Terancam Diskors

Gio melepaskan tangannya dengan perlahan, dia benar-benar mendapatkan masalah kali ini. Hanya Lili yang membela dan berani mengatakan hal yang sebenarnya, sementara sahabat Bianka semakin gencar memfitnah Gio, sementara siswa lain hanya diam, mereka tidak mau bermasalah dengan Bianka.

Gio kini pasrah saat bu Murni membawanya ke ruangan kepala sekolah bersama Bianka, namun gadis jahat itu berjalan sambil tersenyum ke arah Gio yang dianggapnya Gea itu.

Wanita ini memang beracun. Pikir Gio

Mereka duduk di sofa yang ada berada dirunagan kepala sekolah, meski sofa itu empuk sofa itu rasanya panas sekali menurut Gio, dia tidak betah dan ingin masalah ini cepat selesai.

"Apa benar kamu menjambak Bianka?" Tanya Pak Kepsek

"Tidak Pak." Gio

"Iya Pak." Bianka

"Eh, iya Pak, tapi dia yang mulai duluan Pak." Gio

Sayang sekali CCTV dikelas 9A rusak, dan sedang dalam masa perbaikan membuat masalah ini semakin sulit untuk diselesaikan.

"Menurut anak-anak, Gea yang memulai dan saya melihat sendiri saat dia menjambak rambut Bianka." Bu Murni

"Tapi Bu…" Gio

"Besok, beritahu ayah dan ibumu, suruh mereka datang menghadap Bapak ya..! Kalau kejadian ini sampai terulang lagi, kamu akan diskors selama seminggu," ucap Pak Kepsek memandang ke arah Gio yang ada didalam tubuh Gea.

"Tapi, Pak…" Gio

Aku harus bagaimana menghadapi mereka semua, mamah, papah dna juga Gea. Pikir Gio

"Gak usah tapi-tapian karena ada saksi yang melihat kamu menjambak, saksinya juga Bu Murni mana mungkin beliau berbohong." Pak kepsek

Bianka tersenyum puas, sementara Gio menatapnya dengan tatapan tajam penuh amarah.

Gio kembali ke kelas, namun karena kejadian itu, Gio sama sekali tidak bisa fokus belajar, membuat Lili berusaha menyemangati dan menenangkannya.

"Sabar ya Ge, suatu saat dia bakal kena karmanya kok, aku yakin kalau kamu pasti bisa melewati masalah ini dan aku pun akan membantu mencari bukti kalau kamu itu gak bersalah," ucap Lili sambil menggenggam tangan sahabatnya itu.

"I-iya, ma-makasih ya Li," jawab Gio yang sedikit grogi.

***

Saat pulang sekolah, Gea menunggu Gio di parkiran.

Gio nampak berjalan dengan lesu, "ayo naik..!"

"Gapapa aku naik motor kamu lagi?, dibonceng lagi? Dari sini, dari parkiran, kamu yakin?" Tanya Gea yang tak ada habisnya.

"Iya, cepet naik!" Gio menjadi sedikit emosi dan meninggikan suaranya, karena sekarang dia lagi pusing memikirkan cara memberitahu perihal pemanggilan orang tua tadi, eh Gea malah membuat dia semakin pusing dengan kecerewetannya, dengan sederet pertanyaannya yang tak perlu dijawab itu.

"Biasa aja dong Gio, kalau kamu keberatan, aku bisa kok jalan kaki sampai persimpangan sana," ucap Gea yang merasa jika Gio sedang marah padanya dan tak mau membawanya berboncengan satu motor.

Gea berjalan keluar gerbang dengan wajah kesal dan berjalan dengan terburu-buru.

Astaga, kenapa hari ini penuh dengan kesalahpahaman sih? Pikir Gio

Gio dengan cepat mengendarai motornya, dia sampai lebih dulu di persimpangan jalan, namun Gea belum muncul juga.

Gio melihat Gea dibonceng Haikal, Gea bahkan tidak menoleh padanya saat dipanggil.

"Astaga, dia benar-benar marah karena dibentak tadi."

Namun setidaknya Gea aman jika diantar pulang oleh sahabatnya Haikal, meski dia orangnya tidak serius lebih suka bercanda dan hidupnya seakan berantakan tanpa pengawasan orang tua, namun hatinya baik.

Gio pulang sendiri dengan motornya itu.

***

Sesampainya di rumah, Gio mencari keberadaan Gea, dia pergi ke kamar miliknya yang bernuansa biru putih itu namun tidak menemukan keberadaan gadis manja itu, padahal jelas dia melihat jika Gea pulang lebih dulu bersama Haikal. Dia beralih ke kamar yang bernuansa pink disana juga gak ada Gea, sementara orang tuanya pulang saat sore hari nanti.

"Dia kemana ya? Apa aku telpon aja ya?" Gio

Dia mengambil ponsel di dalam tasnya dan mencoba menelpon nomor adiknya.

"Ge, kamu dimana?" Gio

"Dirumah Haikal, aku mau main game sebentar, jangan ganggu deh!" Gea

"Jangan lama-lama nanti Mamah marah lagi, hati-hati gitu gitu juga c Haikal kan cowok!" Gio

"Hmm, gak usah khawatir deh, aku sekarang kan cowok, dan jangan sok peduli!" Gea

"Jangan ngambek dong, maaf tadi gue gak sengaja bentak lo." Gio

"hmm, udah ah itu Haikalnya udah dateng, nanti dia curiga lagi." Gea

Tut…

Panggilan terputus, kini Gio kebingungan menghadapi Ibu dan ayahnya saat pulang nanti.

Gio yang pusing itu memilih mengganti pakaiannya, dia makan sebanyak-banyaknya lalu berniat tidur siang.

Setidaknya gue ngerasa tenang saat gue tidur. Pikir Gio

Dia merebahkan tubuhnya yang lelah dan mengantuk karena kekenyangan.

***

Sore pun tiba, Gita dan Reza yang baru pulang dari kantor itu merasakan ada hal yang berbeda dengan rumahnya.

"Kok sepi ya?" Gita

"Anak-anak pada kemana?" Reza

"Aku cek dulu deh." Gita

"Iya, hati-hati sayang jalannya pelan-pelan saja..!" Reza

"Iya, aku tau kok ada bayi didalam sini.hehe.." Gita

Dia tidak menemukan Gio dikamar itu, Gita mengira jika Gio pasti ada dikamar Gea, namun saat dibuka dia hanya melihat anak gadisnya tertidur dengan kekacauan.

"Ya ampun anak gadis ko gini sih? Udah ngorok, tidur terlentang, baju atasannya juga tersingkap pula, kayak cowok aja deh. Biasanya Gio yang begini, apa menular ya ke Gea?" Gita

"Ge, Gea… bangun sayang..!" Gita

Gio mengucek kedua matanya, dia melihat bayangan ibunya, lalu dia mengucek lagi matanya, dia masih melihat ibunya disana, dia mengulangi lagi apa yang dia lakukan hingga dia sadar kalau itu benar-benar ibunya yang sudah pulang.

"Astaga, Mamah udah pulang?" Gio

"Iyalah ini kan udah sore, oh iya Gio kemana?" Gita

"Gio belum pulang Mah?" Gio

"Hmm, ditanya malah balik nanya, kamu cuci muka sana..! Kita makan sama-sama." Gita

"Iya Mah, aku juga ada hal penting yang harus aku sampaikan," ucap Gio pelan.

"Oke, Mamah tunggu di ruang makan." Gita

***

Saat makan sore itu berlangsung hanya ada suara beradu dari sendok mereka, mereka makan tanpa suara.

Bagaimana caranya gue ngomongin masalah di sekolah tadi ya? Pikir Gio

"Hmm…" Gio

"Mah, Pah, kata kepala sekolah, Papah sama Mamah harus ke sekolah besok..!" Gio

"Ada acara apa?" Gita

"Emm, sebenernya, aku… aku berkelahi dengan Bianka." Gio

"Apa?" Teriak Gita dan Reza.

Bahkan Gea yang baru pulang dari rumah Haikal pun sempat mendengarkan apa yang dikatakan Kakak nya itu, dia benar-benar kecewa pada Gio yang terus saja membuat masalah atas nama dia, namanya seakan rusak ditangan Gio.

"Gio, kamu apa-apaan sih kenapa malah bertengkar dengan Bianka, kalau aku diskors dari sekolah gimana?" Tanya Gea dengan emosi tanpa sadar dia melupakan keberadaan orang tuanya disana.

Bersambung...

Episodes
1 Keluhan Si Kembar
2 Berubah Menjadi Wanita (doa yang terkabul)
3 Menstruasi
4 Baru Menyadarinya
5 Suasana Baru
6 Rahasia Gea?
7 Banyak Musuh
8 Diragukan
9 Ditembak
10 Menolak
11 Nilai Terbaik Tapi Terburuk
12 Jalan-Jalan Bersama Si Hitam
13 Tamu Tak Diundang
14 Perkelahian
15 Masalah lagi
16 Terancam Diskors
17 Membuat Masalah
18 Mengerjai Bianka
19 Kelelahan
20 Berkumpul
21 Dinasehati
22 Kedatangan Sang Pujaan Hati
23 Gea Merasa Senang
24 Nonton
25 Latihan
26 Drama
27 Berulah Lagi
28 Memohon
29 Ketakutan Lili
30 Menjenguk
31 Lili Kenapa?
32 Pusat Perhatian
33 Pertandingan
34 Gio Marah
35 Dihukum
36 Salah Paham Yang Berlanjut
37 Rencana
38 Informasi Baru
39 Penyelesaian
40 Undangan
41 Pesta
42 Kado Spesial
43 Nilai Yang Ikut Tertukar
44 Liburan
45 Liburan 2
46 Kepergok
47 Pulang
48 Hari Pertama
49 Pingsan
50 Percaya Atau Tidak?
51 MOPD
52 Tersesat
53 Aneh
54 Status Pacar
55 Tidak Masuk Sekolah
56 Lili Tahu
57 Jujur
58 Pembicaraan Ibu dan Anak
59 Cincin
60 Balas Dendam
61 Situasi Rumit
62 Reaksi Kepala Sekolah
63 Piknik
64 Wajah Tanpa Dosa
65 Perjuangan
66 Video Apa?
67 Diculik
68 Syarat
69 So Tahu
70 Akhirnya
71 Ada Jerawat
72 Salah Paham
73 Ditinggalkan
74 Akting
75 Denada
76 Selingkuh?
77 Mengeluh
78 Oh... Reno
79 Dimana Ini?
80 Bayangan Hitam
81 Putih Bedak
82 Video
83 Adik Kakak
84 Promosi Novel Baru
85 Villa
86 Mereka Kemana?
87 Terkilir
88 Panik
89 Hari Pertama
90 Menghindari Cantika
91 Dijebak
92 Diculik
93 Akhirnya
94 Tamat
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Keluhan Si Kembar
2
Berubah Menjadi Wanita (doa yang terkabul)
3
Menstruasi
4
Baru Menyadarinya
5
Suasana Baru
6
Rahasia Gea?
7
Banyak Musuh
8
Diragukan
9
Ditembak
10
Menolak
11
Nilai Terbaik Tapi Terburuk
12
Jalan-Jalan Bersama Si Hitam
13
Tamu Tak Diundang
14
Perkelahian
15
Masalah lagi
16
Terancam Diskors
17
Membuat Masalah
18
Mengerjai Bianka
19
Kelelahan
20
Berkumpul
21
Dinasehati
22
Kedatangan Sang Pujaan Hati
23
Gea Merasa Senang
24
Nonton
25
Latihan
26
Drama
27
Berulah Lagi
28
Memohon
29
Ketakutan Lili
30
Menjenguk
31
Lili Kenapa?
32
Pusat Perhatian
33
Pertandingan
34
Gio Marah
35
Dihukum
36
Salah Paham Yang Berlanjut
37
Rencana
38
Informasi Baru
39
Penyelesaian
40
Undangan
41
Pesta
42
Kado Spesial
43
Nilai Yang Ikut Tertukar
44
Liburan
45
Liburan 2
46
Kepergok
47
Pulang
48
Hari Pertama
49
Pingsan
50
Percaya Atau Tidak?
51
MOPD
52
Tersesat
53
Aneh
54
Status Pacar
55
Tidak Masuk Sekolah
56
Lili Tahu
57
Jujur
58
Pembicaraan Ibu dan Anak
59
Cincin
60
Balas Dendam
61
Situasi Rumit
62
Reaksi Kepala Sekolah
63
Piknik
64
Wajah Tanpa Dosa
65
Perjuangan
66
Video Apa?
67
Diculik
68
Syarat
69
So Tahu
70
Akhirnya
71
Ada Jerawat
72
Salah Paham
73
Ditinggalkan
74
Akting
75
Denada
76
Selingkuh?
77
Mengeluh
78
Oh... Reno
79
Dimana Ini?
80
Bayangan Hitam
81
Putih Bedak
82
Video
83
Adik Kakak
84
Promosi Novel Baru
85
Villa
86
Mereka Kemana?
87
Terkilir
88
Panik
89
Hari Pertama
90
Menghindari Cantika
91
Dijebak
92
Diculik
93
Akhirnya
94
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!