hei Lang menatap seorang pemuda yang Aqila bawa dengan sangat nyalang seperti sedang menatap seekor mangsa.
"siapa dia nona"
"teman baru mu"
Aqila mengatakannya dengan singkat dan padat tanpa menjelaskan dari mana hei long berasal.
hei long yang memiliki tempramen buruk ikut menatap tajam ke arah serigala itu karena sejak tadi dia terus menatapnya.
setelah cukup lama saling bersitegang aksi mereka terganggu saat Aqila mengatakan sesuatu yang membuat nyali mereka menciut
"jangan coba coba membuat kekacauan di sini atau aku akan mengirim kalian kembali menemui dewa kematian"
Aqila mengatakannya dengan nada yang terdengar dingin dan penuh penekanan sorot mata gadis itu juga terlihat sangat tajam seakan akan bisa membunuh mereka lewat matanya.
setelah memperingati keduanya Aqila menghilang dari ruang dimensi itu dan kembali ke tempat semula.
Aqila menyadari bahwa dirinya sudah terlalu lama beranda di dalam goa tersebut Lila dan Lin Shan pasti sudah mencarinya karena dia tidak cepat kembali ke tempat yang sudah mereka janjikan.
dan benar saja begitu Aqila keluar dari dalam goa dia samar samar mendengar suara teriakan Lila dan Lin Shan memanggil namanya.
Aqila perlahan berjalan menuju sumber suara tersebut sebelum dia sampai dia mengeluarkan beberapa batu berharga dari dalam dimensinya.
"ah itu nona"
Lila yang melihat sosok Aqila langsung bergegas menghampiri gadis itu.
"nona anda kemana saja kami sudah kesana kemari mencari keberadaan nona"
Lila mengoceh seperti seorang ibu yang memarahi anaknya karena ketauan mencuri
makanan.
Aqila tidak mengatakan apa pun dia hanya mengeluarkan beberapa batu yang tadi sempat dia bawa sebagai alasan keterlambatannya.
Lila dan Lin Shan yang melihat batu tersebut tercengang karena batu itu adalah batu permata Ruby merah darah yang sangat langka
kilau cahaya merah terpancar saat batu tersebut terkena sinar matahari itu terlihat sangat cantik
"nona apa benda ini yang di maksud para penduduk"
"mungkin"
"sepertinya iyah karena batu Ruby ini sangat langka dan sulit di dapatkan"
"oh"
"hanya oh saja tidak ada hal lain lagi seperti merasa terkejut begitu"
"tidak"
"oh ya ampun nona anda seperti balok es berjalan yang tidak punya ekspresi apa pun"
"sudahlah yang penting nona sudah ketemu, ayo kita pulang tuan besar juga pasti sudah kembali dari istana"
setelahnya mereka kembali melanjutkan langkah untuk keluar dari hutan tersebut
disisi lain di istana Cang'an ruang kerja yang mulia Jiang nan di ketuk oleh seseorang dan meminta izin untuk masuk.
setelah mendapat izin dari si empu orang tersebut langsung masuk dan melapor apa yang ingin dia sampaikan.
"salam yang mulia raja semoga anda panjang umur dan semoga rakyat Cang'an bisa hidup sejahtera selamanya"
"bangkitlah"
"terimakasih yang mulia, maaf mengganggu kesibukan anda"
"ada apa gerangan yang membawa mu kemari prajurit"
raja Jiang nan mengernyit bingung pasalnya prajurit tersebut bertugas di gerbang perbatasan kerajaan.
"hamba ingin melaporkan bahwa jendral Ling dan Pangeran ke empat sedang menuju kemari yang mulia"
prajurit tersebut mengatakan apa yang dia liat beberapa jam yang lalu mungkin saat ini rombongan mereka sudah memasuki wilayah ibu kota.
"baiklah, minta semua orang untuk berkumpul di aula utama"
"baik yang mulia, kalo begitu hamba permisi"
"hm, pergilah"
setelah mendapat perintah dari sang raja prajurit tersebut kembali ke perbatasan untuk menjalankan tugasnya, tapi sebelum itu dia sudah memberitahukan semua orang untuk berkumpul di aula utama.
saat ini istana di sibukkan dengan persiapan penyambutan kepulangan jendral Ling Dan Pangeran ke empat, meskipun berita ini terkesan mendadak namun para pelayan dan prajurit mampu mengatasinya.
sedangkan di ibu kota para penduduk di hebohkan oleh kedatangan rombongan jendral Ling dan Pangeran ke empat.
wajah tampan keduanya menjadi pusat perhatian setiap orang yang ada di sana, bahkan banyak para gadis yang di buat histeris saking terpesonanya.
meskipun banyak para pria tampan di kerajaan Cang'an tapi ketampanan mereka berdua yang paling menonjol di antara yang lain.
itulah sebabnya para gadis begitu mengidolakan mereka berdua meskipun mereka jarang sekali ada di kerajaan karena mereka berdua selalu di tugaskan di perbatasan Utara untuk menjaga keamanan kerajaan.
jenderal Ling menghentikan laju kudanya di ikuti oleh yang lain, rombongan mereka berisikan sekita tiga puluh orang.
"ada apa jendral"
"apa kita perlu beristirahat pangeran lihatlah mereka pasti sudah sangat kelelahan"
"kau benar, bagaimana kalau kita beristirahat di sana saja "
ucap pangeran sambil menunjuk ke arah sebuah restoran yang terlihat sedikit ramai.
setelahnya mereka langsung masuk kedalam restoran tersebut setelah menitipkan kuda mereka ke penitipan hewan.
kedatangan mereka di sambut baik oleh pemilik restoran karena dia sudah tau siapa tamu yang ada di hadapannya.
"selamat datang di restoran saya yang mulia pangeran dan jendral Ling, ada yang bisa saya bantu"
"siapkan makanan untuk kami semua"
"baiklah silahkan duduk yang mulia pangeran ke empat dan semuanya, kami akan segera menyiapkan makanan kalian"
pemilik restoran tersebut pergi ke dapur untuk memberitahukan kokinya agar tidak membuat kesalahan sekecil apa pun karena tamu mereka saat ini adalah orang orang penting jangan sampai mereka menyinggung orang tersebut dan membahayakan restorannya.
pangeran ke empat dan jendral ling duduk di dekat jendela luar restoran mereka berdua menatap sekeliling yang terlihat begitu ramai oleh aktivitas para penduduk.
sampai pandangan pangeran ke empat jatuh pada sosok seorang gadis yang sedang duduk di sebrang tempat duduknya
gadis itu terlihat sedikit berbeda dari gadis pada umumnya dia begitu asik menikmati makanan tanpa memperdulikan setiap perkataan yang di lontarkan oleh gadis lain yang ada di hadapannya, terlihat juga satu pemuda tampan yang menemani kedua gadis itu.
pangeran ke empat merasa penasaran sampai sampai di terus melihat ke arah gadis tadi, dan sikapnya itu berhasil membuat jendral Ling ikut mengalihkan pandangannya ke arah dimana sang pangeran menatap.
"ada apa pangeran"
"ah tidak ada"
"apa anda tertarik pada gadis itu"
"sedikit, siapa dia".
"saya tidak tau"
"ku kira kau tau"
pangeran ke empat menghela nafas kasar dia jadi penasaran dengan identitas gadis tersebut entah kenapa dia sedikit tertarik.
"anda tidak makan pangeran"
ucap jendral Ling yang berhasil mengalihkan perhatian pangeran ke empat dari sosok gadis misterius itu.
setelahnya pangeran ke empat ikut menikmati makanan yang sudah di sediakan oleh para pelayan.
begitu selesai makan mereka semua kembali melanjutkan perjalanan setelah membayar makanan tersebut.
satu jam berlalu rombongan mereka tiba di depan pintu masuk kerajaan, kedatangan mereka di sambut dengan sangat hormat oleh para prajurit dan pelayan yang berpapasan dengan keduanya.
mereka berdua di antar ke aula utama oleh salah satu kesatria yang di tugaskan untuk menyambut kedatangan keduanya.
suasana aula utama begitu ramai jamuan penyambutan juga sudah tertata rapih di setiap meja, raja Jiang nan duduk di atas singgasananya dengan gagah dan penuh wibawa.
Hay kembali lagi sama author maaf yh kalo kurang panjang otak authornya lagi Lola hehehehe..
semoga kalian masih suka dengan ceritanya
dan maaf klo terdapat banyak salah kata author masih belajar untuk memperbaiki tulisan author.
terimakasih untuk yang udah selalu stay di sini kalian yang terbaik.
jangan lupa terus dukung author yh biar author semangat terus dalam menyelesaikan bab berikutnya
selamat membaca 🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
Hana Tina
semangat thor 💪💪💪💪💪💪
2022-12-13
0
Larra
Smgat thor
2022-12-11
0
Fransiska Husun
up up lagi semangat Thor
2022-10-24
0