"Maaf aku gak bisa," jawab Gio yang berlalu pergi meninggalkan lelaki yang mematung karena belum percaya dengan apa yang di dengarnya.
Gea berlari mengejar saudara kembarnya, dia menarik tangan Gio.
"Tunggu Gio..!" Gea
"Ada apa? Lo berharap gue bisa menerima cintanya, begitu?" Gio
"Hmm, iya aku juga suka sama Arif, apa kamu gak bisa pura-pura jadi aku dan menerimanya, aku gak mau kehilangan kesempatan bagus ini," keluh Gea, dia menyatukan kedua telapak tangannya memohon pada Kakak kembarnya itu.
"Lo harusnya ngerti kalau gue itu lelaki normal dan gak bisa pura-pura jatuh cinta sama dia, lo mau gue jeruk makan jeruk?" Gio
"Gak juga sih, tapi…." Gea
"Udah ah, gue mau masuk ke kelas lagi." Gio
Bahkan Lili menyusulnya, Lili sempat melirik ke arah kembaran sahabatnya itu, dia tersenyum sesaat lalu membalikkan badannya.
***
Disaat jam sekolah sudah berakhir, si Kembar ternyata di jemput oleh neneknya, mereka menunggu kedatangan ibunya yang berjanji akan menjemput mereka ketika sarapan pagi, namun mereka tetap senang karena sudah hampir seminggu mereka tidak bertemu nenek Hanna.
"Gea, Gio…." Panggil Nenek Hanna.
Gea begitu antusias, dia berlari berhambur memeluk neneknya yang dia rindukan, berbeda dengan Gio yang terkesan cuek, dia berjalan dengan santai.
Mereka tidak sadar jika mereka sedang berada di tubuh saudaranya. Nenek Hanna yang heran, bahkan terkejut saat menerima pelukan dari cucu lelakinya.
"Gio…" Hanna.
"Eh Nek, apa aku gak boleh meluk nenek juga?" Gea
"Boleh, Gea kesini dong..! Kan kamu biasanya memeluk Nenek, apa kamu gak kangen sama Nenek?" Tanya Hanna pada Gio yang dianggapnya Gea.
Gio kini mulai sadar kalau dialah yang seharusnya berakting menjadi Gea dan bersikap manja pada neneknya itu.
Astaga, apa gue harus berakting manja seperti si Gea?mana bisa... Pikir Gio
Namun dia tidak mau jika ada kecurigaan dari sang nenek, membuatnya terpaksa tersenyum lebar dan berhambur memeluk neneknya.
"Aku sama Nek, aku juga kangen sama Nenek, tumben Nenek yang jemput?" Gio
"Emmh, iya.. ibu kalian lagi lembur sama Kakek kalian ada hal penting katanya, jadi Nenek yang jemput, tadinya mau nelpon papa kalian tapi Nenek kangen sama kalian, hehe...." Nenek Hanna
Hanna mengajak cucu-cucunya jalan-jalan sebelum pulang, Hanna ingin menonton di Bioskop bersama mereka.
"Nenek mau nonton film apa?" Gea
"Apa aja yang penting jangan film horor, apa kamu mau Nenek kamu jantungan, lalu pingsan ditempat?" Hanna
"Hehe.. gak lah Nek, oke Nek kita nonton yang happy aja, komedi." Gea
"Gea, kenapa kamu diam aja, biasanya kamu yang cerewet, apa kamu sakit?" Tanya Hanna pada Gio yang berada di tubuh Gea.
Gio yang memang biasanya lebih banyak diam, dia tidak bisa jika harus berubah menjadi wanita cerewet seperti Gea, apalagi di waktu yang terbilang singkat ini. Dia bahkan belum bisa menerima kenyataan jika harus menetap di tubuh Gea.
"Aku gapapa Nek." Gio
Hanna membelai rambut panjang milik Gea, membuat Gio tersenyum menatap neneknya yang tiba-tiba membelai rambut panjang yang kini menjadi miliknya.
Nenek Hanna begitu antusias, dia merasa ingin menghabiskan waktu bersama cucu-cucunya. Namun karena hari mulai gelap, wanita itu terpaksa membawa dua cucunya pulang setelah selesai menonton.
Setibanya di Rumah, Gita dan Reza sudah menunggu di teras Rumah, mereka nampak gelisah saat mendengar jika anak-anaknya belum pulang.
"Mamah… , dari mana aja sampe sore begini?" Gita
"Biasalah anak muda, hehe…" Nenek Hanna
Seketika Gea dan Gio tertawa mendengar jawaban neneknya itu, nenek mereka memang begitu percaya diri, masih terlihat cantik bahkan nampak bugar, tidak terlihat sudah lansia.
"Kenapa kalian tertawa? Nenek kan awet muda, iya kan?" Hanna
"Iya, Mamah masih terlihat cantik." Reza
Mereka masuk ke dalam rumah, mereka makan bersama, sayang Baskoro tidak ada disana.
"Git, kapan kamu kasih cucu lagi? Mamah pengen gendong cucu nih.." Hanna
"Gendong aja Gea Mah..! Dia kan cucu Mamah juga, hehe.." Gita
"Git, Mamah serius… ," keluh Hanna merajuk, wanita itu mulai cemberut.
Benar kata orang jika sudah memasuki umur di lanjut usia seperti itu, membuat tingkah mereka kembali seperti anak-anak yang terkadang merajuk, bahkan ingin semua keinginannya dikabulkan secepat kilat.
"Iya Mah, nanti kalau ada rezekinya, kalian mau kan punya adik bayi?" Tanya Gita dengan senyumannya pada Gea dan Gio.
Gio dan Gea saling melirik satu sama lain, mereka berdua saja sudah menimbulkan perasaan iri hingga berakhir dengan pertukaran tubuh, bagaimana kalau ada anggota keluarga baru lagi, mereka tidak sanggup membayangkan jika kasih sayang ayah dan ibunya sepenuhnya malah menjadi milik adik baru mereka.
"Tidak." jawab Gea dan Gio kompak.
Seketika Hanna merasa heran, "kenapa tidak? Kalian kan sudah besar, Nenek gak bisa nimang-nimang kalian lagi, Nenek juga mau cucu yang lucu, dan menggemaskan." Hanna
"Apa aku sudah tidak menggemaskan lagi?" tanya Gea yang berada ditubuh Gio itu.
Seketika Reza, Gita dan Hanna tertawa terbahak-bahak, hanya Gio yang berusaha menahan tawanya, dia sadar kalau jika Gea berada ditubuhnya dan mengatakan hal itu dengan manja, maka akan membuat semua keluarga bersikap manis padanya, lain halnya sekarang, itu seakan menjadi lelucon yang amat lucu.
"ffttt.... sadar, lo itu lagi ditubuh gue, jangan sok manja begitu..! gak cocok," bisik Gio.
Seketika wajah Gea memerah karena malu.
Hanna akan membujuk Gea dan Gio agar setuju, mengingat Gita sudah mau program hamil, dia tidak perlu membujuk anak perempuannya itu.
Hanna akan memberi pengertian kepada mereka agar mau menerima Anggota keluarga baru. Memang kini Hanna sering kali merasa kesepian, Baskoro yang masih aktif bekerja membuat suasana rumah sepi, Angga? Dia sibuk dengan keluarganya, meski beberapa kali dia menyempatkan datang ke kediaman Baskoro.
Dia ingin cucu yang lucu, yang bisa dia rawat, yang membuat waktunya dihabiskan dengan lebih bermanfaat dan berkualitas.
***
Saat malam tiba dan Nenek mereka sudah pulang, Gea dan Gio membuat kesepakatan jika malam ini mereka ingin tidur dikamar semula.
"Gio, aku ingin tidur di kamarku, kamarmu gak nyaman." Gea
"Kamar lo juga bikin mata gue sakit, semua serba pink, lo pikir gue betah apa?" Gio
"Deal ya, kita tukeran?" Gea
"Iya.." Gio
Saat tengah malam, Gea merasa jika ada yang memeluk tubuhnya. Gadis itu tak bergeming, dia merasa lebih nyaman saat ada yang menemaninya tidur dan akan membuatnya tidur nyenyak sampai pagi.
Sesekali Gea menggeliat, dia merasa orang tadi sudah tidak memeluknya, namun dia mencoba meraba ke samping dan ternyata orang itu masih ada, lalu gadis itu melanjutkan tidurnya.
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments