tanpa terasa mereka bertiga sudah tiba di pertengahan hutan.
hutan itu terlihat biasa saja tidak ada yang spesial namun Aqila merasa tidak demikian seakan ada sesuatu yang menariknya untuk lebih dekat dengan daya tarik tersebut
Aqila Lila dan Lin Shan terus meneliti ke sekeliling hutan itu mereka berpencar sesuai instruksi Aqila meski awalnya mereka berdua menolak tapi pada akhirnya Aqila berhasil meyakinkan keduanya.
Aqila terus berjalan mengikuti kata hatinya sampai dia tiba di sebuah goa yang cukup besar
tanpa ragu sedikitpun gadis itu melangkah masuk hal pertama yang dia dapatkan adalah sambutan dari banyaknya kelelawar yang berterbangan keluar dari goa karena merasa terusik dengan kedatangan Aqila.
goa tersebut terlihat sangat suram dan minim pencahayaan banyak tumbuhan merambat di dinding goa bau amis Dari beberapa bintang yang mati juga tercium oleh Aqila
tapi karena penasaran yang tinggi Aqila masih tetap melanjutkan langkahnya menyusuri setiap sudut goa itu
perlahan Aqila sampai di sudut goa yang terdalam dia melihat setitik cahaya yang begitu berkilauan.
tanpa menunggu lama lagi dia langsung menghampiri cahaya tersebut.
begitu sampai Aqila di buat terpukau oleh sebuah pedang Hitam yang memancarkan cahaya terang akibat terkenal sinar matahari dari dinding atas goa yang sedikit berlubang.
setelah mengamati begitu lama Aqila berniat untuk mengambil pedang tersebut namun belum sempat tangannya meraih, sebuah auman keras terdengar
dari balik pedagang seekor binatang buas keluar dari kegelapan goa, binatang itu adalah seekor naga hitam yang sangat besar bahkan panjang tubuhnya mampu mengukur hutan tersebut.
naga itu menatap ganas ke arah Aqila dia terus meraung merasa marah karena ada manusia yang berani memasuki wilayahnya.
mendapat tatapan seperti itu Aqila masih tetap diam dengan wajah tanpa ekspresinya bukan karena dia tidak takut tapi karena dia tidak ingin terlihat lemah di mata lawannya.
"berani sekali kau memasuki wilayah ku manusia lemah"
hening tidak ada jawaban dari mulut Aqila gadis itu hanya terus menatap ke arah sang naga
"besar juga nyali mu gadis kecil, apa kau tidak takut mati"
"tidak"
tentu saja Aqila tidak takut mati dia sudah pernah merasakannya sekali tidak buruk juga jika dia mengalaminya lagi, Aqila sempat berpikir demikian.
jika orang lain bisa mendengar apa yang aqila pikirkan mungkin mereka akan sangat syok dan menganggap gadis itu gila.
"gadis yang menarik tapi sayang kau akan segera mati"
setelah mengatakan hal itu sang naga hitam langsung menyerang Aqila dengan ekornya yang panjang
Aqila menghindari serangan tersebut dengan sangat cepat
naga hitam itu merasa marah dan terus menyerang ke arah Aqila tapi lagi lagi Aqila berhasil menghindar
"sialan apa kau hanya bisa menghindar manusia lemah"
Aqila yang mendengar mengangkat sebelah alisnya kemudian tersenyum licik, dia memang sengaja melakukan hal tersebut untuk membuat naga hitam itu kelelahan sebelum dia memberikan serangan balasan.
gadis yang sangat licik bukan tapi bagi Aqila itu adalah hal yang wajar dia hanya sedang malas bertarung.
selama ini Aqila tidak pernah menggunakan kekuatan penuhnya dalam menghabisi lawan karena dia belum bertemu dengan lawan yang sepadan.
jadi dia hanya akan sedikit memainkan trik untuk melumpuhkan setiap serangan dari lawannya.
di lain sisi Lila dan Lin Shan sudah bertemu kembali di tempat yang sudah mereka bertiga tentukan sebelum berpencar.
"kau menemukan sesuatu"
"tidak"
Lila bertanya pada Lin Shan apakan dia menemukan sesuatu yang berharga karena dirinya tidak menemukan apa pun selain beberapa tanaman yang sering dia Liat di pasar bersama teman temannya dulu.
"dimana nona apa dia belum kembali"
"aku tidak tau aku baru sampai"
Lin Shan sedikit khawatir berniat untuk mencarinya
"aku ikut'
mereka berdua pergi dari sana untuk mencari di mana keberadaan Aqila karena merasa khawatir dengan kondisi gadis itu.
kembali ke tempat Aqila kini gadis itu merasa sudah cukup bermainnya dia mengakhiri pertarungan tersebut dengan memukul keras bagian tubuh naga itu hingga sang naga mengerang kesakitan.
sang naga yang tadinya meremehkan Aqila di buat tidak berdaya karena ternyata gadis kecil yang terlihat lemah itu mampu membuat pukulan yang sangat mematikan
dia tidak ingin lagi berurusan dengannya gadis itu bukanlah gadis sembarangan yang bisa di bunuh dengan mudah
"aku mengaku kalah gadis kecil, apa yang kau inginkan sehingga bisa datang ke tempat ini"
"pedang"
tanpa basa basi lagi Aqila langsung mengatakannya karena sejak melihat pedang hitam tersebut dia sudah sangat tertarik
"pedang Hitam itu bukanlah pedang sembarangan pedang tersebut memiliki kesadaran sendiri jika dia mengakui mu sebagai tuanya maka kau bisa memilikinya jika tidak aku bahkan tidak bisa membantu mu"
"owh"
"jika kau mau, kau bisa mencoba meneteskan darah mu di atas pedang tersebut tetapi dengan demikian aku juga ikut terkontrak hidup dan mati pada pemilik pedang itu"
"bagaimana jika aku bisa mendapatkannya dan tidak menginginkan mu"
"aku akan mati karena pemilik sebelumnya sudah mengatakannya pada ku"
"siapa dia"
"aku tidak bisa memberitahu tahu mu"
"baiklah tidak masalah"
Aqila mengiris telapak tangannya kemudian meneteskan darah itu ke atas pedang Hitam tersebut.
sebuah cahaya muncul menandakan bahwa pedang itu mengakui Aqila sebagai tuan barunya sedangkan naga hitam di buat tidak percaya selam ini banyak para kesatria dan pendekar hebat yang mencobanya namun tidak pernah berhasil
tetapi pada gadis kecil di hadapannya pedang itu langsung mengakui Aqila sebagai pemilik pedang tersebut
dengan demikian mereka bertiga sudah terikat kontrak hidup dan mati, kontrak tersebut tidak akan berpengaruh sama sekali terhadap Aqila jika gadis itu membatalkannya, lain halnya dengan sang naga dia akan mati jika hal itu terjadi.
"salam hormat hamba pada junjungan muda"
"hah"
Aqila terkejut mendapati seorang pemuda berpakaian hitam sedang berlutut ala kesatria di hadapannya
pemuda itu terlihat sangat tampan dengan postur tubuh tinggi dan berisi Surai hitam panjang itu membuat ketampanannya tiada obat.
pemuda tersebut adalah naga hitam tadi yang sudah berubah menjadi manusia begitu kontrak terikat.
"bangunlah lain kali tidak perlu seperti itu"
meski sedikit canggung Aqila tetap meminta pemuda itu untuk berdiri dari posisinya karena dia merasa tidak nyaman di perlakukan demikian.
"baik junjungan"
tanpa membantah pemuda tampan itu langsung berdiri menatap kearah aqila
"panggil saja aku Aqila"
"baik nona Aqila"
"ayo keluar dari sini"
"apa anda bersedia menerima saya sebagai pengikut anda nona"
dia mengatakannya dengan sedikit ragu karena teringat dengan ucapan Aqila sebelumnya
"hm"
"terimakasih banyak nona"
Aqila mengangguk sebagai jawaban sedangkan pemuda tersebut merasa senang karena dia tidak akan berakhir tragis di tangan tuan barunya.
"siapa nama mu"
"saya tidak punya nama nona"
"hei long, aku akan memanggil mu itu saja"
"terimakasih nona sudah memberi hamba nama"
"hm, masuklah"
Aqila mengatakan hal itu dengan ambigu membuat hei long bingung
"kemana"
"ruang dimensi kau akan tinggal di sanah"
"baiklah nona"
hei long merasa takjub mendengar Aqila memiliki ruang dimensi Gadis kecil sepertinya sudah memiliki benda berharga yang banyak di perebutkan oleh banyak orang bukankah itu sungguh memukau.
setelah mengatakan hal itu Aqila langsung memfokuskan pikirannya kemudian memasuki ruang dimensi miliknya
kedatangan Aqila di sambut baik oleh seekor serigala yang Aqila bawa tempo lalu, serigala tersebut kini sudah sedikit bertambah besar dan bisa berbicara berkat air suci dan makanan yang sering Aqila berikan sewaktu mengunjungi dimensi.
"salam nona Aqila"
"hm, ke marilah hei Lang"
sebelumnya Aqila sudah memberikan nama tersebut kepada serigala hitam itu dan dia menyukainya
terimakasih sudah berkunjung semoga kalian masih suka dengan ceritanya 😊
selamat membaca semuanya 🙏
_anisa15_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trussehat
2023-06-08
1
Frando Kanan
hei long...tpi hei? kek yg itu...HEY!
2023-03-15
0
R@3f@d lov3😘
aq sukaaaaaaaa 🤗🤗 kak
2022-11-14
0