Terpaksa Menikah Karena Jebakan

Terpaksa Menikah Karena Jebakan

Bukan gadis nakal!

“Kegelapan pasti akan selalu hadir setiap hari nya, begitu pun dengan kehidupan, tidak ada kehidupan tanpa di hantam suatu masalah.”

Jangan pernah takut untuk menghadapi masalah, kadang-kadang masalah itu sendiri datang tanpa kita bayangkan sebelumnya.

Selamat membaca! •_•

•••

23:20

Seorang pria setengah baya datang ke warung internet dengan berjalan sempoyongan, terlihat ia tidak sendiri. Pria setengah baya ini sebut saja Bonar, ia datang bersama seorang wanita cantik berpakaian seksi dengan belahan dada aduhai.

Sebut saja si wanita seksi ini Mbak Gemel, karena bodinya yang empuk serta semok bin montok, ia mendapat julukan Mbak Gemel padahal nama aslinya Pretty Sinta.

"Gemel, aku akan membelai mu dengan lembut malam ini Mel,” kata Bonar bersuara berat, menahan hasrat.

Malu-malu manja, Mbak Gemel tersenyum nakal. Tangannya ia lingkarkan di tengkuk pria setengah baya bau tanah yang sudah menjadi gendakkan Bonar (selingkuhan) sejak dua bulan lalu.

"Aku juga sudah nggak tahan Kang Mas,” bisik Mbak Gemel mesra.

Mendengar bisikan mesra gendakkannya itu membuat Bonar semakin menggila. Hasratnya untuk menjamah setiap jengkal bodi bohay sang biduan panggung tak tertahan.

"Ayo sayang, kita masuk,” Bonar menarik tangan Mbak Gemel.

Mbak Gemel menahan tangan Bonar, ia berdiri dengan menahan tubuh Bonar agar tidak terhuyung. "Tunggu sebentar Kang Mas,”

Dengan tatapan mata sayu, karena efek samping dari minuman beralkohol. Bonar menatap Mbak Gemel heran, "Kenapa? Katanya kamu sudah nggak tahan?”

Mbak Gemel terlihat mengamati situasi. Lantas tatapannya beralih menatap bangunan dua lantai yang ada di hadapannya, "Kenapa kita kesini? Kenapa kita nggak ke hotel apa ke rumahku, kan lebih leluasa Kang Mas,”

Pria setengah baya bau tanah ini menyandarkan kepalanya di bagian belahan dada montok sang biduan bohay, "Kalau ke rumahmu kejauhan, kalau ke hotel juga jauh. Terus kalau ke rumahku ada istriku yang sakit-sakitan, lagipula warnet ini juga milikku yang sebentar lagi akan menjadi milikmu juga,”

Mbak Gemel merasa geli dengan apa yang dilakukan tua bangka yang tengah menguy-uyel serta menciumi lehernya. Akan tetapi, meskipun serasa ada rangsangan yang diterimanya, Mbak Gemel sok-sokan ngabek, "Katanya kamu mau jadiin aku istri keduamu, kapan Kang Mas? Kan kita bisa leluasa di rumah Kang Mas?”

Wanita berambut kemerah-merahan ini tahu betul, bahwa pria tua bangka bau tanah ini mempunyai kekayaan yang berlimpah. Bukan hanya sekedar juragan padi dan perkebunan karet, Bonar juga pemilik sawah yang luas juga seorang lintah darat termasyur di tempatnya tinggal.

"Sabar sayang, kamu bukan hanya menjadi istriku, Tapi juga akan aku jadikan ratu.” kata Bonar bersuara serak-serak basah sembari tangan kirinya meraba bbokong empuk nan ssemok Mbak Gemel. Sedangkan tangan kanannya memegang ciu cap orang tua berjanggut putih panjang.

Mbak Gemel seperti merasakan hembusan angin segar mendengar ucapan pria tua yang yang menjadikan dirinya selingkuhan, "Tapi kapan Kang Mas?”

Bonar menarik tangannya dari bbokong semok Mbak Gemel, lantas beralih meraba bibir seksi Mbak Gemel yang disuntik silikon serta diberi warna lipstik merah merona, sangat menggoda, "Setelah istriku yang pesakitan itu mati.”

Mbak Gemel manggut-manggut sambil tersenyum licik dan berkata dalam hati, "Palingan nggak akan lama lagi wanita tua itu mati, karena penyakitnya yang bertambah parah. Lalu setelah itu aku bakal jadi nyoya juragan Bonar, hehe.”

"Ayo masuk sayang.” bisik Bonar lagi tepat di telinga Mbak Gemel.

Mbak Gemel kembali menarik tangan Bonar, "Tapi Kang Mas, apa keponakan mu yang bekerja disini sudah pulang?”

Bonar tersenyum genit, "Dia bukan keponakanku, dia keponakan istriku yang sekarat itu,”

"Tapi kan tetap saja dia bisa jadi pengganggu,” kata Mbak Gemel merajuk.

"Tenang sayang, dia pasti sudah pulang. Inikan sudah hampir jam dua belas malam, cuma sebatas itu dia bekerja di sini,” jawab Bonar.

Mbak Gemel melebarkan senyumnya

"Apa masih ada masalah?” tanya Bonar melihat raut wajah Mbak Gemel yang dipenuhi makeup.

Mbak Gemel menggeleng

"Ya sudah ayo, aku sudah siapkan tempat tidur yang empuk di atas.” ujar Bonar, ia lantas melingkarkan tangannya di pinggang Mbak Gemel.

Keduanya mulai mengayunkan langkah kaki dan menapaki ubin teras warnet. Bonar memberikan arahan agar Mbak Gemel mengambil kunci yang terdapat di saku celananya, "Ambil kuncinya di saku ku sayang.”

Mbak Gemel tersenyum, lantas merogoh celana yang dipakai Bonar serta mengeluarkan kunci untuk selanjutnya Mbak Gemel memasukkan kunci ke tempatnya. Namun, setelah Mbak Gemel memutar kunci ia merasa pintunya tidak terkunci.

"Oh, nggak di kunci?” kata Mbak Gemel.

Dalam keadaan setengah sadar, Bonar menjawab, "Benarkah?” Bonar mengecap dan berpikir. "Mungkin saja bocah itu lupa menguncinya. Awas saja kalau sampai ada barang yang hilang, bakalan ku potong gajinya!”

Mbak Gemel tidak menggubris racauan Bonar. Ia lantas membuka pintu kaca warnet, sembari memapah Bonar untuk masuk. Lampu tak begitu terang menyala, tanda memang warnet sudah tutup.

Akan tetapi setelah Mbak Gemel dan Bonar masuk kedalam warnet, lampu tiba-tiba menyala terang. Tidak hanya itu, mereka dikejutkan dengan keponakan Bonar yang sedang bersiap untuk pulang.

"Ka-kamu belum pulang?” ucap Mbak Gemel tergagap, kendati demikian keponakan dari istri Bonar sudah tahu bahwa ia selingkuhan Bonar.

Keponakan Bonar mematung di tempatnya berdiri, ia melihat Bonar dan beralih menatap penyanyi dangdut bohay dengan tatapan menyalak.

Bonar mencoba untuk berdiri tegak, ia sama sekali tidak takut jika aksinya main gila dengan si penyanyi dangdut ketahuan, karena bukan hanya sekali dua kali ia di pergoki. Inilah ketiga kalinya keponakan istrinya itu memergokinya.

"Heh Khaira kenapa kamu diem bae disitu, kamu mau jadi patung?” tegasnya Bonar bersuara menatap sinis pada gadis berjilbab itu, suaranya yang terdengar tegas sampai terdengar menggelegar di ruangan yang terdapat banyak komputer.

Gadis berusia 21 ini terdiam lantaran tidak menyangka, aksi gila suami dari Bibiknya itu semakin hari semakin menggila. Bahkan sekarang nampak sangat tergila-gila pada si pedangdut rambut merah itu.

"Dasar setan merah, perayu suami orang!” spontan Khaira berucap dengan nada gigi dikeratkan.

Mendengar umpatan Khaira membuat telinga Mbak Gemel serasa memanas, ia lantas melepaskan rangkulannya dari tubuh Bonar dan mendekati Khaira, "Dijaga ya mulut kamu itu!”

Bonar berjalan limbung mendekati Mbak Gemel yang terlihat Emosi, tanpa rasa malu Bonar mencium bibir seksi Mbak Gemel dihadapan keponakan istrinya itu, "Jangan membuang tenaga mu secara percuma sayang, kamu cukup membuang tenaga mu dengan ku saja di atas kasur nanti,”

Khaira semakin dibuat geram atas perilaku bejad pamannya, "Is is is.... Dasar aki-aki gila.”

Mendengar cibiran pedas Khaira, Bonar langsung mengalihkan tatapan garang. Lantas mendekati Khaira dan mencengkram kuat kerah baju yang dipakai keponakannya. "Heh bocah jangan ikut campur, atau kalau kamu mau. Kita bisa berbagi kasur,”

Mendengar betapa bejadnya Bonar membuat Khaira semakin meradang, tanpa rasa takut Khaira menginjak sangat kuat kaki Bonar yang ditutup sepatu kulit. Sehingga membuat Bonar mundur selangkah.

"Dasar gadis bodoh!” teriak Bonar garang.

Mbak Gemel seolah bersiaga untuk membela Bonar, "Dasar keponakan nggak tahu di untung, bukannya berterima kasih karena sudah dipekerjakan!”

"Hay biduan, aku bekerja atau nggak bekerja di sini, bukan urusan kamu,” jawab Khaira tegas menunjuk Mbak Gemel menggunakan jari telunjuknya.

Khaira beralih menatap Bonar, "Dan Paman, Paman nggak sadar. Paman itu sudah tua. Bukannya bertobat dan menjalani hidup lebih baik, malahan terus-menerus berbuat dosa!”

"Alah bacot kamu Khaira! Dosa-dosa, tau apa kamu soal dosa, hahh? Kamu itu cuma gadis kecil yang nakal makanya Ibu kamu yang yang pelacur itu minggat dari rumah!” Bonar memaki seraya menunjuk-nunjuk kepala Khaira.

Khaira sangat geram, ia menepis telunjuk Bonar dan memplintirnya. ”Jangan sebut soal Ibu dihadapan ku, dan aku bukan gadis nakal!”

Bonar menarik tangannya yang di plintir Khaira, “Bocah nakal!”

Mbak Gemel mendelikan matanya menatap gadis yang berbeda usianya hanya di atas tiga tahun darinya, ia mengangkat tangan hendak mendaratkannya di pipi Khaira. Tapi tiba-tiba saja tangannya tertahan oleh tangan Bonar.

"Jangan kamu kotori tanganmu sayang, keponakan yang nggak tahu cara berterima kasih ini biar aku saja yang memberinya hukuman.” Bonar menatap Khaira sinis, ia mengangkat tangannya hendak menampar Khaira.

Khaira tentu saja, ia melawannya dengan menepis lengan besar Bonar. "Jangan paman sentuh wajahku dengan tangan kotor mu itu!”

Bonar terkejut, keponakan yang terlihat pendiam itu ternyata adalah seorang gadis yang pemberani.

"Ho begitu yah,” Bonar tidak terima, lantas melihat botol yang masih dipegangnya spontan Bonar mengangkat botol dan mengarahkannya ke kepala Khaira.

Khaira secara refleks merebut botol yang di pegang oleh pamannya itu, dan berbalik mengayunkan botol ke atas tepat dihadapan Bonar, hingga botol itu terlepas dari tangannya dan seketika itu juga terdengar keras botol jatuh ke lantai.

PRAAANG!!!

Botol alkohol yang masih berisikan setengah air dengan kadar alkohol itu pun jatuh berserakan di lantai.

•••

Bersambung

Terimakasih untuk segala bentuk dukungan. Salam sehat dan sukses!

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

ngapain nginjak kakinya,Yg harus kamu sakitin itu tututnya(burung)

Mampir thor🙋🙋

2024-11-17

0

ciptoami

ciptoami

q hadir walaupun telat nyimak nya,kyknya seru deh ceritanya...
salam kenal thor dan semuanya pembaca novel online

2022-12-26

1

Khoirul Anwar

Khoirul Anwar

saya menyukainya

2022-12-25

1

lihat semua
Episodes
1 Bukan gadis nakal!
2 Di atas langit masih ada langit
3 Jangan mengingkari kodrat
4 Dua orang polisi
5 Trending topik perselingkuhan
6 Lintah darat
7 Tidak buruk juga di penjara
8 Keluarga broken home
9 Menuntut keadilan
10 Wiro sableng
11 Wah mereka lari!
12 Si muka tebal
13 Ayam chicken
14 Kamu mengusir ku?
15 Ayah, malaikat tanpa sayap
16 Apa salah putriku
17 Pergilah dari sini
18 Ini demi kebaikanmu
19 Jangan lupa berdoa
20 Mencari pengalaman
21 Inilah sebuah perjalanan
22 Siapa dia?
23 Salah paham
24 Menjatuhi hukuman
25 Memilih hukuman cambuk!
26 Hanyalah formalitas
27 Bukan takdir, hanya kebetulan!
28 Penampilan dan isi hati seseorang
29 Apakah cinta datang terlambat?
30 Pahlawan kesiangan
31 Hidup dan mati adalah kodrat
32 Kupu-kupu malam berkeliaran
33 Marak penyebar Hoax
34 Belenggu nestapa
35 Stress
36 Merinding disko
37 Rumah suram
38 Kesepian
39 Sandaran
40 Semangat pagi
41 Cemburu
42 Wedang ronde
43 Mendengar topik obrolan
44 Masih cinta
45 Lidah tak bertulang
46 Disc Jockey
47 Bintang terang
48 Lebih beruntung
49 Bukan hantu
50 Skenario Kevin
51 Duri di balik uang
52 Sungguh senang
53 Mengecek cctv
54 Kampung Rawa Dengklok
55 Salim
56 Perihal pakaian
57 List masuk surga
58 Salah paham
59 Tahun gajah
60 Seorang bertopeng
61 Rasa Rindu
62 Positif vs Negatif
63 Sang peneror
64 Teralihkan
65 Rencana
66 Sang mantan
67 Jangan egois
68 Pantaskah
69 Black Hero
70 Meminta hak
71 Sabar tak bertepi
72 Psikiater
73 Selamanya
74 Toxic
75 Tidak menyangka
76 Bukan cinta, tapi ambisi
77 Memperbaiki
78 Trauma
79 Momentum Nasional
80 Lollipop
81 Melalaikan nasehat
82 Kembange wong turu
83 Kepada hati itu
84 Jasmine greentea
85 Risalah hati
86 Syarat atau aturan?
87 Kau separuh ku
88 Lidah tak bertulang
89 Sombong
90 Gula Jawa
91 Peluit keamanan.
92 Tiada guna
93 Jadi satu-satunya
94 Gundah gulana
95 Berandalan
96 Ksatria hanya dalam legenda
97 Cinta sejati? Memangnya ada?
98 Menyepakati perjodohan
99 Untung dan Rugi
100 Masing-masing mempunyai rencana
101 Rumah sakit
102 Suatu peristiwa
103 Pebinor
104 Dasar perusuh
105 Mencintai karena Allah
106 Pacaran dulu vs pacaran sekarang
107 Kugadaikan cintaku
108 Pentingnya menjaga kesehatan
109 Falin in love
110 Menang banyak
111 Beri aku waktu
112 Terbongkar
113 Mulai ada benih-benih cinta
114 Wanita dan haknya
115 Mulai perduli
116 Jangan pisahkan
117 Sangkar emas
118 Musuh
119 Wanita misterius
120 Seperti si buruk rupa
121 Pembahasan Adam dan Hawa
122 Noda merah
123 Mawar biru
124 Kakak-adik
125 Pengakuan
126 Si junior
127 Maunya kamu
128 Meluruskan kekeliruan
129 Bertemu mantan
130 Lebih jelas
131 Berhasil
132 Menyikap tabir
133 Nggak rela melepaskan
134 Pria yang lucu
135 Wanita dan uang
136 Memupus harapan
137 Tempat apa ini
138 Kecewa dan Percaya
139 Maafkan aku
140 Kejujuran
141 Gatot
142 Jangan persulit hidup mu
143 Terpaksa Menikah Karena Jebakan
144 Kesempatan dalam kelapangan
145 Disidang
146 Menabung untuk masa depan
147 Tertunda lagi
148 Ada pertemuan pasti ada perpisahan
149 Melepaskan semua
150 Kedatangan dua pengacau
151 Sakinah mawadah warahmah
152 Jomblo kuadrat
153 Siapa pelakor?
154 Sirup merah
155 Jangan ganggu aku!
156 Singa marah
157 Lempar batu sembunyi tangan
158 Penyesalan selalu datang belakangan
159 Bukan mimpi
160 Menyambungkan silahturahmi
161 Kapan mereka menikah?
162 Cendol dawet
163 Fitnah selalu menyakitkan
164 Aku bukan Paman mu!
165 Candi Sewu
166 Ibu
167 Permisi... mohon dibaca
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Bukan gadis nakal!
2
Di atas langit masih ada langit
3
Jangan mengingkari kodrat
4
Dua orang polisi
5
Trending topik perselingkuhan
6
Lintah darat
7
Tidak buruk juga di penjara
8
Keluarga broken home
9
Menuntut keadilan
10
Wiro sableng
11
Wah mereka lari!
12
Si muka tebal
13
Ayam chicken
14
Kamu mengusir ku?
15
Ayah, malaikat tanpa sayap
16
Apa salah putriku
17
Pergilah dari sini
18
Ini demi kebaikanmu
19
Jangan lupa berdoa
20
Mencari pengalaman
21
Inilah sebuah perjalanan
22
Siapa dia?
23
Salah paham
24
Menjatuhi hukuman
25
Memilih hukuman cambuk!
26
Hanyalah formalitas
27
Bukan takdir, hanya kebetulan!
28
Penampilan dan isi hati seseorang
29
Apakah cinta datang terlambat?
30
Pahlawan kesiangan
31
Hidup dan mati adalah kodrat
32
Kupu-kupu malam berkeliaran
33
Marak penyebar Hoax
34
Belenggu nestapa
35
Stress
36
Merinding disko
37
Rumah suram
38
Kesepian
39
Sandaran
40
Semangat pagi
41
Cemburu
42
Wedang ronde
43
Mendengar topik obrolan
44
Masih cinta
45
Lidah tak bertulang
46
Disc Jockey
47
Bintang terang
48
Lebih beruntung
49
Bukan hantu
50
Skenario Kevin
51
Duri di balik uang
52
Sungguh senang
53
Mengecek cctv
54
Kampung Rawa Dengklok
55
Salim
56
Perihal pakaian
57
List masuk surga
58
Salah paham
59
Tahun gajah
60
Seorang bertopeng
61
Rasa Rindu
62
Positif vs Negatif
63
Sang peneror
64
Teralihkan
65
Rencana
66
Sang mantan
67
Jangan egois
68
Pantaskah
69
Black Hero
70
Meminta hak
71
Sabar tak bertepi
72
Psikiater
73
Selamanya
74
Toxic
75
Tidak menyangka
76
Bukan cinta, tapi ambisi
77
Memperbaiki
78
Trauma
79
Momentum Nasional
80
Lollipop
81
Melalaikan nasehat
82
Kembange wong turu
83
Kepada hati itu
84
Jasmine greentea
85
Risalah hati
86
Syarat atau aturan?
87
Kau separuh ku
88
Lidah tak bertulang
89
Sombong
90
Gula Jawa
91
Peluit keamanan.
92
Tiada guna
93
Jadi satu-satunya
94
Gundah gulana
95
Berandalan
96
Ksatria hanya dalam legenda
97
Cinta sejati? Memangnya ada?
98
Menyepakati perjodohan
99
Untung dan Rugi
100
Masing-masing mempunyai rencana
101
Rumah sakit
102
Suatu peristiwa
103
Pebinor
104
Dasar perusuh
105
Mencintai karena Allah
106
Pacaran dulu vs pacaran sekarang
107
Kugadaikan cintaku
108
Pentingnya menjaga kesehatan
109
Falin in love
110
Menang banyak
111
Beri aku waktu
112
Terbongkar
113
Mulai ada benih-benih cinta
114
Wanita dan haknya
115
Mulai perduli
116
Jangan pisahkan
117
Sangkar emas
118
Musuh
119
Wanita misterius
120
Seperti si buruk rupa
121
Pembahasan Adam dan Hawa
122
Noda merah
123
Mawar biru
124
Kakak-adik
125
Pengakuan
126
Si junior
127
Maunya kamu
128
Meluruskan kekeliruan
129
Bertemu mantan
130
Lebih jelas
131
Berhasil
132
Menyikap tabir
133
Nggak rela melepaskan
134
Pria yang lucu
135
Wanita dan uang
136
Memupus harapan
137
Tempat apa ini
138
Kecewa dan Percaya
139
Maafkan aku
140
Kejujuran
141
Gatot
142
Jangan persulit hidup mu
143
Terpaksa Menikah Karena Jebakan
144
Kesempatan dalam kelapangan
145
Disidang
146
Menabung untuk masa depan
147
Tertunda lagi
148
Ada pertemuan pasti ada perpisahan
149
Melepaskan semua
150
Kedatangan dua pengacau
151
Sakinah mawadah warahmah
152
Jomblo kuadrat
153
Siapa pelakor?
154
Sirup merah
155
Jangan ganggu aku!
156
Singa marah
157
Lempar batu sembunyi tangan
158
Penyesalan selalu datang belakangan
159
Bukan mimpi
160
Menyambungkan silahturahmi
161
Kapan mereka menikah?
162
Cendol dawet
163
Fitnah selalu menyakitkan
164
Aku bukan Paman mu!
165
Candi Sewu
166
Ibu
167
Permisi... mohon dibaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!