Bab 19 : Zylda Marah

Zylda masih berusaha menata hati dan pikirannya. Kenyataan ini terlalu pahit untuk diterima.

Zylda menatap lekat wajah Naya di hadapannya. Masih berusaha mencerna apakah semua ini benar adanya.

"Sebagai sahabat, aku sangat menyayangi Armita. Aku tidak ingin sahabatku kesusahan menjalani beratnya pendidikan militer."

Naya mencoba menurunkan emosinya. "Demi sahabatku, aku mohon padamu. Aku ingin Armita menjadi dokter Anak seperti yang sudah lama ia cita-citakan. Aku tidak mau dia masuk dalam kemiliteran."

Mall ini tiba-tiba menjadi ruang hampa bagi Zylda. Ia masih terpaku di tempat duduknya. Mengabaikan apapun di sekelilingnya. Hanya perkataan Naya yang bisa masuk ke telinganya.

"Armita.."

Zylda masih menatap Naya.

"Armita.."

Masih tak memalingkan pandangannya dari Naya.

"Armita.."

Nama itu terus yang terucap dari mulut Zylda dengan pandangan kosongnya.

Amran menyadari Zylda sedang tidak baik-baik saja. Ia meraih tangan Zylda dan menggenggamnya.

Namun tak merubah reaksi Zylda.

Amran mengusap bahu Zylda. "Zizyl, kamu kuat!" Amran hanya berusaha membuat Zylda tenang.

"Armita.." Kali ini Zylda menundukkan kepalanya. Melihat telapak tangannya uang diusap oleh Amran.

Ia kembali menatap Naya, "Aku akan membantumu."

Ucapan Zylda membuat Naya tersenyum seketika. Seolah semua harapan untuk sang sahabat muncul kembali.

"Tapi dengan syarat!"

Senyum Naya terhenti. Khawatir jika syarat itu akan menyusahkannya.

"Tunjukkan padaku gambar Zubair yang sedang bersama Armita!"

Zylda hanya ingin tau bagaimana sikap Zubair pada Armita. Apakah sama dengan perlakuan Zubair kepadanya?

Naya mengambil ponsel dari tas jinjingnya. Ia mencoba mencari akun media sosial Armita. Kemudian scroll untuk mencari foto Armita bersama Zubair.

Dapat!

Naya membalik ponselnya untuk menunjukkan pada Zylda. "Ini foto mereka berdua."

Zylda melihat beberapa diantaranya. Zubair nampak tersenyum cerah. Berbeda dengan saat bersamanya.

Namun foto itu tak memuaskan Zylda. "Apa ada video kebersamaan mereka?"

Naya mencoba mencari. Tapi nihil. Akun itu hanya berisi foto tanpa ada video mereka satupun.

Naya masih berusaha mencari di memori ponselnya. Ia juga membuka google foto tempat ia menyimpan kenangan-kenangan lama.

"Ini ada!" Naya menyerahkannya pada Zylda.

Zylda melihat video itu bersama Amran disebelahnya.

Video saat Armita menjemput Zubair sepulang pendidikan militer. Armita membawa buket bunga dengan wajah ceria. Merentangkan tangannya.

Zubair yang mengenakan baju doreng berlari ke arahnya. Menerima sambutan tangannya dan memeluknya hingga tubuh mereka berputar.

Nampak jelas di video itu Zubair tak henti-hentinya mencium pipi Armita.

"Aku kangen."

Satu kata yang diucapkan Zubair dalam video itu mampu membuat air mata Zylda meluncur turun.

Tak kuat dengan adegan selanjutnya, Zylda beralih pada video lainnya.

Armita seperti sedang merayakan ulang tahun bersama teman-temannya. Zubair duduk disebelahnya.

Sesak menerkam dada ketika melihat sikap Zubair yang begitu hangat bahkan terlihat manja pada Armita. Sangat berbeda saat bersamanya.

Zylda tergugu. Jarinya bahkan gak mampu lagi untuk menggeser layar ponsel di tangannya.

Ponsel itu merosot jatuh dari genggaman Zylda. Tergeletak di atas meja.

"Apa kamu bersedia melepas Zubair untuk Armita?" Naya bertanya dengan hati-hati.

Zylda menatapnya. Tatapan Tajam dan serius ia tujukan pada Naya.

"Bukankah tadi aku mengatakan akan membantumu? Membantu supaya Armita membatalkan niatnya menjadi tentara."

Zylda menjeda ucapannya sejenak, kemudian mulai melanjutkan.

"Masalah Zubair, aku butuh banyak pertimbangan untuk itu!"

Perbincangan itu berakhir setelah Naya dan Zylda selesai bertukar nomor telepon.

Naya pun pamit dan pergi dari hadapan Zylda.

Zylda masih terpaku di tempat. Tubuh terasa tanpa otot dan tulang. Pikirannya melayang.

Amran membantunya untuk berdiri dan berjalan menuju tempat parkir.

Melihat kondisi Zylda, Amran memutuskan untuk mengantar sahabatnya itu pulang kerumah.

Beberapa kali Amran bertanya alamat rumah Zylda namun tidak dijawab. Zylda hanya diam melamun dengan pandangan kosong.

Dia mengambil ponsel Zylda, berinisiatif mencari history aplikasi ojek online untuk mencari alamat rumah Zylda.

Amran melajukan mobilnya mengikuti map dari ponsel Zylda. Selama bersahabat dengan Zylda, ia baru mengetahui jika Zylda adalah putri seorang Laksamana.

Mobil telah sampai di depan rumah. Amran bisa melihat Zubair yang membuka pintu dan berdiri di teras melihat ke arah mobilnya.

Amran turun dan berjalan memutar. Ia membuka pintu dan membantu Zylda turun.

Amran memapahnya, membantu Zylda berjalan hingga ke depan Zubair.

"Zylda kenapa?"

Nampak raut muka marah di wajah Zubair.

"Biarkan dia istirahat dulu! Aku akan menjelaskannya nanti padamu." Amran mencoba menahan rasa kesalnya pada Zubair.

"Aku yang akan membawanya ke kamar. Kamu tunggu disini!" Zubair meraih pundak Zylda dari tangan Amran kemudian memapahnya menuju kamar.

Hingga Zylda duduk di atas ranjang, Zubair menutupi kakinya dengan selimut kemudian beranjak menuju teras untuk bertemu Amran.

"Apa yang terjadi? Kenapa Zylda jadi seperti itu?" Pertanyaan Zubair terkesan menginterogasi.

"Zylda bertemu Naya selepas acara di Mall tadi."

Zubair terperanjat. Ia sudah memperingatkan Naya untuk tidak memberitahu Zylda tetapi Naya malah nekat.

"Apa yang Naya katakan padanya?"

"Semuanya!" Amran menjadi sangat kesal pada Zubair. Karena Zubair, Zylda menjadi menderita. Zylda jadi seperti patung hidup yang tak bereaksi pada apapun.

Zubair kembali ke kamar setelah menyuruh Amran pergi dari rumahnya.

Zubair duduk di sebelah Zylda dan memeluknya. Dulu saat Zylda dalam depresi berat, hanya pelukan Zubair yang mampu menenangkannya. Tapi sekarang, Zylda bahkan tak bereaksi sedikitpun.

Zubair membaringkan tubuh Zylda. Ia tutup dengan selimut. Zubair membelai kepala Zylda supaya sang istri bisa istirahat.

...○○○...

"Jelaskan padaku Ayah!"

Zylda mendatangi ayahnya. Dengan berderai air mata ia meminta penjelasan dari sang ayah.

"Ayah hanya ingin melihat putri ayah bahagia." Jawab Laksamana datar.

"Dengan memaksanya menikahiku?" Zylda menatap Laksamana dengan sendu. "Lalu sekarang, apa ayah melihat aku bahagia setelah menikah dengannya?"

Laksamana terdiam.

"Apa setelah menipuku, menutupi semua hal dariku, aku akan bahagia setelah itu?"

Zylda terisak.

"Aku sangat mencintai ayah. Sangat mengagumi ayah. Tapi kali ini aku sangat kecewa pada ayah."

Zylda menghapus air matanya. "Jika ayah memang ingin aku bahagia, lakukan segala cara agar Armita tidak masuk ke kemiliteran."

Zylda mencium tangan ayah dan pergi meninggalkan ruangan sang ayah.

Zylda berjalan keluar dengan hati yang hancur. Dikecewakan oleh dua lelaki yang sangat ia cintai.

Zylda memesan taksi. Ia menunjukkan alamat pada sang sopir.

Kini saatnya Zylda mengungkap semuanya. Mengetahui kebenaran dari sumbernya. Langsung dari Armita.

Terpopuler

Comments

Ifah Fatur

Ifah Fatur

apa semuany bisa meeubah keadaan,,,, kayakny akan mkin rumit nih,,,,,

2022-12-31

0

Andi Eka

Andi Eka

knp lama upnya

2022-12-20

1

Anonymous

Anonymous

ga bs oleng dr armita...laksama akhirnya banyak hati yg sakitkan

2022-12-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4 : Pengakuan Zubair
5 Bab 5 : Meminta Restu ayah
6 Bab 6 : Keputusan Zubair
7 Bab 7 : Zubair Hilang
8 Bab 8 : Permintaan Laksamana
9 Bab 9 : Hari pernikahan
10 Bab 10 : Malam Pertama
11 Bab 11 : Mengantar Zylda
12 Bab 12 : Menaklukkan Suami
13 Bab 13 : Kebahagiaan Zylda
14 Bab 14 : Siapa Armita?
15 Bab 15 : Bertemu Armita
16 Bab 16 : Meminta Bantuan Laksamana
17 Bab 17 : Ancaman
18 Bab 18 : Terkuaknya Kenyataan
19 Bab 19 : Zylda Marah
20 Bab 20 : Pertemuan Zylda Armita
21 Bab 21 : Hari Zylda
22 Bab 22 : Perintah untuk Mencintaiku!
23 Bab 23 : Berita besar
24 Bab 24 : Permintaan maaf Zubair
25 Bab 25 : Zylda Tertabrak
26 Bab 26 : Armita dan Seorang Pemuda
27 Bab 27 : Zubair celaka
28 Bab 28 : Upaya Penyelamatan
29 Bab 29 : Zylda khawatir
30 Bab 30 - Bertemu Bertiga
31 Bab 31: Melepas Zubair
32 Bab 32 : Tekad Zubair
33 Bab 33 : Armita celaka
34 Bab 34 : Armita Arkan
35 Bab 35 : Syarat Menikah
36 Bab 36 : Meminta Restu
37 Bab 37 : Cukup Jadi dirimu
38 Bab 38 : I love you Zylda
39 Bab 39 : Kapten Arkan
40 Bab 40 : Pesona Kapten Arkan
41 Bab 41 : Hukuman Armita
42 Bab 42 : Armita Arkan Zubair
43 Bab 43 : Pingsan di tengah Hutan
44 Bab 44 : Mulai merasa nyaman
45 Bab 45 : Perpisahan
46 Bab 46 : Zylda pernah dilamar?
47 Bab 47 : Zubair Manja
48 Bab 48 : Hasil Pemeriksaan
49 Bab 49 - Penghancur kebahagiaan
50 Bab 50 : Kencan Arkan
51 Bab 51 : Berhasil jalan bersama
52 Bab 52 : Monumen keakraban
53 Bab 53 : Melahirkan
54 Bab 54 : Zylda Pingsan
55 Bab 55 : Jakfar Al Tamish
56 Bab 56 : Bertemu (calon) mertua
57 Bab 57 : Armita Pergi
58 Bab 58 : Pengobat Rindu
59 Bab 59 : Tugas Darurat
60 Bab 60 : Armita ditemukan
61 Bab 61 : Bermalam bersama Armita
62 Bab 62 : Keras kepala Armita
63 Bab 63 : Evakuasi
64 Bab 64 : Tertembak
65 Bab 65 : Pilihan Berat
66 Bab 66 : Merelakan
67 Bab 67 : Rasa Kehilangan
68 Bab 68 : Rintangan Pernikahan
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4 : Pengakuan Zubair
5
Bab 5 : Meminta Restu ayah
6
Bab 6 : Keputusan Zubair
7
Bab 7 : Zubair Hilang
8
Bab 8 : Permintaan Laksamana
9
Bab 9 : Hari pernikahan
10
Bab 10 : Malam Pertama
11
Bab 11 : Mengantar Zylda
12
Bab 12 : Menaklukkan Suami
13
Bab 13 : Kebahagiaan Zylda
14
Bab 14 : Siapa Armita?
15
Bab 15 : Bertemu Armita
16
Bab 16 : Meminta Bantuan Laksamana
17
Bab 17 : Ancaman
18
Bab 18 : Terkuaknya Kenyataan
19
Bab 19 : Zylda Marah
20
Bab 20 : Pertemuan Zylda Armita
21
Bab 21 : Hari Zylda
22
Bab 22 : Perintah untuk Mencintaiku!
23
Bab 23 : Berita besar
24
Bab 24 : Permintaan maaf Zubair
25
Bab 25 : Zylda Tertabrak
26
Bab 26 : Armita dan Seorang Pemuda
27
Bab 27 : Zubair celaka
28
Bab 28 : Upaya Penyelamatan
29
Bab 29 : Zylda khawatir
30
Bab 30 - Bertemu Bertiga
31
Bab 31: Melepas Zubair
32
Bab 32 : Tekad Zubair
33
Bab 33 : Armita celaka
34
Bab 34 : Armita Arkan
35
Bab 35 : Syarat Menikah
36
Bab 36 : Meminta Restu
37
Bab 37 : Cukup Jadi dirimu
38
Bab 38 : I love you Zylda
39
Bab 39 : Kapten Arkan
40
Bab 40 : Pesona Kapten Arkan
41
Bab 41 : Hukuman Armita
42
Bab 42 : Armita Arkan Zubair
43
Bab 43 : Pingsan di tengah Hutan
44
Bab 44 : Mulai merasa nyaman
45
Bab 45 : Perpisahan
46
Bab 46 : Zylda pernah dilamar?
47
Bab 47 : Zubair Manja
48
Bab 48 : Hasil Pemeriksaan
49
Bab 49 - Penghancur kebahagiaan
50
Bab 50 : Kencan Arkan
51
Bab 51 : Berhasil jalan bersama
52
Bab 52 : Monumen keakraban
53
Bab 53 : Melahirkan
54
Bab 54 : Zylda Pingsan
55
Bab 55 : Jakfar Al Tamish
56
Bab 56 : Bertemu (calon) mertua
57
Bab 57 : Armita Pergi
58
Bab 58 : Pengobat Rindu
59
Bab 59 : Tugas Darurat
60
Bab 60 : Armita ditemukan
61
Bab 61 : Bermalam bersama Armita
62
Bab 62 : Keras kepala Armita
63
Bab 63 : Evakuasi
64
Bab 64 : Tertembak
65
Bab 65 : Pilihan Berat
66
Bab 66 : Merelakan
67
Bab 67 : Rasa Kehilangan
68
Bab 68 : Rintangan Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!