dirasa penampilan Aqila sudah sempurna Lila mengajak gadis itu untuk segera keluar dari dalam kamar karena pasti yang lain sudah menunggu.
"ayo nona yang lain pasti sudah menunggu"
"tunggu"
"ada apa, apa ada yang kurang"
"hm"
"apa yang kurang nona biar segera saya ambilkan"
"penampilan mu"
"hah"
Lila merasa di buat bingung dengan ucapan ambigu Aqila hingga gadis itu masih diam di tempat, sedangkan Aqila yang melihat Lila tidak kunjung merespon ucapannya langsung melangkah pergi menuju tempat penyimpanan pakaian dan mengambil satu set hanfu biru gelap dengan paduan warna putih dan menyerahkannya langsung ke tangan Lila.
"ganti pakaian mu sekarang"
"tapi nona, ini"
terkejut dengan aksi aqila Lila hendak menolak barang tersebut
"tidak ada bantahan"
"huh, baiklah anda suka sekali memaksa orang nona"
Lila menghembuskan nafas kasar dan menyerah dia selalu saja di buat tidak berdaya oleh keegoisan gadis itu.
"Lila"
"Iyah Iyah saya akan ganti padahal tidak ada yang salah dengan penampilan Ku"
mendengar Aqila menyebut namanya kembali Lila hendak berjalan ke luar sambil menggerutu pelan.
"ganti di sini saja"
"baik tuan putri"
Lila berjalan secepat kilat menuju tempat ganti pakaian meskipun bingung dengan maksud Aqila tapi dia tetap menurutinya.
begitu Lila pergi Aqila tersenyum puas untuk beberapa detik setelahnya dia kembali berekspresi datar.
sepuluh menit Lila sudah mengganti pakaian dan berjalan ke arah Aqila
gadis itu terlihat cantik setelah berganti pakaian kulit putihnya menyatu dengan warna hanfu tersebut.
tanpa banyak bicara Aqila langsung menarik Lila ke meja riasnya kemudian mendudukkan gadis itu.
Aqila mengambil sisir untuk merapihkan rambut panjang Lila tapi belum sempat itu terjadi gadis itu sudah lebih dulu menahan tangannya.
"nona apa yang anda lakukan ini tidak pantas saya hanya seorang pelayan"
"kau teman ku"
"tapi nona jika orang lain tau mereka pasti akan salah paham"
"tidak akan"
"nona saya mohon jangan biar saya lakukan sendiri saja"
"diam, dan duduk dengan tenang"
"hah"
lila menghela nafas kasar kini dia hanya bisa pasrah jika harus beradu mulut dengan Aqila karena gadis itu sangat keras kepala dan perkasa.
Aqila Merapikan rambut panjang Lila dengan hati hati agar tidak membuatnya kusut
"ingin di buat seperti apa"
"terserah nona saja"
mendengar jawaban pasrah dari Lila Aqila tidak merasa bersalah sedikitpun dia kemudian mengikat seluruh rambut gadis itu dan hanya menyisakan beberapa helai rambut tipis yang masih pendek di setiap sisi.
tidak lupa juga dia sedikit merias tipis wajah Lila kemudian tangannya mengambil sebuah kotak dari dalam laci.
setelah kotak itu terbuka terlihat dua pasang tusuk rambut berbahan kayu yang sangat cantik dengan desain bunga plum yang masih belum mekar.
Aqila mengambil salah satunya kemudian memasangkannya di rambut Lila kini penampilan gadis itu juga sudah sempurna.
Lila terkejut melihat wajahnya di dalam cermin dan tidak sadar memuji dirinya sendiri.
"nona apakah itu aku, kenapa aku merasa bahwa aku sangat cantik"
Aqila tidak menggubris ucapan narsis Lila dia justru ikut memasangkan tusuk rambut satunya ke atas kepalanya sendiri.
begitu penampilan ke duanya sudah siap sepenuhnya Aqila dan Lila melangkah pergi dari dalam kamar, bertepatan dengan datangnya Lin Shan.
Lin Shan yang melihat dua sosok wanita cantik berjalan mendekat ke arahnya di buat terpaku.
apalagi sosok Aqila yang begitu menonjol dan terlihat sangat cantik saat terkena sinar matahari pagi membuat dia mematung di tempat dengan wajah yang sedikit merah menahan malu karena berusaha menyembunyikan kekagumannya.
"ekhm"
Lila berdehem untuk mencairkan suasana dan itu berhasil mengalihkan perhatian Lin Shan dari rasa kagumnya.
"kenapa mereka berdua sangat cantik apalagi nona Aqila kecantikannya terlihat begitu sempurna aku rasa dia akan menjadi pusat perhatian selama di istana kenapa aku tidak rela yah"
Lin Shan berbicara dalam hatinya sendiri dia merasa tidak nyaman dengan apa yang dia rasakan saat ini.
tanpa terasa mereka bertiga sudah tiba di depan pintu gerbang kediaman Han bukan hanya mereka bertiga tapi ada yang lain juga seperti tuan Han beserta selir huranran dan kedua putrinya yang sudah menunggu mereka di dalam kereta karena Aqila sedikit datang terlambat.
tanpa menunggu lama lagi Aqila dan Lila langsung masuk ke kereta ketiga sedangkan Lin Shan menunggangi kuda dan menempatkan posisinya di sisi kanan kereta tersebut untuk menjaga keamanan orang yang ada di dalamnya.
setelah semua orang sudah masuk tanpa menunggu perintah lagi, kusir langsung menjalankan kereta dengan kecepatan sedang menuju istana.
sedangkan di istana semua orang kecuali anggota kerajaan sudah berkumpul di aula utama, para pelayan sibuk berseliweran menyajikan hidangan, suasana di sanah begitu ramai dengan banyak obrolan para menteri dan bangsawan yang hadir.
"yang mulia raja Jiang nan beserta anggota keluarga kerajaan memasuki ruangan"
teriak salah satu penjaga pintu aula utama sambil membuka pintu besar tersebut di bantu oleh temannya.
raja Jiang nan yang pertamakali memasuki aula melangkah dengan begitu berwibawa di ikuti oleh yang lain, aura tegasnya sebagai seorang raja patut di acungi jempol
dia adalah raja yang di hormati oleh semua orang karena berhasil membawa kerajaan Cang'an berada di puncak kejayaan pada masa itu.
para penduduk begitu menghormatinya karena setiap keputusan yang dia buat selalu demi kebaikan para rakyat ,dia juga tidak segan menghukum orang yang membelot tanpa pandang bulu.
suasana menjadi hening kala sang raja dan anggota keluarga kerajaan yang lain sudah memasuki aula.
mereka yang hadir menunduk hormat dan memberi salam sebagai bentuk penghormatan begitu raja Jiang nan dan keluarganya sudah duduk di posisinya masing masing.
tidak lama berselang suara penjaga pintu aula kembali mengumumkan kedatangan seseorang.
"bangsawan Han beserta keluarganya telah tiba dan akan memasuki ruangan"
begitu pintu kembali terbuka semua pasang mata mengarah kepada mereka.
Aqila berada di posisi paling belakang di himpit oleh Lila dan Lin Shan, dia berjalan dengan sangat anggun pandangan matanya lurus ekspresi wajahnya datar.
semua yang menatap ke arah Aqila di buat terpesona oleh kecantikan gadis itu bahkan para pemuda yang ada di sana tidak berhenti berdecak kagum saat gadis itu melewati mereka.
"salam yang mulia raja Jiang nan semoga anda panjang umur dan semoga rakyat Cang'an selalu sejahtera"
begitu sampai di hadapan raja bangsawan Han memimpin keluarganya untuk memberi salam penghormatan sambil bersujud.
Aqila mengernyit tidak suka dia masih berdiri di tempat dan hanya menundukkan kepalanya sebentar sebelum menegakkannya kembali.
perbuatan aqila yang seperti itu menuai kontra semua ora di buat syok melihatnya termasuk raja Jian nan dan anggota keluarga kerajaan yang lain.
Kasim sekaligus penasehat raja langsung menegur tindakan tidak sopan itu di hadapan semua orang.
"berani sekali anda bersikap tidak sopan pada sang raja nona"
tuan Han yang melihat putrinya melakukan kesalahan langsung memohon ampun dengan posisi yang masih bersujud.
"mohon ampuni kesalahan putri hamba yang mulia dia seperti itu mungkin karena dia tidak pernah berkunjung ke istana"
"bangkitlah bangsawan Han"
raja Jian nan menyuruh bangsawan Han dan anggota keluarga lainnya untuk bangkit meskipun dia tidak suka dengan sikap Aqila.
Aqila yang mendapat tatapan tidak suka dari semua orang hanya bersikap acuh dan tidak perduli
"nona aqila apa yang anda lakukan anda bisa saja di jatuhi hukuman berat saat ini"
Lila berbisik pelan di telinga gadis itu setelah dia ikut bangkit dari posisi sebelumnya.
"aku tidak melakukan kesalahan apa pun"
Aqila menjawab Acuh ucapan Lila dia masih tenang seolah olah tidak melakukan kesalahan.
"berani sekali kau bersikap seperti itu pada ayah handa"
teriak seorang gadis yang seumuran dengan aqila sambil menatap nyalang kearahnya, Aqila bisa menebak siapa gadis itu dia adalah salah satu putri raja Jian nan.
"diamlah putri Jiang mi"
"maaf ayah handa"
Jiang mi langsung diam begitu sang raja menegur dengan nada tegas gadis itu menggerutu dalam hati
"awas saja kau gadis sialan aku akan memberi mu pelajaran beraninya kau membuat ku malu di hadapan semua orang"
Aqila yang mendapat tatapan kebencian dari gadis itu hanya memutar bola mata malas.
"siapa nama mu nona dan apa alasan mu melakukan hal demikian"
ucap raja jiang nan begitu situasi kembali kondusif sementara tuan Han merasa gelisah sambil terus melirik ke arah Aqila.
"Han Aqila"
begitu gadis itu menyebutkan namanya saja tanpa mengatakan apa pun lagi raja Jian nan kembali di sulut emosi dia berusaha menahan kemarahannya dan kembali menanyai gadis itu.
"lalu apa maksud nona Aqila melakukan hal demikian apa anda tidak tau resiko apa yang akan anda tanggung setelah ini"
Aqila mengernyit tidak suka dengan kata kata raja Jiang nan dia menatap mata raja itu dengan sangat tajam.
"saya hanya akan bersujud pada sang pencipta Karen dia yang menciptakan saya, saya hanya akan membungkuk pada kedua orang tua saya yang sudah melahirkan dan membesarkan saya, saya hanya akan menundukkan kepala pada orang yang memang pantas untuk di hormati, dan saya tidak perduli dengan hal lainnya.
begitu gadis itu selesai bicara beberapa pedang menodong ke arahnya karena merasa ucapan Aqila menghina raja.
hey ketemu lagi sama author 😊 semoga kalian masih suka dengan ceritanya, jangan lupa dukungannya eheheh biar author semangat terus dalam menyelesaikan bab berikutnya 🥰
selamat membaca 🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
bersemangat
2023-06-08
0
Dhita
🍉
2022-12-12
0
Eva Sitha
itu baru oke👍👍👍👍👍👍aqila
2022-12-08
0