Saat alarm ponsel Gea berbunyi, Gita yang ikut tidur dikamar anak gadisnya itu bangkit dan mematikan alarm ponsel Gea, sementara Gea masih tertidur pulas.
"Gea, bangun sayang…!" Gita mencoba membangunkan anaknya yang masih berselimut bahkan sampai ke atas kepala, sepertinya Gea kedinginan dan membuatnya semakin nyenyak.
Saat selimut itu ditarik oleh ibunya,
"Akhhh… , " teriak Gita saat menyadari yang tidur dikamarnya adalah Gio, iya Gita dapat melihat jika itu anak lelakinya, bukan anak gadisnya.
"Mamah kenapa berteriak?" Gea
"Kenapa kamu tidur disini?" Gita
"Ini kan memang kamar aku Mah, upss… ," Gea masih belum sadar karena baru bangu tidur, dia baru menyadari kalau ibunya sedang bertanya pada tubuh Gio, dia menutup mulut dengan kedua tangannya saat sadar dia salah berucap.
"Kamar kamu? Apa kamu mengigau sampai tidur dikamar Gea? Terus Gea mana?" Gita
"Dia, dia lagi ingin tidur dikamar aku Mah, cek aja..! Semalam kita tukeran kamar." Gea
"Kenapa kalian gak bilang? Kalian aneh, Mamah mau mandi dulu deh." Gita
"Iya Mah." Gea
Pasti mamah lagi berantem lagi sama papah sampe tidur disini. Pikir Gea
Ya, Gea sudah terbiasa jika ibunya itu datang menginap di kamarnya, ini bukan kejadian yang pertama kalinya.
Gea bangkit dan pergi menuju kamar Gio, dia harus berangkat sekolah dan memakai baju Gio. Saat dia melewati cermin meja rias dan melihat berbagai alat make up, dia menatap benda-benda itu dengan rasa rindu.
Dia merindukan kegiatan mempercantik wajahnya.
"Apa aku coba untuk merias Gio ya? hehe.." Gea
Kini dia harus terbiasa dengan tubuh barunya karena dia tidak tahu kapan dia bisa kembali. Gio yang masih sering kesulitan menyisir rambut panjang Gea dan berdandan, membuat Gea ikut membantu disetiap pagi hari.
"Gio bangun!" Gea
"Ini masih gelap Gea, gue masih ngantuk." Gio
"Astaga, udah subuh Gio, cepetan bangun! Tadi Mamah mergokin aku dikamar, jadi sebaiknya kita tukeran kamar lagi." Gea
"Apa? Hmm oke," Gio bangun dengan sempoyongan, dia bangkit dengan membawa selimutnya karena masih dingin dan itu adalah selimut kesayangannya.
"Gio selimutnya jangan dibawa dong!" Gea
"Ah, ini selimut kesayangan gue," ucap Gio berlalu pergi tanpa mendengar keluhan Gea.
Gea segera mandi dan bersiap-siap, lalu dia membereskan tempat tidur yang amat berantakan itu.
Heran deh, si Gio tidurnya gimana sih sampe bantal aja pada jatuh ke bawah? Pikir Gea
***
Sesampainya disekolah, Gea memperhatikan Arif, dia mencoba mendekati lelaki itu.
Deg
Gea mencoba mmebuat dirinya tidak gugup saat mendekati lelaki yang dia suka, dia tidak boleh salting di depan Arif.
"Kamu lagi ngapain?" Gea
"Lagi nunggu temen, kamu… bukannya saudara Gea ya?" Arif
"Iya, kenalin aku Gio saudara kembarnya Gea," Gea mengulurkan tangannya sambil tersenyum, dia tidak bisa menahan senyumannya saat bertemu lelaki yang dia suka.
"Iya salam kenal juga, aku Arif anak kelas 9B," Arif menyambut tangan Gea sebagai tanda pertemanan.
kenapa aku merasa dia aneh ya? pikir Arif yang melihat tingkah Gio
"Itu temen aku, aku kesana dulu ya." ucap Arif kemudian dia berlari, dia merasa canggung saja, kalau Gea menerima cintanya pasti dia akan mencari muka pada Gio, namun karena dia ditolak, dia merasa tidak perlu membuang waktunya bersama Gio.
"Oke," Gea menatap kepergian Arif dengan senyum mirisnya, andai kemarin dia berada di tubuhnya sendiri, pasti dia akan menerima Arif menjadi pacarnya.
Setiap kali Gea melihat Arif, ada rasa gembira yang memuncak, ada debaran jantung yang selalu membuatnya menginginkan lagi dan lagi pertemuannya dengan lelaki itu. Bahkan hanya dengan melihat lelaki itu dari jauh saja sudah membuatnya gembira dan ceria sepanjang hari.
***
Sementara di kelas 9A, Gio sudah duduk di kursinya. Hari ini dia merasa tegang karena takut jika hasil ulangan kemarin membuat Gea mendapatkan nilai jelek.
"Kamu kenapa Ge?" Lili
"Gapapa." Gio
Hari ini sikap Gea tambah aneh aja deh, sebenarnya dia kenapa sih? Seolah-olah dia itu orang lain. Pikir Lili
Dan benar saja, Gio mendapatkan nilai paling rendah, dia mendapatkan nilai 60 sementara yang lain 80, 95.
Deg
Ini nilai paling besar yang pernah gue dapet setelah sekian lama, tapi ternyata nilai gue ini gak ada apa-apanya, pasti Gea sedih gara-gara nilai 60 ini. Pikir Gio
"Ge kenapa nilaimu bisa 60?" Lili
"Hmm, aku masih sakit waktu itu, aku gak bisa fokus," Gio beralasan, karena jika Gea yang mengerjakan soal itu, pasti nilainya yang terbaik.
***
Selepas pulang sekolah, Gea mengajak Gio untuk mencoba belajar naik motor. Gea pergi menuju kamar Gio yang sebenarnya kamarnya juga.
Tok
Tok
Tok
"Kemana dia? Apa dia sedang tidur siang?" Gea
Ceklek
Benar saja Gio sedang tidur dengan posisi terlentang, sepertinya dia memang kelelahan bahkan dia mendengkur.
"Astaga, tidak ada cantik-cantiknya sama sekali, rambutnya acak-acakan lagi." Gea
Gea menelusuri kamarnya, hingga dia melihat kertas ulangan di atas meja belajar pink nya.
Gadis itu duduk di kursi belajar itu lalu melihat hasil ulangannya yang dikerjakan oleh Gio.
"Astaga, Gio… " teriak Gita.
Teriakan itu mampu membuat seseorang yang tidur pun terjatuh dari ranjangnya.
"Aduh… ," keluh Gio sambil memegang kepalanya, dia benar-benar dibuat kaget sekaligus sakit, dia merasa terganggu dengan kehadiran Gea yang mengganggu tidur siangnya disaat dia kelelahan.
"Gea, lo ngapain teriak-teriak ? Lo gak lihat kalau gue lagi tidur siang?" Tanya Gio lalu bangkit dari lantai dengan masih memegang kepalanya.
"Ini apa-apaan? Kamu membuatku mendapatkan nilai 60? Kamu keterlaluan Gio," Gea yang marah sambil memperlihatkan kertas itu di depan mata saudara lelakinya.
Membuat Gio kini merasa bersalah, dia ingin memarahi adiknya namun kini malah dia yang dimarahi, Gio tak berkutik sama sekali dia memang bersalah.
"Maaf Ge, sebenarnya pelajaran di kelas lo terlampau jauh dari materi di kelas gue, gue mana paham kalau gak dipelajari dulu." Gio
"Kamu kan bisa baca buku-buku disini, bisa baca buku catatan aku juga, kamu nya aja yang malas," Gea tak mau kalah, dia tidak mau menerima alasan apapun, karena dia sangat kesal dengan nilai 60 nya.
"Iya, iya, Gue bakal belajar biar gak malu-maluin lo lagi, lagian ulangan itu dadakan juga mana sempet aku belajar." Gio
Gea bersedia memaafkan Gio jika dia mau mengajarinya naik motor sampai mahir, membuat Gio terpaksa menerima tawaran itu. Dia tidak punya pilihan selain menerimanya.
Tiba-tiba terdengar suara pintu yang terbuka.
Ceklek
"Mamah... ," Gea menatap Gio.
"Cepet sembunyikan kertas ulangannya!" Gio
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments