SANG DEWI PENAKLUK
Brukkk
uhh
"sialan! sakit sekali"
umpat seorang gadis yang terjatuh dari tempat tidurnya dia menoleh ke sekeliling merasa bingung dengan apa yang ia lihat saat itu.
"tempat apa ini?"
dia menggosok matanya berulang kali untuk memastikan pemandangan yang ada, nampak sebuah ruangan yang cukup luas dengan pilar pilar tinggi sebagai penyangga, kasur berukuran besar dengan nuansa kuno sebagai hiasan, tidak terlalu banyak barang namun terlihat bersih dan rapih.
"kenapa aku di sini?"
ucapnya bermonolog sendiri, gadis itu bernama axela alvaria seorang agen rahasia dan pembunuh bayaran di dunia moderen abad ke 24, bagaimana cara dia bisa datang ke tempat ini ? itu adalah misteri yang harus axela pecahkan sendiri.
"apa yang terjadi? seingat ku aku berada di hutan kenapa berakhir di sini?"
axela terbengong mencoba mengingat kembali apa yang terjadi sebelumnya, ia benar benar tidak paham dengan apa yang terjadi pada hidupnya.
flashback on,,,
seorang gadis pakaian serba hitam berlari dengan kencang menuju sebuah hutan menghindari kejaran beberapa pria dan satu orang wanita yang terus mengikutinya sejak tadi.
"axela berhenti! kau tidak akan pernah bisa kabur dari kami"
wanita yang sedari tadi ikut adil mengejar axela berteriak menyuruh gadis itu berhenti, namun jangankan untuk berhenti untuk sekedar memperlambat laju larinya saja dia tidak mau, axela tidak sebodoh itu menyerahkan nyawanya sendiri kepada musuh.
axela terus berlari tanpa arah namun sial seolah takdir tak mendukung dia malah tiba di tepi jurang yang sangat curam tidak ada jalan keluar lain lagi yang bisa ia lalui.
"sial apa kau sedang mempermainkan ku takdir!"
axela terus mengumpat merasa kesal dengan situasi yang ada terpaksa dia juga harus berhenti berlari, ia menoleh kebelakang melihat sekelompok orang yang mengejarnya juga sudah sampai.
senyum puas tercetak jelas di bibir gadis yang sangat axela kenal, dulu mereka adalah sepasang saudara namun entah apa yang terjadi pada saudara angkatnya hingga dia mengkhianatinya.
"kenapa kau melakukan ini pada ku sila?"
Axela akhirnya menanyakan apa yang sedari dulu ingin dia ketahui tentang perubahan sikap saudaranya itu.
"karena aku membenci mu!"
gadis itu mendengus kesal dan memilih membuang muka saat menjawab pertanyaan tersebut.
"kenapa?"
tanya Axela penasaran dia menatap dalam mata gadis itu.
"kau merebut semuanya dari ku axela"
murka sila sambil menatap benci ke arah axela.
"aku tak pernah merebut apa pun dari mu sila"
axela di buat bingung dengan tuduhan tak berdasar tersebut.
"persetan dengan semua itu! kau mengambil segalanya dari ku padahal aku sangat menyayangi dan mempercayai mu axela"
"apa maksudmu aku tidak mengerti"
perdebatan itu terus berlanjut sedangkan beberapa pria yang ikut adil hanya diam menyaksikan.
"kau! karena mu aku kehilangan kasih sayang kedua orang tua ku! mereka lebih perduli pada mu ketimbang aku anaknya sendiri, kau adalah benalu dalam hidup ku, aku menyesal telah membawa mu masuk dalam kehidupan ku, bahkan pria yang aku sukai sejak lama malah menyukai mu! kau merebut segalanya dari ku axela! kau hanya gadis yatim piatu yang hidup di jalanan aku berbaik hati menjadikan mu saudara dan memberikan kasih sayang keluarga ku pada mu tapi apa balasan mu pada ku? sejak kehadiran mu aku seolah tak ada di kehidupan mereka, aku sungguh membenci mu axela!"
gadis bernama sila itu akhirnya mengeluarkan seluruh kebenciannya terhadap Aqila yang sudah dia pendam selama Bertahun-tahun.
"itu tidak benar sila"
perlahan tapi pasti sila mulai mendekat ke arah axela begitu pun axela yang mulai mundur satu langkah ke belakang
"jika ada kehidupan selanjutnya aku sungguh tidak ingin mengenal mu lagi sila, persaudaraan kita berakhir sampai di sini selamat tinggal semoga dengan kepergian ku kau mendapatkan kembali apa yang kau inginkan aku harap kau tidak menyesal nantinya"
setelah mengatakan hal itu axela menoleh ke belakang satu langkah lagi dia akan benar benar terjatuh ke bawah jurang yang sangat curam.
"sepertinya ini akhir hidup ku"
axela membuang nafas kasar sambil memantapkan hati karena dia sudah tidak punya pilihan lain lagi, perlahan tapi pasti axela melangkah mundur dan dia pun terjatuh.
flashback off,,,
setelah sadar dari lamunan axela merasa tidak percaya dengan apa yang baru di alaminya, ini seperti mimpi tapi rasa sakitnya begitu nyata.
"konyol"
satu kata itu terucap begitu saja, axela tidak habis pikir bahwa ia melakukan perjalan waktu ke dunia lain.
dan lebih konyol lagi adalah dia terbangun karena jatuh dari atas ranjang dengan posisi tak wajar jika ada yang melihat itu sungguh memalukan.
axela yang masih asik mengumpat dalam hati tidak sadar bahwa ada seorang gadis yang datang mendekat ke arahnya dengan wajah khawatir.
"nona akhirnya anda sadar,kenapa nona duduk di bawah? lantai ini sangat dingin anda Baru saja tersadar Ayo bangun nona"
ucap gadis itu yang mengenakan pakaian sederhana sambil terus berjalan mendekat ke arahnya.
"berhenti! siapa kau"
axela mengatakannya dengan ekspresi dingin sambil menatap tajam gadis tersebut, tidak ada senyum sama sekali di wajah-nya.
gadis itu tertegun juga merasa takut saat pandangannya tak sengaja bertemu mata tajam axela.
"nona tidak ingat siapa saya?"
tanya gadis itu ragu, dia takut terjadi sesuatu pada majikannya.
axela menggelengkan kepala tanda dirinya tidak tau apa pun, bahkan tidak ada ingatan asing yang melintas di kepalanya.
"saya Lila pelayan pribadi nona"
jelas gadis bernama Lila dengan gamblang-nya.
"pelayan pribadi, nona, apa maksud mu"
ucap axela masih dengan ekspresi datar dia sungguh tidak menyangka bahwa ia benar benar terlahir kembali
"keajaiban macam apa ini, sepertinya sang pencipta masih ingin aku tetap hidup"
axela terbengong kembali sampai suara dari lila mulai menyadarkan lamunannya
"mari bangun dulu nona saya akan memanggil tabib untuk memeriksa keadaan anda terlebih dulu"
Lila meraih tubuh axela dan memapahnya ke atas ranjang bisa di lihat bahwa kondisi tubuh barunya saat ini masih sangat lemah.
"tunggu di sini sebentar nona saya akan memanggil tabib"
setelah mendudukkan axela di atas ranjang Lila berjalan keluar dengan tergesa gesa menuju tempat tabib.
"tabib, apa itu"
Aqila bermonolog sendiri karena saat ini hanya ada dirinya saja di ruangan tersebut.
sepuluh menit berlalu Lila kembali ke kamar itu bersama seorang pria tua yang menurut penglihatan axela tidak jauh berbeda dengan seorang dokter di zaman-nya
"tolong periksa keadaan nona saya tabib, sepertinya luka-nya serius, sampai-sampai nona tidak mengenali saya"
"maaf boleh ulurkan tangan anda nona"
tabib tersebut berbicara dengan sopan membuat axela tidak bisa menolak.
akhirnya axela menurut dan mengulurkan salah satu tangan-nya setelah menunggu sekitar sepuluh menit pria tua itu mulai membuka suara.
"kondisi tubuh Nona Aqila sudah lebih baik, tapi kabar buruknya nona mengalami hilang ingatan"
jelas tabib tersebut, membuat Lila semakin khawatir.
"apa itu bisa di sembuhkan"
"sepertinya tidak, karena benturan keras yang terjadi di kepalanya cukup parah hingga menghapus sebagian besar ingatan nona Aqila"
"apa sungguh tidak ada cara lain lagi untuk mengembalikan ingatan nona saya"
tanya Lila berharap penuh demi kesembuhan majikannya itu.
"maaf nona, sepertinya kita hanya bisa menunggu keajaiban tiba"
"baiklah, terimakasih"
jawab Lila pasrah setelah membuang nafas kasar, sedangkan axela menggerutu dalam hati.
"tentu saja tidak bisa, pemilik aslinya sudah mati"
sambil mengumpat axela memperhatikan perubahan ekspresi ke duanya.
"kalau begitu saya permisi undur diri"
setelah mendapatkan upah tabib itu berjalan keluar di susul oleh Lila yang mengantar kepergiannya.
selang beberapa waktu lila kembali menghampiri axela yang masih menatap lurus ke depan.
"jelaskan"
ucap axela dingin meminta gadis bernama Lila tersebut untuk menceritakan segalanya tentang pemilik tubuh
"nona adalah Han Aqila putri sah dari kediaman bangsawan Han, ayah nona bernama Han Zain, ibu kandung nona ialah nyonya meilin, beliau sudah meninggal sejak nona berumur 6 tahun, kini tuan Han memilik satu selir dan Dua anak perempuan yang usianya tidak berbeda jauh dengan nona"
jelas Lila secara detail namun ada perubahan ekspresi saat gadis itu mulai menceritakannya.
"hanya itu"
tanya Axela lagi sambil menaikan sebelah alisnya merasa Lila sedang menyembunyikan sesuatu.
"sebenarnya Masih banyak lagi yang harus anda tau tapi"
tiba-tiba gadis itu berhenti berbicara, membuat axela semakin penasaran dengan kehidupan pemilik tubuh yang asli.
"tapi apah"
"selir Han dan ke dua putrinya tidak menyukai anda nona, mereka juga sering menindas anda selama tuan besar tidak ada di rumah"
"apa tuan Han tidak tau"
ucap axela, gadis itu memanggil ayah pemilik tubuh dengan namanya saja karena tidak terbiasa.
"tidak nona, tuan Han sibuk mengurus bisnis beliau jarang ada di kediaman hanya sesekali pulang untuk melihat keadaan anda"
"lalu apa yang aku lakukan saat dia pulang"
"nona hanya bersikap seolah tidak terjadi apa pun karena ancaman dari selir Han"
"bodoh"
umpat Axela dalam hati merutuki sikap lemah si pemilik tubuh
"anda jatuh ke dalam sungai yang ada di belakang kediaman utama tabib sebelumnya mengatakan bahwa kepala anda terbentur bebatuan dan sudah tidak sadarkan diri selama tiga hari itu membuat saya khawatir, maaf nona karena kelalaian saya anda hampir saja kehilangan nyawa"
setelah menceritakan segalanya Lila menunduk lemas dengan air mata yang mulai berjatuhan, Axela yang mendengar itu semua akhirnya paham dengan apa yang terjadi pada si pemilik tubuh.
"baiklah, aku akan membalas perbuatan mereka untuk mu aqila, tapi setelah itu tubuh mu menjadi milik ku sepenuhnya"
ucap axela dalam hati, setelahnya dia kembali membuka suara.
"berhenti menangis itu tidak berguna"
lagi dan lagi Aqila berbicara dengan nada dingin serta ekspresi datar, Lila yang mendengar mulai menghentikan tangisan-nya tapi masih dengan kepala menunduk.
"berapa usia ku saat ini"
"16 tahun nona, beberapa bulan lagi anda akan berusia 17 tahun"
"apa tuan Han tau tentang kejadian ini"
"tau nona kemungkinan besok lusa tuan sudah tiba di kediaman
"sekarang abad ke berapa"
"ini abad ke 76 nona anda berada di wilayah kerajaan Cang'an"
"baiklah sekarang kau boleh pergi aku ingin istirahat"
"baik nona kalau begitu saya pamit terlebih dulu jika nona membutuhkan sesuatu nona bisa memanggil saya"
"hm"
Aqila hanya menjawab dengan singkat kemudian membaringkan tubuhnya kembali ke atas ranjang Lila yang melihatnya juga mulai melangkah pergi sebelum benar benar keluar dari kediaman Aqila mengatakan sesuatu.
"Lila"
"iya nona, apa anda membutuhkan sesuatu
"tidak jadi"
setelah memastikan tidak ada yang axela inginkan Lila melangkah keluar dari ruangan tersebut.
ketemu lagi sama author maaf yh🙏🙏 yang udah pernah baca karya pertama author gak author terusin soalnya author juga bingung endingnya mau di bawa kemana
tapi tenang aja buat karya author yang ini bakal author terusin💪
selamat membaca semoga kalian suka😊😊
_na15_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
"Sang Petapa"
Next Next Next Next Next
2024-05-25
1
Capricorn 🦄
keren
2024-04-26
0
Gavin Bae
katanya hebat.masak sama sila aja takut.
2024-04-25
0