Si Kembar Yang Bertukar Tubuh (Gea&Gio)

Si Kembar Yang Bertukar Tubuh (Gea&Gio)

Keluhan Si Kembar

Cerita ini lanjutan dari Novel " Cewek Tomboy Jadi Ratu" jika sebelumnya ada kisah Reza dan Anggita, di novel ini menceritakan tentang anak kembar mereka di masa SMA.

Ikuti keseruan kisah mereka yuk..!

Dan jangan lupa dukungannya, like setelah selesai membaca, komentar untuk menghargai penulis dan vote jika kalian suka ceritanya, mudah-mudahan sih suka dan lanjut sampai tamat.

follow akun author (icha_violet) terimakasih :)

Happy reading

Bab 1

Pov Author

***

Di Kediaman Reza dan Gita, mereka hidup layaknya pasangan suami istri seperti yang lainnya, dengan kesibukan mereka yang mengurus perusahaan masing-masing membuat mereka kehilangan banyak waktu untuk anak mereka, Gea dan Gio.

Namun sebisa mungkin Gita akan meluangkan waktu dengan anak-anaknya saat waktu libur tiba.

Tak terasa Gea dan Gio yang dulunya menggemaskan, masih mau digendong oleh papanya, namun sekarang mereka sudah tumbuh besar menjadi Remaja yang aktif, yang membuat pasangan itu pusing dengan tingkah mereka yang berbanding terbalik itu.

Disaat yang satu rajin belajar dan yang lainnya begitu malas belajar bahkan prestasinya anjlok.

"Sarapan dulu dong Gio..!" Gita

"Nanti aja lah Mah jajan di sekolah." Gio

"Makanan di Rumah itu lebih sehat Gio, sarapan dulu Nak..!" Reza

"Ih Papah gak asyik, Papah kaya yang gak pernah muda aja." Gio

"Hmm… masa Papah tiba-tiba tua gitu?" Reza

"Hahahaha… Papamu memang cepat tua gara-gara kebanyakan kerja, sama mikirin kelakuan kamu Gio." Gita

Gio hanya mengehela nafas panjangnya mendengarkan ucapan ibunya itu.

"Mah, sepulang sekolah aku mau main ya sama teman-teman dan kayaknya Gea akan pulang sore deh, boleh kan Mah?" Gea

"Boleh, tapi ditemenin sama pak Dion dan Pak Denis ya..!" Gita

"Ah Mamah, selalu begitu, kalau Gio aja dibolehin pergi tanpa pengawal, kenapa aku malah pengawalnya dobel pula, Mamah gak asyik." Gea

"Kamu kan perempuan Gea, Mamah khawatir sama kamu." Gita

"Kalau gitu aku mending jadi cowok aja deh Mah, biar bebas." Gea

"Huss, gak boleh gitu!, kamu sendiri yang gak mau belajar bela diri, katanya mau kaya Mamah kamu yang kuat, hmm" Reza

"Aku pikir-pikir ya Pah, mendingan punya pacar yang bisa ngelindungi aku, so sweet kan Pah? dari pada aku harus capek belajar beladiri" Gea

"Gak boleh pacar-pacaran! Fokus sekolah!" Reza

Sementara Gio hanya fokus dengan makanannya, mendengar semua ocehan Gea, anak lelaki itu merasa orang tuanya lebih perhatian pada Gea terutama ibunya, selalu saja Gea yang menjadi prioritas, mungkin karena prestasi Gea yang sangat membanggakan sementara dirinya malah semakin nakal dan sering bolos sekolah karena merasa kesal ingin diperhatikan lebih oleh mereka.

"Mah, Pah, aku berangkat ya?" Gio

"Iya Nak, hati-hati bawa motornya ya..!" Gita

Gio mencium punggung tangan ibu dan ayahnya, lalu berlalu pergi.

Gea menatap kepergian Gio, rasanya dia ingin mendapatkan kebebasan yang dimiliki Gio, melihat betapa dirinya selalu diawasi 2 pengawal keluarganya kemanapun dia pergi.

Masa muda Gea seakan tak sebebas seperti masa muda teman-teman yang lainnya.

Aku ingin menjadi Gio. Pikir Gea

***

Sesampainya di Sekolah, Gio langsung bergabung dengan geng di kelasnya.

"Hey Kal, lo tumben banget udah dateng, biasanya juga telat mulu?" Gio

"Ah lo, gak tahu ya kalau hari ini ada pelajaran matematika, guru killer yang bikin gue gedek, sampe laporin kelakuan gue sama bokap dan nyokap gue, lemes banget dah mulutnya." Haikal

"Hahaha.. makanya lo bolosnya jangan keseringan!" Brian

"Lo so rajin banget sih, seminggu cuma masuk tiga hari doang juga." Haikal

Pletak.

"aww ... ," Haikal meringis kesakitan akibat jitakan temannya itu.

"Enak aja lo, minggu kemarin 4 hari gue masuk, lo main korting aja kayak rentenir." Brian

"Tapi gak usah pake acara jitak-jitakan kali, padahal gue ngomong apa adanya, lo mau berantem sekarang sama gue? Ayo!" Haikal menantang Brian.

Sementara Gio memperhatikan mereka berdua dengan malas.

Kini mereka berdua sudah berada di lantai dengan posisi saling berguling-guling membuat Gio menepuk jidatnya.

"Astaga, terserah kalian deh, suka lo lo pada, gue cabut dulu." Gio

Gio meninggalkan dua temannya yang sedang beradu di atas lantai itu, dia berjalan menuju belakang sekolah, mengeluarkan satu batang rokok dan mulai menyesapnya. Menikmati setiap asap yang masuk ke paru-parunya, Gio merokok sejak kenal dengan teman-temannya yang perokok juga, dan tentu ibu dan ayahnya tidak tahu.

"Hmm, aku bilangin Papah sama Mamah ah.." Gea

Gio yang nampak kaget, dia langsung menjatuhkan sebatang rokok yang dia pegang, lalu menginjaknya dengan sepatu putihnya.

"Jangan gitu dong, lo gak bisa main asal ngadu-ngadu!" Gio

"Bisalah, biar samaan kita dijagain bodyguard kemana-mana, hahaha…" Gea

"Apa menurut lo hidup gue lebih beruntung dari lo?" Gio

"Ya sepertinya begitu, jadi lelaki itu tidak dikekang seperti jadi anak perempuan." Gea

"Tapi, lo itu udah dapet prioritasnya nyokap sama bokap, dan gue selalu menjadi nomor kesekian, gue rasa hidup lo lebih baik, jadi jangan ganggu kebebasan gue!" Gio

"Tapi, merokok itu gak sehat Gio, kamu belum cukup umur, aku gak pernah benci sama kamu, hanya iri saja dengan kebebasanmu." Gea

"Udahlah, hanya dengan ini gue lebih bisa menenangkan pikiran gue, ya gue juga sama, gue cuma mau diperhatikan bokap sama nyokap kaya mereka merhatiin lo." Gio

"Memangnya kamu mau dijagain bodyguard?" Gea

"Bukan gitu maksud gue." Gio

Gea segera meninggalkan tempat itu tepat saat bel masuk berbunyi, begitupun dengan Gio, mood dia semakin kacau karena ketahuan adik kembarannya itu.

***

"Gio, lo dari mana aja, gak ngajak-ngajak?" Haikal

"Kalian kan lagi sibuk main di lantai tadi." Gio

"Lo bukannya misahin kita yang berantem, eh malah cabut gitu aja." Brian

"Males gue, gue lagi pusing, liat kalian makin pusing gue." Gio

Masuklah Pak Feri guru fisika mereka, dengan santainya Feri masuk dan duduk di kursinya. Meminta semua siswa memberikan buku tugasnya karena ada PR yang harus dikumpulkan.

"Gio, kenapa kamu gak maju kedepan, mana bukumu?" Feri

"Sudah saya kerjakan Pak, tapi bukunya saya tinggal di Rumah, kan itu pekerjaan Rumah gak usah dibawa kesekolah kan Pak?" Gio

"Gio……" teriak Feri, guru itu sudah lelah menghadapi sikap muridnya yang satu ini.

"Siap-siap dihukum deh lo, hehe.." Brian

"Sudah biasa." Gio

"Iya Pak, saya tahu, saya harus berdiri luar kelas sambil mengangkat satu kaki saya sampai pelajaran Bapak selesai," ucap Gio sambil melangkahkan kakinya keluar kelas, dia berdiri di luar kelas dengan posisi hukuman yang biasa dia dapatkan.

Bukannya tidak bisa, sebenarnya Gio anak yang pandai dan mudah memahami pelajaran, namun dia malas saja, terasa tidak ada gunanya saja. Karena nilai Gea yang selalu lebih baik dari dia, yang selalu mendapat pujian orang tuanya.

Sejak itu nilai dia anjlok, jika Gea menginginkan sesuatu maka besoknya sudah ada, berbeda dengannya yang kadang ditolak dan kadang memerlukan waktu sebulan untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

***

Setelah bel berbunyi pertanda jam sekolah sudah berakhir, Gio menaiki motornya bersama teman-temannya menuju tempat tongkrongan mereka.

Sementara Gea langsung pulang, dia tidak jadi main karena risih diikuti 2 bodyguard nya.

Sesampainya di Rumah, Gea menceritakan apa yang dilihatnya pagi tadi, membuat Gita merasa bersalah karena memberikan kebebasan kepada anak lelakinya itu.

Saat Gio pulang, dia langsung diberi nasihat oleh Gita dan Reza. Mereka ingin tahu alasan Gio menjadi seperti itu, namun Gio hanya diam.

"Gio, kamu harus tahu merokok itu ada batasan umurnya, kamu masih terlalu muda." Gita

"Sebenarnya kamu ada masalah apa sampai merokok di sekolah?" Reza

"Iya Mah Gio tahu, Gio capek, mau ke kamar dulu." Gio

Sebenarnya Gio ingin meluapkan apa yang dia rasakan, namun dia enggan bercerita apalagi sampai menampilkan wajah sedihnya.

Namun dia malah pergi ke kamar adiknya, Gea membuka pintu kamarnya dengan santai.

"Eh Gio, ada apa?" Gea

"Ada apa, ada apa, dasar tukang ngadu." Gio

"Itu demi kebaikan kamu Gio." Gea

"Coba deh lo diposisi gue, gue yakin lo juga melakukan hal yang sama." Gio

"Justru aku ingin jadi kamu Gio, yang bebas, dibolehin ini dan itu." Gea

"Aku juga lebih baik jadi kamu yang diperhatikan, diprioritaskan, dan selalu dipuji." Gio

Blam

Pintu itu dibanting Gio, dia emosi lalu pergi ke kamarnya, dia mandi dan berniat tidur, karena hanya saat tidur dia merasa nyaman.

Bersambung…

Terpopuler

Comments

acia

acia

kalo bisa nulis itu jangan ada nama orang yang bilang.
karena yang baca dah tau kok😊

2024-04-20

1

Merry Dara santika

Merry Dara santika

OH ternyata gio dan gea itu anak nya anggita dan Reza ya

2023-01-08

1

lihat semua
Episodes
1 Keluhan Si Kembar
2 Berubah Menjadi Wanita (doa yang terkabul)
3 Menstruasi
4 Baru Menyadarinya
5 Suasana Baru
6 Rahasia Gea?
7 Banyak Musuh
8 Diragukan
9 Ditembak
10 Menolak
11 Nilai Terbaik Tapi Terburuk
12 Jalan-Jalan Bersama Si Hitam
13 Tamu Tak Diundang
14 Perkelahian
15 Masalah lagi
16 Terancam Diskors
17 Membuat Masalah
18 Mengerjai Bianka
19 Kelelahan
20 Berkumpul
21 Dinasehati
22 Kedatangan Sang Pujaan Hati
23 Gea Merasa Senang
24 Nonton
25 Latihan
26 Drama
27 Berulah Lagi
28 Memohon
29 Ketakutan Lili
30 Menjenguk
31 Lili Kenapa?
32 Pusat Perhatian
33 Pertandingan
34 Gio Marah
35 Dihukum
36 Salah Paham Yang Berlanjut
37 Rencana
38 Informasi Baru
39 Penyelesaian
40 Undangan
41 Pesta
42 Kado Spesial
43 Nilai Yang Ikut Tertukar
44 Liburan
45 Liburan 2
46 Kepergok
47 Pulang
48 Hari Pertama
49 Pingsan
50 Percaya Atau Tidak?
51 MOPD
52 Tersesat
53 Aneh
54 Status Pacar
55 Tidak Masuk Sekolah
56 Lili Tahu
57 Jujur
58 Pembicaraan Ibu dan Anak
59 Cincin
60 Balas Dendam
61 Situasi Rumit
62 Reaksi Kepala Sekolah
63 Piknik
64 Wajah Tanpa Dosa
65 Perjuangan
66 Video Apa?
67 Diculik
68 Syarat
69 So Tahu
70 Akhirnya
71 Ada Jerawat
72 Salah Paham
73 Ditinggalkan
74 Akting
75 Denada
76 Selingkuh?
77 Mengeluh
78 Oh... Reno
79 Dimana Ini?
80 Bayangan Hitam
81 Putih Bedak
82 Video
83 Adik Kakak
84 Promosi Novel Baru
85 Villa
86 Mereka Kemana?
87 Terkilir
88 Panik
89 Hari Pertama
90 Menghindari Cantika
91 Dijebak
92 Diculik
93 Akhirnya
94 Tamat
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Keluhan Si Kembar
2
Berubah Menjadi Wanita (doa yang terkabul)
3
Menstruasi
4
Baru Menyadarinya
5
Suasana Baru
6
Rahasia Gea?
7
Banyak Musuh
8
Diragukan
9
Ditembak
10
Menolak
11
Nilai Terbaik Tapi Terburuk
12
Jalan-Jalan Bersama Si Hitam
13
Tamu Tak Diundang
14
Perkelahian
15
Masalah lagi
16
Terancam Diskors
17
Membuat Masalah
18
Mengerjai Bianka
19
Kelelahan
20
Berkumpul
21
Dinasehati
22
Kedatangan Sang Pujaan Hati
23
Gea Merasa Senang
24
Nonton
25
Latihan
26
Drama
27
Berulah Lagi
28
Memohon
29
Ketakutan Lili
30
Menjenguk
31
Lili Kenapa?
32
Pusat Perhatian
33
Pertandingan
34
Gio Marah
35
Dihukum
36
Salah Paham Yang Berlanjut
37
Rencana
38
Informasi Baru
39
Penyelesaian
40
Undangan
41
Pesta
42
Kado Spesial
43
Nilai Yang Ikut Tertukar
44
Liburan
45
Liburan 2
46
Kepergok
47
Pulang
48
Hari Pertama
49
Pingsan
50
Percaya Atau Tidak?
51
MOPD
52
Tersesat
53
Aneh
54
Status Pacar
55
Tidak Masuk Sekolah
56
Lili Tahu
57
Jujur
58
Pembicaraan Ibu dan Anak
59
Cincin
60
Balas Dendam
61
Situasi Rumit
62
Reaksi Kepala Sekolah
63
Piknik
64
Wajah Tanpa Dosa
65
Perjuangan
66
Video Apa?
67
Diculik
68
Syarat
69
So Tahu
70
Akhirnya
71
Ada Jerawat
72
Salah Paham
73
Ditinggalkan
74
Akting
75
Denada
76
Selingkuh?
77
Mengeluh
78
Oh... Reno
79
Dimana Ini?
80
Bayangan Hitam
81
Putih Bedak
82
Video
83
Adik Kakak
84
Promosi Novel Baru
85
Villa
86
Mereka Kemana?
87
Terkilir
88
Panik
89
Hari Pertama
90
Menghindari Cantika
91
Dijebak
92
Diculik
93
Akhirnya
94
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!