Menikah Karena Tugas
"Tunggu aku! Sampai selesai masa pendidikan militer, aku akan melamarmu. Berjanjilah! Berjanjilah untuk setia padaku!" Zubair menggenggam erat tangan Armita dan menatapnya dengan tulus namun sangat menuntut.
Armita mengangguk. "Aku berjanji! Aku berjanji akan sabar menunggumu. Aku berjanji akan setia padamu. Sampai suatu saat kamu akan melamarku."
Zubair merengkuh tubuh Armita dan mendekapnya erat. Sungguh berat meninggalkan kekasih yang telah 3 tahun bersamanya.
Namun harus ia lakukan. Dia harus berangkat untuk memenuhi kewajibannya, demi mewujudkan mimpinya.
Zubair menempuh pendidikan militer untuk bergabung dengan Angkatan Laut. Dengan penuh optimis dan support dari sang kekasih, Zubair fokus mengejar karirnya.
"Kapten Zubair Al Tamish!" Suara sang komandan memanggilnya.
Zubair maju kedepan untuk menerima kenaikan pangkatnya. Dia sudah menjadi kapten sekarang. Karirnya cukup gemilang dalam jajaran pasukannya.
"Aku berhasil! Tunggu aku sayang! Aku akan pulang dan melamarmu!" Dengan penuh tekad, Zubair pulang untuk menemui Armita. Ia sudah menyiapkan kejutan spesial untuk kekasihnya.
Kali ini Zubair akan mewujudkan keinginannya untuk melamar Armita. Ia sudah menyiapkan sebuah cincin yang dibungkus sebuah kotak indah berwarna merah. Zubair sudah menyiapkan sebuah tempat untuk makan malam romantis mereka berdua. Sebuah restoran di tepi laut dengan diterangi cahaya lilin dan musik yang romantis.
Zubair menggandeng sang kekasih berjalan menuju meja yang telah ia pesan.
"Wow, apa ini?" Armita menatap takjub pada apa yang dilihatnya. Kedua matanya berembun karena terharu atas kejutan yang dibuat oleh Zubair.
Zubair berlutut menggunakan satu kakinya dan menunjukkan cincin yang bertengger dalam kotak beludru merah.
"Armita Wirapraja, bersediakah engkau untuk menja-"
Ucapan Zubair terjeda. Dering ponselnya mengganggu. Dering khusus untuk panggilan darurat yang mengharuskan dirinya untuk kembali ke pangkalan.
"Maaf sayang, ini panggilan darurat." Zubair mengambil jarak dan mulai menjawab panggilan tersebut.
Setelah beberapa saat, Zubair kembali dengan raut wajah penuh penyesalan.
"Maaf sayang. Ada panggilan darurat yang mengharuskan aku untuk kembali ke pangkalan sekarang juga. Aku akan mengantarmu pulang."
Armita sangat kecewa. Namun ia tak bisa berbuat banyak. Jika masalah tugas memang tidak bisa dibantah. Ia hanya bisa pasrah dan menerima Zubair untuk mengantarnya pulang.
Selesai mengantar Armita, Zubair bergegas menuju markas. Ia bergabung dengan beberapa pasukan yang masuk dalam Tim khusus untuk misi kali ini.
Misi ini dipimpin oleh perwira bintang dua berpangkat Laksamana Muda (Laksda) yang bernama Laksda Yuda Wicaksana.
Ini adalah misi penangkapan pemberontak asal negara Barat yang di pimpin oleh seseorang berinisial Mr. F.
Mr. F memasok senjata api ilegal dan berhasil masuk ke wilayah perairan negara ini setelah bekerja sama dengan seorang pengusaha di negeri ini. Misi rahasia ini dilakukan untuk menangkap Mr. F dan membawanya untuk diserahkan ke pengadilan internasional.
Laksda Yuda mulai membagi tugas kepada masing-masing pasukan.
Kini tiba giliran Zubair.
"Kapten Zubair!" Laksda Yuda memanggil namanya dan mulai menyebutkan tugasnya. "Tugasmu adalah menjadi pengawal pribadi putriku! Kamu harus memastikan dia selamat dan tidak berada dalam ancaman selama misi ini berlangsung!"
Laksda Yuda berjalan mendekati Zubair. "Aku tidak akan bisa memimpin misi ini hingga sukses jika ada anggota keluargaku yang berada di bawah ancaman. Kau harus memastikan semuanya aman tapi putriku tetap bisa beraktifitas seperti biasanya."
Zubair menerima tugas ini. Dengan sikap sempurna dia menjawab "Siap Laksanakan!"
Setelah pembagian tugas kepada masing-masing personil dan rencana telah dijelaskan. Pasukan pun dibubarkan. Masing-masing personil mulai menjalankan tugasnya sesuai posisi masing-masing.
Begitupun dengan Zubair. Ia sudah berada di kediaman sang komandan dan mulai menilai tingkat keamanan tempat tinggal dari jangkauan musuh.
Hingga hari berganti dan Matahari terbit menggantikan malam. Zubair sudah bersiap untuk menjalankan tugasnya. Ia duduk di ruang pertemuan, menunggu sang komandan datang dan memberinya perintah.
Laksa Yuda datang bersama sang istri. Mereka duduk berdampingan di sofa ruang pertemuan itu.
"Panggilkan Zylda dan minta ia segera bersiap untuk menemui tamu kita." Laksda Yuda memberi perintah kepada salah satu asisten rumah tangga.
Tak berapa lama kemudian Zylda turun menghampiri sang ayah. Ia mengecup pipi sang ayah dan memberi salam.
"Selamat pagi ayah." Sapanya.
"Duduklah nak! Ada yang ingin ayah bicarakan denganmu."
Zylda duduk di sofa berhadapan dengan sang ayah. Namun pandangan matanya sempat menyapu ruangan itu dan berhenti pada sosok tampan yang duduk dengan tegak tak jauh dari ayahnya.
"Siapa dia? Tampan sekali prajurit ayah." Zylda bergumam dalam hatinya sambil tersenyum.
"Zylda, perkenalkan, dia Kapten Zubair Al Tamish. Mulai hari ini dia akan menjadi pengawal pribadimu. Dia akan mengikutimu kemanapun kamu pergi. Dia yang akan bertanggung jawab atas keselamatanmu." Kata sang ayah memperkenalkan Zubair.
Zylda menganga. Ia sungguh tidak percaya. Pengawal? Hidupnya akan dihantui oleh seorang pengawal? Hidupnya tak lagi bebas dan teman-temannya akan mengetahui jika dia anak seorang jendral.
"Tapi ayah, selama ini aku baik-baik saja. Aku tidak butuh seorang pengawal." Zylda mencoba menginterupsi.
"Tidak ada bantahan! Ini perintah dan kamu harus menjalankannya!" Ucapan tegas sang ayah tak pernah bisa ia bantah.
"Baiklah! Dia bisa menjadi pengawalku dengan satu syarat!" Zylda mencoba bernegosiasi.
"Tidak ada syarat dan tidak ada penolakan! Ini perintah!" Laksda Yuda berkata dengan tegas.
"Hanya satu syarat dan tidak akan melanggar protokol pengamanan. Ku mohon ayah." Zylda berkata dengan tatapan penuh harap.
"Apa syaratnya?" Tanya Laksda Yuda pada sang putri.
"Selama bersamaku, dia tidak boleh memakai seragam ataupun baju dinasnya! Jangan sampai orang di sekelilingku mengetahui profesinya sebagai seorang tentara!" Pinta Zylda dengan tegas.
"Baiklah! Ayah terima syarat itu!" Jawab sang ayah.
Zylda mulai menjalani harinya dengan diikuti Zubair di belakangnya. Aneh rasanya ketika hidup selalu diikuti oleh lain tanpa bicara sedikit pun. Namun Zylda hanya bisa pasrah mengikuti perintah sang Ayah.
Namun hari ini berbeda. Zylda ada janji bertemu teman-temannya. Teman-temannya akan curiga melihat Zylda yang selalu diikuti Zubair dalam jarak dekat.
"Aku harus mencari cara supaya teman-temanku tidak curiga! Jangan sampai mereka tahu kalau aku ini anak Jenderal!"
Zylda mendapatkan ide. Ia meminta Zubair untuk mengantarnya ke sebuah mall.
Berada dalam satu mobil namun tak ada pembicaraan sama sekali. Zylda yang duduk di kursi penumpang mulai membuka pembicaraan.
"Ehm, siapa namamu tadi? Zubair ya?" Tanya Zylda.
Tak ada jawaban dari Zubair. Pemuda itu hanya diam dan fokus mengemudi.
"Jadi begini." Zylda melanjutkan. "Kamu boleh jadi pengawalku dan ikut kemanapun aku pergi. Tapi dengan satu syarat!"
"Saya menyimak Nona." Jawab Zubair datar.
"Kamu harus menjadi pacarku!" Ujar Zylda dengan mengangkat kepalanya. "Hanya status! Supaya teman-temanku tidak curiga karena melihatku selalu bersamamu."
"Maaf Nona, saya tidak bisa." Jawaban Zubair ini membuat Zylda geram.
"Hei! Ini hanya status! Aku tidak mau teman-temanku tau kalau ayahku seorang Laksamana! Aku tidak mau mereka tau kalau aku putri seorang jendral!" Ujar Zylda dengan kesal.
Zylda semakin geram karena Zubair hanya diam dan tidak meresponnya.
"Antarkan aku ke mall G!" Zylda berujar dengan kesal dan membanting tubuhnya bersandar di kursi penumpang.
Zylda terus mencari cara supaya Zubair mau menyetujui permintaannya.
Mobil telah sampai di parkir basement mall G. Zylda langsung membuka pintu dan berlari menjauh dari mobil. Zylda berencana untuk kabur dari pengawalnya itu.
Namun Zubair adalah tentara terlatih. Dia langsung berlari mengejar Zylda.
Tanpa diduga, ada sebuah mobil yang melaju cepat melintas di dekat Zylda. Gadis itu terkejut dan tidak bisa menghindar.
Dengan sigap Zubair menarik tubuh Zylda hingga menatap dadanya dan masuk dalam pelukannya.
"Nona! Apa Nona sadar kalau tindakan itu berbahaya!" Suara Zubair seperti menggelegar di telinga Zylda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Rega
Knpa gabisa ke buka iniuuiui
2023-07-10
0
Teman Teduh
ktl
2023-06-30
0
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu
2023-02-21
0