Saat pagi datang, alarm berbunyi sangat nyaring, Gio menggeliatkan tubuhnya.
Dia beranjak dari tempat tidur dan mulai mematikan jam weker nya. Dia mengucek matanya lalu pergi ke kamar mandi dengan mata yang masih merem melek.
"Sebentar, ini kan bukan kamar mandi gue, ini sikat gigi pink, pasti punya si Gea, ah kenapa gue bisa nyasar sampai kesini? Apa gue tadi berjalan sambil menutup mata dan tak terasa sampai disini?" Gio
Dia berjalan kembali menuju tempat tidur.
Ah ini benar kamar Gea, gue harus cepetan keluar sebelum Gea dateng, bisa kena omel gue. Pikir Gio
Gio menuju kamarnya, namun dia terkejut saat melihat tubuh lelaki yang mirip dengannya.
"Astaga, siapa lo? Lo kembaran gue? Gue cuma punya adik kembar si Gea aja, apa lo anak kembar yang terbuang dan baru ditemukan? ah ini paling imajinasi gue aja yang baru bangun tidur" Gio
Gio melewati tubuh lelaki itu dengan santai, menganggapnya hanya bayangannya saja.
"Aahh…." Teriak lelaki yang mirip Gio itu.
"Kenapa imajinasi gue semakin parah?" ucap Gio yang mendengar teriakan lelaki itu, tanpa menoleh ke arahnya.
Lelaki itu menarik tangan Gio dan mulai membawanya menatap cermin besar di hadapannya.
Gio yang ditarik, kini sadar jika ini nyata dan bukan imajinasinya, dia bisa melihat jika didepan cermin yang terlihat adalah tubuh Gio dan Gea, namun kenapa dia tadi melihat tubuh Gio ada dihadapannya?
Gio lalu meraba tubuhnya, saat tangannya tepat di dadanya. Kenapa kenyal-kenyal begini? pikirnya
"Jangan sentuh tubuhku Gio!" Teriak lelaki dihadapannya
"Apa? Tubuh lo?" Gio
Gio menyadari sesuatu, dia terkejut sampai terjungkal ke belakang.
Ini pasti mimpi. Pikir Gio
Gio (di tubuh Gea) itu mencubit pipi lelaki yang mirip dengannya.
"Aww, sakit Gio, ini nyata dan bukan mimpi, kita benar-benar bertukar tubuh." Teriak Gea.
"Ini pasti mimpi, pasti mimpi, gue emang pengen jadi kaya lo Gea tapi bukan berarti jadi cewek kaya lo." Gio
"Aku juga sama kali, mana mau aku jadi cowok." Gea
Mereka yang masih syok itu, dikagetkan oleh suara ibu mereka yang memasuki kamar.
"Astaga kalian masih begitu? Cepet Mandi dan sarapan, nanti terlambat ke sekolah!" Gita
"I-iya Mah." Gea (di tubuh Gio)
Mereka masih bingung, bagaimana caranya mereka mandi, mereka seolah akan memandikan saudara mereka sendiri, memikirkannya saja sudah membuat mereka bergidik ngeri dan geli.
Namun jika tidak mandi pasti badan mereka bau.
"Awas kamu ya Gio, jangan apa-apain tubuh aku!" Ancam Gea yang ada di tubuh Gio.
"Lo juga ya? Jangan sampe apa-apain burung gue!" Gio
"Mana ada, geli kali, aku bakalan tutup mata sambil mandi, kamu juga ya..!" Gea
"Mana bisa? Kalau gue kepleset gimana? Udahlah kita kan saudara kandung jadi mahram, jadi gak papa, lo mandiin tubuh gue, dan gue mandiin tubuh lo." Gio
Tetep aja aku gak sanggup bahkan hanya sekedar membayangkannya. Pikir Gea
Gio berlalu pergi menuju kamar milik Gea, karena sekarang itu adalah kamarnya.
Saat ingin membuka bajunya, Gio kebingungan.
Bagaimana cara membuka dalaman atas ini? Wanita memang ribet sekali, gue harap gue bisa balik lagi ke tubuh gue. Pikir Gio
Setelah selesai mandi dengan susah payah dan banyak drama, akhirnya mereka sarapan.
"Gea, kok rambut kamu belum disisir sih? Masih berantakan gitu?" Gita
Namun Gio yang berada di tubuh Gea cuek, dia tidak merasa jika ibunya mengajaknya bicara. Sampai Gea yang berada di tubuh Gio menyenggol tangannya.
"Kamu ditanyain tuh sama Mamah." Bisik Gea
"Iya Mah ada apa?" Tanya Gio yang berada di tubuh Gea
"Hmm, rambut kamu masih berantakan." Gita
"Oh ini, susah Mah, lagian rambut kok panjang amat." Gio
"Upss, " Gio menutup mulutnya.
Astaga gue lupa kalo ortu gak boleh tahu tentang masalah yang diluar nalar ini, lagian mereka mana percaya. Pikit Gio
Gita dan Reza menatap tubuh Gea dengan bingung, seperti ada yang aneh dengan putrinya itu.
"Hehehe… Gea bercanda kali Mah, atau mungkin Gea mau potong rambut." Ucap Gea yang berada di tubuh Gio.
"Ohh…" Gita
Gea mengantar Gio ke dalam kamarnya, menyisir rambut panjang itu, bahkan memakaikan bedak di wajah cantik itu.
"Gio, gini cara pakenya, setidaknya pake bedak dan lipstik biar kelihatan fresh..! Aku gak mau ya kalau kamu ngelakuin hal aneh-aneh di sekolah nanti!" Gea
"Hmm, iya bawel, gue gak nyaman sumpah, badan lo itu kecil tapi berat kedepan." Gio
"Maksud kamu?" Gea
Namun mereka mendengar teriakan ibunya, ternyata mereka terlalu lama didalam kamar dan hampir terlambat ke sekolah.
Gio yang biasa naik motor, kini dia tidak bisa memakai motor itu jika dia masih terjebak di tubuh Gea.
Gea sebenarnya ingin sekali naik motor Gio, namun dia tidak bisa mengendarainya, hingga mereka akhirnya berangkat sekolah bersama dengan satu mobil diantar oleh ibunya, Gita akan pergi ke kantor setelah mengantar anak-anaknya itu.
Gio berusaha berjalan dengan baik, dia harus bisa berakting menjadi Gea.
Tiba-tiba ada yang menggandeng tangan Gio, itu adalah Lili teman dekat Gea, Lili langsung memeluk tubuh Gea dengan manja, memegang lengan atas lalu mengajaknya masuk ke kelas bersama.
Gio yang tak terbiasa, tentu saja dia merasa risih, namun dia harus berpura-pura dekat dengan Lili.
"Ge, kemarin kenapa sih kamu gak ikut main, padahal seru loh, ada si Rian juga, dia kan gebetan kamu." Lili
"Gue, eh aku gak diizinin sama ibuku." Gio
"Hmm, tapi lain kali kamu harus ikut. Oke?" Lili
"Oke." Gio
Gio berjalan bergandengan dengan Lili, untung saja Lili membawa dia ke tempat duduk yang biasa Gea duduki, jadi dia tidak kebingungan lagi.
Namun entah mengapa perut Gio terasa sakit, terasa melilit. "Gue makan apa sih tadi pagi? Perut gue sakit banget," ucap Gio pelan.
Gio menahannya selama pelajaran, padahal dia sudah berkeringat dingin, sampai Lili menyadari ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu.
"Ge , kamu kenapa, sakit? Kita ke UKS aja yuk..!" Lili
"Perut gue, eh perut aku sakit banget." Gio
Lili memberitahu Bu Guru dan memperbolehkan mereka ke UKS, Lili membantu Gio berjalan sampai ke UKS, membantu sahabatnya itu berbaring sambil menunggu dokter datang.
Disekolah itu memang tersedia dokter umum yang selalu siap sedia jika ada pasien yang datang ke UKS.
Setelah diperiksa, dokter hanya tersenyum, "sepertinya tamu bulanan kamu akan datang, kamu selalu sakit perut dan ke UKS setiap bulan, kamu istirahat aja disini, kamu sudah tahu kan dimana tempat menyimpan roti bulanan nya, hehe." Dokter Nirma
Di UKS tersedia pembalut untuk siswi yang lupa membawanya atau tiba-tiba menstruasi di sekolah.
Dokter Nirma beranjak pergi, dia sepertinya ingin mengambilkan minuman hangat untuk pasiennya.
Gio hanya mendengarkan dokter itu tanpa mengerti apa maksudnya, "datang bulan, siapa si bulan? Sebenernya si Gea sakit apa sih, ko tiap bulan," Ucap Gio.
Hingga sesuatu terasa keluar dari salah satu bagian tubuhnya.
"Kenapa bisa-bisanya gue pipis gak bisa ditahan gini?" Ucap Gio lalu beranjak dari tempat tidur, namun dia melihat darah di sprei yang telah dia duduki tadi.
"Darah? Apa jangan-jangan gue… , ahhh kenapa hidup gue seribet ini sih," Gio mengacak-ngacak rambutnya karena frustasi.
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments