Zylda masih berusaha menata hati dan pikirannya. Kenyataan ini terlalu pahit untuk diterima.
Zylda menatap lekat wajah Naya di hadapannya. Masih berusaha mencerna apakah semua ini benar adanya.
"Sebagai sahabat, aku sangat menyayangi Armita. Aku tidak ingin sahabatku kesusahan menjalani beratnya pendidikan militer."
Naya mencoba menurunkan emosinya. "Demi sahabatku, aku mohon padamu. Aku ingin Armita menjadi dokter Anak seperti yang sudah lama ia cita-citakan. Aku tidak mau dia masuk dalam kemiliteran."
Mall ini tiba-tiba menjadi ruang hampa bagi Zylda. Ia masih terpaku di tempat duduknya. Mengabaikan apapun di sekelilingnya. Hanya perkataan Naya yang bisa masuk ke telinganya.
"Armita.."
Zylda masih menatap Naya.
"Armita.."
Masih tak memalingkan pandangannya dari Naya.
"Armita.."
Nama itu terus yang terucap dari mulut Zylda dengan pandangan kosongnya.
Amran menyadari Zylda sedang tidak baik-baik saja. Ia meraih tangan Zylda dan menggenggamnya.
Namun tak merubah reaksi Zylda.
Amran mengusap bahu Zylda. "Zizyl, kamu kuat!" Amran hanya berusaha membuat Zylda tenang.
"Armita.." Kali ini Zylda menundukkan kepalanya. Melihat telapak tangannya uang diusap oleh Amran.
Ia kembali menatap Naya, "Aku akan membantumu."
Ucapan Zylda membuat Naya tersenyum seketika. Seolah semua harapan untuk sang sahabat muncul kembali.
"Tapi dengan syarat!"
Senyum Naya terhenti. Khawatir jika syarat itu akan menyusahkannya.
"Tunjukkan padaku gambar Zubair yang sedang bersama Armita!"
Zylda hanya ingin tau bagaimana sikap Zubair pada Armita. Apakah sama dengan perlakuan Zubair kepadanya?
Naya mengambil ponsel dari tas jinjingnya. Ia mencoba mencari akun media sosial Armita. Kemudian scroll untuk mencari foto Armita bersama Zubair.
Dapat!
Naya membalik ponselnya untuk menunjukkan pada Zylda. "Ini foto mereka berdua."
Zylda melihat beberapa diantaranya. Zubair nampak tersenyum cerah. Berbeda dengan saat bersamanya.
Namun foto itu tak memuaskan Zylda. "Apa ada video kebersamaan mereka?"
Naya mencoba mencari. Tapi nihil. Akun itu hanya berisi foto tanpa ada video mereka satupun.
Naya masih berusaha mencari di memori ponselnya. Ia juga membuka google foto tempat ia menyimpan kenangan-kenangan lama.
"Ini ada!" Naya menyerahkannya pada Zylda.
Zylda melihat video itu bersama Amran disebelahnya.
Video saat Armita menjemput Zubair sepulang pendidikan militer. Armita membawa buket bunga dengan wajah ceria. Merentangkan tangannya.
Zubair yang mengenakan baju doreng berlari ke arahnya. Menerima sambutan tangannya dan memeluknya hingga tubuh mereka berputar.
Nampak jelas di video itu Zubair tak henti-hentinya mencium pipi Armita.
"Aku kangen."
Satu kata yang diucapkan Zubair dalam video itu mampu membuat air mata Zylda meluncur turun.
Tak kuat dengan adegan selanjutnya, Zylda beralih pada video lainnya.
Armita seperti sedang merayakan ulang tahun bersama teman-temannya. Zubair duduk disebelahnya.
Sesak menerkam dada ketika melihat sikap Zubair yang begitu hangat bahkan terlihat manja pada Armita. Sangat berbeda saat bersamanya.
Zylda tergugu. Jarinya bahkan gak mampu lagi untuk menggeser layar ponsel di tangannya.
Ponsel itu merosot jatuh dari genggaman Zylda. Tergeletak di atas meja.
"Apa kamu bersedia melepas Zubair untuk Armita?" Naya bertanya dengan hati-hati.
Zylda menatapnya. Tatapan Tajam dan serius ia tujukan pada Naya.
"Bukankah tadi aku mengatakan akan membantumu? Membantu supaya Armita membatalkan niatnya menjadi tentara."
Zylda menjeda ucapannya sejenak, kemudian mulai melanjutkan.
"Masalah Zubair, aku butuh banyak pertimbangan untuk itu!"
Perbincangan itu berakhir setelah Naya dan Zylda selesai bertukar nomor telepon.
Naya pun pamit dan pergi dari hadapan Zylda.
Zylda masih terpaku di tempat. Tubuh terasa tanpa otot dan tulang. Pikirannya melayang.
Amran membantunya untuk berdiri dan berjalan menuju tempat parkir.
Melihat kondisi Zylda, Amran memutuskan untuk mengantar sahabatnya itu pulang kerumah.
Beberapa kali Amran bertanya alamat rumah Zylda namun tidak dijawab. Zylda hanya diam melamun dengan pandangan kosong.
Dia mengambil ponsel Zylda, berinisiatif mencari history aplikasi ojek online untuk mencari alamat rumah Zylda.
Amran melajukan mobilnya mengikuti map dari ponsel Zylda. Selama bersahabat dengan Zylda, ia baru mengetahui jika Zylda adalah putri seorang Laksamana.
Mobil telah sampai di depan rumah. Amran bisa melihat Zubair yang membuka pintu dan berdiri di teras melihat ke arah mobilnya.
Amran turun dan berjalan memutar. Ia membuka pintu dan membantu Zylda turun.
Amran memapahnya, membantu Zylda berjalan hingga ke depan Zubair.
"Zylda kenapa?"
Nampak raut muka marah di wajah Zubair.
"Biarkan dia istirahat dulu! Aku akan menjelaskannya nanti padamu." Amran mencoba menahan rasa kesalnya pada Zubair.
"Aku yang akan membawanya ke kamar. Kamu tunggu disini!" Zubair meraih pundak Zylda dari tangan Amran kemudian memapahnya menuju kamar.
Hingga Zylda duduk di atas ranjang, Zubair menutupi kakinya dengan selimut kemudian beranjak menuju teras untuk bertemu Amran.
"Apa yang terjadi? Kenapa Zylda jadi seperti itu?" Pertanyaan Zubair terkesan menginterogasi.
"Zylda bertemu Naya selepas acara di Mall tadi."
Zubair terperanjat. Ia sudah memperingatkan Naya untuk tidak memberitahu Zylda tetapi Naya malah nekat.
"Apa yang Naya katakan padanya?"
"Semuanya!" Amran menjadi sangat kesal pada Zubair. Karena Zubair, Zylda menjadi menderita. Zylda jadi seperti patung hidup yang tak bereaksi pada apapun.
Zubair kembali ke kamar setelah menyuruh Amran pergi dari rumahnya.
Zubair duduk di sebelah Zylda dan memeluknya. Dulu saat Zylda dalam depresi berat, hanya pelukan Zubair yang mampu menenangkannya. Tapi sekarang, Zylda bahkan tak bereaksi sedikitpun.
Zubair membaringkan tubuh Zylda. Ia tutup dengan selimut. Zubair membelai kepala Zylda supaya sang istri bisa istirahat.
...○○○...
"Jelaskan padaku Ayah!"
Zylda mendatangi ayahnya. Dengan berderai air mata ia meminta penjelasan dari sang ayah.
"Ayah hanya ingin melihat putri ayah bahagia." Jawab Laksamana datar.
"Dengan memaksanya menikahiku?" Zylda menatap Laksamana dengan sendu. "Lalu sekarang, apa ayah melihat aku bahagia setelah menikah dengannya?"
Laksamana terdiam.
"Apa setelah menipuku, menutupi semua hal dariku, aku akan bahagia setelah itu?"
Zylda terisak.
"Aku sangat mencintai ayah. Sangat mengagumi ayah. Tapi kali ini aku sangat kecewa pada ayah."
Zylda menghapus air matanya. "Jika ayah memang ingin aku bahagia, lakukan segala cara agar Armita tidak masuk ke kemiliteran."
Zylda mencium tangan ayah dan pergi meninggalkan ruangan sang ayah.
Zylda berjalan keluar dengan hati yang hancur. Dikecewakan oleh dua lelaki yang sangat ia cintai.
Zylda memesan taksi. Ia menunjukkan alamat pada sang sopir.
Kini saatnya Zylda mengungkap semuanya. Mengetahui kebenaran dari sumbernya. Langsung dari Armita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Ifah Fatur
apa semuany bisa meeubah keadaan,,,, kayakny akan mkin rumit nih,,,,,
2022-12-31
0
Andi Eka
knp lama upnya
2022-12-20
1
Anonymous
ga bs oleng dr armita...laksama akhirnya banyak hati yg sakitkan
2022-12-18
1