melihat kondisi yang masih tertib raja Jiang nan kembali membuka suara.
"apa bangsawan Han tau alasan kenapa saya memanggil anda kemari"
"tidak yang mulia"
"sebenarnya tujuan saya memanggil anda kemari karena ada hal penting yang ingin saya bicarakan, setelah menimbang beberapa saran dari para menteri saya sudah mengambil keputusan untuk mengangkat anda sebagai Mentri keuangan di kerajaan ini"
tuan Han terbengong mendengar penuturan itu untuk beberapa saat, sebelum akhirnya dia menyadari kemudian bersujud sebagai bentuk penghormatan.
"terimakasih banyak atas kepercayaan anda terhadap saya yang mulia, tapi boleh saya bertanya satu hal"
"apa itu"
"apa alasan yang mulia memilih saya jujur saja ini sedikit mengejutkan, maaf atas kelancangan saya ini yang mulia raja"
"dua bulan yang lalu Mentri keuangan yang lama melakukan penggelapan dana secara besar besaran demi kesenangannya sendiri, dan itu membuat sistem pemerintahan sedikit kacau, dia juga sudah di jatuhi hukuman mati, meski begitu sistem keuangan kerajaan masih belum stabil itulah sebabnya saya harus segera mencari pengganti untuk menempati posisi tersebut"
"terima kasih atas penjelasannya yang mulia saya akan berusaha sebaik mungkin dalam mengemban tugas tersebut"
"bangkitlah bangsawan Han"
setelah semuanya menjadi jelas orang orang yang ada di sana mulai berbisik bisik membicarakan hal tersebut, ada banyak tanggapan yang terdengar oleh tuan Han.
"dengar semuanya besok lusa kita akan melakukan upacara pengangkatan resmi terhadap bangsawan Han"
"baik yang mulia sesuai perintah anda"
setelah semuanya selesai dan tidak ada lagi hal penting lainya yang perlu di bicarakan kini Rapat tersebut di anggap telah selesai.
semua orang berbondong-bondong keluar dari ruangan itu sambil memberikan selamat pada tuan Han
tapi tidak sedikit juga orang yang menggunjing perihal tersebut dan menatap sinis kearahnya.
meski begitu tuan Han masih bersikap tenang seolah olah tidak terpengaruh dengan cibiran Cibiran itu.
di tempat lain Aqila membawa Lila dan Lin Shan ke pasar ibu kota kemudian nantinya akan melanjutkan perjalanan menuju hutan Selatan.
Aqila ingin mengunjungi tempat itu karena merasa penasaran apa saya yang ada di dalamnya.
konon hutan tersebut terdapat harta Karun yang sangat berharga, dan belum ada seorang pun yang berhasil menemukannya
di pertengahan jalan Lin Shan membuka suara menyampaikan keraguan yang dia rasakan sejak tadi.
"nona kau yakin akan pergi kesana"
"hm"
Aqila hanya menjawab dengan seadanya saat ini dia terlalu malas untuk berbicara panjang lebar
"tapi bagaimana jika hutan itu berbahaya saya tidak ingin anda terluka"
pria itu selalu saja merasa khawatir jika menyangkut keselamatan aqila entah perasaan seperti apa yang dia miliki tapi dia tidak rela jika aqila tergores sedikit saja.
"tidak akan"
Aqila hanya menanggapi kekhawatiran Lin shan dengan acuh baginya itu terlalu berlebihan dia bukan gadis lemah yang harus selalu di khawatirkan.
"hah anda memang keras kepala nona"
Lin Shan menyerah jika harus berdebat dengan Aqila karena gadis itu terlalu keras kepala, sekali dia menetapkan keputusannya maka tidak ada seorang pun yang biasa mengganggu gugat.
"yang Lin Shan katakan benar nona"
Lila yang sejak tadi diam kini ikut menyela pembicaraan tersebut
"tidak mau ikut ya sudah"
Aqila tidak perduli jika mereka ingin ikut dengannya atau tidak baginya ia bisa melakukannya sendiri
bukan karena dia menyepelekan perasaan Lila dan Lin Shan, tapi Aqila hanya tidak ingin mereka berdua terluka karena terus melindunginya.
bagi Aqila mereka berdua sangat berarti dalam hidupnya, dia bukanlah tipe orang yang bermulut manis Aqila lebih suka menunjukan rasa sayangnya dengan tindakan bukan dengan berkata kata.
"tidak tidak saya ikut"
Lila langsung menolak bagaimana mungkin dia akan meninggalkan Aqila sendirian di dalam hutan membayangkannya saja membuat bulu kuduk Lila tegang.
"apa ada kabar terbaru"
Aqila kembali membuka suara sambil terus berjalan dan mengamati keadaan sekeliling karena mereka sudah hampir dekat dengan tujuan.
"belum ada pergerakan apa pun nona, sepertinya mereka masih menunggu waktu yang tepat"
Lin Shan menyadari kemana arah pembicaraan yang Aqila maksud kemudian menjelaskannya secara sederhana.
flashback,,,
malam hari sebelum tuan Han pergi ke istana Aqila meminta Lin Shan untuk menemuinya di ruang baca kediaman lavender.
"salam nona, ada hal penting apa anda memanggil saya di tengah malam begini"
"awasi setiap pergerakan selir Han dan kedua putrinya aku merasa mereka sedang merencanakan hal yang buruk"
"baik nona, apa ada lagi"
"tolong lindungi ayah ku secara diam diam aku tau ada banyak pengawal bayangan yang dia miliki tapi itu tidak menjamin keamanan dia selamanya"
"hamba mengerti nona"
"aku percayakan ini kepada mu Lin Shan"
"terimakasih nona kalau begitu saya pamit selamat beristirahat nona semoga anda bermimpi indah"
setelahnya Lin Shan langsung menghilang secepat kilat dari hadapan Aqila.
alasan kenapa Aqila meminta Lin Shan melakukan itu semua karena Aqila tau kemampuan yang dimiliki Lin shan satu tingkat di bawahnya, pemuda itu juga sudah di latih sebagai mata mata yang handal akan sulit bagi orang lain menemukan keberadaannya saat dia sudah menjalankan tugas.
dan bagaimana Aqila tau tentang pengawal bayangan yang di miliki tuan Han karena dia sangat peka terhadap segala sesuatu di sekitarnya.
Indra pendengaran dan penglihatan Aqila sangatlah sensitif dia sudah terbiasa dalam situasi yang sulit sekali pun.
dia adalah seorang agen rahasia dan pembunuh bayaran tentu kepekaan adalah hal penting yang harus dimiliki jika tidak mungkin dia sudah mati sejak lama.
flashback off,,
Lila yang tidak tau apa pun merasa kesal karena dirinya tidak di ikut sertakan dalam rencana mereka.
"hey, apa apaan ini kenapa kalian tidak melibatkan ku dalam rencana kalian"
Lila merajuk sambil memanyunkan bibirnya sedangkan Lin Shan yang melihat merasa jengah dengan sikap gadis itu.
"itu karena kau tidak di perlukan"
"sialan kau Lin shan apa kau pikir aku ini bodoh dan tidak berguna hah"
gadis itu meras marah karena secara tidak langsung Lin Shan menganggapnya tidak berguna
"memang kau bodoh"
dengan acuh pemuda itu kembali mengejek Lila, meski mereka sering bertengkar tetapi ketiganya saling menyayangi
"yakk, sialan kau bedebah"
"dasar gadis gila"
"apa kata mu"
"gila"
"nona"
Lila sudah sangat kesal dan ingin mengadu pada Aqila tapi jawaban Gadis itu malah membuatnya kecewa
"diam atau aku tinggal"
Lin Shan yang mendengar langsung menjulurkan lidah mengejek ke arah Lila, sedangkan gadis itu membuang muka ke arah lain.
menurut aqila mereka seperti tom and Jerry bila satukan dan lagi lagi harus Aqila yang menjadi penengah di antara keduanya.
tidak terasa selama perdebatan itu berlangsung mereka sudah tiba di depan hutan tersebut.
"tetap waspada"
"baik nona"
Lila dan Lin Shan langsung mengatakannya dengan serempak, begitu ke duanya menyadari hal dimana mereka bicara secara bersamaan langsung membuang muka ke arah yang berlawanan.
mereka bertiga terus melangkah menyusuri hutan itu mencari sesuatu yang di maksud para penduduk.
Hay semua maaf yh author selalu telat up karena author sibuk banget dengan kerjaan author semoga kalian tidak bosan menunggu
terimakasih sudah mampir😊
selamat membaca 🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
°nina°
semangat terus berkarya thor
2024-01-29
0
fifid dwi ariani
trus sabar
2023-06-08
0
Yuli Yanti
💐
2023-03-20
0