tidak lupa juga dengan permaisuri yang duduk di sebelahnya.
di bawah satu tingkat tempat duduk raja di isi beberapa pangeran dan para putri
sedangkan di sisi lainnya di tempati oleh selir agung dan beberapa selir lainnya.
raja Jian nan memiliki satu istri sah dan tiga orang selir dia juga memiliki tiga orang putri dan lima orang putra termasuk pangeran ke empat
aula utama sangatlah besar dan megah setiap dinding dan pilarnya di buat seindah mungkin dengan nuansa keemasan.
"yang mulia pangeran ke empat dan jendral Ling sudah tiba"
teriak salah satu penjaga pintu aula utama sambil membuka pintu besar itu
perlahan keduanya memasuki ruangan setiap langkah yang mereka buat terasa begitu tegas dan berwibawa tidak ada senyuman yang nampak dari keduanya mereka menjadi pusat perhatian setiap orang yang hadir di sana.
"salam yang mulia raja Jiang nan semoga anda panjang umur dan semoga rakyat Cang'an selalu sejahtera"
begitu sampai di hadapan raja Jian nan mereka berdua langsung memberi salam penghormatan.
"salam kalian saya terima bangkitlah"
"terimakasih yang mulia"
mereka berdua langsung bangkit dan berdiri tegak seperti sebelumnya.
"apa ada masalah di perbatasan sehingga kalian pulang secara mendadak tanpa pemberitahuan lebih dulu"
"tidak ada yang mulia semuanya aman terkendali mereka tidak melakukan pergerakan apa pun selama setahun ini"
"baiklah jika begitu kalian tidak perlu kembali ke perbatasan lagi, sudah lama bukan kalian tidak bertemu dengan keluarga kalian masing masing"
"terimakasih atas kemurahan hati anda yang mulia"
"sama sama silahkan duduk dan nikmati jamuan ini"
keduanya berbalik dan duduk di tempat yang sudah di siapkan untuk mereka berdua.
di lain tempat setelah mengisi perut Aqila, Lila dan Lin sah pergi ke sebuah toko perhiasan untuk menjual batu Ruby tersebut sesuai saran Lila.
sejak kembali dari hutan Lila begitu bersemangat dia terus mengoceh tentang batu itu yang membuat Aqila dan Lin Shan jengah di buatnya.
batu itu memang sangat berharga bagi orang lain tapi bagi Aqila itu tidak seberapa karena dia masih memiliki barang berharga lainnya di dalam dimensi.
flashback,,,
setelah keluar dari dalam hutan mereka bertiga pergi ke sebuah restoran yang terlihat sedikit ramai, begitu mereka tiba di ibu kota.
tanpa menunggu lama lagi Lila langsung memesan makanan untuk mereka bertiga karena sejak tadi perutnya terus saja meronta meminta untuk segera di puaskan.
"pelayan tolong siapkan tiga mangkuk mie kuah panas satu piring daging panggang dan satu hidangan manis"
"baik tunggu sebentar nona"
setelah mencatat semua pesanan pelayan tersebut pergi ke belakang tempat dapur itu berada.
"nona kita apakan batu batu ini"
"terserah"
"Hem apa di jual saja yah, harga batu ini pasti sangat mahal kita bisa menggunakannya untuk kebutuhan paviliun lavender apalagi uang bulanan yang nona terima dari pengurus kediaman sangat lah sedikit berbanding terbalik dengan selir Han dan kedua putrinya"
"benarkah"
Lin Shan yang mendengar itu merasa kesal kenapa majikannya tidak di perlakukan dengan baik, dia ingin sekali memberikan mereka pelajaran yang setimpal agar mereka sadar atas perbuatannya.
"tentu saja, aku merasa bahwa pengurus kediaman Han telah bersekongkol dengan selir huranran, jika tidak maka uang bulanan nona seharusnya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan nona setiap bulannya"
"ternyata mereka sangat licik"
Lila mengangguk membenarkan ucapan Lin Shan dia juga sangat kesal dan ingin sekali memberi pelajaran pada selir Han tapi dia tidak cukup berani dalam mengambil tindakan yang malah nantinya akan berakibat buruk pada majikannya.
"kalau begitu jual saja"
ucap Aqila dengan mudahnya dia juga tidak begitu perduli dengan batu Ruby itu.
"baiklah"
akhirnya mereka makan dengan tenang setelah semua makanan tersaji di hadapan mereka bertiga.
flashback off,,,
setelah berjalan tidak cukup jauh mereka bertiga melihat sebuah bangunan besar dengan papan nama bertuliskan "zhubao luming"
ketiganya langsung memasuki bangunan tersebut, mereka di sambut baik oleh salah satu pelayan toko.
"ada yang bisa saya bantu tuan dan nona"
"nona saya ingin bertemu dengan pemilik toko"
"baiklah tunggu sebentar saya akan melapor terlebih dulu"
"silahkan"
pelayan itu pergi ke salah satu ruangan samping kanan yang ada di lantai atas toko tersebut.
tok tok tok
"masuk"
"salam tuan, maaf mengganggu waktu anda seorang pelanggan ingin bertemu dengan anda mereka sedang menunggu di bawah"
"siapa"
"saya tidak tau tuan, tapi di lihat dari cara berpakaian mereka sepertinya bukan orang sembarangan"
"baiklah bawa mereka kemari"
"baik tuan, permisi"
pelayan itu melangkah pergi dari sana kemudian datang menghampiri Lila dan yang lain
"mari saya antar tuan dan nona"
"hm"
mereka bertiga mengangguk setuju kemudian mengikuti pelayan tersebut sampai di sebuah ruangan yang di maksud.
"salam semua ada keperluan apa sehingga kalian ingin menemui saya"
ucap pemilik toko dengan sangat sopan sambil mempersilahkan mereka untuk duduk setelah pintu ruang itu di buka.
Aqila duduk di hadapan pria itu sedangkan Lila dan Lin Shan memilih untuk tetap berdiri di samping Aqila.
"kami ingin menjual sesuatu yang pasti ini sangat berharga"
Lila yang mengambil alih keputusan sebab Aqila tidak ingin repot mengurusi hal sepele seperti ini.
"apa itu"
pemilik toko merasa penasaran dengan barang yang di tawarkan
Lila kemudian mengeluarkan tiga batu permata Ruby berukuran sedang itu keatas meja dari dalam saku bajunya.
pemilik toko di buat terkejut matanya melotot dan mulutnya menganga tidak percaya dengan apa yang dia liat barusan.
"ini, ini, ini batu permata Ruby merah darah yang sangat langka itu"
"ya"
"kalian yakin"
"kau pikir kami sedang berbohong jika tidak percaya kau bisa memeriksa kemurniannya"
Lila sedikit kesal dengan pemilik toko yang mengira bahwa mereka sedang menipu.
"baiklah tunggu sebentar aku akan memanggil seseorang untuk memeriksa batu permata ini"
"tangli ke marilah"
pemilik toko itu berteriak memanggil seseorang dan tidak butuh waktu lama pemilik nama tersebut langsung menghadap tuannya.
"salam tuan ada apa anda memanggil saya"
"tolong periksa apakah batu ini benar benar asli"
pemilik toko menyerahkan satu batu permata Ruby ke tangli untuk di cek ke aslinya dan pemuda tersebut langsung mengamatinya secara teliti.
dulunya pemuda itu bekerja di pertambangan jadi dia sudah pasti tau asli atau tidaknya barang tersebut.
"hmm, ini benar batu permata Ruby merah darah yang sangat langka itu tuan"
"baiklah kalau begitu kau bisa pergi"
"permisi tuan"
pria itu melangkah pergi dari sana dengan wajah yang masih terkejut.
"maaf meragukan kalian, saya hanya seorang pembisnis yang tidak ingin rugi itu sebabnya saya selalu berhati-hati"
"tidak masalah"
"berapa harga untuk semua batu permata ini, bagaimana dengan sepuluh ribu koin emas"
"tidak"
"lima belas ribu koin emas"
"dua puluh lima ribu koin emas kau bisa mengambilnya Jika tidak aku akan menjualnya pada orang lain"
"tapi itu sangat mahal nona"
"itu karena dia berharga, nanti juga tuan akan mendapatkan keuntungan melebihi ini jika batu permata Ruby tersebut sudah di buat perhiasan"
"mereka benar juga"
ucap pemilik toko dalam hati sambil menimbang kembali keutungan yang akan dia dapatkan nantinya.
"bagaimana"
"baiklah saya setuju, tunggu sebentar saya akan mengambil bayarannya"
pemilik toko tersebut melangkah masuk ke dalam kamar yang ada di dalam ruangan itu, tidak butuh waktu lama dia kembali sambil membawa kotak berukuran sedang yang bisa di tebak apa isi di dalamnya.
"ini bayarannya"
"terimakasih"
Lin Shan mengecek kotak tersebut dan mengangguk membenarkan isi di dalamnya
setelah itu mereka pergi dari sanah dan melanjutkan kembali perjalanan untuk pulang
Hay ketemu lagi sama author semoga kalian masih suka dengan ceritanya
selamat membaca 🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sehat
2023-06-08
0
Frando Kanan
weh....mlh ada selir.... ckckck 🙄
2023-03-15
0