malam hari di kediaman bangsawan Han tepatnya di aula utama kediaman tulip.
"ayah ingin memberitahukan kepada kalian bahwa yang mulia raja Jiang nan mengangkat ayah sebagai Mentri ke uang yang baru"
ucap tuan Han begitu mereka selesai menikmati makan malam
"benarkah ayah kau tidak sedang membualkan"
weilin tanpa sadar mengatakan hal itu begitu mendengar ayahnya akan menjadi pejabat istana
"apa kau pikir ayah sedang membuat lelucon"
tuan Han yang di tanya demikian sedikit tidak suka jika ada orang yang meragukan perkataannya karena selama ini dia tidak pernah berbohong pada mereka.
"eh, tidak, tidak aku hanya sedikit syok saja dengan berita membahagiakan ini ayah, maaf kan mulut ku yang tidak tahu aturan"
melihat wajah tidak enak yang di tampilkan tuan Han weilin langsung buru buru minta maaf
"apa itu sungguh benar suami ku"
tanya huranran sedikit tidak percaya tapi melihat raut serius suaminya akhirnya dia mulai percaya dan ikut senang dengan kabar tersebut.
"tentu saja"
tuan Han mengatakannya dengan penuh keyakinan.
"wah selamat ya ayah aku turut senang mendengarnya"
ucap weilin dia adalah orang yang paling bahagia yang ada di sana
"selamat untuk mu suami ku"
"selamat ayah"
setelahnya mengucapkan selamat selir Han dan Lin Lin menyeringai mereka berdua tau bahwa ini adalah kesempatan bagus yang tidak boleh di sia siakan begitu saja.
sejak tadi Aqila diam memperhatikan pembicaraan mereka sebelum akhirnya dia juga ikut memberikan selamat pada tuan Han
"selamat ayah"
"terimakasih sayang"
begitu mendengar suara rendah dari Aqila yang penuh ketulusan perlahan tuan han tersenyum manis sambil mengusap lembut kepala Aqila.
tuan Han jarang sekali tersenyum itulah sebabnya ketiga orang yang sejak tadi memperhatikan interaksi keduanya merasa marah dalam hati mereka.
"lihatlah suami ku yang terkasih ini dia begitu pilih kasih jangan salahkan aku jika suatu hari aku akan menyingkirkan kalian berdua dari dunia ini"
huranran merasa marah dalam hati dan bertekad menghabisi keduanya dia sudah cukup muak berpura-pura baik di depan keduanya selama ini.
jika bukan karena suatu tujuan penting dia sangat malas melakukan hal tersebut.
"baiklah semuanya, apa besok kalian ingin ikut ayah ke istana untuk menghadiri upacara peresmian pengangkatan ayah sebagai menteri keuangan yang baru"
"tentu saja ayah, benarkan bu"
"iya, Welin kita semua akan pergi"
"bagus jika begitu"
setelah mengatakan semua yang ingin di katakan tuan Han pamit dari sana di ikuti oleh Aqila yang juga ingin kembali ke kediamannya.
kini aula tersebut hanya tinggal tiga orang yang masih sibuk dengan pikiran masing masing.
"ibu bukankan ini kabar bagus dan sangat menguntungkan bagi kita"
setelah berpikir cukup lama Lin Lin mengatakan sesuatu yang membuat ibu dan adiknya tersadar dari lamunan mereka sendiri.
"kau benar sayang, dengan begini kita akan mudah keluar masuk istana"
"ya ibu benar, aku juga sudah tidak sabar menunggu besok aku sangat penasaran dengan rumor yang beredar pagi tadi"
weilin begitu bersemangat sampai sampai dia tersenyum sendiri seperti orang gila
"rumor apa"
Lin Lin merasa penasaran dengan apa yang baru saja di katakan gadis itu dia sudah lima hari ini tidak pergi keluar karena malas sehingga dia tidak tau apa pun tentang kabar pagi ini.
"kau tidak tau"
"sialan cepat katakan jangan membuat ku penasaran"
"cih menyebalkan jangan berteriak pada ku nenek sihir"
"apah, beraninya kau adik sialan seharusnya aku melenyapkan mu saja jika tau akan begini mulut mu minta di jahit, hah!"
"kau"
"sudah diam kalian ini selalu saja bertengkar membuat ku pusing saja"
selir Han lagi lagi harus menghentikan perdebatan mereka entah kenapa kedua putrinya tidak pernah akur padahal mereka lahir di rahim yang sama.
"tapi buk"
"sudah ibu bilang diam ya diam"
"baik Bu"
"weilin cepat katakan rumor apa yang kau dengar pagi tadi"
Lin Lin kembali mendesak adiknya untuk mengatakan segala yang dia tau.
"siang hari saat aku pergi ke pasar aku mendengar beberapa pengunjung terus membicarakan kepulangan jendral Ling dan Pangeran ke empat"
"benarkah"
"sepertinya begitu"
"mereka juga terus memuji ketampanan keduanya jadi aku sangat penasaran dan ingin melihatnya secara langsung"
"baiklah ini adalah kesempatan yang bagus, persiapkan penampilan kalian sebaik mungkin kita juga harus menarik simpati selir agung juga putranya"
"baik ibu"
setelah pembicaraan itu habis mereka bertiga baru meninggalkan ruangan tersebut untuk beristirahat.
sedangkan di paviliun lavender setelah menikmati makan malam Aqila meminta Lila dan Lin Shan untuk menemuinya di ruang baca.
sekarang ketiganya sudah berkumpul mereka mengunci setiap pintu dengan rapat agar tidak ada ada orang yang mencuri pembahasan mereka.
"nona ada hal penting apa anda memanggil kami di tengah malam begini"
"berbisnis"
"oh ayolah nona tolong katakan dengan jelas jangan membuat ku pusing dengan kata kata ambigu mu itu nona, aku ini bukan peramal yang bisa menebak maksud yang ingin kau bicarakan nona Aqila"
"Lila jangan bicara seperti itu pada nona"
"maaf tapi aku kesal dengannya gadis ini terlalu irit bicara"
"hah, dengar ini aku hanya akan mengatakan nya sekali dan tidak ada pengulangan lagi, aku sudah membuat beberapa rencana kita akan menggunakan uang hasil penjualan batu permata Ruby itu untuk memulai bisnis"
"bisnis apa yang ingin anda lakukan nona"
"aku tidak tau"
"hah, anda mengatakan itu semua tapi belum tau bisnis apa yang ingin anda lakukan nona Aqila, oh ya ampun ada apa dengan jalan pikiran mu nona perlu kah aku mengorek isi otak mu itu"
"jika kau ingin mati maka lakukan saja"
"ah tidak tidak terimakasih saya hanya bercanda nona hehhe"
"aku akan tau bisnis apa yang akan kita jalankan setelah kita mengamati keadaan yang ada di pasar ibu kota"
"bukankah besok nona akan ikut ke istana bersama yang lain"
"kita bisa melakukannya sepulang dari sanah"
"baiklah sesuai dengan keinginan anda nona Aqila"
setelah di rasa tidak ada lagi hal yang perlu di bicarakan mereka membubarkan diri ke tempat masing masing karena hari sudah semakin larut malam.
tidak butuh waktu lama semua orang yang ada di kediaman bangsawan Han sudah tertidur pulas memasuki dunianya masing-masing.
pagi hari, sesuai yang sudah di jadwalkan selir huranran dan kedua putrinya bangun pagi pagi sekali mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk pergi ke istana.
sedangkan Aqila, gadis itu juga sudah bangun setelah Lila terus saja berteriak dan mengguncang tubuhnya yang masih asik tertidur.
"nona Aqila, ayo mandi anda harus segera bersiap siap"
"ini masih pagi Lila aku masih mengantuk"
"tapi nanti anda akan terlambat"
"aku tidak perduli"
"jika anda tidur lagi saya akan membawa air untuk mengguyur anda mandi di sini nona"
"kau berani"
"kenapa tidak"
"hah baiklah aku akan mandi kau puas"
"tentu saja nona"
setelahnya Aqila bangkit dari atas ranjang kemudian berjalan ke pemandian.
matahari kini sudah menampakkan batang hidungnya angin berhembus membawa ketenangan dan suara kicau burung yang saling bersautan Bagaikan nyanyian indah yang mewakili suasana pagi itu.
setelah lima belas menit berendam Aqila bangkit dan melangkah keluar dari bak mandi tersebut dengan sehelai kain penutup.
"Lila dimana pakaian ku"
"tunggu sebentar saya akan mengambilnya"
Lila berjalan ke sisi kiri dan membuka peti besar yang berisikan semua pakaian Aqila
gadis itu meraih dua set hanfu yang berbeda warna dan memperlihatkannya pada Aqila
"anda mau pakai yang mana nona"
Aqila melihat dua hanfu berbeda warna itu terlihat sangat indah dengan ukiran bunga yang cantik dan sederhana.
"aku tidak pernah melihat kedua pakaian ini"
"pakaian ini di berikan khusus oleh tuan besar di hari ulang tahun nona yang ke enam belas saya menyimpannya di paling bawah sebab anda tak pernah mau menggunakannya"
"kenapa"
"saya tidak tau nona"
"pakai yang itu saja"
Aqila memilih hanfu bernuansa serba putih selain terlihat sederhana tapi itu juga terlihat cantik, sedangkan satunya hanfu berwarna biru langit yang tidak kalah cantik namun sedikit ramai di bagian dada dengan berhiaskan kelopak bunga dan kupu kupu.
Aqila lebih suka menggunakan pakaian sederhana ketimpangan pakaian mewah seperti nona muda pada umumnya, tidak jarang juga orang salah faham mengenai identitas dirinya.
setelah memakai pakaian Lila membawa Aqila ke meja rias dia henda mendandani Aqila berbeda dari hari biasanya.
gadis itu juga tidak menolak sebab Lila sudah memberi pengertian bahwa hari ini adalah hari yang penting untuk tuan Han jadi dia tidak boleh mempermalukan harga diri ayahnya di depan orang banyak.
setelah hampir tiga puluh menit kini penampilan aqila sudah sempurna
dia terlihat begitu cantik bagaikan seorang Dewi yang sangat murni.
hanfu putih yang di kenakan Aqila menyatu dengan warna kulitnya,rambut hitam panjang yang di gerai Indah dengan satu jepit rambut berbentuk bunga sakura bibir yang sedikit di beri warna merah bola mata berwarna hazel dua anting mutiara yang di pakai serta pelekat giok yang berwarna putih menggantung indah di pinggang rampingnya membuat penampilan Aqila sangat memukau.
bahkan Lila terus saja menatap aqila saat gadis itu berdiri dengan ekspresi wajah yang sangat lucu
Aqila tidak tahan dengan ekspresi itu mencubit pipi Lila yang sedikit berisi membuat si empu tersadar kembali sambil meringis memegangi sebelah pipinya yang sedikit berdenyut.
"nona ini sakit tau"
"wajah mu terlihat menyedihkan"
"ah nona menyebalkan aku kan sedang asik menikmati keindahan dunia"
"apa aku secantik itu"
"tentu saja anda seperti seorang dewi yang turun dari kayangan aku yakin jika Lin Shan melihat mu dia juga akan ikut terpesona"
"sudah hentikan"
"kau malu ya nona hahahha"
"diam atau ku potong lidah mu"
"ups"
lila langsung menutup mulutnya dengan sangat rapat menggunakan kedua tangannya
meski gadis itu tidak sungguh sungguh ingin melakukannya tapi di mata Lila saat Aqila mengatakan semua itu masih saja terlihat menyeramkan meskipun ini bukan pertama kalinya Lila mendengar ancaman Aqila.
hey ketemu lagi sama author gimana masih suka gak sama ceritanya semoga masih yah heheheh😊
jangan lupa dukungannya biar author semangat lanjutin bab berikutnya 🥰
terimakasih atas waktunya 😊🥰
selamat membaca 🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
Ana Kurniawan
iya juga kesannya ngelunjak. si pelayan nya..
2024-04-16
1
ENDAH_SULIS
terlalu lancang untuk seorang babu
2024-03-23
2
EL CASANDRA
wkwk kapan kapan revisi ya Thor, gak ada komanya nih padahal sedang mendeskripsikan suatu objek
2023-05-31
0