keesokan paginya tuan Han sudah bersiap siap untuk pergi ke istana dia pergi bersama salah satu kesatria miliknya yang menyamar sebagai pengawal biasa.
"lapor tuan semuanya sudah siap"
"baiklah"
begitu persiapan sudah siap sepenuhnya pria paruh baya itu melangkah pergi dari ruang kerja.
di persimpangan jalan tuan Han bertemu dengan selir huranran dan juga para putrinya.
"ayah"
"ada apa Lin Lin"
"Ayah mau pergi ke mana pagi- pagi begini"
"ayah akan ke istana kemarin ada surat undangan dari yang mulia raja agar ayah menghadap beliau"
"apa aku bisa ikut ayah"
ucap weilin antusias begitu tau tujuan kemana tuan Han akan pergi, ini adalah kesempatan bagus baginya dia bisa melihat istana juga para pangeran.
weilin adalah seorang gadis cantik yang terobsesi dengan pria tampan dia akan sangat tergila gila sampai menghalalkan segala cara untuk mendapatkan pria yang dia inginkan.
meskipun usia weilin satu tahun di bawah Aqila yang artinya usia weilin adalah lima belas tahun tapi gadis itu sudah tau dengan yang namanya percintaan.
"tidak untuk saat ini weilin"
"tapi ayah aku"
"sudahlah adik mungkin ada hal penting yang akan mereka bicarakan sehingga ayah tidak bisa mengajak mu"
belum sempat weilin meneruskan ucapannya Lin Lin sudah memotong dan bersikap seperti Putri yang pengertian.
tuan Han yang melihat sikap dewasa juga lemah lembut yang di miliki Lin Lin tersenyum manis sambil mengusap rambut gadis itu.
"kalau begitu ayah pergi dulu"
"baiklah hati hati di jalan ayah"
"hati hati suami ku"
tuan Han kembali melanjutkan perjalanan sesampainya di depan gerbang utama kediaman Han dia menengok kembali untuk memastikan kehadiran seseorang.
namun sepertinya dia harus kecewa karena orang yang dia tunggu tunggu tidak juga menampakkan batang hidungnya.
akhirnya tuan Han meminta kusir untuk menjalankan kereta karena dia tidak ingin terlambat datang ke istana
tapi belum sempat kereta itu melaju jauh seseorang sudah memanggil pemilik nama yang ada di dalam kereta tersebut.
"ayah"
kereta kuda itu langsung berhenti tepat di hadapan seorang gadis yang berbicara tadi.
"Aqila"
tuan Han yang mendengar suara orang yang sejak tadi di tunggunya langsung keluar untuk berbicara dengan putrinya itu.
"kau kemana saja ayah sudah sejak tadi menunggu mu, ayah pikir kau tidak akan mengantar kepergian ayah"
"maaf"
"baiklah tidak masalah, ada apa putri ku sepertinya ada sesuatu yang ingin kau bicarakan dengan ayah"
"apa aku boleh keluar kediaman"
"untuk apa"
tuan Han sedikit bingung dengan perkataan Aqila barusan untuk alasan apa putrinya keluar dari kediaman padahal selama ini dia lebih suka berdiam diri di dalam rumah.
"tidak ada hanya ingin berjalan-jalan"
Aqila yang di tanya demikian hanya bisa beralasan tidak mungkin dia menceritakan tujuan sebenarnya Aqila meminta izin.
"kau yakin"
"ya"
meskipun sedikit ragu dengan alasan Aqila tapi tuan Han memilih untuk mengijinkannya dan tidak ingin berfikiran buruk pada putrinya sendiri.
"baiklah, bawa Lila dan Lin Shan untuk menemani mu"
"baik ayah"
"ada lagi"
"tidak ada, hati hati di jalan semoga ayah selamat sampai tujuan"
"terimakasih sayang ayah pergi dulu"
"ya ayah"
"jaga kesehatan mu jangan terlalu capek kau baru saja sembuh ayah tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk lagi pada mu"
"baik ayah"
setelah mendapat izin Aqila sedikit lega karena tuan Han tidak terlalu banyak bertanya, sedangkan tuan Han sendiri langsung kembali melanjutkan perjalanan.
dilain sisi,,,
sepeninggal tuan Han dari hadapan mereka bertiga weilin langsung memarahi kakaknya karena sudah berani memotong pembicaraan antara dirinya dan sang ayah.
"kenapa kau memotong pembicaraannya ku Kakak Lin Lin"
weilin yang sudah tidak bisa lagi menahan kekesalannya langsung berbicara dengan nada tinggi dan sedikit ketus
"kau berani meninggikan suara mu pada ku"
Lin Lin tidak terima dengan sikap sang adik yang menyalahkannya padahal dia sengaja melakukan hal itu agar dia semakin terlihat baik di hadapan tuan Han.
"itu karena kau membuat ku kesal"
"kau"
Lin Lin tidak tahan lagi dengan sikap kurang ajar weilin dan hampir saja melayangkan tangan ke wajah gadis itu.
"sudah hentikan kalian bukan anak kecil lagi"
huranran yang sejak tadi berada di antara weilin dan Lin Lin sedikit kesal dengan kelakuan kedua putrinya yang terlihat kekanak-kanakan.
"tapi ibu kakak sudah menggagalkan rencana ku"
weilin yang tidak ingin di salahkan langsung memutar otak mencari alasan yang logis agar terhindar dari amukan sang ibu.
"rencana apa"
huranran sedikit merasa penasaran dengan alasan weilin setelah berhasil mengontrol emosinya dia kemudian bertanya pada gadis itu.
"ibu tau alasan kenapa aku ingin ikut dengan ayah, karena aku ingin menjalin komunikasi dengan para putri raja Jiang nan, lebih bagus lagi kalau ada salah satu pangeran yang terpikat dengan kecantikan ku dan bersedia menikahi ku bukankah itu menguntungkan kita"
"aku tidak tau"
Lin Lin yang mendengar itu semua hanya membalas dengan nada acuh
"itu karena kau bodoh"
weilin kembali mengatakan sesuatu yang membuat Lin Lin kembali emosi
"beraninya kau"
"sudah hentikan kita akan mencari kesempatan lagi di lain waktu"
huranran menyayangkan kesempatan bagus itu tapi apa boleh di kata nasi sudah menjadi bubur dia hanya bisa menghentikan perdebatan itu sebelum terjadi adegan tarik menarik rambut.
"baik Bu"
keduanya kembali diam setelah huranran kembali menegur mereka.
setelah perdebatan itu selesai mereka membubarkan diri ke kediaman masing masing.
kembali kepada tuan Han pria paruh baya itu sudah hampir tiba di depan gerbang istana setelah menempuh perjalanan hampir satu jam.
rombongan tersebut menghentikan kereta kuda di depan pintu gerbang istana
terlihat sebuah bangunan yang sangat besar dan luas dengan warna keemasan di setiap pilar penyangga.
istana tersebut terlihat sangat indah dan megah dengan berbagai barang hiasan di setiap sudutnya.
ada begitu banyak ribuan prajurit yang berjaga di setiap tempat, bukan hanya para prajurit ada juga banyak orang penting lainya yang ada di dalam istana.
setelah mendapat izin masuk tuan Han bersama satu pengawalnya melangkah masuk ke dalam di dampingi salah satu prajurit sebagai penunjuk jalan keberadaan sang raja.
setelah menempuh tiga puluh menit perjalanan mereka tiba di depan pintu aula utama istana.
dua penjaga pintu menghentikan mereka karen di dalam sedang ada rapat
"mohon tunggu sebentar tuan han di dalam sedang ada rapat saya akan masuk untuk melapor terlebih dulu"
"baiklah tidak masalah"
setelahnya salah satu dari mereka langsung masuk kedalam dan menghadap sang raja
ruang rapat yang tadinya ramai berubah hening setelah penjaga tersebut datang untuk melapor.
"maaf mengganggu jalannya rapat yang mulia saya ingin melaporkan bahwa bangsawan Han sudah tiba di depan pintu aula utama yang mulia beliau meminta ijin masuk"
"izinkan dia masuk"
"baik yang mulia raja"
setelahnya prajurit itu melangkah keluar dia langsung memberitahukan temannya bahwa tuan Han di izinkan masuk.
perlahan pintu besar itu terbuka tuan Han melangkah maju dengan penuh wibawa meskipun dia bukan keturunan Keluarga kerajaan tapi sejak kecil tuan han sudah mendapatkan pembelajaran etika dari mendiang orang tuanya.
semua orang yang melihat ke arah tuan Han merasa bingung untuk apa bangsawan tersebut datang ke istana setelah dua tahun tidak berkunjung.
setelah sampai di hadapan seorang pria paruh baya yang masih terlihat sangat gagah sedang duduk di kursi tertinggi yang ada di sana tuan Han langsung memberi salam dengan cara berlutut serta kepala menyentuh lantai.
"salam yang mulia raja semoga anda panjang umur dan semoga rakyat Cang'an selalu sejahtera"
"saya terima salam mu bangsawan Han bangkitlah"
tuan han langsung bangkit begitu mendapat perintah.
aula masih terlihat hening tidak ada siapa pun yang berani membuka suara sebelum mendapat perintah dari raja Jiang nan tersebut.
hy kembali lagi sama author terimakasih kasih sudah mampir.
selamat membaca 🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus Sukses
2023-06-08
0
Hendra Afs
mantappp
2023-02-19
0
R@3f@d lov3😘
bagus kak 🤗🤗
2022-11-14
0