Sejak kemunculan Robert dalam hidup Dinda membuat hidupnya jadi kacau. Ia bingung harus menerimanya menjadi kakak, atau membencinya karena mengabaikan dirinya.
"Kamu kenapa pagi-pagi kelihatan sedih. Apa ada yang mengganjal dalam pikiran mu?" tanya Sultan.
"Tidak ada mas, aku baik - baik saja. Jangan cemaskan aku, mungkin ini bawaan calon bayi kita."
"Bisakah kamu membawaku jalan-jalan dihalaman, aku bosan selalu dikamar, aku pengen menghirup udara segar di pagi hari, mungkin hanya hari ini saja aku bisa menikmatinya, aku gak tau apakah hari esok aku masih bisa menghirupnya lagi.
"Mas ,jangan ngomong begitu. Hari ini, besok atau pun lusa mas akan tetap bisa menikmati udara sejuk seperti yang mas inginkan. Baiklah mas, aku panggil kan perawat dulu untuk bantu mas duduk di kursi roda." Dinda pun memanggil perawat untuk membantu suaminya duduk di kursi roda.
Dinda pun membawa Sultan jalan-jalan keliling taman dibelakang rumah.
"Aku merasa bahagia, disisa hidup ku, kamu masih mau mendampingiku. Terimakasih sayang sudah mau merawat ku, nanti jika aku sudah tiada. Bukalah brangkas yang ada di ruang kerjaku, di sana aku sudah menyiapkan semuanya buat anak kita. Aku minta satu hal padamu, Jika lusa aku tiada. Tolong datanglah ke makam ku membawa anak kita dan ceritakan padaku bagaimana kamu melalui hari-hari tanpa diriku lagi. Aku merasa waktuku tidak akan lama lagi. Aku juga sudah berpesan pada Raja, jika aku sudah pergi, aku memintanya untuk menjagamu dan juga anak kita. Dinda apakah kamu mau berjanji satu hal padaku?" ungkap Sultan, seakan-akan ia merasakan hidupnya tidak akan bertahan cukup lama lagi. Ia pun menitikkan air mata seraya menggegam tangan istrinya yang ada di pundaknya. Sedangkan Dinda dia tak berani menunjukkan wajahnya yang saat ini di banjiri air mata saat mendengar perkataan suaminya.
"Jangan memintaku untuk berjanji mas, aku takut tidak akan bisa menepati janji ku."
"Aku hanya memintamu, untuk menikah Dangan Raja setelah aku tiada dan anak itu lahir. Aku tidak mau orang lain memiliki kamu dan mengasuh anak kita, aku hanya percaya pada Raja karena dia adalah saudaraku, tidak mungkin dia akan mengkhianati aku dan menghancurkan keluarganya."
"Tidak mas, aku hanya mau mas Sultan bukan orang lain, apalagi Raja. Aku tidak bisa mas, aku benar-benar tidak bisa."
Di tengah keseriusan perbincangan sepasang suami istri, Pangeran datang membawa kehebohan, yang membuat keduanya mengakhiri obrolan.
"Kakak ipar." Teriak Pangeran menghampiri Dinda.
"Ada apa, teriak-teriak?" tanya Dinda.
"Itu- itu- tu-" Pangeran tak bisa berkata hanya menunjuk saja.
"Itu- apa jangan membuat ku bingung?"
"Kakak ipar lihat saja di rumah."
Dinda pun segera kembali ke rumah bersama Sultan dan Pangeran.Berapa terkejut nya mereka melihat semuanya.
"Apa-apanya ini. Siapa yang mengirim ini semua?" tanya Dinda yang benar-benar terkejut.
Saat melihat ada begitu banyak barang yang datang semuanya memiliki kartu ucapan dan Dinda segera buka satu persatu kartu ucapan tersebut.
Buat adikku sayang, kakak kirim susu kehamilan biar ponakan kakak tetap sehat, Kakak gak tau mana rasa kesukaan adik kecil jadi Kakak kirim semua rasa.
kartu ucapan dari enam karton susu ibu hamil.
Buat adikku sayang, kakak kirim baju ibu hamil, pasti suami mu gak bisa belikan baju selama kamu hamil, jangan lupa dipakai"
kartu ucapan dari lima paper bag
Buat adikku sayang, kakak kirim pakaian dalam buat adik,.pasti nanti gak muat kalau perutnya sudah besar. Kakak sudah tanya pada pemilik toko untuk menyesuaikan ukuran wanita hamil dan juga yang paling nyaman di pakai.
Kartu ucapan dari lima paper bag ukuran sedang
Buat adikku sayang,.kakak kirim buku kehamilan dan video parenting untuk menambah pengalaman.
kartu ucapan dari dalam box
Buat calon ponakan, paman kirim semua keperluan mu, sebelum nya paman gak tahu kamu laki-laki atau perempuan makanya paman kirim untuk cowok dan cewek."
kartu ucapan dari back paper bag.
"Apa-apa ini, apa maksudnya coba?" Gerutu Dinda dengan semua hadiah yang dikirim Robert.
"Dari siapa sayang kok banyak banget hadiahnya?"tanya mas Sultan.
"Anu, mas dari teman mama sama papa. Mau diapain ini semua mas?"
"Oh, jangan lupa ucapkan terimakasih pada mereka. Simpan saja di kamar yang kosong."
"Iya mas, nanti biar pelayan yang membawanya."
"Mas,bolehkah aku izin keluar sebentar, ini ada salah satu kartu ucapan yang minta ku menemuinya, sekalian mau ngucapin terima kasih,"ucap Dinda pada suaminya.
"Baiklah, tapi hati-hati jaga diri baik-baik. berangkat lah biar nanti pangeran yang ngantar aku ke kamar"
"Iya mas."
Dinda pun bergegas pergi, dan Dinda pun hubungi pak Aldi untuk menjemput nya menemui Robert.
📱
"Halo pak, tolong jemput, saya mau bertemu Robert sekarang penting."
"Baik non, tunggu sebentar saya sampai."
Dinda pun menunggu beberapa saat sampai sebuah mobil datang menghampiri, dan pak Aldi pun keluar dari dalam mobil.
"Maaf non, agak lambat soalnya jalannya agak macet, "ucap pak Aldi sambil membuka pintu mobil untuk mempersilakan masuk.
"Gak papa pak, antar saya bertemu atasan bapak."
"Baik non"
Mobil pun melaju mengantarkan Dinda bertemu dengan Robert, dan tanpa Dinda sadari Sultan melihat kepergian Dinda dari atas balkon yang bisa melihat sampai gerbang luar.
pak Aldi mengantarkan Dinda ke sebuah perusahaan besar.
"Pak, kenapa kita kesini?" tanya Dinda sambil memperhatikan bangunan tinggi yang ada di depannya.
"Pak Robert pemilik perusahan ini non. Walaupun sering menetap di Amerika tapi pak Robert sering berkunjung kemari. Silahkan nona masuk nanti saya menyusul."ucap Aldi mempersilahkan Dinda keluar.
"Baiklah pak, saya duluan." Dinda pun melangkah masuk dan menuju ke resepsionis.
"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu nona."ucap resepsionis.
"Saya mau bertemu dengan pak Robert sekarang," ucap jawab Dinda.
"Maaf, belum nya nona apa sudah punya janji dengan pak Robert?"
"Belum." Jawab Dinda sambil menggeleng.
"Maaf sekali nona, silahkan membuat janji dulu sebelum untuk bertemu beliau."
"Apa gak bisa bertemu sekarang?"
"Maaf nona tidak bisa. Pak Robert sangat sibuk."
Dinda pun berbalik badan dengan rasa kecewa, tidak bisa bertemu Robert, Tapi ia berfikir nanggung jika sudah sampai tapi gak ketemu bisa bertemu. Dinda pun memilih nekat dan nyelonong masuk mencari ruangan Robert, namun sayangnya ketauan resepsionis.
"Nona....anda tidak boleh sembarang masuk atau saya panggil kan scurity..."teriak resepsionis sambil berusaha menghadang Dinda namun tak hiraukannya dan terus menerobos, dan benar saja tiba-tiba dua security tiba-tiba datang menghadang.
"Nona,.jangan membuat onar di kantor, silahkan keluar atau kami seret anda keluar." ancam salah satu security.
"Jangan halangi! aku ingin bertemu dengan atasan kalian." Ucap Dinda dan ia tetap memaksa untuk lewat. Dengan sekali pegang dua scurity itu Manarik ku keluar.
"Lepaskan aku, cepat lepaskan." Teriak Dinda namun tak digubris oleh mereka.
Pak Aldi yang baru ingin mau masuk ke kantor terkejut melihat Dinda diusir keluar dengan kasar dan dengan segera pak Aldi lari kearah Dinda untuk membantu.
"Nona tidak papa, apa yang terjadi nona?" Aldi membantu Dinda bangkit berdiri saat ia terjatuh karena uluh dua security itu.
Dinda pun menarik nafas dan merapikan pakaiannya kembali.
"Pak, mereka mengusirku,menarik paksa keluar dan tak diizinkan bertemu Robert." Jelas Dinda dengan kesal.
"Maaf pak, nona ini membuat onar di dalam kantor." jawab salah satu security membela diri.
"Appa kalian tahu nona ini siapa?"tanya pak Aldi dan kedua scurity itu menggelengkan kepala.
"Ini Nona Dinda ini adiknya pak Robert." jelas pak Aldi dan membuat kedua scurity ketakutannya dan meminta maaf.
"Maafkan kami nona, kami tidak tau dan kami janji tidak akan mengulanginya lagi."
"Aku malas berdebat dengan kalian, aku mau bertemu Robert sekarang, antarkan saya pak Aldi,dan untuk kalian tunggu saja hukuman dariki" ancam Dinda dan kedua scurity itu hanya menunduk.
"Baik non, mari silahkan masuk, biar saya antar langsung keruangan pak Robert.
Dinda dan pak Aldi kembali masuk ke kantor . Dinda sekilas melirik Resepsionis itu dengan tajam dan berlalu menuju keruangan Robert.
"Non ini ruangan pak Robert." tunjuk pak Aldi.
Setelah mengetuk pintu, Dinda langsung masuk, namun pemandangan menjijikkan yang dilihatnya saat mendapati Robert sedang bercumbu dengan kekasihnya.
Mereka pun kaget dengan kedatangan Dinda tiba-tiba.
"Menjijikkan." Kata yang keluar dari mulut Dinda..
"Dinda,kenapa datang kemari sayang, kita bisa bertemu di hotel."
"Pak Aldi yang mengantarkan ku kesini."
"Nona, bisakah anda keluar sebentar saya ada perlu sedikit dengan orang ini." ucap Dinda pada kekasih Robert.
"Hai, siapa kamu berani merintahku. Sudah masuk tanpa permisi sekarang malah mengusir ku, kamu tidak tahu siapa aku."
"Tidak, aku tidak mau tahu siapa kamu, yang saya mau kamu keluar Sekarang tau Robert yang akan mengusir mu." Pandangan Dinda langsung teralihkan ke Robert untuk memberi isyarat mengusir wanita itu.
"Sayang tolong keluar sebentar, nanti aku hubungi lagi kalau selesai."
"Dengarkan nona,.silahkan kamu pergi."
dengan Kesal wanita itupun pergi, menyisakan Dinda dan Robert.
Sikap Dinda yang kasar bukanlah tanpa tujuan, ia sebenarnya sangat kesal dengan Robert yang masih saja mengganggu hidupnya dan sikapnya itu terbawa karena kondisinya yang hamil juga membuatnya sangat sensitif.
...To be continued ☺️☺️☺️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Umine LulubagirAwi
hdwh, bru mau mrah2, tmbh mrah si dinda lht klakuan robrt yg biasa hdp kebrat2n. 🤦♀
2022-10-25
0
Kurniaty
Dasar kakak gak ada akhlak,masa dikantor kelakuannya begitu sih.
Seharusnya beri contoh yang baik buat karyawan_nya.
Sukses thoor & lanjut.
2022-10-25
0