Bab 7 : Zubair Hilang

Selama beberapa hari ini Zubair sibuk merawat sang ayah di rumah sakit milik. Ia harus bergantian jaga dengan sang ibu.

Saat pagi, Zubair berangkat bertugas dan tugas menjaga sang ayah digantikan oleh ibunya.

Saat malam hari, Zubair yang bertugas jaga dan sang ibu pulang untuk istirahat.

Tak ada waktu bagi Zubair untuk bertemu Armita ataupun urusan pribadi lainnya. Ayah Zubair dirawat di rumah sakit milik Angkatan Laut sedangkan Armita menjalani Koas di rumah sakit Umum daerah di kota itu.

Setelah 5 hari di rumah sakit, Ayah Zubair sudah diperbolehkan pulang dan melakukan rawat jalan. Zubair mengantarkan ayah dan ibunya menggunakan mobil milik sang ayah. begitu sampai dirumah dan membantu ayah istirahat di kamarnya, Zubair pamit pergi untuk mengurus sesuatu.

Sang ayah berpikir jika Zubair mungkin sibuk dengan pekerjaannya atau sedang sibuk mempersiapkan pernikahannya. Ayah mengangguk untuk mengizinkannya pergi. Zubair mencium tangan sang Ayah, “Ayah harus lekas sembuh. Biar bisa kuat berjalan lagi seperti sebelumnya.”

Setelah itu Zubair pergi dengan menggunakan motornya.

Melalui jalanan kota dari siang hari sampai sore. Zubair seperti tak tau arah kemana ia harus pergi. Ia biarkan roda motornya menggelinding memutari kota.

Hingga saat ini ia melewati Rumah Sakit Umum Daerah tempat Armita menjalani Koas. Zubair berhenti di seberang jalan. Cukup lama ia menatap pintu masuk rumah sakit itu. Berharap bisa melihat wajah Armita untuk mengobati rasa rindunya.

“Armita…”

Zubair turun dari motornya. Ia melihat Armita dan beberapa teman yang masih menggunakan sneli dokter berjalan keluar rumah sakit.

Armita terlihat bercanda dengan teman-temannya. Terukir senyum indah yang sangat ingin dilihat oleh Zubair.

“Akhirnya dia bisa tersenyum..” Sesak di dadanya terasa terurai saat melihat senyum Armita.

Pandangan mata Zubair terus mengikuti langkah Armita sampai di parkiran rumah sakit. Disanalah Armita terpisah dengan teman-temannya.

Zubair masih memperhatikan.

Armita duduk diatas motornya. Ia terdiam. Tampak termenung sambil menundukkan kepala.

Sampai beberapa saat Armita menunduk, Ia lalu menghela napas dan tampak mengusap pipinya. Armita memakai helm dan mulai melajukan motornya meninggalkan parkiran rumah sakit.

Zubair kembali merasakan sesal dalam hatinya. Dia adalah penyebab air mata Armita menetes jatuh ke pipinya. Dia adalah penyebab kesedihan Armita.

Ingin sekali Zubair mendekat dan merengkuh Armita dalam dekapannya. Namun dia sadar bahwa dia tak bisa menjanjikan apapun lagi untuk kekasih hatinya. Ia tak bisa menghapus kesedihan Armita.

Zubair kembali melajukan motornya. Berkeliling kota tak tentu arah. Tanpa berniat untuk pulang ataupun kembali ke pangkalan.

...૦૦૦૦૦૦૦...

“Selamat pagi ayah..” Zylda memeluk punggung sang ayah yang sedang duduk di meja makan.

“Pagi nak, bagaimana harimu kemarin? Menyenangkan?” Balas Laksamana Yudha pada sang anak.

Zylda melepas pelukannya dan bergabung untuk mulai sarapan bersama.

“Ayah, apa Zubair mendapat tugas penting? Aku sangat sulit menghubunginya selama seminggu ini. Padahal acara pernikahan hanya tinggal beberapa hari lagi.”

Laksamana Yudha terdiam. Beliau sampai berhenti mengunyah. Pertemuan terakhirnya dengan Zubair adalah saat keputusan pembatalan pernikahan putrinya.

Laksamana mulai gelisah.

“Apa mungkin Zubair kembali pada keputusan awalnya untuk membatalkan pernikahan? Tapi bukankah Tuan Suwandi mengatakan bahwa Zubair tetap melanjutkan rencana pernikahannya?”

Laksamana Yudha sempat bertemu dengan Ayah Zubair saat menjenguk di rumah sakit. Begitu mendengar penjelasan dari Tuan Suwandi bahwa Zubair tetap menjalankan rencana pernikahannya, Laksamana pun tidak lagi mengkhawatirkan Zubair.

Namun penuturan Zylda kembali membuatnya khawatir. Bagaimana jika Zubair nekat?

“Ayah belum bertemu dengan Zubair. Beberapa waktu ini ayah cukup sibuk jadi tidak sempat menanyakan kondisinya. Nanti coba ayah akan bertemu dengannya.”

Laksamana mencoba bicara datar supaya sang putri tidak cemas.

“Jika ayah bertemu dengannya, tolong sampaikan supaya menjawab teleponku. Aku harus memastikan bridesmaid untuk pengantin laki-laki karena aku tidak mengenal teman-teman Zubair.”

“Baiklah nak, nanti akan ayah sampaikan.” Laksamana menyudahi sarapannya. “Ayah berangkat dulu ya?” Laksamana uda beranjak untuk berangkat dinas. Tak lupa mengecup pucuk kepala Zylda lalu berangkat dengan diantar sang istri sampai ke mobil dinasnya.

...0000000...

Sesampainya di ruang kerja, Laksmana langsung menghubungi Zubair. Namun panggilannya tak juga dijawab oleh Zubair. Kemudian beliau meminta ajudannya untuk memanggil Zubair.

“Coba cari di kapal! Mungkin ia sedang berada di kapal.”

Sang ajudan pun bergerak cepat dan kembali dengan membawa berita yang tak ingin didengar oleh Laksamana bahwa dirinya tidak berhasil menemukan Zubair.

Laksamana mulai panik. Hari pernikahan sudah semakin dekat dan sekarang pengantin pria tidak diketahui keberadaannya. Laksamana meminta semua ajudannya untuk mencari keberadaan Zubair.

Bahkan beberapa pasukan dikerahkan untuk mencarinya, namun Zubair tetap tidak ditemukan.

Terpopuler

Comments

Shantieka

Shantieka

kesel deh ma si laksamana, maksain mujair nikahin anaknya biar anaknya bahagia. tapi dia gak mikir anak org yg jd korban keegoisannya

2023-02-11

1

Ifah Fatur

Ifah Fatur

aku kecewa sama zubair tp demi baktiny pda ortu aku salut,,,,, restu ortu adalah kunci kebahagiaan ,,,,, armita ihlaskan zubair menikah dg wanita lain mungkin dia ngk baik untukmu,

2022-12-03

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4 : Pengakuan Zubair
5 Bab 5 : Meminta Restu ayah
6 Bab 6 : Keputusan Zubair
7 Bab 7 : Zubair Hilang
8 Bab 8 : Permintaan Laksamana
9 Bab 9 : Hari pernikahan
10 Bab 10 : Malam Pertama
11 Bab 11 : Mengantar Zylda
12 Bab 12 : Menaklukkan Suami
13 Bab 13 : Kebahagiaan Zylda
14 Bab 14 : Siapa Armita?
15 Bab 15 : Bertemu Armita
16 Bab 16 : Meminta Bantuan Laksamana
17 Bab 17 : Ancaman
18 Bab 18 : Terkuaknya Kenyataan
19 Bab 19 : Zylda Marah
20 Bab 20 : Pertemuan Zylda Armita
21 Bab 21 : Hari Zylda
22 Bab 22 : Perintah untuk Mencintaiku!
23 Bab 23 : Berita besar
24 Bab 24 : Permintaan maaf Zubair
25 Bab 25 : Zylda Tertabrak
26 Bab 26 : Armita dan Seorang Pemuda
27 Bab 27 : Zubair celaka
28 Bab 28 : Upaya Penyelamatan
29 Bab 29 : Zylda khawatir
30 Bab 30 - Bertemu Bertiga
31 Bab 31: Melepas Zubair
32 Bab 32 : Tekad Zubair
33 Bab 33 : Armita celaka
34 Bab 34 : Armita Arkan
35 Bab 35 : Syarat Menikah
36 Bab 36 : Meminta Restu
37 Bab 37 : Cukup Jadi dirimu
38 Bab 38 : I love you Zylda
39 Bab 39 : Kapten Arkan
40 Bab 40 : Pesona Kapten Arkan
41 Bab 41 : Hukuman Armita
42 Bab 42 : Armita Arkan Zubair
43 Bab 43 : Pingsan di tengah Hutan
44 Bab 44 : Mulai merasa nyaman
45 Bab 45 : Perpisahan
46 Bab 46 : Zylda pernah dilamar?
47 Bab 47 : Zubair Manja
48 Bab 48 : Hasil Pemeriksaan
49 Bab 49 - Penghancur kebahagiaan
50 Bab 50 : Kencan Arkan
51 Bab 51 : Berhasil jalan bersama
52 Bab 52 : Monumen keakraban
53 Bab 53 : Melahirkan
54 Bab 54 : Zylda Pingsan
55 Bab 55 : Jakfar Al Tamish
56 Bab 56 : Bertemu (calon) mertua
57 Bab 57 : Armita Pergi
58 Bab 58 : Pengobat Rindu
59 Bab 59 : Tugas Darurat
60 Bab 60 : Armita ditemukan
61 Bab 61 : Bermalam bersama Armita
62 Bab 62 : Keras kepala Armita
63 Bab 63 : Evakuasi
64 Bab 64 : Tertembak
65 Bab 65 : Pilihan Berat
66 Bab 66 : Merelakan
67 Bab 67 : Rasa Kehilangan
68 Bab 68 : Rintangan Pernikahan
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4 : Pengakuan Zubair
5
Bab 5 : Meminta Restu ayah
6
Bab 6 : Keputusan Zubair
7
Bab 7 : Zubair Hilang
8
Bab 8 : Permintaan Laksamana
9
Bab 9 : Hari pernikahan
10
Bab 10 : Malam Pertama
11
Bab 11 : Mengantar Zylda
12
Bab 12 : Menaklukkan Suami
13
Bab 13 : Kebahagiaan Zylda
14
Bab 14 : Siapa Armita?
15
Bab 15 : Bertemu Armita
16
Bab 16 : Meminta Bantuan Laksamana
17
Bab 17 : Ancaman
18
Bab 18 : Terkuaknya Kenyataan
19
Bab 19 : Zylda Marah
20
Bab 20 : Pertemuan Zylda Armita
21
Bab 21 : Hari Zylda
22
Bab 22 : Perintah untuk Mencintaiku!
23
Bab 23 : Berita besar
24
Bab 24 : Permintaan maaf Zubair
25
Bab 25 : Zylda Tertabrak
26
Bab 26 : Armita dan Seorang Pemuda
27
Bab 27 : Zubair celaka
28
Bab 28 : Upaya Penyelamatan
29
Bab 29 : Zylda khawatir
30
Bab 30 - Bertemu Bertiga
31
Bab 31: Melepas Zubair
32
Bab 32 : Tekad Zubair
33
Bab 33 : Armita celaka
34
Bab 34 : Armita Arkan
35
Bab 35 : Syarat Menikah
36
Bab 36 : Meminta Restu
37
Bab 37 : Cukup Jadi dirimu
38
Bab 38 : I love you Zylda
39
Bab 39 : Kapten Arkan
40
Bab 40 : Pesona Kapten Arkan
41
Bab 41 : Hukuman Armita
42
Bab 42 : Armita Arkan Zubair
43
Bab 43 : Pingsan di tengah Hutan
44
Bab 44 : Mulai merasa nyaman
45
Bab 45 : Perpisahan
46
Bab 46 : Zylda pernah dilamar?
47
Bab 47 : Zubair Manja
48
Bab 48 : Hasil Pemeriksaan
49
Bab 49 - Penghancur kebahagiaan
50
Bab 50 : Kencan Arkan
51
Bab 51 : Berhasil jalan bersama
52
Bab 52 : Monumen keakraban
53
Bab 53 : Melahirkan
54
Bab 54 : Zylda Pingsan
55
Bab 55 : Jakfar Al Tamish
56
Bab 56 : Bertemu (calon) mertua
57
Bab 57 : Armita Pergi
58
Bab 58 : Pengobat Rindu
59
Bab 59 : Tugas Darurat
60
Bab 60 : Armita ditemukan
61
Bab 61 : Bermalam bersama Armita
62
Bab 62 : Keras kepala Armita
63
Bab 63 : Evakuasi
64
Bab 64 : Tertembak
65
Bab 65 : Pilihan Berat
66
Bab 66 : Merelakan
67
Bab 67 : Rasa Kehilangan
68
Bab 68 : Rintangan Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!