka. Namun, lagi-lagi Cakka menarik tubuhnya hingga berada tepat di atas tubuh Cakka.
Cup.
Cakka mencium bibir Dara dengan begitu lembut. Dara merasa kaget dengan apa yang dilakukan Cakka. Karena biasanya Cakka hanya mencium pipi dan kening Dara. Ini juga merupakan ciuman pertama bagi Dara. Ia tidak tahu harus berbuat seperti apa.
Tiba-tiba ciuman yang awalnya sangat lembut berubah menjadi sedikit kasar. Cakka menggigit bibir Dara supaya Dara membalas ciumannya. Namun Dara hanya meringis kesakitan tanpa membalasnya. Akhirnya Cakka pun menghentikan aksinya.
"Maaf," ucap Cakka sambil memalingkan wajahnya ke samping. Ia merasa bersalah telah mencuri ciuman pertama kekasihnya tanpa izin.
Dara masih terdiam dengan apa yang yang terjadi barusan. Ia masih bingung dengan apa yang sudah terjadi. Ia juga tidak berpindah dari atas tubuh Cakka. Saat ia akan turun dari atas tubuh Cakka, pergerakan Dara membuat gairah Cakka kembali lagi. Akhirnya ciuman kedua, ketiga dan kesekian kalinya pun terjadi lagi sampai ke hubungan suami istri.
****
Malam harinya Dara terbangun dan menyadari apa yang telah mereka lakukan. Dara duduk dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Ia pun menangis sejadi-jadinya.
"Hiks ... hiks ... hiks ...."
"Apa yang sudah aku lakukan?"
"Ibu, ayah maafkan aku. Hiks ... hiks ... hiks ... aku sudah kotor. Aku tidak bisa menjaga amanah kalian untuk menjaga kehormatan ku."
Cakka terbangun dari tidurnya karena mendengar suara tangisan Dara. Ia pun tersadar bahwa penyebab Dara menangis adalah ulah dirinya.
Cakka mencoba memeluk Dara. Namun, Dara menolak dan tetap menangis.
Oh Tuhan, ini salahku. Kenapa aku bisa melakukan itu pada orang yang sangat aku cintai? Aku benar-benar dikuasi oleh nafsu, bahkan aku sampai tidak mendengarkan tangis dan penolakannya ketika aku melakukannya.
"Dara, maafkan aku," ucap Cakka merasa bersalah.
"Memangnya dengan kata maaf bisa mengembalikan semuanya?" jawab Dara sambil menangis dengan suara agak keras.
"Kalau aku hamil gimana?" ucap Dara dengan nada yang merendah.
Dara masih terus menangis, ia merasa dirinya kotor dan tidak ada harga dirinya. Cakka dengan keberanian yang ia miliki, ia memeluk Dara, mencoba memberikan ketenangan bagi Naya.
"Kalau kamu hamil, aku janji akan tanggung jawab, Dar."
"Kamu jangan nangis terus. Aku sedih liatnya."
Dara pun sudah mulai mereda tangisnya. Ia mulai menenangkan dirinya.
"Janji ya? Kamu bakalan tanggung jawab kalau aku hamil." Cakka pun mengangguk.
Cakka mengelus-elus punggung Dara.
"Semuanya akan baik-baik aja. Aku janji."
Ucapan Cakka cukup membuat Dara sedikit lebih tenang dan membuat senyuman manis terukir di wajahnya. Cakka yang melihat senyuman itu pun ikut tersenyum.
Aku janji. Ini adalah tangisan terakhir yang aku buat. Setelah itu, izinkan aku untuk selalu membuatmu tersenyum. Karena senyummu adalah candu untukku.
******
Gimana nih bab pertamanya? 🤭
Bikin kaget nggak?
Semoga kalian suka ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
rindu rindu
2 orang dirumah kosong, setan jd yg ke 3. awal mulai penderitaan yg panjang.
2023-11-18
0
Kis Pulza
cinta... 😁😁😁 itu bukan cinta tp ngrusak
2023-10-31
1
Sweet Girl
Manis emang laki klo ngomong.
2023-10-20
4