Terpaksa Menikahi Janda Kakakku
Pagi itu Dinda melihat ada sebuah mobil hitam mewah berhenti di halaman rumah pamannya. Dinda menilik dari balik jendela yang ada di ruang tamu. Dinda juga melihat sang paman sedang berdiri di teras menunggu tamu tersebut menghampiri.
'Siapa tamu paman itu? sepertinya dia orang penting?' tanya Dinda dalam hati.
Mereka pun segera masuk dan duduk di ruang tamu, sedangkan Dinda masih saja berdiri memperhatikan.
"Dinda buatkan tamu paman ini air minum! " titah Paman Gono pada Dinda.
"I-iya paman." jawab Dinda dan segera pergi ke dapur untuk membuatkan teh hangat.
Di luar Mahendra dan Gono tengah berdiskusi tentang kesepakatan yang sebelumnya sudah di buat oleh keduanya.
"Apakah gadis itu yang kamu maksud Gono?" tanya Mahendra dan Gono mengangguk.
"Dia keponakanku namanya Dinda, aku yakin dia akan menyetujuinya. Hanya sampai bayi itu lahir kan dan semua perjanjian kita selesai."
"Iya sampai anakku mendapatkan keturunan, dan dia bisa bercerai nanti kalau dia mau. aku tidak akan mencegah. Aku hanya menginginkan dia melahirkan seorang bayi laki-laki untuk untuk putraku di sisa hidupnya." Jelas Mahendra
Saat sedang mengantarkan minumannya, tak sengaja Dinda mendengar pembicaraan antara pamannya dengan tamu tersebut tentang pernikahan dan juga keturunan.
'Siapa yang mau di nikahkan paman? gak mungkin kan paman mengatur perjodohan ku. Aku kan sudah bilang ke mereka jika aku akan mencari pasangan sendiri.' Gumam Dinda sebelum berlalu meninggalkan mereka.
******
Malam pun tiba, disaat sedang makan malam, paman Gono pun ingin mengatakan sesuatu pada Dinda, tentang tamu yang datang berkunjung.
"Dinda, paman mau bicara serius dengan mu," ucap Gono.
"Iya paman katakan saja." saut Dinda dengan patuh.
"Kamu Taukan tamu yang tadi pagi datang?" tanya paman Gono dan Dinda pun kembali mengangguk.
"Itu teman paman, namanya pak Mahendra. Beliau datang kesini untuk mengambil kamu. Paman sudah berjanji padanya, akan menyerahkan kamu jika beliau menginginkan. Dan saat ini pak Mahendra sedang membutuhkan seorang gadis untuk bisa melahirkan keturunan dari Putranya. Kamu tenang saja, anak pak Mahendra akan menikahi mu dan nanti setelah kamu melahirkan anak untuk nya kamu bisa cerai dan menikah dengan laki-laki pilihanmu sendiri. Ya bisa di bilang kamu menyewakan rahim untuknya dan nanti setelah bayi itu lahir, kamu bisa meninggalkannya. Bukan hal yang berat kan." Ungkap Gono dengan entengnya.
"Apa paman? Menyewa rahimku untuk melahirkan keturunan Mahendra? tidak paman, aku gak mau. Aku tidak mau melahirkan keturunan bukan dari orang yang aku cintai. Bahkan jika sekalipun paman sudah menjual ku ,aku tidak mau. Pokoknya aku gak mau titik." Tolak Dinda dengan tegas, dan merasa kecewa. Namun membuat paman dan bibi terlihat sedih.
"Dengarkan, Paman sudah tanda tangan kontrak dengan pak Mahendra. Jika kamu menolak maka kita kan hidup terlantar, Karena saat ini pak Mahendra memegang kendali hidup kita. Jika kamu ingin melihat paman dan bibi hidup di jalanan, silahkan tolak tapi jika kamu sayang kepada kami, berkorban sedikit untuk kami. Setelah nanti anak itu lahir, paman akan membantumu untuk mengurus surat cerai dan kamu akan kembali bebas dan paman janji tidak akan melarang kamu menikah dengan siapapun."Bujuk Gono lagi.
Tanpa Bicara Dinda pun bangkit berdiri dari meja makan.
"Mau kemana Din?"tanya Asih.
"Mau ke kamar, besok aku akan beri jawabannya." Jawab Dinda asal dan langsung
pergi ke kamar. Air mata pun langsung mengalir dengan derasnya saat Dinda membanting pintu kamarnya.
Dinda duduk di sisi ranjang dan mengambil foto ayah dan ibu yang ada di atas nakas.
"Ma, Pa.apa yang harus aku lakukan, Aku gak mau menikah dengan orang yang gak aku kenal." ucap Dinda sambil mengusap foto yang ia pegang.
"Tapi aku Gak mau melihat paman dan bibi yang sudah merawat dan membesarkan aku menderita hanya karena keegoisanku. Apa yang harus aku lakukan Ma? Aku takut salah mengambil keputusan." Dinda pun memeluk bingkai foto orang tuanya yang sudah meninggal di sertai Isak tangisnya.
Setelah tenang, Dinda pun ingat dengan kekasihnya. Dinda pun segera menghubunginya dan mengajaknya bertemu di taman.
"Mau kemana kamu Din?" tanya asih saat mendapati Dinda hendak keluar.
"Mau keluar sebentar Bi. Tenang saja aku tidak akan kabur. Setengah jam lagi aku kembali." Pamit Dinda lalu pergi begitu saja.
Gono yang mendengar jika Dinda keluar rumah, segera menyusul dan mencarinya. Gono tidak mau sampai Dinda berbuat nekat dengan kabur dari rumah.
"Mas Arif." Panggil Dinda menghampiri Kekasihnya yang sudah menunggu.
"Dinda. Ada apa kamu memintaku datang kemari malam-malam begini. Tidak bisakah menunggu besok jika kamu rindu." Goda Arif namun Dinda tak menunjukkan senyumnya.
"Mas, aku ingin bicara penting tentang hubungan kita."
"Maksudmu?"
"Aku ingin kita akhiri hubungan ini. Paman menjodohkan aku dengan laki-laki lain yang tidak bisa aku tolak, dan akan segera menikahkan aku. Sebelum semuanya terjadi, aku ingin mengakhiri hubungan ini. Maaf jika keputusan ku ini terlalu egois." Ucap Dinda seraya menundukkan kepala tak berani menatap mata kekasihnya.
"Apa kamu bilang! Kamu mau menikah dengan laki-laki lain dan memutuskan aku begitu saja, setelah kita berpacaran hampir satu tahun. Dimana hatimu Din? dimana perasaanmu?" ucap Arif dengan marah sambil mengguncang tubuh Dinda kerena kesal.
"Maafkan aku mas, aku tidak punya pilihan."
"Tidak punya pilihan atau kamu tidak mau berjuang. Sekarang aku tau, Kamu tidak pernah benar-benar mencintaiku dengan tulus. Baiklah kalau itu keputusanmu. Mulai sekarang kita putus dan jangan pernah muncul lagi di hadapan ku. Dan jangan pernah menyesal dengan keputusanmu itu." Arif pun meninggalkan Dinda dalam kemarahan. Hatinya merasa sakit di putuskan Kekasihnya demi menikah dengan laki-laki lain.
Dinda pun terduduk lemas, meratapi keputusannya. Kehilangan kekasih yang di sayang demi memenuhi keinginan pamannya.
"Nak ayo kita pulang. Buat apa menangisi laki-laki itu. Kamu nanti masih bisa mencari lagi yang jauh lebih baik setelah perjanjian itu selesai. Ayo kita pulang sekarang." Ucap Gono yang tiba-tiba muncul di belakang Dinda.
Dengan sedih Dinda pun kembali pulang bersama Gono. Dan ia pun kembali menangis setelah kembali ke rumahnya.
To Be Continued ☺️☺️☺️
Halo... terimakasih yang sudah berkenaan mampir di karya terakhir aku di tahun 2022,. Insyaallah Semua karya akan ditamatkan tamat di akhir tahun ini.
Buat yang nunggu karya yang masih on Going , Author akan tetap update berjadwal ya, karena author juga ada misi kepenulisan yang harus di selesaikan. Dan mudah-mudahan Lolos, doakan Ya.☺️
Mudah-mudahan kalian suka dengan karya ini dan juga bisa menghibur para readers ku yang masih setia mengikuti.
Jangan lupa tinggalkan jejak, like dan komen tak lupa hadiahnya juga jika kalian suka.
BUAT YANG GAK SUKA. AUTHOR GAK MAKSA BUAT TETAP BACA. CUKUP ABAIKAN DAN JANGAN MENINGGALKAN JEJAK YANG SEKIRANYA MERUGIKAN AUTHOR. OKE. BUAT CERBUNG ITU TIDAK MUDAH YA, BUTUH PERJUANGAN.
BIJAKLAH DALAM BERKOMENTAR.☺️☺️
Terimakasih sebelumnya 🙏🙏☺️☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Mutia Kim🍑
Kasian banget jadi Dinda😭
2022-11-01
0
Kurniaty
Masih nyimak.
Sukses thoor & lanjut.
2022-10-24
0
Umine LulubagirAwi
lanjut.
dinda sdh bnr buat putus dg arif lbh dlu. klau mmng nnti arif brjdoh dg dinda, nnti stlh prcraian arif msh mnunggu dinda. itu pun klau jdi cerai. 🙈
2022-10-19
1