Gio melajukan motornya ke arah rumah temannya Haikal, dia biasanya main di sana, bermain game sampai puas karena Haikal sering ditinggal sendirian oleh orang tuanya ke luar kota, disana hanya ada dia dan beberapa pembantu saja.
"Kita mau kemana? Katanya mau latihan?" Tanya Gea, saat motor itu berhenti di depan sebuah rumah bercat putih.
"Ini rumah Haikal, gue cuma kangen aja sama dia, kita belajar motor setelah gue bermain game sejam aja sama dia, oke?" Gio
"Hmm, janji ya cuma sejam?" Gea menatap Gio dengan sinis.
"Iya, cepetan lo masuk duluan, kan lo yang jadi Gio sekarang." Gio
"Hmm oke." Gea
Dia mengetuk pintu itu beberapa kali hingga ada perempuan yang membukakan pintu.
"Eh Den Gio, masuk Den, kalau Den Haikal sih masih tidur." Bi Nina
"Eh iya Bi makasih." Gea
Merekapun masuk ke dalam rumah, Bi Nina menyiapkan minuman untuk mereka, setelah itu meninggalkan mereka dengan leluasa, karena Gio sudah terbiasa main kesana, membuat Bi Nina tidak khawatir, malah dia senang karena ada yang membantunya membangunkan Haikal anak majikannya itu.
Benar saja Gio menyuruh Gea masuk dan membangunkan Haikal.
"Gak mau ah, itu kan kamar cowok," keluh Gea
"Hmm, lo kan sekarang cowok, apa lo lupa?" ucap Gio lalu mendorong adiknya masuk ke kamar Haikal yang bahkan sudah dibuka oleh Gio.
"Gimana banguninnya?" Gea
"Lo tarik selimut itu sampe si Haikal jatuh dari ranjang!" Gio
"Kejam." Gea
"Gapapa, dia udah biasa gue gituin, cepetan!" Gio
Gea berdiri disamping ranjang itu, dia menatap Haikal yang tertidur pulas dibalik selimut, dia tidak tega.
Tapi ini kan udah siang, emang waktunya bangun kan? Aku gak salah kan? Pikir Gea
Gea menarik selimutnya dengan sekuat tenaga, namun dia malah ikut terjatuh membuat posisinya jatuh berdampingan dengan Haikal.
"Aw, kepala gue sakit," keluh Haikal, saat dia menatap kearah samping, lelaki itu mulai murka "Gio…… lo rese banget," teriak Haikal yang membuat tubuh lelaki yang terjatuh di lantai itu berdiri seketika dan berlari bersembunyi dibalik tubuh wanita yang ada di dekat pintu.
"Aku takut, kan udah aku bilang aku gak mau, kamu sekarang tanggung jawab dong!" Bisik Gea ditelinga Gio.
"Lo harus berani, Haikal selalu kalah sama yang namanya Gio, cepet sana!, suruh dia bangun, cuci muka terus ajak dia main game!, katanya mau belajar naik motor, udah cepet sana!" Gio
"Iya." Gea
Gea menghampiri Haikal, mengulurkan tangannya untuk membantu Haikal bangun, namun karena tubuh lelaki itu berat bagi Gea, membuatnya jatuh menimpa Haikal.
"Aduh, lo malah nindih gue lagi, berat Gio, awas gue bisa bangun sendiri!" ucap Haikal yang bahkan mendorong tubuh sahabatnya itu.
Gea mematung seketika, entah mengapa jika dilihat dari dekat Haikal cukup menarik untuknya.
Dia manis, bulu matanya lentik, lucu banget. Batin Gea
"Hmm, makanya udah siang ya bangun jangan tidur terus! Cepet cuci muka, temenin gue main game!" ucap Gea tegas, dia berakting sebagai Gio.
Haikal dengan terpaksa mencuci muka, menggosok giginya, namun perutnya terasa lapar, dia sarapan sandwich dan susu hangat lalu bermain bersama dua tamu yang tak diundang itu.
"Tumben adik lo diajak? Biasanya kan gak akur, hmmm…" Haikal
"Hahaha, kan adik kakak memang gitu, kadang akur kadang gak akur, itu sudah biasa. Kita main bertiga ya?" Gea
"Hmm, boleh kalau adik lo bisa main." Haikal
Merekapun main bertiga, namun Gea yang tidak bisa dia selalu kalah, Haikal menatap pada sahabatnya itu.
"Lo kenapa? Lo lupa cara main game?" Haikal
"Hahaha, gue tiba-tiba gak mood aja, kalian main aja berdua!" Ucap Gea yang membiarkan Gio bermain dengan sahabatnya itu.
Setelah satu jam, Gea menarik lengan kakaknya yang masih asyik bermain game."Ayo kita latihan naik motor!"
"Bentar lagi, nanggung nih lagi asyik, iya kan Kal?" Gio
Haikal melirik gadis disampingnya itu, sejak kapan dia bersikap akrab sama gue? Kenapa gue ngerasa dia itu mirip sekali dengan Gio, tingkah lakunya sama, apa kalau kembar semuanya sama? Pikir Haikal
"Hmm, lo pulang aja, anak gadis gak baik main ke rumah cowok, apa lagi main dikamar, lama lagi, sana pulang sama kakak lo! Besok kita main lagi, lo jago mainnya , gue suka." Haikal
Gio mendengus kesal pada Gea, dia kemudian pamit pulang meski dia masih merindukan masa-masa dia bersama Haikal.
"Naik!" Gio
Mereka pergi dengan mengendarai si hitam lagi, Gea yang mulai terbiasa dengan cara berkendara Gio yang cukup kencang, sekarang dia hanya memegang pundak Gio.
Mereka menyusuri jalan hingga sampailah di lapangan yang cukup luas.
"Ayo kita latihan..!" Gio
"Tapi.. apa gak sebaiknya lo belajar motor yang gampang dulu, yang matic?" Gio mulai ragu, dia takut si Hitam akan hancur ditangan Gea.
Tapi karena gak ada motor yang lain, Gio memulai latihan dengan si Hitam, Gio naik dan duduk dibelakang, sementara Gea sekarang di depan dengan tangan yang memegang stang motor.
"Giginya masukin Gea, gigi dua aja deh..!" Gio
"Gigi? Motor kok ada giginya? Dua pula, kok kayak nenek-nenek giginya tinggal dua?" Tanya Gea yang benar-benar tidak tahu.
"Hahahaha... astaga… , " ucap Gio dengan menepuk jidatnya sendiri, ternyata Gea benar-benar harus diajari dari dasar, dia tidak mengerti motor sama sekali.
Sementara tak jauh dari sana masih ada yang memperhatikan mereka dengan rasa penasaran.
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments